dapat berkurang. Misalnya dari gangguan listrik dengan presentase 20 menjadi 5.
3. Menggalakan operasi penerbitan listrik-listrik liar. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi pemasangan listrik-listrik liar yang dilakukan masyarakat. Sehingga mengurangi kerugian rekening listrik-listrik liar tersebut yang tidak
dibayarkan oleh masyarakat. 4.
Pemerintah menetapkan kenaikan TKL Tarif Dasar Listrik sesuai Keputusan Presiden. Dengan naiknya tarif TDL tersebut maka otomatis naik
juga tarif Pajak Penerangan Jalan. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pemasukan Pajak Penerangan Jalan yang dibayar melalui rekening listrik.
5. Pemasangan kWH meter. Kwh meter sebagai kawat arus pembatas, dengan
tujuan meningkatkan pendapatan tetapi mengurangi besarnya tagihan PLN, sehingga tidak memberatkan masyarakat. Dengan kata lain sama-sama
menguntungkan kedua belah pihak.
D. Kontribusi Pajak Penerangan Jalan Bagi Pendapatan Daerah
Pajak daerah termasuk salah satunya Pajak Penerangan Jalan merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang paling penting guna membiayai
penyelengaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu
melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Untuk menetapkan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Universitas Sumatera Utara
Dan didukung oleh Ketentuan Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Pajak Penerangan Jalan :
1. Undang- undang No.18 Tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah
jo.undang-undang No.34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang- undang No.18 Tahun 1997.
2. Undang-undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
3. Undang-undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah 4.
Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 5.
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No.16 Tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan.
6. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002 tentang pemungutan
Pajak Penerangan Jalan. Ketentuan-ketentuan tersebut memuat hal-hal penting yang memberi
penjelasan tentang apa itu Pajak Penerangan Jalan dan PLN sebenarnya. Secara garis besar akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga
listrik dengan ketentuan bahwa diwilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan yang rekening nya oleh Pemerintah Daerah.
2. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan
umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.
Universitas Sumatera Utara
3. Penggunaan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun bukan PLN. 4.
Penggunaan Tenaga Listrik PLN yang selanjutnya disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari
PLN. Penggunaan Tenaga Listrik bukan PLN adalah tenaga listrik yang dihasilkan darioleh pembangkit tenaga listrik bukan PLN yang dimiliki dan
atau dikelola oleh orang pribadi atau badan. Perda Kota Medan No.12 Tahun 2003
5. Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Persero, yang disingkat PLN,
adalah PLN unit pelayanan termasuk anak perusahaan PLNyang menjual tenaga listrik kepada masyarakat.
6. Pelanggan adalah setiap orang Pribadi atau Badan Usaha yang menggunakan
tenaga listrik dari PLN. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002
Untuk mengetahui kontribusi yang diberikan atau yang dihasilkan oleh Pajak Penerangan Jalan ini, sebagai salah satu sumber pendapatan dan pembangunan
daerah. Berikut akan disajikan tabel target yang ditetapkan dan realisasi penerimaan yang dapat dicapai oleh Pajak Penerangan Jalan tersebut.
Table 3 : Target Dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan TAHUN
TARGET REALISASI Rp
PERSENTASE
Universitas Sumatera Utara
2005 93.507.256.640.-
93.651.795.451.- 100.15
2006 100.410.999.640.-
100.022.338.494.- 99.61
2007 105.431.500.000.-
95.798.609.772.- 90.86
2008 112.863.905.000.-
113.584.374.714.- 100.64
2009 120.866.805.000.-
120.358.454.981.- 99.55
Dari data table diatas menunjukan bahwa realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan tahun 2005 sebesar Rp. 144.538.811.- dapat juga dikatakan naik
sebesar 0.15. Untuk tahun 2006 realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan juga
mengalami peningkatan. Dimana di tahun 2006 kenaikan yang terjadi sebesar Rp. 388.661.146.- atau 9.61 dan untuk tahun 2007 mengalami penurunan sebesar Rp.
9.632.890.228.- atau 0.86. Untuk tahun 2008 realisasi penerimaan pajak penerangan jalan mengalami peningkatan sebesar Rp. 720.469.714.- atau 0.64, dan
untuk tahun 2009 realisasi penerimaan pajak penerangan jalan mengalami penurunan sebesar Rp. 508.350.019.- atau 9.55.
Terlihat dari table yang tersaji bahwa Pajak Penerangan Jalan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi Pajak Daerah untuk menjadi sumber
pendapatan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan