Ruang Lingkup Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan Data Defenisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh diantara variabel X 1 Pertumbuhan Penduduk, X 2 Pengeluaran Pemerintah, dan X 3 investasi terhadap Y PDRB. Periode kajian yang dipergunakan adalah 21 tahun yakni dari tahun 1987 sampai dengan tahun 2007.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa instansi yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu melalui Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumtera Utara. Disamping itu data-data lain yang mendukung penelitian ini dilakukan melalui bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, majalah, dan laporan yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti. Data yang digunakan adalah PDRB Sumatera Utara atas dasar harga berlaku, pertumbuhan penduduk Sumatera Utara, tingkat konsumsi, dan investasi Sumatera Utara baik PMDN maupun PMA. Universitas Sumatera Utara

3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program eviews 5.

3.4 Model dan Analisis Data

Model analisa data yang digunakan dimulai dengan pembentukan model matematis, yaitu suatu pernyataan hubungan matematis yang digunakan dalam menentukan hubungan yang berlaku diantara laju pertumbuhan penduduk, tingkat konsumsi dan investasi terhadap PDRB Sumatera Utara. Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika, yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan Ordinary Least Square OLS. Data-data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik yaitu persamaan regresi linier berganda multiple regression. Fungsi persamaannyan adalah sebagai berikut : Y = f X 1 ,X 2 ,X 3 .........................................................1 Dengan spesifikasi model adalah sebagai berikut : LogY = α + β 1 LogX 1 + β 2 LogX 2 + β 3 LogX 3 + µ ................................2 Dimana : Y = Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Juta Rupiah α = Konstanta β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien Regresi X 1 = Pertumbuhan Penduduk persen X 2 = Pengeluaran Pemerintah Milyar Rupiah X 3 = Investasi PMDN dan PMA dalam Juta Rupiah µ = Term of Error Universitas Sumatera Utara Secara matematika, bentuk hipotesanya menjadi : • 1 X Y δ δ Jika terjadi peningkatan pada X 1 pertumbuhan penduduk, maka Y PDRB akan mengalami penurunan, ceteris paribus. • 2 X Y δ δ Jika terjadi peningakatan pada X 2 pengeluaran pemerintah, maka Y PDRB akan mengalami peningkatan, ceteris paribus. • 3 X Y δ δ Jika terjadi peningkatan pada X 3 investasi, maka Y PDRB akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.

3.4.1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah multikolinieritas, dan autokorelasi. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum Best Linier Unbiased Estimator = BLUE, yang berarti model regresi tidak mengandung masalah.

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merupakan salah satu asumsi regresi linier klasik adalah tidak adanya multikolinieritas sempurna no perfect multicollinearity. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch tahun 1934. Menurut Frisch, suatu model regresi dikatakan terkena multikolinieritas bila terjadi hubungan linier yang Universitas Sumatera Utara perfect datau exact di antara beberapa atau semua variabel bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat pengaruh variabel penjelas terhadap variabel yang dijelaskan. Cara medeteksi masalah multikolinieritas : a. Nilai R 2 yang dihasilkan dari hasil estimasi model empiris sangat tinggi, tetapi tingkat signifikan variabel bebas berdasarkan uji t-statistik sangat kecil atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan. b. Menggunakan Korelasi Parsial Examination of Partial Correlations Langkah-Langkah yang digunakan yaitu : 1 Melakukan estimasi atau regresi dengan model awal y = x 1 ,x 2 . Dari hasil estimasi model ini, nilai R 2 yang ditemukan disebut dengan 2 , , , 3 2 1 x x x y R 2 Lakukan regresi dengan menggunakan model x 1 = fx 2 ; x 2 = fx 1 . Nilai R 2 yang ditemukan, kemudian masing-masing disebut dengan 2 , , 3 2 1 x x x R ; 2 , , 3 1 2 x x x R dan 2 , , 1 2 3 x x x R 3 Rule of Thumb yang digunakan sebagai pedoman adalah bila nilai 2 , , , 3 2 1 x x x y R lebih tinggi dibandingkan dengan 2 , , 3 2 1 x x x R ; 2 , , 3 1 2 x x x R dan 2 , , 1 2 3 x x x R maka dalam model empiris tidak ditemukan adanya multikolinieritas . Dasar-Dasar Ekonometrika : Kerjasama Bank Indonesia Dengan Program Studi MEP dan M.Si Universitas Sumatera Utara Tahun 2000. Universitas Sumatera Utara

2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi apabila error term µ dari waktu yang berbeda atau mengalami korelasi serial apabila :Var e i , e j ≠ 0 untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antaralain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan log pada model dan tidak memasukkan variabel yang penting. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi menjadi bias dan variansnya tidak minimum, sehingga tidak efisien Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson D-W test sebagai berikut : ∑ ∑ − − = − t e et et hit D 2 2 1 Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut : Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi H0 : p ≠ 0, artinya ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α, hipotesis yang digunakan adalah : 1. Tolak H o yang mengatakan tidak ada autokorelasi positif, bila nilai D-W statistik terletak antara 0 d d 1 2. Tolak H o yang mengatakan tidak adal autokorelasi negatif, bila nilai D-W statistik terletak antara 4-d 1 d 4. 3. Terima H o yang tidak ada autokorelasi negatif maupun autokorelasi positif, bila nilai D-W statistik terletak antara d u d 4-d u . Universitas Sumatera Utara 4. Ragu-Ragu inconclusive tidak ada autokorelasi positif bila d 1 ≤ d ≤ 4-d 1 . 5. Ragu-ragu inconclusive tidak ada autokorelasi negatif bila d u ≤ d ≤ 4-d 1 . Autokorelasi + Ho diterima Autokorelasi - Conclusive No serial Correlation Conclusive 0 dl du 2 4-du 4-dl 4 Gambar 3.1 : Durbin Watson Test

3.4.2. Test of Goodnes Of Fit Uji Kesesuaian 1. Koefisien Determinasi R-Square

Koefisien Determinasi yang dinotasikan R 2 , merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang diestimasi. Nilai koefisien determinasi mencermikan seberapa besar variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebasnya. Bila R 2 = 0 artinya, variasi dari variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebasnya.

2. Uji t-Statistik

Uji t merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan Universitas Sumatera Utara mneganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut : Ho : β 1 = 0 H 1 : β 2 ≠ 0 Dengan kriteria sebagai berikut : a. Ho diterima jika t hitung t tabel Artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat b. Ho ditolak jika t hitung t tabel Artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

3. Uji F Statistik

Uji F statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk pengujian ini digunakan hipotesia sebagai berikut : Ho : β 1 = 0 H 1 : β 1 ≠ 0 Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F- tabel, dengan kriteria sebagai berikut : a. Ho diterima jika F hitung F tabel Artinya variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat b. Ho ditolak jika F hitung F tabel Artinya variabel bebas mempengaruhi variabel terikat Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : k n R k R F − − − 1 1 2 2 Universitas Sumatera Utara Dimana : R 2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan n = jumlah sampel Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 1- α 100 sebagai berikut : a. Jika probabilitas signifikansi 0,05 α maka Ho diterima. b. Jika probabilitas signifikansi 0,05 α maka Ho ditolak.

3.5 Defenisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup yang ada, maka akan dijelaskan defenisi operasional variabel dependen dan variabel independen sebagai berikut: 1. PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi atau jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam kurun waktu tertentu berdasarkan harga konstan yang diukur dalam satuan Juta Rupiah. 2. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan jumlah penduduk pada suatu daerah pada jangka waktu tertentu yang diukur dalam satuan persen. 3. Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran rutin dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam satu tahun dari Tahun 1987-2007, yang diukur dengan satuan Milyar Rupiah. 4. Investasi adalah PMDN dan PMA Provinsi Sumatera Utara dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau nilai tambah produksi yang diukur dalam satuan Juta Rupiah. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Kondisi Geografis Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada 1 -4 Lintang Utara dan 98 -100 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, sebelah Timur dengan Malaysia di selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera Barat dan si sebelah barat dengan Samudera Hindia. Luas daratan Propinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km 2 , sebagain besar barada di daratan pulau Sumatera, dan sebagain kecil berada di pulau Nias, pulau Batu serta beberapa pulau kecil, baik di bagin barat maupun di bagian Timur Pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.

a. Iklim

Karena letak dekat Khatulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya daratan, hanya beberapa meter di atas permukaan air laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,0 C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14,6 C. Universitas Sumatera Utara