Sistem Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan di DISPENDA

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

A. Sistem Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan di DISPENDA

Sistem Pengelolaan dapat diartikan sebagai “proses, cara, perbuatan mengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; proses yang membant merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan sebagai perangkat unsur yang secara teratur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dsb.” Menutur Undang-udang Republik Indonesia No.34 Tahun 2000, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau wajib retribusi pajak atau retribusi kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya. Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan Universitas Sumatera Utara pajak sebagai pencerminan kewajiban dibidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri. Pemerintah daerah dalam hal ini merupakan aparatur perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang telah digariskan dan peraturan perundang-undangan perpajakan. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.10 Tahun 2002 tentang Pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang telah mengadakan perjanjian kerjasama yang dilakukan antara Pemerintah Kota Medan dengan PT. PLN PERSERO tentang pemungutan dan Penyetoran Pajak Penerangan Jalan dan Pembayaran Rekening Listrik oleh Pemerintah Kota Medan. Ketentuan umum dalam Pasal 1 yang berisi : Dalam perjanjian kerjasama ini dimaksud dengan : 1. Pemerintah kota adalah Pemerintah Kota Medan atau disebut PEMKO. 2. Kepala Pemerintah Kota, Walikota Medan. 3. PLN adalah PT. PLN PERSERO Cabang Medan. 4. Penerangan Jalan Umum PJU adalah Penerangan Jalan Umum yang energy listriknya bersumber dari PLN, yang terdiri dari Penerangan Umum Resmi dan Penerangan Jalan Umum Swadaya Masyarakat. 5. Pajak Penerangan Jalan PPJ adalah Pajak yang dipungut atas penggunaan tenaga listrik. Universitas Sumatera Utara 6. Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. 7. Penggunaan Tenaga Listrik adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN maupun bukan PLN. 8. Penggunaan tenaga listrik PLN disebut pelanggan PLN adalah setiap orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik dari PLN. 9. Rekening listrik Pemda adalah tagihan listrik PLN kepada Pemda yang harus dilunasi oleh Pemda kepada PLN. 10. Pelanggan PLN adalah pelanggan PLN di wilayah Kota Medan. 11. Rekapitulasi rekening listrik adalah rekapitulasi rekening listrik yang dicetak, rekapitulasi rekening listrik yang lunas dan rekapitulasi rekening listrik yang khusus dipergunakan untuk PJU. Ruang lingkup perjanjian Pasal 2 yang berisi : 1. Tujuan perjanjian kerjasama; 2. Hak dan kewajiban kedua belah pihak; 3. Mekanisme kompensasi rekening listrik PEMDA dan PPJ; 4. Biaya pemungutan; 5. Penertiban PJU-Swadaya; 6. Meterisasi PJU; Universitas Sumatera Utara Tujuan Perjanjian Kerjasama antara pihak Pemerintah Kota Medan dengan PT. PLN PERSERO dalam Pasal 3 yang berisi : 1. Untuk menjamin kelancaran penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan yang berasal dari PPJ. 2. Untuk menjamin kelancaran pelunasan rekening listrik Pemerintahan Kota Medan kepada PLN. 3. Untuk melakukan pengawasan dan penertiban PJU-Swadaya. 4. Untuk meningkatkan efisiensi pembayaran rekening listrik pemda melalui meterisasi PJU. Hak Pemerintah Kota Medan dalam Pasal 4 yang berisi : 1. Menerima PPJ yang dipungut oleh pihak PT. PLN PERSERO. 2. Mendapatkan rekapitulasi rekening listrik dan pihak PT. PLN PERSERO. 3. Mendapatkan rekapitulasi pelanggan listrik Kota Medan Wajib Pajak Penerangan Jalan per-triwulan. Kewajiban Pemerintah Kota Medan Pasal 5 yang berisi : 1. Mensosialisasikan pelanggan PLN mengenai pengertian Pajak Penerangan Jalan, dasar hukum kewenangan Pemko Medan mengenakan Pajak Penerangan Jalan, dasar hukum kewenangan pihak PT. PLN PERSERO memungut PPJ, besaran tarif PPJ, serta keberadaan kerjasama antara kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara 2. Membantu pihak PT. PLN PERSERO dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan penerimaan PPJ yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan Pemerintah Kota Medan. 3. Melunasi rekening listrik Pemko Medan, termasuk rekening PJU, PJU- Swadaya dan kewajiban lainnya kepada pihak PLN setiap bulan. 4. Pelunasan kewajiban harus sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini sudah harus dilakukan paling lambat tanggal 20 setiap bulan. Hak PT. PLN PERSERO dalam Pasal 6 yang berisi : 1. Menerima pembayaran rekening listrik Pemko Medan termasuk rekening listrik PPJ, PJU-Swadaya dan kewajiban lainnya dari Pemko Medan setiap bulan. 2. Menerima biaya pemungutan PPJ setiap bulan. 3. Dalam hal ini Pemko Medan tidak melakukan pelunasan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal 4. Pihak PLN berhak mendapatkan pelunasan melalui mekanisme dalam pasal 8 ayat 4. Kewajiban PT. PLN PERSERO dalam pasal 7 yang berisi : 1. Memungut PPJ dari pelanggan PLN secara bersamaan dengan pembayaran rekening listrik tanpa dipisahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara 2. Menyetor hasil pemungutan PPJ ke kas Pemerintahan Kota Medan paling lambat tanggal 20 setiap bulan setelah bulan pemungutan dengan memperhatikan ketentuan pasal 4 ayat 1 dan pasal 6 ayat 2. 3. Atas permintaan Pemko Medan, PLN wajib menyampaikan laporan setiap bulan berupa : I. Rekapitulasi rekening listrik yang dicetak perkode golongan rekening umum, TNIPOLRI, Vertikal, Pemda dan BUMN. II. Rekapitulasi rekening listrik yang dicetak per jenis tarif. III. Rekapitulasi realisasi penerimaan PPJ. Mekanisme Kompensasi Rekening Listrik Pihak Pemko Medan dan PPJ dalam pasal 8 yang berisi : 1. Pada dasarnya pelunasan rekening listrik Pemko Medan dilakukan setiap bulan sesuai dengan ketentuan ayat 3 dan ayat 4 pasal 5, sedangkan penyetoran PPJ dipungut oleh pihak PLN dilakukan sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat 2. 2. Pembayaran rekening listrik Pemko Medan dapat juga dilakukan dengan cara kompensasi dengan mekanisme PLN menyetor jumlah PPJ secara bruto yang merupakan hak Pemko Medan dan dalam waktu yang bersamaan Pemko Medan menerbitkan SPMU untuk melunasi rekening listrik Pemko Medan. Universitas Sumatera Utara 3. Dalam hal jumlah PPJ yang merupakan hak Pemko Medan tidak mencukupi untuk melunasi rekening listrik Pemko Medan, maka Pemko Medan melunasi sisa kewajibannya tersebut paling lambat tanggal 20 setiap bulan. 4. Dalam hal rekening listrik Pemko Medan belum melunasi, maka PLN memotong langsung jumlah tagihan rekening listrik Pemko Medan dengan PPJ pada bulan berikutnya termasuk biaya pemungutan PLN, dan untuk bulan berikutanya PLN menyetor jumlah PPJ secara netto kepada Pemko Medan. Biaya pemungutan dalam pasal 9 yang berisi : 1. Biaya pemungutan PPJ ditetapkan paling tinggi sebesar 5 dari realisasi penerimaan PPJ. 2. Rincian biaya pemungutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini adalah sebagai berikut : a. 2,7 sebagai pendapatan diluar operasi PLN; b. 0,3 untuk biaya pembinaan oleh tim Pembina Pemungutan PPJ Pusat di Departemen Dalam Negeri; c. 1 untuk aparat Pemda yang terkait dengan pelaksanaan pemungutan; d. 1 untuk pertugas PLN setempat yang terkait dengan pelaksanaan pemungutan. Universitas Sumatera Utara Penerbitan PJU-Swadaya dalam pasal 10 yang berisi : 1. Pemko Medan dan PLN sepakat bahwa PJU-Swadaya perlu diterbitkan karena sangat merugikan Negara. 2. Untuk menerbitkan PJU-Swadaya tersebut, Pemko dan PLN sepakat membentuk tim Penerbitan PJU-Swadaya paling lambat 30 hari setelah perjanjian ini di tandatangani, yang anggotanya teridiri dari unsur Pemko dan PLN. 3. Pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 pasal ini akan diatur secara tersendiri oleh kedua belah pihak. 4. Untuk menjamin kelancaran tugas tim, Pemko setuju bahwa biaya operasional yang digunakan untuk TIM penerbitan PJU-Swadaya dibebankan pada Pemko Medan. Meterisasi Pajak Penerangan Umum dalam Pasal 11 yang berisi : 1. Untuk meningkatkan efesiensi dan transparansi perhitungan pemakaian energy listrik kWH PJU, kedua belah pihak bekerja sama melakukan meterisasi PJU secara bertahap. 2. Meterisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal 11 dilakukan dengan memasang instalansi PJU dan alat pembatas dan penguat APP. 3. Untuk pelaksanaan meterisasi ini dibentuk tim meterisasi yang terdiri dari unsur kedua belah pihak paling lambat 30 hari setelah perjanjian ini ditandatangani. Universitas Sumatera Utara 4. Biaya yang dibutuhkan untuk meterisasi PJU, pengembangan PJU dan biaya meterisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, ini sepenuhnya dibebankan kepada Pemko Medan.

B. Faktor-faktor Penghambat Pajak Penerangan Jalan