Khamir dan Kondisi Pertumbuhannya Penggunaan Khamir Dalam Industri

HMP. Berbeda dengan sistem HDP maka sistem HMP tidak menghasilkan senyawa pertengahan perantara intermediate berupa heksosa difosfat fruktosa 1,6-difosfat. Desroiser, 1988 menyatakan bahwa bahwa untuk mikroba yang digunakan dalam fermentasi yang terpenting adalah kemampuan menghasilkan enzim dalam jumlah yang besar, dan yeast merupakan salah satu sel tunggal yang mempunyai kapasitas pertumbuhan, reproduksi, assimilasi, dan memperbaiki isi dalam sel, yang mana bagi bentuk kehidupan tingkat tinggi sudah didistribusikan ke jaringan-jaringan. Dapat diantisipasi bahwa sel tunggal seperti yeast merupakan wujud kehidupan yang lengkap yang memiliki produktivitas enzim dan kapasitas fermentasi yang tinggi.

2.6. Khamir dan Kondisi Pertumbuhannya

Khamir adalah fungi mikroskopik, namun seperti tipe fungsi lain, khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Biasanya sel-sel ini berbentuk bundar atau lonjong namun mungkin berbentuk lain. Sel khamir berbeda dengan bakteri dalam hal bahwa khamir adalah sel euikariota, biasanya lebih besar dari rata-rata bakteri dan berkembang biak dengan cara mekanisme yang berbeda. Jadi khamir adalah sel yang lebih sederhana dari pada jamur, tetapi struktur selnya tampak lebih kompleks daripada struktur bakteri. Semua devisi fungsi mengandung khamir Volk dan Wheeler, 1988. Walaupun berbagai spesies khamir berbeda-beda dalam sifat fisiologi yang umumnya. Kebanyakan khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan persediaan air cukup. Tetapi karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut gula atau garam lebih tinggi dari pada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir membutuhkan air untuk pertumbuhan lebih kecil dibandingkan kebanyakan bakteri. Universitas Sumatera Utara Kisaran suhu untuk pertumbuhan kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu dengan suhu optimum 25 – 30°C dengan suhu maksimum 35 – 47°C. Beberapa khamir dapat tumbuh dengan suhu 0°C atau kurang. Kebanyakan khamir lebih menyukai tumbuh pada keadaan asam, yaitu pH 4 – 4,5 dan tidak dapat tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali telah teradaptasi. Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi yang bersifat fermentatif dapat tumbuh secra anaerobik meskipun lambat.

2.7. Penggunaan Khamir Dalam Industri

Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol dari sumber karbohidrat, misalnya pati dan molasse. Prinsip fermentasi ini digunakan dalam produksi alkohol, anggur, brem dan minuman keras. Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan dalam industri lainnya seperti dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pembuatan makanan-makanan tradisional seperti tape dan brem Fardiaz, 1992. Penggunaan khamir dalam industri pangan dapat dilihat pada tabel 2.3. a. Khamir Saccaharomyces Cerevisae ragi roti Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, oncom, roti, anggur, bir, brem dan lain-lain. Ragi khamir untuk membuat roti terutama terdiri dari Saccaharomyces cerevisae. Saccaharomyces cerevisae mempunyai waktu generasi 2 jam. Perkembangbiakan khamir ini ada yang seperti bakteri dari satu sel menjadi dua sel, begitu selanjutnya, tetapi ada pula yang membentuk kuncup dimana tiap kuncup baru Universitas Sumatera Utara akan membesar seperti induknya, kemudian tumbuh kuncup baru dan begitu seterusnya hingga akhirnya membentuk semacam mata rantai. Nilai pH maksimum dan minimum untuk pertumbuhan mikroorganisme ragi adalah 1,5 – 2,0 dan 11,0. Suriawiria, 1986. Sel khamir dari ragi roti mempunyai sifat-sifat fisiologi tahan disimpan lama dan tumbuh sangat cepat. Dalam adonan roti, ragi roti akan menghasilkan gas yang mengasamkan adonan atau mengembangkan adonan untuk menghasilkan roti dengan tekstur yang lepas. Bahan perantara yang dipakai dalam industri khamir adalah molasse tetes dari gula bit ditambah vitamin, biotin atau tetes dari gula tebu, diencerkan sampai mengandung kira-kira 10 gula. Garam-garam amonium dan phospor ditambahkan, juga magnesium sulfat untuk menyuplai zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan khamir, pH harus diatur 4,5 dan media diinokulasi dengan benih khamir yang diperoleh dari kultur murni. Volume inokulum sekitar 5 dari jumlah akhir volume keseluruhan Buckle dkk, 1987. Tabel 2.3. Penggunaan khamir dalam industri Produk Khamir Peranan Tape, Brem ragi Amilotik : Endomycopsis Non Amilotik : Accharomyces Hansenula Endomycopsis Candida Sakarifikasi Proses Alkohol Pembentukan Aroma Pembentukan Aroma Pembentukan Bau pesifik Bir Cassharomyces cerevisiae atau S. carlsbergensis Produksi alkohol dan CO 2 Anggur S. cerevisiae var. Allipsoideus Produksi alkohol Whiskey S. cerevisiae Produksi alkohol Roti dari molasse Tebu S. cerevisiae Candida utilis Candida Tropicalis Rhodotorula gracilis R. pilimanae Produksi CO Pemecahan gula dan 2 Produksi massa sel Universitas Sumatera Utara R. rubba Dari hidrokarbon n-parafin S. lipocytia Pemecahan hidrokarbon dan produksi massa sel Dari whey kayu Kluyveromces Fragilis Pemecahan laktosa dan produksi massa sel Dari pati ubi, kayu, kentang, dsb Endomycopsis fibuliger + C. Uilitis Pemecahan pati dan produksi massa sel Sumber : Fardiaz, 1992 b. Khamir Candida Tropicalis Sel candida tumbuh membentuk pseudomiselium atau hifa yang mengandung banyak sel-sel tunas atau disebut blastopora dan mungkin khlamidospora. Candida tropicalis bersifat fermentatif lemah negatif, dimana Candida tropicalis ini dapat memfermentasi glukosa, galaktosa, sukrosa dan maltosa. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Konsep Penelitian