Perbedaan Loyalitas Merek Terhadap Produk Telepon Selular Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
PERBEDAAN LOYALITAS MEREK
TERHADAP PRODUK TELEPON SELULAR
DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN
SKRIPSI
Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Guna Memenuhi Persyaratan
Sarjana Psikologi
Oleh :
MUTIA KHAIRANI 041301023
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
November 2008 Mutia Khairani : 041301023
Perbedaan Loyalitas Merek Terhadap Produk Telepon Selular Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
(53 halaman; 15 tabel; 3 lampiran) Bahan Bacaan: (1984-2008)
Telepon selular merupakan sebuah hasil rekayasa teknologi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, maupun psikologis. Fenomena ini membuat para produsen telepon selular seakan berlomba untuk mencari alternatif baru dalam hasil rekayasa teknologi ini untuk menjaring pasar. Konsumen sebagai pihak yang disuguhkan banyak pilihan biasanya akan menggunakan atribut pengganti sebagai indikator untuk membeli suatu produk. Atribut pengganti yang sering digunakan adalah harga, nama produk (merek), negara produksi serta garansi (Sjabadhyni, 2005). Karena itu, produsen harus berusaha mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan citra produknya di pasar sehingga tidak hanya menjaga loyalitas konsumen yang sudah ada, tetapi juga mendapatkan konsumen baru dengan tingkat loyalitas yang tinggi pula (Ismarrahmini, 2005). Loyalitas merek merupakan suatu bentuk sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu merek. Gounaris dan Stathakopoulus (2004) telah menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek adalah dorongan dari dalam diri konsumen itu sendiri (consumer drivers) melibatkan faktor-faktor demografis dan psikografis. Faktor psikografis menurut Sumarwan (2003) menyangkut pengukuran kuantitatif gaya hidup dan kepribadian konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan loyalitas merek ditinjau dari tipe kepribadian. Subjek dalam penelitian ini adalah 101 orang pegawai PTPN III Medan. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan ada dua, yaitu Skala Loyalitas Merek yang disusun oleh peneliti berdasarkan empat aspek loyalitas merek dan Skala Tipe Kepribadian yang disusun oleh peneliti berdasarkan karakteristik tiga tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Schiffman & Kanuk (2004). Koefisisen reliabilitas Skala Loyalitas Merek diperoleh sebesar rix=0.920 dan Skala Tipe Kepribadian dalam penelitian ini masing-masing sebesar rix=0.864, rix=0.825, rix=0.872.
Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan perhitungan one-way ANOVA. Dari hasil analisis one way ANOVA, diperoleh F hitung sebesar 38.024 dengan signifikasi sebesar 0.000 dan F tabel sebesar 3.15. Nilai Fhitung>Ftabel, maka dapat ditarik kesimpulan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada perbedaan loyalitas merek ditinjau dari tipe kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking.
(3)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Perbedaan Loyalitas Merek Terhadap Produk Telepon Selular Ditinjau Dari Tipe Kepribadian” adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi pancabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, November 2008
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat hidayah dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berangkai salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para syuhada yang rela berjuang demi membela syari’at yang disampaikannya.
Ucapan terima kasih yang tidak terkira penulis persembahkan khusus buat kedua orang tua dan semua keluarga, terutama Ibunda tercinta Hj. Suryati, S.Ag., yang senantiasa mendo’akan dan menyejukkan hati disaat penulis hampir putus asa menyelesaikan skripsi ini. Buat ayahanda tercinta (Alm) H. Amri Usman, kasih sayang, pengorbanan, dan nasehatnya akan tetap terpatri dan tidak akan lekang sepanjang hidup penulis. Buat abangnda tersayang Muhammad Ihsan, S.Si, terima kasih atas masukan, kritikan, serta nasehat dan dukungan moril maupun materiil selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Chairul Yoel, Sp.A(k)., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Ibu Rodiatul Hasanah Siregar, M.si., selaku dosen penasehat akademik, Bapak Ferry Novliadi, M.si., selaku Dosen Pembimbing, dan Ibu Etti Rahmawati, yang selalu ikhlas meluangkan waktu ditengah kesibukannya bagi penulis untuk berdiskusi dan memberi masukan yang positif selama proses perkuliahan dan penulisan skripsi ini hingga selesai.
(5)
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang telah tulus ikhlas memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Kepada saudari tercinta Zuraidah dan Atika (terima kasih buat nasehat, bantuan yang tidak dapat terbalas dan senda guraunya yang selalu mengundang tawa dan pengetahuan baru bagi penulis), Maeri, S.Psi., dan Dona, S.Psi., (terima kasih atas kebaikan dan bantuannya untuk mencarikan subjek untuk uji coba), Fairus, S.Pd., Cut, S.Pd., Zero, Fahmi, S.Si., Muhajir, S.T., (terima kasih buat perhatian dan do’anya, semoga pertemanan kita selalu diridhoi Allah ya...), semua teman-teman seperjuangan skripsi bidang PIO Kerry, Dinarti, Sonya I., Sonya P., Eira, Nina, Hadi, Bontor, Charles, kak Corry (terima kasih buat semangat dan bantuannya), Destya, S.Psi., Desti, S.Psi., Fefni, S.Psi., Putri, Suci, Septika (terima kasih buat perhatian dan waktunya untuk berbagi cerita dengan penulis), serta semua teman-teman angkatan’04 yang tidak tersebutkan namanya namun telah ikhlas memanjatkan do’a, memberi semangat, menyumbangkan nasehat, masukan serta kritikan yang sifatnya membangun selama proses penulisan skripsi ini.
Mengingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna, penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Medan, November 2008 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1
B. RUMUSAN MASALAH ... 8
C. TUJUAN PENELITIAN ... 8
D. MANFAAT PENELITIAN ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 9
E. SISTEMATIKA PENULISAN ... 9
BAB II: LANDASAN TEORI ... 11
A. LOYALITAS MEREK ... 11
1. Definisi Loyalitas Merek ... 11
2. Aspek-Aspek Loyalitas Merek ... 13
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Merek ... 15
B. TIPE KEPRIBADIAN ... 18
1. Definisi Kepribadian ... 18
2. Tipe Kepribadian ... 20 C. KAITAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN LOYALITAS
(7)
E. HIPOTESIS PENELITIAN ... 23
BAB III: METODE PENELITIAN ... 24
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ... 24
B. DEFINISI OPERASIONAL ... 24
1. Loyalitas Merek ... 24
2. Tipe Kepribadian ... 25
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ... 26
1. Populasi dan Sampel ... 26
2. Teknik Pengambilan Sampel ... 27
D. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN ... 28
1. Skala Loyalitas Merek ... 28
2. Skala Tipe Kepribadian ... 30
E. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN UJI DAYA BEDA ... 32
1. Validitas Alat Ukur ... 32
2. Reliabilitas Alat Ukur ... 32
3. Uji Daya Beda ... 33
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur ... 33
F. PROSEDUR PENELITIAN ... 39
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 39
(8)
G. METODE ANALISIS DATA ... 41
1. Uji Normalitas ... 41
2. Uji Homogenitas ... 41
BAB IV: ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA ... 42
A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 42
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 42
3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tipe Kepribadian ... 43
B. HASIL PENELITIAN ... 43
1. Uji asumsi penelitian ... 43
2. Hasil utama penelitian ... 46
BAB III: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ... 49
A. KESIMPULAN ... 49
B. DISKUSI ... 50
C. SARAN ... 52
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Loyalitas Merek Sebelum Uji Coba ... 29 Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Sebelum Uji Coba 31 Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Loyalitas Merek Setelah Uji Coba ... 34 Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Loyalitas Merek Setelah Uji Coba dalam
Penomoran Baru ... 36 Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Setelah Uji Coba ... 38 Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Setelah Uji Coba
dalam Penomoran Baru ... 39 Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42 Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 43 Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tipe Kepribadian . 43 Tabel 10. Normalitas Sebaran Variabel Loyalitas Merek ... 44 Tabel 11. Uji Homogenitas Variabel Loyalitas Merek ... 46 Tabel 12. Hasil Perhitungan One-Way ANOVA ... 47 Tabel 13. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik Variabel
Loyalitas Merek ... 48 Tabel 14. Kategorisasi Loyalitas Merek Menurut Metode Distribusi
Normal ... 48 Tabel 15. Gambaran Rata-Rata Loyalitas Merek Berdasarkan Tipe
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Uji Coba dan Hasil Uji Coba
1. Uji coba skala Loyalitas Merek dan Tipe Kepribadian 2. Tabulasi skor uji coba skala Loyalitas Merek dan Tipe
Kepribadian
3. Reliabilitas uji coba skala Loyalitas Merek dan Tipe Kepribadian LAMPIRAN B Penelitian dan Hasil Penelitian
1. Skala Loyalitas Merek dan Tipe Kepribadian
2. Tabulasi skor skala Loyalitas Merek dan Tipe Kepribadian 3. Reliabilitas skala Loyalitas Merek dan Tipe Kepribadian 4. Hasil pengolahan data
a. Uji normalitas sebaran
b. Hasil perhitungan one-way ANOVA LAMPIRAN C Surat-Surat Izin Penelitian
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Telepon selular dewasa ini menghadirkan sebuah aspek fenomenal dalam kehidupan manusia modern. Manusia seolah tidak terikat lagi dengan waktu dan tempat untuk berkomunikasi satu dengan yang lain dari belahan dunia yang berbeda. Kehadiran telepon selular telah mempermudah akses komunikasi manusia tanpa hambatan ruang dan waktu (Sjabadhyni, 2005).
Telepon selular merupakan sebuah hasil rekayasa teknologi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, maupun psikologis. Dengan demikian, kehidupan seolah menjadi lebih mudah, akses informasi menjadi gampang, dan nilai harga diri manusia penggunanya seolah menjadi lebih tinggi (Sjabadhyni, 2005).
Telepon selular telah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat karena fungsinya dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk estetika. Survei yang telah dilakukan di Amerika menemukan bahwa hampir 62% persen dari warga Amerika menggunakan telepon selular mereka sebagai penyimpan data sekaligus media browsing. Hasilnya didapat bahwa 51% responden yang disurvei mengakui bahwa telepon selular merupakan perangkat yang paling sulit untuk ditinggalkan. Para pemakai telepon selular ini mengaku bahwa telepon selular paling sering mereka gunakan untuk: mengirim dan menerima pesan (31%), memotret (15%), bermain game (8%), mengakses berita, berita olahraga dan cuaca (7%), mendengarkan
(12)
musik (7%), chatting (6%), merekam video (3%), melihat peta (3%) dan menonton video (3%). Dapat disimpulkan bahwa prioritas kepemilikan telepon selular tidak lagi menempatkan fungsinya sebagai pilihan utama, tetapi mulai bergeser pada desain, fitur, serta layanan purna jual bahkan citra harga diri, status, dan simbol pemakainya (Sjabadhyni, 2005).
Fenomena semacam ini membuat para produsen telepon selular seakan berlomba untuk mencari alternatif baru dalam hasil rekayasa teknologi ini untuk menjaring pasar. Hanya dalam hitungan bulan sudah ada pilihan baru (Setianto & Sjabadhyni, 2005). Pada tahun 2007 misalnya, belasan bahkan puluhan telepon selular berharga kurang dari Rp 1 juta membanjiri pasar. Bahkan telepon selular dengan harga sekitar Rp 400 ribu akan meramaikan bursa telepon selular murah (Republika on-line. Rabu, 26 April 2006). Telepon selular dengan harga terjangkau yang menawarkan fasilitas dan fitur telepon selular kelas atas juga turut serta meramaikan pasar telepon selular di Indonesia. Kecanggihan seperti layanan 3G serta produk TV ponsel diprediksi akan marak di Tahun 2008 ini (Media Indonesia on-line, Rabu, 30 Januari 2008).
Konsumen sebagai pihak yang disuguhkan banyak pilihan biasanya akan menggunakan atribut pengganti sebagai indikator untuk membeli suatu produk. Atribut pengganti yang sering digunakan adalah harga, nama produk (merek), negara produksi serta garansi. Merek telepon selular yang popular di Indonesia saat ini masih berkisar pada tiga produsen terbesar yang pertama memasuki pasar Indonesia yakni Nokia, Motorola dan Ericsson. Penyebabnya adalah karena harga yang lebih murah, penggunaannya yang mudah dan pilihan produk yang lebih
(13)
banyak dan bervariasi (Sjabadhyni, 2005). Jika dilihat lebih jauh lagi, sebenarnya usaha Nokia untuk menjadi merek nomor satu di banyak pasar dunia tidak terlepas dari sistem manajemen perusahaan yang memberikan kepribadian pada produknya. Dengan kata lain, Nokia berhasil mengaitkan unsur emosional manusia dan teknologi (Temporal & Lee, 2002).
Perilaku konsumen menjadi salah satu tren perhatian para pelaku bisnis dan menjadi strategi pemasaran yang perlu dikembangkan agar produsen memiliki ruang untuk tetap bertahan. Salah satu perilaku konsumen yang menarik untuk diteliti adalah perilaku membeli. Perilaku ini merupakan hasil dari suatu proses dari tahapan yang panjang yang ada dalam diri setiap konsumen. Para produsen perlu mengarahkan produknya sesuai dengan permintaan pasar sehingga secara perlahan akan menciptakan kondisi membeli yang berkelanjutan terhadap produknya. Perilaku konsumen terhadap produk yang dihasilkan memang perlu dan harus dipahami oleh pelaku bisnis karena produk yang diciptakan harus diterima oleh konsumen di pasar sehingga akan tercipta perilaku loyalitas konsumen terhadap produk dalam jangka panjang. Karena itu, produsen harus selalu berusaha mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan citra produknya di pasar sehingga tidak hanya menjaga loyalitas konsumen yang sudah ada, tetapi juga berusaha mendapatkan konsumen baru dengan tingkat loyalitas yang tinggi pula (Ismarrahmini & Brotoharsojo, 2005).
Setiadi (2003) telah mengelompokkan loyalitas konsumen ke dalam dua kelompok, yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk memahami loyalitas merek. Pertama,
(14)
pendekatan instrumental conditioning yang memandang bahwa pembelian yang konsisten sepanjang waktu adalah indikator loyalitas merek. Perilaku pengulangan pembelian diasumsikan merefleksikan penguatan atau stimulus yang kuat. Jadi, pengukuran bahwa seorang konsumen itu loyal atau tidak dilihat dari frekuensi dan konsistensi perilaku pembelian terhadap satu merek.
Pendekatan kedua adalah pendekatan yang didasarkan pada teori kognitif. Beberapa ahli teori kognitif percaya bahwa perilaku pengulangan pembelian tidak merefleksikan loyalitas merek yang sebenarnya. Menurut pendekatan ini, loyalitas merek merupakan komitmen terhadap merek yang tidak hanya direfleksikan oleh perilaku pembelian yang terus menerus. Konsumen mungkin sering membeli merek tertentu karena harganya murah dan ketika harganya naik, konsumen beralih ke merek lain. Pendekatan ini memandang bahwa loyalitas merek merupakan fungsi dari proses psikologis, khususnya pengambilan keputusan. Penelitian ini akan menggunakan pandangan teori kognitif mengenai loyalitas merek (Setiadi, 2003).
Loyalitas merek merupakan ukuran keterkaitan pelanggan pada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberi gambaran tentang mungkin tidaknya pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik yang menyangkut harga ataupun atribut lain. Pelanggan yang loyal akan melanjutkan pembelian merek meski dihadapkan pada banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal pada satu merek akan melakukan pembelian bukan karena keterikatan mereka pada mereknya tetapi lebih
(15)
didasarkan pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya (Durianto, 2001).
Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa definisi loyalitas merek yang umum dipakai oleh para pemasar adalah suatu bentuk sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu merek. Konsumen akan memiliki preferensi terhadap satu merek meski banyak tersedia merek alternatif. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek menyangkut seluruh perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta kecenderungan mereka untuk membeli produk dan merek tersebut. Pengukuran perilaku bergantung pada respon perilaku konsumen yang telah diberi sebuah stimulus yang bertujuan untuk mempromosikan produk dan merek alternatif. Oleh karena itu, pengukuran dalam penelitian ini akan melibatkan ketiga komponen sikap serta komponen perilaku.
Penelitian Gounaris dan Stathakopoulus (2004) telah menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek adalah dorongan dari dalam diri konsumen itu sendiri (consumer drivers). Pengaruh dorongan dari dalam diri konsumen ini melibatkan karakter-karakter individu yang berkaitan dengan keputusan pembelian terhadap merek tertentu. Karakter individu ini terdiri dari faktor-faktor demografis dan psikografis.
Faktor psikografis menurut Sumarwan (2003) adalah suatu instrumen yang memberikan pengukuran kuantitatif untuk menggambarkan kondisi psikologis konsumen yang menyangkut pengukuran kuantitatif gaya hidup dan kepribadian konsumen. Analisis psikografis juga sering diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan, dan
(16)
aktivitas mereka lainnya. Penelitian ini membatasi cakupan faktor psikografis yang mempengaruhi loyalitas merek berdasarkan kepribadian konsumen.
Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa faktor kepribadian merupakan salah satu faktor yang menarik perhatian para pemasar dalam memahami perilaku konsumen. Sebab pengetahuan ini akan membuat pemasar memahami lebih baik para konsumen produk mereka dan memudahkan mereka dalam menentukan target dan segmentasi pasar yang memberi respon positif terhadap produk dan layanan mereka. Beberapa tipe kepribadian yang dapat memberi masukan mengenai hal ini diantaranya adalah tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking).
Konsumen yang tergolong dalam tipe kepribadian inovatif adalah mereka yang pertama sekali mencoba produk dan layanan terbaru. Mereka akan menempuh segala resiko guna mencapai keinginan mereka. Konsumen yang bertipe kepribadian dogmatis merupakan konsumen yang merasa tidak nyaman dengan produk atau merek yang tidak dikenal. Konsumen dogmatis juga akan sulit menerima segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinannya. Selanjutnya, konsumen yang tergolong berkepribadian suka mencari variasi baru dapat dikatakan sebagai konsumen yang tertarik untuk membeli merek-merek yang menawarkan fasilitas dan aplikasi yang beragam. Mereka akan mudah sekali merasa bosan terhadap merek yang telah dipakai (Schiffman & Kanuk, 2004). Faktor demografis yang menurut Gounaris dan Stathakopoulus (2004) mempengaruhi terbentuknya loyalitas merek adalah usia dan jumlah penghasilan.
(17)
Dari penelitiannya mereka menyimpulkan bahwa hubungan usia dengan loyalitas merek adalah positif. Semakin bertambah usia seseorang maka loyalitasnya terhadap suatu merek semakin meningkat. Wright dan Spark (dalam Wood, 2004) menyatakan bahwa loyalitas merek yang tinggi terdapat pada individu yang berusia 35-44 tahun. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian Murder (2000) yang mengungkapkan bahwa individu berusia 18-34 tahun memiliki loyalitas merek yang rendah. Selanjutnya, Farley (dalam Harton, 1984) mengungkap bahwa jumlah pendapatan individu berhubungan dengan loyalitas merek. Individu yang pendapatannya tinggi akan lebih sedikit mencari informasi mengenai harga-harga dari merek lain, sehingga individu akan lebih setia terhadap merek yang digunakan.
Dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek dipengaruhi oleh dorongan dari dalam diri konsumen dan dorongan dari luar diri konsumen. Penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana perbedaan derajat loyalitas merek jika ditinjau dari tipe kepribadian sebagai salah satu bentuk dorongan dari dalam diri konsumen mengingat masalah ponsel bukan masalah yang gampang, karena sering terjadi perang harga, perang fitur dan teknologi (Tanujaya, 2007). Penulis berasumsi bahwa tipe kepribadian konsumen yang inovatif akan memiliki derajat loyalitas merek sedang, tipe kepribadian konsumen dogmatis akan memiliki loyalitas merek tinggi, dan tipe kepribadian konsumen suka mencari variasi baru memiliki loyalitas merek rendah.
(18)
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan loyalitas merek diantara ketiga tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi baru ( variety-novelty seeking)?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan loyalitas merek diantara tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking).
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi industri dan organisasi, seperti:
a. Diharapkan dapat memberi gambaran mengenai perbedaan tingkat loyalitas merek pada konsumen yang berkepribadian inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking).
b. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian diharapkan dapat menambah teknik pengukuran konsep loyalitas merek dan tipe kepribadian konsumen.
(19)
2. Manfaat Praktis
Mengingat telepon selular telah berperan penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, maka diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi para produsen maupun para konsumen diantaranya adalah:
a. Memberi informasi kepada produsen mengenai perbedaan loyalitas merek jika ditinjau dari tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi (variety-novelty seeking). b. Sebagai informasi bagi konsumen bahwa ada faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri mereka yang berpengaruh cukup kuat dalam menentukan loyal tidaknya mereka pada suatu merek.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu :
Bab I: Pendahuluan. Bab ini terdiri atas lima sub bab meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II: Landasan teori. Bab ini terdiri atas empat sub bab yang meliputi pembahasan tentang loyalitas merek, tipe kepribadian, kaitan antara tipe kepribadian dengan loyalitas merek, dan hipotesis penelitian.
Bab III: Metode penelitian. Bab ini terdiri atas enam sub bab meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisis data.
(20)
Bab IV: Analisis data dan interpretasi. Pada bab ini dipaparkan mengenai gambaran umum dan karakteristik dari subjek penelitian serta bagaimana analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik. Kemudian pada bab ini juga dibahas mengenai interpretasi data yang ada serta data tambahan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for Windows.
Bab V: Kesimpulan, Diskusi dan Saran. Bab ini membahas mengenai kesimpulan peneliti mengenai hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil penelitian dilengkapi dengan saran-saran bagi pihak lain berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
(21)
ABSTRAK
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
November 2008 Mutia Khairani : 041301023
Perbedaan Loyalitas Merek Terhadap Produk Telepon Selular Ditinjau Dari Tipe Kepribadian
(53 halaman; 15 tabel; 3 lampiran) Bahan Bacaan: (1984-2008)
Telepon selular merupakan sebuah hasil rekayasa teknologi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, maupun psikologis. Fenomena ini membuat para produsen telepon selular seakan berlomba untuk mencari alternatif baru dalam hasil rekayasa teknologi ini untuk menjaring pasar. Konsumen sebagai pihak yang disuguhkan banyak pilihan biasanya akan menggunakan atribut pengganti sebagai indikator untuk membeli suatu produk. Atribut pengganti yang sering digunakan adalah harga, nama produk (merek), negara produksi serta garansi (Sjabadhyni, 2005). Karena itu, produsen harus berusaha mempertahankan, memperbaiki, dan meningkatkan citra produknya di pasar sehingga tidak hanya menjaga loyalitas konsumen yang sudah ada, tetapi juga mendapatkan konsumen baru dengan tingkat loyalitas yang tinggi pula (Ismarrahmini, 2005). Loyalitas merek merupakan suatu bentuk sikap dan perilaku konsumen terhadap suatu merek. Gounaris dan Stathakopoulus (2004) telah menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek adalah dorongan dari dalam diri konsumen itu sendiri (consumer drivers) melibatkan faktor-faktor demografis dan psikografis. Faktor psikografis menurut Sumarwan (2003) menyangkut pengukuran kuantitatif gaya hidup dan kepribadian konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan loyalitas merek ditinjau dari tipe kepribadian. Subjek dalam penelitian ini adalah 101 orang pegawai PTPN III Medan. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan ada dua, yaitu Skala Loyalitas Merek yang disusun oleh peneliti berdasarkan empat aspek loyalitas merek dan Skala Tipe Kepribadian yang disusun oleh peneliti berdasarkan karakteristik tiga tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Schiffman & Kanuk (2004). Koefisisen reliabilitas Skala Loyalitas Merek diperoleh sebesar rix=0.920 dan Skala Tipe Kepribadian dalam penelitian ini masing-masing sebesar rix=0.864, rix=0.825, rix=0.872.
Data yang telah diperoleh diolah dengan menggunakan perhitungan one-way ANOVA. Dari hasil analisis one way ANOVA, diperoleh F hitung sebesar 38.024 dengan signifikasi sebesar 0.000 dan F tabel sebesar 3.15. Nilai Fhitung>Ftabel, maka dapat ditarik kesimpulan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada perbedaan loyalitas merek ditinjau dari tipe kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking.
(22)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek
Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. Ada banyak definisi loyalitas merek ditinjau dari berbagai macam sudut pandang. Definisi yang umum dipakai adalah penjelasan bahwa loyalitas merek merupakan suatu preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Loudon & Della Bitta (1993) menyatakan bahwa loyalitas merek (brand loyalty) adalah pola membeli berulang karena ada komitmen terhadap suatu merek tertentu. Mereka juga mendefinisikan loyalitas merek sebagai sesuatu yang tidak bisa diduga, menghasilkan respon perilaku pembelian, dapat diekspresikan sepanjang waktu dengan proses pengambilan keputusan untuk membeli produk yang berkenaan dengan satu atau lebih pilihan merek diluar merek-merek yang pernah dipakai dan merupakan suatu fungsi proses psikologis dalam diri konsumen itu sendiri.
Loyalitas merek juga merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik yang menyangkut harga ataupun atribut
(23)
lain. Pelanggan yang loyal pada umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut meski dihadapkan pada banyak alternatif merek pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Sebaliknya, pelanggan yang tidak loyal pada suatu merek, pada saat mereka melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan karena keterikatan mereka pada mereknya tetapi lebih didasarkan pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya serta berbagai atribut lain yang ditawarkan oleh merek lain (Durianto, 2001).
Pengukuran loyalitas merek terdiri atas pengukuran sikap dan pengukuran perilaku konsumen terhadap suatu merek. Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu merek menyangkut seluruh perasaan konsumen mengenai produk dan merek serta kecenderungan mereka untuk membeli produk dan merek tersebut. Pengukuran perilaku bergantung pada respon perilaku konsumen terhadap sebuah stimulus yang bertujuan untuk mempromosikan produk dan merek tertentu. Oleh karena itu, pengukuran ini akan melibatkan ketiga komponen sikap yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif; serta ditambah dengan komponen aksi (Schiffman dan Kanuk, 2004).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, pengertian loyalitas merek dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Schiffman dan Kanuk (2004) dimana loyalitas merek merupakan bentuk preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu sehingga pengukuran loyalitas merek akan mencakup
(24)
pengukuran sikap (melibatkan aspek kognitif, afektif, dan konatif konsumen terhadap merek) dan pengukuran perilaku.
2. Aspek-Aspek Loyalitas Merek
Schiffman dan Kanuk (2004) menerangkan bahwa komponen-komponen loyalitas merek terdiri atas empat macam, yaitu:
a. Kognitif (cognitive) merupakan representasi dari apa yang dipercayai oleh konsumen. Komponen kognitif ini berisikan persepsi, kepercayaan dan stereotype seorang konsumen mengenai suatu merek. Loyalitas berarti bahwa konsumen akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut harga, segi keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya. Konsumen yang loyal dari segi kognitif akan mudah dipengaruhi oleh strategi persaingan dari merek-merek lain yang disampaikan lewat media komunikasi khususnya iklan maupun pengalaman orang lain yang dikenalnya serta pengalaman pribadinya. b. Afektif (affective), yaitu komponen yang didasarkan pada perasaan dan
komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki kedekatan emosi terhadap merek tersebut. Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari perasaan (affect) dan sikap konsumen terhadap sebuah merek seperti rasa suka, senang, gemar dan kepuasan pada merek tersebut. Konsumen yang loyal secara afektif dapat bertambah suka dengan merek-merek pesaing apabila merek-merek pesaing tersebut mampu menyampaikan pesan melalui asosiasi dan bayangan konsumen yang dapat mengarahkan mereka kepada rasa tidak puas terhadap merek yang sebelumnya.
(25)
c. Konatif (conative), merupakan batas antara dimensi loyalitas sikap dan loyalitas perilaku yang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku konsumen untuk menggunakan merek yang sama di kesempatan yang akan datang. Selain itu, komponen ini juga berkenaan dengan kecenderungan konsumen untuk membeli merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka untuk tetap mengkonsumsi merek yang sama. Bahaya-bahaya yang mungkin muncul adalah jika para pemasar merek pesaing berusaha membujuk konsumen melalui pesan yang menantang keyakinan mereka akan merek yang telah mereka gunakan sebelumnya. Umumnya pesan yang dimaksud dapat berupa pembagian kupon berhadiah maupun promosi yang ditujukan untuk membuat konsumen langsung membeli.
d. Tindakan (action), berupa tingkah laku membeli ulang sebuah merek oleh seorang konsumen dalam kategori produk tertentu dan merekomendasikan atau mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Konsumen yang loyal secara tindakan akan mudah beralih kepada merek lain jika merek yang selama ini ia konsumsi tidak tersedia di pasaran. Loyal secara tindakan mengarah kepada tingkah laku membeli ulang sebuah merek oleh seorang konsumen dalam kategori produk tertentu dan merekomendasikan atau mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
Dari penjelasan mengenai aspek-aspek loyalitas merek diatas, peneliti mengambil keempat aspek loyalitas merek yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) sebagai komponen dasar yang dipakai dalam instrumen penelitian.
(26)
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Merek
Gounaris dan Stathakopoulus (2004) menyatakan bahwa loyalitas merek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Consumer drivers merupakan dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri yang terdiri dari :
1) Aspek demografis yang menyangkut faktor usia dan penghasilan. Hubungan antara usia dengan loyalitas merek adalah positif. Semakin bertambah usia seseorang, maka loyalitasnya terhadap merek semakin meningkat. Wright dan Spark (dalam Wood, 2004) menyatakan bahwa loyalitas merek yang tinggi terdapat pada individu yang berusia 35-44 tahun. Hal tersebut juga didukung dengan penelitian Murder (2000) yang mengungkapkan bahwa individu berusia 18-34 tahun memiliki loyalitas merek yang rendah. Selanjutnya, Farley (dalam Harton, 1984) mengungkap bahwa jumlah pendapatan individu berhubungan dengan loyalitas merek. Individu yang pendapatannya tinggi akan lebih sedikit mencari informasi mengenai harga-harga dari merek lain, sehingga individu tersebut lebih setia terhadap merek yang digunakannya. 2) Aspek psikografis yang menyangkut pengetahuan, pengalaman dan
kepribadian konsumen. Faktor psikografis yang mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek adalah tipe kepribadian individu yang tidak menyukai resiko (risk aversion) dan tipe kepribadian individu yang suka mencari variasi, termasuk merek (variety seeking). Individu yang bertipe kepribadian tidak menyukai resiko akan mempertahankan merek yang telah dipakai meski banyak tawaran untuk berpindah merek. Mereka sangat
(27)
mencemaskan ketidaknyamanan yang mungkin akan mereka terima jika berpindah merek sehingga loyalitasnya pada suatu merek akan cenderung tinggi. Konsumen yang bertipe kepribadian suka mencari variasi akan berperilaku berkebalikan dari tipe kepribadian sebelumnya. Mereka tidak peduli dengan resiko yang akan mereka hadapi jika harus berpindah merek. Mereka akan selalu memanfaatkan kesempatan untuk mencoba merek-merek baru sehingga loyalitasnya pada suatu merek akan rendah.
b. Brand drivers, merupakan atribut-atribut pada merek yang juga berperan sebagai komponen karakteristik produk yang memiliki keterikatan emosional dengan konsumen. Karakteristik produk yang dimaksud adalah:
1) Reputasi merek (brand reputation), yaitu tanda ekstrinsik yang dihubungkan dengan produk. Reputasi merek memberi indikasi kuat terhadap kualitas produk sehingga akan menciptakan loyalitas terhadap merek. Reputasi yang kuat terhadap merek merupakan faktor yang signifikan dalam membangun loyalitas merek karena reputasi merek memperkuat persepsi terhadap ekuitas merek. Selain itu, reputasi merek akan memperkuat kebiasaan konsumen untuk menggunakan merek tertentu dan membuat merek tersebut disukai konsumen. Hasilnya, reputasi merek akan menciptakan loyalitas merek yang tinggi pada konsumen yang juga akan meningkatkan pangsa pasar (market share).
2) Ketersediaan merek pengganti (availability of substitute brand). Ketika beberapa produk dipersepsi secara sama oleh konsumen, perbedaan diantara merek tersebut sukar untuk diketahui. Akibatnya, individu tidak memiliki
(28)
alasan untuk loyal terhadap merek tertentu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jika beberapa merek memiliki persepsi yang sama, maka akan memunculkan loyalitas yang rendah. Hal tersebut muncul karena pada saat melakukan pembelian, konsumen tidak menetapkan merek yang akan dibelinya melainkan menentukan beberapa alternatif merek yang dianggap sama oleh konsumen.
c. Social drivers, yaitu lingkungan sosial di sekitar konsumen yang dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu merek, diantaranya adalah: 1) Pengaruh kelompok sosial (social group influences). Kelompok sosial
berpengaruh secara langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Suatu kelompok akan menjadi referensi utama seseorang dalam membeli suatu produk. Ketika individu mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok tersebut, besar tidaknya pengaruh dari kelompok referensi tergantung pada mudah tidaknya individu untuk dipengaruhi, kedekatan dengan kelompok, dan tingkat kejelasan produk. Pengaruh kelompok referensi yang kuat dengan mudah dapat mengubah perilaku anggotanya atau calon anggotanya. Dalam keluarga, orang tua yang konsisten dalam memilih merek tertentu akan menyebabkan munculnya positif terhadap merek pada diri anak. Hal ini menyebabkan anak juga ikut memilih merek tersebut dan menjadi loyal.
2) Rekomendasi teman sebaya (peers recommendation). Selain kelompok referensi, anjuran teman juga dapat mempengaruhi loyalitas merek. Pengaruh normatif teman sebaya dan identifikasi terhadap kelompok teman sebaya merupakan petunjuk bagi individu untuk mencari produk, merek, dan toko.
(29)
B. TIPE KEPRIBADIAN 1. Definisi Kepribadian
Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa kepribadian didefinisikan sebagai suatu karakteristik psikologis yang berasal dari dalam diri seseorang yang akan menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang bertindak terhadap lingkungannya. Kepribadian akan mempengaruhi cara seorang konsumen merespon usaha-usaha pemasar dan menentukan kapan, dimana dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk ataupun layanan yang dipromosikan. Kepribadian juga merupakan suatu karakteristik internal yang dapat membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, identifikasi terhadap salah satu aspek khusus kepribadian yang berhubungan dengan perilaku konsumen terbukti berguna dalam mengembangkan strategi segmentasi pasar sebuah perusahaan. Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa terdapat tiga pernyataan yang sangat penting dalam menjelaskan kepribadian, yaitu:
a. Kepribadian itu merefleksikan perbedaan individu.
Maksudnya adalah kepribadian merupakan sebuah konsep yang sangat berguna, karena kepribadian dapat membuat kita mampu untuk mengelompokkan konsumen ke dalam kelompok yang berbeda-beda sesuai dengan tipe kepribadian yang dimilikinya. Setiap orang berbeda menurut tipe kepribadiannya, sehingga memungkinkan pemasar untuk mengembangkan strategi promosi produk mereka kepada segmen pasar tertentu.
(30)
b. Kepribadian adalah sesuatu yang konsisten dan abadi.
Kepribadian individu akan cenderung konsisten dan abadi. Kepribadian akan sangat berperan penting ketika pemasar berusaha untuk menjelaskan dan memprediksikan perilaku konsumen berdasarkan ciri kepribadiannya. Meskipun pemasar tidak mampu mengubahnya agar sesuai dengan produk yang mereka tawarkan, sebenarnya jika mereka tahu karakter kepribadian yang mana yang mempengaruhi respon spesifik konsumennya terhadap produk mereka, mereka akan dapat mempertimbangkan tipe kepribadian yang relevan terhadap target pasar mereka.
c. Kepribadian dapat berubah.
Dalam beberapa keadaan, kepribadian seseorang itu dapat berubah. Sebagai contoh, seseorang yang mengalami kejadian yang paling berarti dalam hidupnya (seperti kelahiran anak, kematian orang yang dicintai, perceraian, atau bahkan promosi jabatan dalam pekerjaannya) dapat berubah kepribadiannya. Perubahan yang terjadi tidak hanya sebagai respon terhadap keadaan yang mengganggu dirinya, tetapi juga merupakan bagian dari proses kematangan perkembangannya. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa kepribadian individu baik laki-laki maupun perempuan akan relatif stabil setelah usia 50 tahun.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan sebuah konstruk karakteristik psikologis seseorang yang menggambarkan bagaimana seseorang bertindak terhadap lingkungannya. Kepribadian menegaskan bahwa seseorang berbeda dari yang lainnya dan salah
(31)
satu aspek yang dapat digunakan untuk menentukan kepribadian seseorang yang mempengaruhi perilaku mereka sebagai konsumen adalah tipe-tipe kepribadian.
2 Tipe Kepribadian
Beberapa pakar teori kepribadian telah mencoba mengukur salah satu aspek dari kepribadian yang secara khusus dapat digunakan untuk meneliti perilaku konsumen, diantaranya adalah kepercayaan diri konsumen (self-confidence) serta tipe-tipe kepribadian konsumen. Diantara tipe kepribadian konsumen yang menurut Schiffman dan Kanuk (2004) biasa digunakan untuk meneliti perilaku konsumen adalah tipe kepribadian konsumen yang inovatif, konsumen yang dogmatis serta konsumen yang suka mencari variasi.
a. Tipe kepribadian inovatif (innovativeness), merupakan konsumen yang selalu berusaha mencari produk yang dapat memenuhi semua kebutuhannya dan selalu mengharapkan adanya peningkatan tampilan maupun fungsi produk tersebut. Mereka akan cenderung melihat bahwa diri mereka dapat mengontrol masa depannya. Dalam hal telepon selular, konsumen yang inovatif akan memiliki loyalitas yang tinggi pada merek telepon selular yang dapat mereka gunakan selain sebagai alat komunikasi yang efektif, untuk mencari informasi serta menikmati perubahan, begitu juga sebaliknya.
b. Tipe kepribadian dogmatis (dogmatism), adalah tipikal konsumen yang memberi respon negatif terhadap produk yang atribut-atributnya asing bagi mereka. Dogmatism adalah tipe kepribadian yang dapat diukur melalui derajat kekakuan vs keterbukaan. Dimana individu akan menunjukkan sikap tidak terbiasa dengan produk yang tidak sesuai dengan pandangan dan keyakinan
(32)
mereka. Seorang konsumen yang dogmatis tinggi (close-minded) akan bertahan untuk menggunakan merek produk yang telah dipakai dan lebih mempertimbangkan ketidaknyamanan yang mungkin akan dialaminya jika harus berganti merek begitu juga sebaliknya.
c. Tipe kepribadian suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking), merupakan tipikal konsumen yang sangat terbuka dengan perubahan. Konsumen yang tergolong berkepribadian suka mencari variasi baru dapat dikatakan sebagai konsumen yang tertarik untuk membeli merek-merek yang menawarkan fasilitas dan aplikasi yang beragam. Mereka akan mudah sekali merasa bosan terhadap produk yang telah mereka pakai. Akibatnya konsumen bertipe kepribadian suka mencari variasi baru akan memiliki derajat loyalitas yang rendah pada satu merek.
C. KAITAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN LOYALITAS MEREK
Berdasarkan definisi loyalitas merek yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) bahwa loyalitas merek merupakan suatu preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu. Oleh karenanya, loyalitas merek mengandung komponen perilaku dan sikap. Namun loyalitas merek berhubungan lebih kuat dengan variabel pemasaran (dalam hal ini sikap) daripada data perilaku. Konsumen akan dikatakan sebagai konsumen yang loyal bukan karena tindakan membeli karena tidak adanya alternatif merek lain. Pilihan dan
(33)
penentuan merek sangat bergantung pada informasi yang diterima konsumen dan bagaimana konsumen menyaring informasi tersebut menurut kebutuhan, nilai dan kepribadiannya. Kemudian Gounaris dan Stathakopoulus (2004) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa loyalitas merek dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada faktor yang berasal dari dalam diri konsumen (dalam hal ini menyangkut aspek demografis dan psikografis) dan ada pula faktor yang berasal dari lingkungannya (meliputi atribut merek dan pengaruh sosial). Aspek psikografis merupakan gambaran kondisi psikologis konsumen yang menyangkut pengukuran kuantitatif gaya hidup dan kepribadian konsumen (Sumarwan, 2003). Tipe kepribadian merupakan salah satu aspek khusus kepribadian yang berhubungan dengan perilaku konsumen (Schiffman dan Kanuk, 2004).
Schiffman dan Kanuk (2004) menyebutkan bahwa tipe kepribadian yang sering digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen adalah tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), serta suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking). Tipe kepribadian yang dikemukakan Gounaris memiliki beberapa persamaan dengan tipe kepribadian Schiffman. Tipe kepribadian konsumen yang tidak menyukai resiko (risk aversion) memiliki karakter yang sama dengan konsumen yang bertipe kepribadian dogmatis dimana mereka akan merasa canggung terhadap produk atau merek yang tidak mereka kenal. Konsumen yang berkepribadian suka mencari variasi baru (variety-novelty seeking) dapat dikatakan adalah konsumen yang tertarik untuk membeli merek-merek yang menawarkan fasilitas dan aplikasi yang beragam hal ini sama dengan tipe kepribadian suka mencari variasi, termasuk
(34)
merek (variety seeking) yang dikemukakan oleh Gounaris. Konsumen yang tergolong dalam tipe kepribadian inovatif adalah mereka yang pertama sekali mencoba produk dan layanan terbaru. Dengan demikian, peneliti berasumsi bahwa individu yang berkepribadian dogmatis yang merasa canggung akan produk atau merek yang tidak mereka kenal akan cenderung lebih loyal terhadap merek, individu yang berkepribadian suka mencari variasi cenderung akan mencoba merek-merek baru sehingga loyalitasnya pada suatu merek akan rendah. Sedangkan pada tipe kepribadian inovatif, individu cenderung akan memilih produk yang memiliki perubahan yang lebih baik lagi baik berupa fungsi maupun fiturnya. Mereka mungkin akan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap suatu merek yang menurut mereka mampu menyuguhkan hal-hal yang selalu menunjukkan adanya kemajuan dalam hal kecanggihan fungsi dan teknologi produknya dan begitu juga sebaliknya
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis yang ingin dibuktikan kebenarannya melalui penelitian ini adalah “ada perbedaan derajat loyalitas merek diantara tipe kepribadian konsumen yang inovatif (innovativeness), dogmatis (dogmatism), dan suka mencari variasi (variety-novelty seeking)”.
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang melibatkan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Yang menjadi variabel bebas maupun variabel tergantung adalah :
Variabel tergantung : Loyalitas merek Variabel bebas : Tipe kepribadian
B. DEFINISI OPERASIONAL 1. Loyalitas Merek
Loyalitas merek adalah sikap konsumen yang menyenangi satu merek yang menimbulkan kesetiaan dan komitmen pada diri konsumen dan memiliki keinginan yang kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Keinginan yang kuat tersebut direpresentasikan dengan membeli ulang merek yang sama. Individu yang loyal pada sebuah merek dalam hal ini akan diungkap melalui skala loyalitas merek berdasarkan aspek-aspek loyalitas merek yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004). Aspek-aspek yang dimaksud adalah:
a. Aspek kognitif, merupakan representasi dari perasaan menyenangi/menyukai merek, persepsi, kepercayaan, dan stereotip seseorang mengenai suatu merek.
(36)
b. Aspek afektif, representasi dari rasa akrab dengan merek, senang, suka puas serta bangga menjadi pengguna merek.
c. Aspek konatif, direpresentasikan melalui kecenderungan konsumen membeli merek yang sama secara konsisten.
d. aspek tindakan, direpresentasikan dengan cara menggunakan dan membeli ulang merek secara konsisten dan mempromosikannya kepada orang lain. Skor total perolehan subjek merupakan petunjuk tinggi rendahnya loyalitas merek subjek. Semakin tinggi skor yang dicapai, maka semakin tinggi loyalitas subjek terhadap merek.
2. Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipe-tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) yang terdiri atas:
a) Tipe kepribadian konsumen yang inovatif, merupakan konsumen yang selalu berusaha mencari produk yang dapat memenuhi semua kebutuhannya dan selalu mengharapkan adanya peningkatan tampilan maupun fungsi produk. Konsumen tidak akan mempertimbangkan resiko apabila mereka harus berpindah kepada merek yang memiliki kelebihan seperti yang mereka harapkan.
b) Tipe kepribadian konsumen yang dogmatis, merupakan konsumen yang sulit menerima produk yang atribut-atributnya asing bagi mereka. Dogmatism adalah tipe kepribadian yang dapat diukur melalui derajat kekakuan vs keterbukaan. Konsumen dengan tipe kepribadian dogmatis akan cepat
(37)
menolak sesuatu yang berbeda dari keyakinan mereka sehingga loyalitas mereka terhadap suatu merek akan cenderung tinggi.
c) Tipe kepribadian konsumen yang suka mencari variasi baru merupakan konsumen yang tertarik untuk membeli merek-merek yang menawarkan fasilitas dan aplikasi yang beragam. Mereka akan mudah sekali merasa bosan terhadap merek yang telah mereka pakai. Akibatnya, konsumen bertipe kepribadian suka mencari variasi baru akan memiliki derajat loyalitas yang rendah pada satu merek.
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel
Penelitian ini nantinya akan dikenakan kepada sekelompok individu dewasa yang telah bekerja dan memiliki telepon selular. Lebih spesifik, penelitian ini diadakan di PT. Perkebunan Nusantara III Kota Medan. Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik populasi penelitian ini, yaitu:
a. Individu dewasa berusia 35 sampai 54 tahun.
Peneliti mengambil batasan usia dari 35-54 tahun karena pertimbangan bahwa baik loyalitas merek maupun tipe kepribadian dipengaruhi oleh faktor usia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wright dan Spark (dalam Wood, 2004) yang menyatakan bahwa loyalitas merek yang tinggi terdapat pada individu yang berusia 35-44 tahun. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Murder (2000) yang mengungkapkan bahwa individu berusia 18-34 tahun memiliki loyalitas merek yang rendah. Ditambah juga dengan pendapat
(38)
Schiffman dan Kanuk (2004) yang menyebutkan bahwa kepribadian individu baik laki-laki maupun perempuan akan relatif stabil setelah usia 50 tahun. b. Berasal dari tingkat sosioekonomi menengah ke atas dengan penghasilan
rata-rata 3.000.000perbulan.
Hal ini sesuai dengan kesimpulan Farley (dalam Harton, 1984) yang mengungkap bahwa jumlah pendapatan individu berhubungan dengan loyalitas merek. Individu yang pendapatannya tinggi akan lebih lebih setia terhadap merek yang digunakannya. Besarnya nominal yang peneliti tentukan berdasarkan pertimbangan besarnya gaji pokok PNS golongan IV Kota Medan sebesar Rp 3.000.000 sehingga penghasilan 3.000.000 menunjukkan bahwa jumlah pendapatan subjek tergolong tinggi sehingga asumsinya semua subjek yang tidak loyal terhadap merek bukan karena faktor penghasilan yang rendah tetapi karena dorongan dalam dirinya sendiri.
c. Berasal dari tingkat pendidikan minimal SMA.
Dengan asumsi, subjek yang berasal dari tingkat pendidikan minimal SMA lebih mampu untuk memahami maksud setiap pernyataan yang disajikan dalam masing-masing instrumen penelitian.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Karena populasi berasal dari sebuah perusahaan yang terdiri atas beberapa bagian bidang pekerjaan, maka peneliti mengambil secara acak bagian-bagian bidang pekerjaan yang memenuhi karakteristik populasi yang telah
(39)
ditentukan, selanjutnya peneliti mengikutsertakan semua pegawai yang ada pada bagian-bagian tersebut sebagai sampel penelitian (Hadi, 2000).
D. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN 1. Skala Loyalitas Merek
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat loyalitas merek didasarkan pada empat aspek loyalitas merek yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) yang terdiri dari aspek kognitif, afektif, konatif, serta aspek perilaku. Model skala yang digunakan adalah penskalaan model likert yang dimodifikasi yang terdiri atas 48 aitem sebelum uji coba dengan menggunakan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Bentuk pernyataan dari setiap butir terdiri dari aitem yang favourable dan aitem yang unfavourable. Aitem yang favourable adalah aitem yang bersifat mendukung pernyataan, sedangkan aitem unfavourable bersifat kebalikannya. Penilaian yang diberikan kepada masing-masing jawaban responden pada tiap-tiap aitem dalam skala ditentukan oleh sifat aitemnya.
Penilaian aitem yang favourable diberikan untuk tiap jawaban SS adalah 5, untuk jawaban S adalah 4, untuk jawaban N adalah 3, untuk jawaban TS adalah 2, dan 1 untuk jawaban STS. Sedangkan untuk aitem yang unfavourable, subjek yang menjawab SS dinilai 1, S dinilai 2, N dinilai 3, TS dinilai 4, dan nilai 5 untuk jawaban STS.
(40)
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Loyalitas Merek Sebelum Uji Coba No Aspek-Aspek Loyalitas Merek Indikator Perilaku Aitem Total Favourable Unfavourable
1. Kognitif a.Memiliki
persepsi positif terhadap merek b.Percaya pada merek 10,12,21,24 ,34,41 1,4,14,32,36,4 5 12
2. Afektif a.Manyukai
merek b.Puas akan merek 2,18,26,37, 40,46 9,11,28,33,35, 42 12
3. Konatif a.Akan
Menggunakan produk dan merek yang sama b.Akan membeli produk baru dengan merek yang sama 3,13,22,25, 38,47 6,8,16,29,31,4 3 12
4. Tindakan a.Membeli
produk baru dengan merek
5,15,20,23, 39,48
7,17,19,27,30,
(41)
yang sama b.Merekomendasi kan merek kepada orang lain
Total 24 24 48
Dari hasil distribusi perolehan skor subjek dapat diperoleh rata-rata dan deviasi standarnya masing-masing. Kemudian skor mentah akan dikategorikan berdasarkan model distribusi normal, dimana:
x< (1,0) Loyalitas merek rendah )
0 , 1
( ≤ x< )(1,0 Loyalitas merek sedang )
0 , 1
( ≤ x Loyalitas merek tinggi 2. Skala Tipe Kepribadian
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tipe kepribadian didasarkan pada teori kepribadian konsumen yang dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk (2004) yang terdiri dari tiga tipe kepribadian, yaitu tipe kepribadian konsumen yang inovatif, konsumen yang dogmatis serta konsumen yang suka mencari variasi baru. Model skala yang digunakan adalah penskalaan subjek yang terdiri dari 30 pernyataan berbentuk pilihan berganda yang dibentuk berdasarkan sumber variasi antara ketiga tipe kepribadian yang dijelaskan oleh Schiffman dan Kanuk (2004). Masing-masing pernyataan akan menyediakan tiga pilihan jawaban yang merupakan indikator perilaku dari masing-masing tipe kepribadian. Pilihan pertama (a) adalah indikator perilaku tipe kepribadian konsumen dogmatis; yang kedua (b) adalah indikator perilaku tipe kepribadian konsumen inovatif; dan
(42)
pilihan ketiga (c) merupakan indikator perilaku kepribadian konsumen yang suka mencari variasi baru.
Dari hasil distribusi perolehan skor subjek dapat diperoleh rata-rata dan deviasi standarnya masing-masing. Kemudian skor mentah akan dikategorikan menurut nilai konversi z, dimana:
za ≥ 0,75 dan zb dan zc < 0 Tipe Kepribadian dogmatism zb ≥ 0,75 dan za dan zc < 0 Tipe Kepribadian innovativeness
zc ≥ 0,75 dan za dan zb < 0 Tipe Kepribadian variety-novelty seeking
Lainnya Tidak terklasifikasikan
Penggunaan nilai konversi z ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok diagnosis yang tidak memiliki makna ”lebih” dan ”kurang” atau ”tinggi” dan ”rendah” (Azwar, 1999).
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Sebelum Uji Coba
No
Tema Sumber Variasi Antar Tipe Kepribadian
Aitem
Total Favourable Unfavourable
1. Penyesuaian terhadap perubahan
4,7,10,12,21 1,5,14,19,27 10
2. Pengaruh masukan dari lingkungan
11,18,23,28,30 2,9,15,17,26 10
3. Keberanian mengambil resiko
3,16,20,22,24 6,8,13,25,29 10
(43)
E. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN UJI DAYA BEDA AITEM
Validitas alat ukur berarti sejauh mana tes itu mengukur apa yang ingin diukur, artinya derajat fungsi mengukurnya suatu tes atau derajat kecermatan suatu tes (Azwar, 2000). Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya (Azwar, 2001).
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem-aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur (Hadi, 2000). Untuk melihat alat ukur berdasarkan arah isi yang hendak diukur akan dilakukan melalui professional judgement. Dalam hal ini, peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing maupun dosen bidang psikometri. Bimbingan yang dimaksud meliputi apakah alat ukur sudah bisa diujicobakan kemudian digunakan dalam penelitian dan apakah aitem-aitem yang ada dalam alat ukur itu relevan dengan tujuan pengukuran.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas alat ukur penelitian ini dilakukan melalui pendekatan konsistensi internal yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisien tinggi (Azwar, 2001). Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach untuk skala loyalitas merek dan skala tipe kepribadian. Dari sejumlah aitem yang memiliki daya beda aitem tinggi dilakukan
(44)
komputasi untuk memperoleh koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Umumnya, reliabilitas dianggap telah memuaskan bila koefisiennya mencapai 0,90 (Azwar, 1999). Hasil uji coba ini akan dihitung dengan menggunakan program SPSS version 15.0 for Windows.
3. Daya Diskriminasi Aitem
Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan rix 0,30. Apabila aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi lebih besar daripada 0,30 ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diiginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2001).
Uji daya beda aitem untuk skala loyalitas merek dan skala tipe kepribadian dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antar skor aitem dengan skor total skala. Teknik analisis korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment Pearson (Hadi, 2000). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS version 15,0 for Windows.
4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Uji coba terhadap kedua instrumen penelitian dilaksanakan pada 8 September 2008 sampai dengan 15 September 2008. Uji coba dilakukan pada pegawai beberapa BUMN yang ada di Kota Medan yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian sebanyak 60 orang.
(45)
a. Skala loyalitas merek
Skala loyalitas merek sebelum uji coba terdiri dari 48 (empat puluh delapan) aitem. Dari subjek, peneliti melakukan penyaringan aitem dengan indeks diskriminasi rix ≥ 0.30 (Azwar, 2000). Aitem yang indeks diskriminasi rix ≥ 0.30 yang dinyatakan valid dengan hasil uji alpha reliabilitas 0.920 yaitu berjumlah 27 aitem. Dengan demikian, diperoleh 21 (dua puluh satu) aitem yang gugur, yaitu aitem nomor: 1, 2, 3, 4, 7, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 37, 41, 43, 44.
Tabel 3. Distribusi Aitem-Aitem Skala Loyalitas Merek Setelah Uji Coba
No
Aspek-Aspek Loyalitas Merek
Indikator Perilaku
Aitem
Total Favourable Unfavourable
1. Kognitif a.Memiliki
persepsi positif terhadap merek b.Percaya pada merek
10,12,21,24 ,34,41
1,4,14,32,36,4 5
12
2. Afektif a.Manyukai
merek b.Puas akan merek
2,18,26,37, 40,46
9,11,28,33,35, 42
(46)
3. Konatif a.Akan Menggunakan produk dan merek yang sama b.Akan membeli produk baru dengan merek yang sama
3,13,22,25, 38,47
6,8,16,29,31,4 3
12
4. Tindakan a.Membeli
produk baru dengan merek yang sama b.Merekomendasi kan merek kepada orang lain
5,15,20,23, 39,48
7,17,19,27,30, 44
12
Total 24 24 48
Keterangan: nomor yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur (yang tidak diikutkan dalam pengolahan data)
Sebanyak 27 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3 memiliki daya beda yang bergerak dari 0.317 sampai 0.819 nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.920. Aitem-aitem yang sudah terpilih tersebut disusun kembali letaknya, sebagaimana tertera pada tabel 4.
(47)
Tabel 4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Loyalitas Merek Setelah Uji Coba dalam Penomoran Baru
No
Aspek-Aspek Loyalitas Merek
Indikator Perilaku
Aitem
Total Favourable Unfavourable
1. Kognitif a.Memiliki
persepsi positif terhadap merek b.Percaya pada merek
6,7,13,17 8,19,24
7
2. Afektif a.Manyukai
merek b.Puas akan merek
22,25 4,5,14,18,27
7
3. Konatif a.Akan
Menggunakan produk dan merek yang sama b.Akan membeli produk baru dengan merek yang sama
11,20,26 2,3,15
(48)
4. Tindakan a.Membeli produk baru dengan merek yang sama b.Merekomendasi kan merek kepada orang lain
1,9,12, 21,23
10,16,
7
Total 14 13 27
b. Skala Tipe Kepribadian
Skala tipe kepribadian sebelum uji coba terdiri dari 30 (tiga puluh) aitem. Dari subjek, peneliti melakukan penyaringan aitem dengan indeks diskriminasi rix ≥ 0.25 (Azwar, 2000). Aitem yang indeks diskriminasi rix ≥ 0.25 yang dinyatakan valid yaitu berjumlah 12 aitem. Hasil uji alpha reliabilitas masing-masing tipe kepribadian adalah sebesar 0.864, 0.825, dan 0,872. Dengan demikian, diperoleh 18 (delapan belas) aitem yang gugur, yaitu aitem nomor: 2, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 25, 26, 27.
(49)
Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Setelah Uji Coba
No
Tema Sumber Variasi Antar Tipe Kepribadian
Aitem
Total Favourable Unfavourable
1. Penyesuaian terhadap perubahan
4,7,10,12,21 1,5,14,19,27 10
2. Pengaruh masukan dari lingkungan
11,18,23,28,30 2,9,15,17,26 10
3. Keberanian mengambil resiko
3,16,20,22,24 6,8,13,25,29 10
Total 15 15 30
Keterangan: nomor yang dicetak tebal merupakan aitem yang gugur (yang tidak diikutkan dalam pengolahan data)
Sebanyak 12 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.25 memiliki daya beda yang bergerak dari 0.25 sampai 0.867 dan nilai koefisien reliabilitas alpha masing-masing sebesar 0.864, 0.825, dan 0,872. Aitem-aitem yang sudah terpilih tersebut disusun kembali letaknya, sebagaimana tertera pada tabel 6.
(50)
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Tipe Kepribadian Setelah Uji Coba dalam Penomoran Baru
No
Tema Sumber Variasi Antar Tipe Kepribadian
Aitem
Total Favourable Unfavourable
1. Penyesuaian terhadap perubahan
2,4 1,7 4
2. Pengaruh masukan dari lingkungan
9,12 6 3
3. Keberanian mengambil resiko
8,10 3,5,11 5
Total 6 6 12
F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian a. Orientasi Kancah
Peneliti melakukan survei awal ke lokasi penelitian yaitu PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebelum melakukan penelitian. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi yang mendukung penelitian sehingga dapat memudahkan jalannya penelitian.
b. Perizinan
Untuk melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan persiapan dalam hal perizinan untuk melakukan penelitian. Proses perizinan dimulai dari Fakultas
(51)
Psikologi Universitas Sumatera Utara, dalam hal ini pihak Fakultas Psikologi atas nama koordinator pendidikan Fakultas Psikologi, mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pihak Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Surat permohonan ini diberikan langsung oleh peneliti kepada pegawai Bagian Umum PT. Perkebunan Nusantara III Medan.
c. Persiapan Alat Ukur Penelitian
Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti sudah terlebih dahulu menyiapkan alat ukur yang akan digunakan. Alat ukur yang digunakan berupa dua skala, yaitu skala loyalitas merek dan skala tipe kepribadian. Persiapan ini dilakukan sejak tanggal 2 Agustus 2008 sampai dengan 15 Agustus 2008.
d. Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Guna memperoleh alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian. Peneliti menyebar skala sebanyak 60 skala mulai tanggal 8 September 2008 sampai dengan 15 September 2008 untuk diujicobakan pada pegawai beberapa BUMN yang memiliki karakteristik populasi penelitian ini.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian untuk memperoleh data yang sesungguhnya dilakukan setelah diperoleh alat ukur yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan data dilakukan pada pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Kota Medan. Skala penelitian disebarkan pada tanggal 17 Oktober 2008 sampai dengan tanggal 24 Oktober 2008.
(52)
G. METODE ANALISIS DATA
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik parametrik. Alasan yang mendasari digunakannya analisis statistik parametrik adalah karena data yang ingin diukur berskala interval serta karena statistik dapat menunjukkan kesimpulan (generalisasi penelitian). Pertimbangan lain adalah statistik dapat bekerja dengan angka, statistik bersifat objektif dan statistik bersifat universal (Hadi, 2000). Untuk memenuhi hal tersebut, peneliti terlebih dahulu harus melakukan uji asumsi penelitian, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan terdistribusi normal jika diperoleh p>0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi dan sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas dilakukan dengan metode Levene test melalui analisis varians (ANOVA). Data dikatakan homogen jika perolehan nilai F hitung<nilai Ftabel dan nilai Levene test pada kolom sig. harus menunjukkan nilai >0,05.
Jika kedua uji asumsi di atas telah dipenuhi, data kemudian dianalisis kembali untuk menguji hipotesis penelitian melalui uji ANOVA menggunakan paket SPSS version 15.0 for Windows. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% dengan pengetesan satu ujung/one-tailed (Hadi, 2000).
(53)
BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
A. GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Kota Medan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 101 orang yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian yaitu termasuk dalam kategori: berusia 34-54 tahun, berpendidikan minimal SMA, dan memiliki penghasilan di atas tiga juta rupiah setiap bulannya. Dari 101 orang subjek penelitian yang terpilih diperoleh gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, dan bagian kerja.
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelaminnya, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek seperti yang tertera pada tabel 7.
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)
Laki-laki 47 orang 47 %
Perempuan 54 orang 53 %
Total 101 orang 100 %
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 8.
(54)
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (N) Persentase (%)
35-44 tahun 49 orang 48.5 %
45-54 tahun 52 orang 51.5 %
Total 101 orang 100 %
3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Tipe Kepribadian
Berdasarkan jenis tipe kepribadiannya, maka dapat digambarkan penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 9.
Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Tipe Kepribadian
Jenis Tipe Kepribadian Jumlah (N) Persentase (%)
Dogmatism 22 orang 21.8 %
Innovativeness 28 orang 27.7 %
Variety-Novelty Seeking 16 orang 15.8 %
Tidak terklasfikasikan 35 orang 34.7 %
Total 101 orang 100 %
B. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Penelitian
Sebelum analisis data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran dan uji homogenitas untuk melihat apakah data tersebar secara normal dan populasi homogen atau tidak.
(55)
Pengujian asumsi dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 15.0 for windows.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian variabel terdistribusi dengan normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnorv. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0.05 maka sebaran data tersebut normal. Hal ini dapat dilihat dari tabel 10.
Tabel 10. Normalitas Sebaran Variabel Loyalitas Merek
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
22 107,41 13,651 ,228 ,099 -,228 1,070 ,202 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Dogmatism
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
28 89,32 11,860 ,161 ,160 -,161 ,850 ,465 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Innovative ness
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(56)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
16 74,56 7,348 ,203 ,093 -,203 ,810 ,528 N
Mean
Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
V. Noveltyse
eking
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Z untuk loyalitas merek pada tipe kepribadian dogmatism adalah sebesar 1.070 dengan p = 0.202 (p> 0.05); nilai Z untuk loyalitas merek pada tipe kepribadian innovativeness adalah sebesar 0.850 dengan p = 0.465 (p> 0.05); nilai Z untuk loyalitas merek pada tipe kepribadian variety-novelty seeking adalah sebesar 0.810 dengan p = 0.528 (p> 0.05); berarti distribusi hasil loyalitas merek pada ketiga tipe kepribadian tersebut adalah normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi sampel penelitian adalah homogen. Pengukuran homogenitas dilakukan dengan ANOVA melalui Levene Statistic. Berikut ini adalah hasil uji Levene Statistic untuk mengetahui homogenitas dalam kelompok sampel penelitian. Kaidah yang digunakan adalah jika nilai signifikansi p>0.05 maka kelompok sampel homogen, sedangkan jika p<0.05 maka sampel tidak homogen. Hasil perhitungannya dapat terlihat pada tabel 11.
(57)
Tabel 11. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Loyalitas
3,832 2 63 ,027 Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil ANOVA menunjukkan angka pada Levene Statistic adalah 3.832 dengan signifikansi p = 0.027 (p < 0.05). Berdasarkan nilai ini, maka varians kelompok sampel bersifat tidak homogen. Tidak homogennya varians sampel bisa saja terjadi karena eror saat pengambilan sampel maupun eror dalam penelitian yang menjadi salah satu keterbatasan peneliti.
2. Hasil Utama Penelitian a. Hasil Perhitungan
Hipotesis penelitian ini tetap diuji dengan menggunakan one way ANOVA. Hipotesa nol (Ho): tidak ada perbedaan loyalitas merek terhadap produk telepon selular ditinjau dari tipe kepribadian pegawai yang dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking. Hipotesa penelitian (Ha): ada perbedaan loyalitas merek terhadap produk telepon selular ditinjau dari tipe kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking. Kriteria pengujian: Ho diterima bilaFhitung Ftabel, Ho ditolak bila Fhitung Ftabel. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel 12.
(58)
Tabel 12. Hasil perhitungan One-Way ANOVA Descriptives
Loyalitas
22 107,41 13,651 2,910 101,36 113,46 78 125
28 89,32 11,860 2,241 84,72 93,92 70 109
16 74,56 7,348 1,837 70,65 78,48 61 86
66 91,77 17,010 2,094 87,59 95,95 61 125
Dogmatism Innovativeness Variety-novelty seekin Total
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
ANOVA
Loyalitas
10286,228 2 5143,114 38,024 ,000 8521,363 63 135,260
18807,591 65 Between Groups
Within Groups Total
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Dari hasil analisis one way ANOVA, diperoleh F hitung sebesar 38.024 dengan signifikasi sebesar 0.000 dan F tabel sebesar 3.15. Nilai F hitung > F tabel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan yang nyata derajat loyalitas merek terhadap produk telepon selular ditinjau dari tipe kepribadian pegawai yang dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking.
b. Kategorisasi skor loyalitas merek
Kategorisasi skor loyalitas merek subjek penelitian dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean empirik dan mean teoritik (Azwar, 2000). Skala loyalitas merek terdiri dari 27 aitem dengan 5 pilihan jawaban yang nilainya bergerak dari 1 sampai 5. perbandingan mean empirik dan mean teoritik dapat dilihat dari tabel 13.
(59)
Tabel 13. Perbandingan mean empirik dan mean teoritik loyalitas merek
Variabel Empirik Teoritik
Loyalitas merek
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
61 125 91.77 17.01 27 135 81 18
Selanjutnya, subjek akan digolongkan dalam 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan metode distribusi normal seperti pada tabel 14.
Tabel 14. Kategorisasi loyalitas merek menurut metode distribusi normal
Rentang Nilai Kategori Loyalitas
Merek
x< 63 Rendah
63 ≤x< 99 Sedang
99 ≤x Tinggi
Tabel 15. Gambaran rata-rata loyalitas merek berdasarkan tipe kepribadian
Tipe Kepribadian Rata-Rata
Loyalitas Merek
Kategori Loyalitas Merek
Dogmatism 107.41 Tinggi
Innovativeness 89.32 Sedang
Variety-novelty seeking
74.56 Sedang
Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa subjek yang bertipe kepribadian dogmatism memiliki rata-rata loyalitas merek 107.41 (tinggi), innovativeness memiliki
(60)
rata-rata loyalitas merek 89.32 (sedang) dan variety-novelty seeking memiliki rata-rata loyalitas merek 74.56 (sedang).
(61)
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SA
RAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan loyalitas merek terhadap produk telepon selular yang signifikan antara tipe kepribadian dogmatism, innovativeness, dan variety-novelty seeking pada pegawai PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung (38.024) > F tabel (3.15) yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak sementara hipotesis penelitian ini (Ha) diterima.
2. Subjek yang tergolong bertipe kepribadian dogmatism memiliki loyalitas merek yang tinggi terhadap produk telepon selular. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata loyalitas merek (107.41) ≥ 99. Subjek yang tergolong bertipe kepribadian innovativeness memiliki loyalitas merek yang sedang terhadap produk telepon selular. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata loyalitas merek 63 ≤ (89.32)< 99. Subjek yang tergolong bertipe kepribadian variety-novelty seeking memiliki loyalitas merek yang sedang terhadap produk telepon selular. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata loyalitas merek 63≤(74.56)<99.
(1)
93 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
94 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
95 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
96 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
97 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
98 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
99 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
101 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
2. Tipe kepribadian
innovativeness
Subjek Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
8 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
9 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
10 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
13 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
15 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
16 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
17 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
18 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
20 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
21 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
22 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1
23 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
24 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
27 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
28 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
29 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
30 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
31 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
32 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(2)
36 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
37 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
38 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
39 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
40 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
41 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
42 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
43 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
44 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
45 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
46 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
47 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
48 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
49 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
50 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
51 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
52 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
53 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1
54 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1
55 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
56 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
57 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1
58 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
59 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
60 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
61 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
62 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
63 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
64 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
65 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
66 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
67 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
68 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
69 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
71 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
72 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
73 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
74 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
75 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
76 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
77 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
78 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
79 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1
80 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
81 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
82 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
(3)
84 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
85 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
86 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
87 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
88 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1
89 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
90 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
91 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
92 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
93 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
94 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0
95 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1
96 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
97 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
98 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
99 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
101 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
3. Tipe kepribadian
variety-novelty seeking
Subjek Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 18 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 19 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 22 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 23 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
(4)
27 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 29 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 36 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 37 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 39 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 43 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 46 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 47 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 53 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 54 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 55 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 56 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 57 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 58 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 63 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 66 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 69 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 74 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(5)
75 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 77 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 78 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 79 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 80 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 81 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 82 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 83 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 84 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 85 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 86 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 87 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 88 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 89 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 90 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 92 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 93 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 94 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 95 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 96 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 97 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 98 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 101 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(6)