Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Sumatera Utara Iklim Variabel Pertumbuhan Penduduk X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Kondisi Geografis Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada 1 -4 Lintang Utara dan 98 -100 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, sebelah Timur dengan Malaysia di selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera Barat dan si sebelah barat dengan Samudera Hindia. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km 2 , sebagain besar barada di daratan pulau Sumatera, dan sebagain kecil berada di pulau Nias, pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di bagin barat maupun di bagian Timur Pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.

a. Iklim

Karena letak dekat Khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya daratan, hanya beberapa meter di atas permukaan air laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,0 C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14,6 C. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana Propinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi musim pancaroba.

b. Kondisi Demografi

Sumatera Utara didiami oleh berbagai suku seperti: Batak, Melayu, Nias, Minangkabau, dan Jawa ini merupakan propinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Menurut hasil sensus penduduk yang dilakukan pada Tahun 2000 tepatnya tanggal 30 Juni 2000, penduduk Sumatera Utara berjumlah 11,506 Juta Jiwa. Jumlah penduduk yang tinggal di daerah pedesaan sekitar 6,6 juta jiwa atau sekitar 75,36 dari jumlah penduduk di Sumatera Utara. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 4,906 juta jiwa tinggal di daerah perkotaan atau sekitar 42,64 dari jumlah penduduk Sumatera Utara.

4.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

Pertumbuhan ekonomi daerah mencerminkan keadaan perekonomian di suatu daerah. Keadaan perekonomian ini akan mempengaruhi pertumbuhan dan kondisi perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan di suatu daerah maka semakin besar pula kesempatan berkembang bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat pertumbuhan perekonomian Universitas Sumatera Utara daerah secara tidak langsung merupakan gambaran kemakmuran suatu daerah. Perhitungan pertumbuhan ekonomi dilakukan atas dasar angka PDRB.

4.1.2.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha

Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi terbesar di pulau Sumatera baik ditinjau dari jumlah penduduk maupun nilai PDRB. Nilai PDRB Sumatera Utara tahun 2005 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 136,90 triliun, dimana nilai ini merupakan 5,01 persen dari total PDB Indonesia, yang sebesar Rp. 2.729,70 triliun. Sementara berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Sumatera Utara tahun 2005 bernilai Rp. 87,89 triliun. Nilai ini sekitar 5,02 persen dari nilai PDB Indonesia yang sebesar Rp. 1.749,57 trilliun. Karena pengaruh tingginya tingkat inflasi tahun 2005 sebesar 22,41 persen di provinsi Sumatera Utara, mengakibatkan perekonomian Sumatera Utara tahun 2005 mengalami sedikit kelambanan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi. Jika pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,74 persen, maka tahun 2005 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 5,48 persen Tabel 4.1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara sedikit lebih kecil dari angka nasional yang mencapai sebesar 5,60 persen. Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dibandingkan dengan Nasional mengindikasikan bahwa perekonomian Sumatera Utara masih sedikit melambat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2001-2005 Persen No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian 3,8 2,53 2,51 3,75 3,38 2 Pertambangan -12,36 -0,5 -1,35 -10,68 6,42 3 Industri Pengolahan 4,09 5,03 4,29 5,38 4,76 4 Listrik, gas, air minum 10,69 7,03 5,42 3,09 5,15 5 Konstruksibangunan 2,39 4,64 6,01 7,65 12,96 6 Perdagangan, hotel restoran 4,16 4,95 2,88 6,11 4,95 7 Angkutan komunikasi 8,35 12,14 10,45 13,49 10,11 8 Bank Lembaga Keuangan 4,66 5,59 6,84 6,9 7,15 9 Jasa-jasa 4,28 3,04 11,55 6,16 4,36 PDRB Sumatera Utara 3,98 4,56 4,81 5,74 5,48 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Jika diamati pertumbuhan ekonomi persektor, maka setiap sektor mengalami pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada sektor KonstruksiBangunan yang tumbuh sebesar 12,96 persen, di susul oleh sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 10,11 persen dan sektor Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 7,15 persen. Meskipun seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif, namun karena distribusi sektor Industri Pengolahan dan Pertanian yang merupakan penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara, maka pelambatan pertumbuhan kedua sektor ini menyebabkan angka PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2005 juga mengalami kelambatan pertumbuhan jika dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 kedua sektor ini mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,75 persen dan 5,38 persen, maka tahun 2005 sektor pertanian tercatat sebesar 3,38 persen dan sektor industri tumbuh Universitas Sumatera Utara sebesar 4,76 persen, jika dibanding tahun sebelumnya, maka kedua sektor itu mengalami sedikit penurunan. Apabila dilihat dari peranan sektor ekonomi Tabel 4.2, sektor pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masih memegang peranan dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar 68,31 persen terhadap perekonomian Sumatera Utara. Peranan ini sedikit manurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68,34 persen. Gambaran ini memberikan petunjuk bahwa Provinsi Sumatera Utara masih sangat tergantung pada ketiga sektor ini. Lumpuhnya sektor-sektor ini juga akan melumpuhkan perekonomian Sumatera Utara. Menurunya jumlah sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB terjadi karena beberapa faktor, misalnya: permintaan pasar, produksi barang, fan penawaran barang. Perubahan perekonomian ini menyebabkan dan disebabkan oleh diversifikasi usaha, perubahan teknologi, relokasi usaha, dan penyaringan jenis inestasi pada wilayahdaerah tertentu maupun alih fungsi lahan pertanian. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Struktur Perekonomian Sumatera Utara Tahun 2001-2005 Persen No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian 26,95 26,94 24,94 24,47 23,44 2 Pertambangan 1,5 1,25 1,18 1,17 1,25 3 Industri Pengolahan 24,62 23,7 25,27 25,36 25,97 4 Listrik, gas, air minum 0,89 1,15 1,29 1,26 1,26 5 Konstruksibangunan 5,76 5,75 5,48 5,7 5,94 6 Perdagangan, hotel restoran 18,64 18,49 18,48 18,51 18,09 7 Angkutan komunikasi 6,79 7,56 7,83 8,03 8,61 8 Bank Lembaga Keuangan 5,82 6,02 5,99 6,09 6,1 9 Jasa-jasa 9,04 9,14 9,54 9,42 9,33 PDRB Sumatera Utara 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 4.1.2.2 PDRB Menurut Penggunaan Jika dilihat dari penggunaan nilai tambah yang diperoleh, sebagian besar 54,37 persen digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga pada tahun 2005. Persentase tersebut yang tercatat lebih besar daripada tahun sebelumnya. Besarnya nilai tambah yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga karena masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan primernya daripada kebutuhan yang lain. Semakin meningkatnya nilai konsumsi rumah tangga mencerminkan kondisi perekonomian sedikit melemah, karena jika sabagian besar perekonomian terus dihabiskan untuk konsumsi rumahtangga maka dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayahdaerah adalah pertumbuhan ekonomi yang semu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Tahun 2001-2005 Persen No. Komponen Penggunaan 2001 2002 2003 2004 2005 1 Konsumsi Rumahtangga 57,72 58,44 56,05 53,72 54,37 2 Konsumsi Nirlaba 0,46 0,44 0,48 0,47 0,50 3 Konsumsi Pemerintah 6,25 6,63 8,13 8,34 8,63 4 Pembentukan modal 14,09 14,36 14,79 16,24 16,50 5 Perubahan Stok 4,32 2,35 3,85 3,76 2,27 6 Ekspor Netto 17,16 17,78 16,69 17,47 17,72 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Walaupun persentase konsumsi rumahtangga terhadap total PDRB sangat besar, namun masyarakat Sumatera Utara juga cukup perhatian dalam sarana dan prasarana lingkungannya. Pernyataaan tersebut didukung dari data yang ada, dimana pembentukan modal tetap bruto PDRB atas dasar harga konstan 2000 selama tahun 2005 sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005, besarnya nilai tambah yang digunakan untuk pembentukan barang modal sebesar Rp. 22,59 triliun atau 16,50 persen dari nilai PDRB Sumatera Utara. Selain digunakan oleh masyarakat untuk konsumsi dan pembentukan modal, PDRB Sumatera Utara juga digunakan untuk konsumsi pemerintah, lembaga nirlaba, dan ekspor. Jika dikumulatifkan, nilai PDRB yang digunakan untuk ketiga kebutuhan tersebut mencapai 26,85 persen dari total PDRB.

4.1.3. Jumlah Penduduk

Sumatera Utara merupakan propinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya di Indonesia, setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Universitas Sumatera Utara Menurut pencacahan lengkap Sensus Penduduk SP 1990 penduduk Sumatera Utara keadaan tanggal 31 Oktober 1990 hari sensus berjumlah 10,26 juta jiwa, dan dari SP 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,53 juta jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi jumlah penduduk keadaan Juni 2004 diperkirakan sebesar 12.123.360 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara selama kurun 2000-2003 menjadi 1,14 per tahun. Penduduk perempuan Sumatera Utara sedikit lebih banyak dari laki-laki. Pada tahun 2004 penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar 6.064.084 jiwa dan penduduk laki- laki sebesar 6.059.276 jiwa. Dengan demikian sex retio penduduk Sumatera Utara sebesar 99,92 persen. Penduduk Sumatera Utara masih lebih banyak lagi yang tinggal di pedesaan daripada di daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,88 juta jiwa 56,70 dan yang tinggal di daerah perkotaan adalah 5,24 juta jiwa 43,30. Sampai dengan tahun 1996 jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara masih terlihat menurun. Hal ini menggambarkan bahwa pembangunan Sumatera Utara secara keseluruhan. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31 persen dari total seluruh penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin 1,23 juta jiwa dengan persentase sebesar 10,92 persen. Namun karena penduduk miskin di Sumatera Utara tahun 1999 meningkat menjadi 16,74 persen dari total jumlah penduduk Sumatera Utara yaitu 1,97 juta jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau sekitar 15,89 persen, sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase menjadi turun sebanyak 1,80 juta jiwa atau sekitar 14,93 persen. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara yang menganut agama Islam sebesar 65,45 persen, Kristen Katolik sebesar 4,78 persen, Kristen lainnya sebesar 26,62 persen, Hindu sebesar 0,19 persen, Budha sebesar 2,82 persen dan agama lainnya sebesar 0,14 persen. Pada tahun 2001 Warga Negara Asing WNA yang bertempat tinggal di Sumatera Utara sebanyak 232 orang. WNA ini berasal dari berbagai negara, tetapi menyebar di seluruh daerah tingkat II Sumatera Utara. Sedangkan WNA lainnya yang cukup dominan di Sumatera Utara adalah berasal dari Cina yaitu sebesar 43 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Penduduk di Sumatera Utara Tahun 1987-2007 Juta Jiwa Tahun Jumlah Penduduk 1987 9901862 1988 10115860 1989 10330091 1990 10256027 1991 10454686 1992 10685200 1993 10813400 1994 10981100 1995 11145300 1996 11306300 1997 11551600 1998 11754100 1999 11955400 2000 11476272 2001 11722548 2002 11847075 2003 11890399 2004 12123360 2005 12326678 2006 12643494 2007 12834371 Sumber : BPS Medan

4.1.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran daerah terdiri dari dua jenis yaitu pengeluaran rutin dan pembangunan. Pengeluaran rutin terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja lain-lain, angsuran pinjaman hutang dan bunga, subsidisumbangan kepada daerah. Sementara pengelompokan pengeluaran pembangunan dialokasikan ke berbagai sektoral Universitas Sumatera Utara tergantung dari kebijaksanaan pemerintah daerah, baik sektor industri, pertanian dan kehutanan, sumber daya air dan irigasi dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan pembangunan daerah pada saat itu. Besar kecilnya pengeluaran ini sangat dipengaruhi atau sangat tergantung pada besarnya penerimaan. Makin besar penerimaan maka pengeluaran makin besar pula. Selama kurun waktu tahun 1997-2002 peningkatan pengeluaran pemerintah berfluktuasi. Pada tahun 1997 pengeluaran rutin sebesar 576 Milyar 74,7 dari total pengeluaran tahun 1997. Tetapi pada kurun waktu tahun 1998- 1999 pengeluaran rutin mengalami penurunan, dimana pada tahun 1998 terjadi penurunan pengeluaran rutin sebesar 65,2 dibanding tahun sebelumnya. Dari seluruh jenis pengeluaran rutin, belanja pegawai merupakan pengeluaran yang terbesar selama kurun waktu tersebut. Selama kurun waktu 2003-2007, pengeluaran rutin tidak lagi merupakan prioritas utama dalam struktur pengeluaran pemerintah. Pada tahun 2003 kontribusi pengeluaran pembangunan terhadap total pengeluaran pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 58,38 dari sebelumnya hanya sebesar 31,12. Proporsi yang terbesar untuk pengeluaran pembangunan ini digunakan untuk sektor pembangunan daerah transmigrasi yakni sebesar 46,7 Milyar 59,2 dari total pengeluaran pembangunan tahun 2003. Pada tahun anggaran 2004 pengeluaran total pemerintah Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 1501,5 Milyar. Pada anggaran tahun 2005 meningkat menjadi 1830,6 Milyar atau meningkat sebesar 21,92. Pada tahun 2006 dan 2007 pengeluaran pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 2184,7 Milyar yakni 19,34 dari anggaran tahun 2005, dan pada tahun 2007 Universitas Sumatera Utara meningkat menjadi 2717,9 Milyar yakni 24,41 meningkat dari anggaran tahun 2006. Tabel 4.5 Realisasi Pengeluaran Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Tahun 1987 – 2007 Milyar Rupiah Tahun Pengeluaran Pemerintah 1987 205260 1988 290480 1989 267220 1990 313900 1991 336910 1992 383130 1993 458580 1994 515620 1995 584000 1996 660900 1997 771030 1998 342560 1999 449550 2000 416770 2001 916210 2002 1021300 2003 1351982 2004 1501540 2005 1830610 2006 2184710 2007 2717950 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.5. Investasi

Secara keseluruhan dari semua rencana investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA yang telah disetujui Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah BKPMD tahun 1994-2002 terjadi penurunan jika dilihat angka realisasi proyeknya. Dari tahun 1994 PMDN dan PMA mengalami peningkatan yang tinggi baik itu rencana maupun realisasi. Proyek investasi titik tertinggi adalah rencana investai PMDN dan PMA adalah pada tahun 1997 dalam rencana PMDN sebesar 4.710.475,17 juta rupiah dan rencana PMA sebesar 2.186.967,78 ribu US. Akibat krisis yang melanda Indonesia termasuk Sumatera Utara hanya 9,44 dari rencana PMDN yang akhirnya direalisasikan dan untuk rencana PMA hanya sebesar 2,15 yang akhirnya direalisasikan. Realisasi PMDN di Sumatera Utara sampai dengan tahun 2002 ada sebanyak 301 proyek dengan total realisasi investasi Rp. 5.316.056.610.000 27. Realisasi penggunaan tenaga kerja adalah 187.841 orang dimana 98 diantaranya merupakan tenaga kerja asing. Realisasi investasi PMA Sumatera Utara sampai dengan tahun 2002 adalah 153 proyek, total investasi US 3.647.756.610 48 dari total investasi. Realisasi penggunaan tenaga kerja 70.108 orang dimana 406 diantaranya tenaga kerja asing. Tahun 2003 rencana investasi yang disetujui pemerintah di Provinsi Sumatera Utara yang berupa PMDN mencapai 23,20 Trilyun Rupiah dan yang berupa PMA sebesar 7,76 juta US. Jumlah rencana investasi jenis PMDN pada tahun 2003 meningkat sebesar 17,89 dan untuk PMA juga meningkat sebesar 1,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA 1987-2007 Tahun PMDN Juta Rp PMA US 1987 134700.47 9045.89 1988 240427.74 40840.88 1989 130724.2 6851.87 1990 307421.82 531018.71 1991 324393.91 16051.3 1992 199515.58 89349 1993 442172.29 16566.06 1994 552053.56 59855.63 1995 316447.01 88850.04 1996 243353.07 61589.05 1997 444803.5 47233.05 1998 37239.13 81419.4 1999 89038.93 58805.03 2000 80120.65 77076 2001 226383.47 39877.11 2002 547205.68 10882.57 2003 579293.26 96975.26 2004 417053.58 64021.79 2005 132160.02 39978.13 2006 596055.25 177677.07 2007 1672463.33 330250.53 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4.2. Hasil dan Analisa 4.2.1. Interpretasi Model Untuk melihat ada tidaknya pengaruh pertumbuhan penduduk, pengeluaran pemerintah dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara akan kita lihat dari hasil regresi yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel tersebut. Adapun model persamaan yang dibentuk adalah model persamaan linier berganda. LogY = α + β 1 LogX 1 + β 2 LogX 2 + β 3 LogX 3 + µ Dimana : Y = Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Juta Rupiah α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien Regresi X 1 = Pertumbuhan Penduduk Persen X 2 = Pengeluaran Pemerintah Milyar Rupiah X 3 = Investasi PMDN dan PMA dalam Juta Rupiah µ = Term of Error Untuk mendapatkan hasil regresi antara variabel independen pertumbuhan penduduk, pengeluaran pemerintah dan investasi, maka digunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik yang dicatat mulai dari tahun 1987-2007 dan diolah dengan menggunakan program eviews 5. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas

Cara medeteksi masalah multikolinieritas : Menggunakan Korelasi Parsial Examination of Partial Correlations Kriteria yang digunakan sebagai pedoman adalah bila nilai 2 , , , 3 2 1 x x x y R 2 , , 3 2 1 x x x R ; 2 , , 3 1 2 x x x R dan 2 , , 1 2 3 x x x R maka dalam model empiris tidak ditemukan adanya multikolinieritas. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel R 2 Parsial R 2 Regresi Keterangan 2 , , 3 2 1 x x x R 0,937546 0,831812 Tidak Ada Multikolinearitas 2 , , 3 1 2 x x x R 0,937546 0,780551 Tidak Ada Multikolinearitas 2 , , 1 2 3 x x x R 0,937546 0,560902 TidakAda Multikolinearitas Dari hasil regresi diantara variabel independen terlihat bahwa koefisien determinasi R 2 dari masing-masing persamaan diatas ternyata lebih kecil dari koefisien determinasi R 2 dari regresi antara variabel dependen Y dan variabel independen. Demikian juga dengan F hitung dari masing-masing persamaan diatas lebih kecil dari F hitung hasil regresi antara variabel dependen Y dengan variabel independen. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa variabel independen Pertumbuhan penduduk, Pengeluaran Pemerintah, Investasi tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Autokorelasi

Uji Durbin Watson digunakan untuk mengetahui jawaban apakah didalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Dengan jumlah sampel dan jumlah variabel independen tertentu, diperoleh nilai dl dan du dalam distribusi Durbin Watson untuk berbagai ni lai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Tolak Ho yang mengatakan tidak ada autokorelasi positif, bila nilai DW hitung terletak antara 0 d , dl. 2. Tolak Ho yang mengatakan tidak ada autokorelasi negatif apabila nilai DW statistik terletak antara 4-dl d 4. 3. Terima Ho yang mengatakan tidak ada autokorelasi negatif ataupun autokorelasi positif, bila nilai DW statistik terletak antara du d 4-du. 4. Ragu-ragu inconclusive tidak ada autokorelasi positif bila dl ≤ d ≤ du. 5. Ragu-ragu inconclusive tidak ada autokorelasi negatif bila du ≤ d ≤ 4 -dl. Berdasarkan hasil output program eviews diperoleh D-W hitung yaitu sebesar 2.157915 lampiran 2 sementara nilai-nilai tabel yang diperoleh : du = 1,67 dl = 1,03 4-du = 2,33 4-dl = 2,97 Universitas Sumatera Utara Autokorelasi + Ho diterima Autokorelasi - Conclusive No serial Correlation Conclusive 0 1,03 1,67 2 2,15 2,33 2,97 4 Gambar 4.5 : Durbin Watson Test Dari hasil yang diperoleh maka terlihat bahwa nilai du d 4-du. Berarti Ho diterima yang mengatakan tidak ada autokorelasi negatif ataupun autokorelasi positif.

4.2.3. Uji Kesesuaian 1. Uji F-statistik

Untuk mengetahui secara serentak apakah varabel-variabel bebas yaitu variabel perumbuhan penduduk, pengeluaran pemerintah dan investasi mempengaruhi PDRB Sumatera Utara, maka dapat diketahui melalui uji F yaitu : Hipotesa : H o : β 1 = β 2 = β 3 = 0 H a : β 1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠ 0 Kriteria : H o diterima jika F hitung F tabel H a diterima jika F hitung F tabel α = 5 V 1 = k – 1 = 3 V 2 = n – k = 17 Universitas Sumatera Utara F tabel 3 ; 17 = 3,20 F hitung = 85,067 Berdasarkan hasil output dengan program eviews lampiran 2, diperoleh F hitung F tabel atau 85,067 3,20. Maka H o ditolak. Artinya, bahwa variabel X 1 pertumbuhan penduduk, X 2 pengeluaran pemerintah dan X 3 investasi berpengaruh nyata atau signifikan terhadap PDRB Sumatera Utara Y pada tingkat kepercayaan 95.

2. Uji t-Statistik

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen, maka dapat diketahui dengan uji t-statistik sebagai berikut :

a. Variabel Pertumbuhan Penduduk X

1 Hipotesa : Ho : β 1 = 0 H a : β 2 ≠ 0 Kriteria : Ho diterima, jika t hitung t tabel H a diterima, jika t hitung t tabel α = 5 df = n – k = 21-4 = 17 t tabel = 1,740 t hitung = 5,148 Dari persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa t hitung t tabel atau 5,1481,740. Maka H a diterima. Artinya perumbuhan penduduk X 1 secara signifikan mempengaruhi PDRB Sumatera Utara Y pada tingkat kepercayaan 95. Universitas Sumatera Utara

b. Variabel Pengeluaran Pemerintah X