Penerapan Aturan Gugatan Perdata Terhadap Pengambilan Aset Negara

Perdata, serta keputusan Mahkamah Agung MA Nomor 53KSIP1967 dan 429KSIP1971. Inilah dasar dari majelis menetapkan supaya kedudukan tergugat digantikan oleh ahli warisnya.

D. Penerapan Aturan Gugatan Perdata Terhadap Pengambilan Aset Negara

Gugatan perdata pengambilan aset negara dalam penerapannya didasarkan pada kenyataan adanya kerugian keuangan negara. Selanjutnya dengan gugatan perdata tersebut diharapkan kerugian negara dapat dikembalikan di samping pelaku tindak pidana korupsi dikenakan sanksi pidana sebagaimana ketentuan Pasal 4 UUPTPK. UUPTPK secara khusus mengatur upaya pengembalian keuangan negara melalui jalur perdata meliputi: a Gugatan perdata untuk memulihkan kerugian keuangan negara yang nyata seperti diatur di dalam Pasal 32, 33, 34 UUPTPK; dan menyatakan agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menutup perkara perdata yang menjerat kliennya. Kaligis menyatakan hal itu kepada majelis hakim yang menangani perkara tersebut, Selasa, terkait meninggalnya mantan Presiden Soeharto. Dia berpendapat, perkara perdata tidak selalu bisa dialihkan kepada ahli waris, karena tidak ada kewajiban bagi ahli waris untuk melanjutkan gugatan. Bahkan, OC Kaligis menegaskan, ahli waris bisa menolak suatu gugatan. Kami memohon perkara ini ditutup saja, katanya. Senada dengan Kaligis, kuasa hukum Soeharto, M. Assegaf menjelaskan ahli waris dapat menolak untuk menanggung kewajiban hukum dalam kasus perdata jika ahli waris tidak menerima warisan. Untuk itu, ahli waris Soeharto bisa menolak melanjutkan kasus perdata jika mereka tidak menerima warisan. Jangan menolak kewajibannya tapi menerima haknya, kata Assegaf. Sebelumnya, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menangani perkara gugatan perdata terhadap mantan Presiden Soeharto menetapkan perkara tersebut dialihkan kepada ahli waris sebagai tergugat, setelah penguasa Orde Baru itu meninggal dunia. Ketua Majelis hakim, Wahjono dalam sidang lanjutan perkara tersebut mengatakan, pasal 1813 KUHPerdata menyebutkan kuasa dari seseorang otomatis gugur jika pemberi kuasa meninggal dunia. Universitas Sumatera Utara b Gugatan perdata terhadap harta benda yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi yang belum dikenakan perampasan untuk negara seperti yang diatur dalam Pasal 38 C UUPTPK. Pengembalian aset kerugian keuangan negara melalui gugatan perdata sesungguhnya memperlihatkan keseriusan negara untuk mengembalikan aset hasil korupsi. Seorang tersangka atau terdakwa yang telah meninggal sekalipun tetap memungkinkan dituntut untuk mengembalikan aset kerugian keuangan negara yang dilakukan melalui gugatan perdata terhadap ahli waris tersangka atau terdakwa. Masalahnya adalah bagaimana mengimplementasikan gugatan perdata pengembalian keuangan negara tersebut dalam praktek hukum. Pertanyaan ini diajukan karena yang terjadi selama ini gugatan perdata pengembalian aset hasil korupsi yang dilakukan oleh negara terhadap pelaku korupsi sangat kecil jumlahnya. Untuk memaksimalkan pengembalian aset hasil korupsi yang merupakan kerugian terhadap keuangan negara tersebut, tidak ada pilihan lain negara harus terus-menerus menggalakkan upaya hukum secara perdata. Alasannya bukan saja didasarkan oleh tuntutan reformasi, tetapi Indonesia sebagai negara hukum rechtsstaat harus mengutamakan penerapan dan penegakan hukum. 157 Jaksa sebagai Pengacara Negara secara kuantitatif perlu memperbanyak gugatan secara perdata, dan pada saat yang bersamaan harus meningkatkan kualitas gugatannya. Cara-cara apapun yang dapat dibenarkan menurut hukum harus diupayakan seoptimal mungkin. Prinsipnya adalah bahwa hak negara harus 157 Frans Magnis Suseno, Loc. cit, hal. 295. Universitas Sumatera Utara dikembalikan kepada negara, untuk dipergunakan bagi kepentingan kesejahteraan rakyat. 158 Berkaitan dengan gugatan perdata, Indonesia sesungguhnya pernah memiliki pengalaman dalam hal melacak dan mengembalikan aset hasil korupsi. Dua kasus yang menonjol adalah pelacakan dana revolusi peninggalan rezim orde lama dan hasil korupsi peninggalan H. Taher yang dikuasai istrinya Kartika Taher. Kasus Kartika Taher diawali dengan ditemukannya dokumen deposito misterius tentang uang 30 U 158 http:gagasanhukum.wordpress.com20081006prinsip-pengembalian-aset-hasil-korupsi- agian-vii, Artikel, Oleh: S. Eka Iskandar, Advokat Konsultan Hukum Bisnis, ”Prinsip Pengembalian Aset Hasil Korupsi-Bagian VII”, diakses terakhr tanggal 12 Oktober 2009. Lihat juga, Marwan Effendy, Op. cit, hal. 127-129. Mengatakan bahwa, Dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004, disebutkan hal-hal yang disempurnakan, antara lain: 1. Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan negara tersebut dilaksanakan secara merdeka. Oleh karena itu, Kejaksaan dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lainnya. Selanjutnya ditentukan Jaksa Agung bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara independen demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurani. Dengan demikian Jaksa Agung selaku pimpinan Kejaksaan dapat sepenuhnya merumuskan dan mengendalikan arah dan kebijakan penanganan perkara untuk keberhasilan penuntutan; 2. Untuk membentuk jaksa yang profesional harus ditempuh berbagai jenjang pendidikan dan pengalaman dalam menjalankan fungsi, tugas, dan wewenang. Sesuai dengan profesionalisme dan fungsi kejaksaan, ditentukan bahwa jaksa merupakan jabatan fungsional. Dengan demikian, usia pensiun jaksa yang semula 58 lima puluh delapan tahun ditetapkan menjadi 62 enam puluh dua tahun; 3. Kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan tindak pidana tertentu dimaksudkan untuk menampung beberapa ketentuan undang-undang yang memberikan kewenangan kepada Kejaksaan untuk melakukan penyidikan, misalnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 4. Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penegakkan hukum dengan berpegang pada peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian Jaksa Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden serta bertanggung jawab kepada Presiden; dan 5. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan mempunyai kewenangan untuk dan atas nama negara atau pemerintah sebagai penggugat atau tergugat yang dalam pelaksanaannya tidak hanya memberikan pertimbangan atau membela kepentingan negara atau pemerintah, tetapi juga membela dan melindungi kepentingan rakyat. Universitas Sumatera Utara di Bank Sumitomo Singapura yang diduga hasil penggelapan pejabat Pertamina masa kepemimpinan Ibnu Sutowo, pemerintah mengklaim bahwa deposito bank Sumitomo itu merupakan hasil komisi yang tidak sah secara hukum. Melalui proses gugatan perdata di pengadilan Singapura, Pemerintah berhasil memenangkan kasus pengembalian aset tersebut sebesar 78 Juta U pada tahun 1992. Keberhasilan membawa kembali uang hasil korupsi Taher merupakan prestasi paling fenomenal. Selain kasus itu, belum ada kisah sukses tentang pelacakan kekayaan negara. Tentang dana revolusi ternyata tidak sesuai dengan informasi yang sempat beredar. Emas lantakan, platina atau simpanan jutaan Poundsterling ternyata nihil. Pemerintah melalui tim operasi teladan hanya berhasil membereskan dana revolusi itu sebesar 550 ribu U plus 1,5 Miliar. Berdasarkan temuan pada Bank Guyerzeller, Zumont, Swiss, Daiwa Securities, dan Tokyo berhasil didapat masing-masing US 250.000 dan US 250.000. Menurut Moerdiono, semuanya masuk ke kas negara saejak tanggal 1 Oktober 1996. 159 Mengingat bahwa aset negara yang dikorupsi sudah melintasi batas antara negara, maka Rekomendasi The Financial Action Task Force on Money Laundering FATF yang berkaitan dengan Bantuan Hukum Timbal Balik Mutual Legal AssistanceMLA adalah ruang bagi negara Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang bersifat Internasional. Menurut Bismar Nasution, Bantuan Hukum Timbal Balik atau Mutual Legal Assistance adalah: 159 Ibid. Universitas Sumatera Utara “Nafas dan suatu instrumen hukum yang sangat berguna dari upaya pengembalian dari aset-aset yang dicuri oleh para koruptor karena Mutual Legal Assistance merupakan permintaan bantuan di masalah hukum pidana berkenaan dengan pentidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan negara yang diminta”. 160 Akan tetapi dalam hal menggugat pelaku, agar aset hasil korupsi tersebut dapat kembali ke kas negara, maka instrumen hukum yang dipergunakan adalah gugatan dalam hukum perdata. Penerapan aturan gugatan perdata terhadap pengembalian aset kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi tersebut dapat dilakukan atas dasar dan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Gugatan Perdata Atas Dasar Tidak Cukup Unsur Bukti

Gugatan perdata atas dasar tidak cukup unsur bukti diatur dalam ketentuan Pasal 32 Ayat 1 UUPTPK yang menyatakan, ”Dalam hal penyidik menemukan dan perpendapat bahwa satu atau lebih unsur tindak pidana korupsi tidak terdapat cukup bukti, sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penyidik segera menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara JPN untuk dilakukan gugatan perdata atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk mengajukan gugatan”. Ketentuan gugatan perdata berdasarkan Pasal 32 Ayat 1 UUPTPK dengan demikian dapat diajukan setelah dipenuhinya syarat materiel dan syarat formil. Syarat materiel, yaitu apabila penyidik menemukan dan berpendapat bahwa satu atau lebih 160 Bismar Nasution, Loc. cit, hal. 38. Universitas Sumatera Utara