PDRB Menurut Lapangan Usaha

daerah secara tidak langsung merupakan gambaran kemakmuran suatu daerah. Perhitungan pertumbuhan ekonomi dilakukan atas dasar angka PDRB.

4.1.2.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha

Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi terbesar di pulau Sumatera baik ditinjau dari jumlah penduduk maupun nilai PDRB. Nilai PDRB Sumatera Utara tahun 2005 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 136,90 triliun, dimana nilai ini merupakan 5,01 persen dari total PDB Indonesia, yang sebesar Rp. 2.729,70 triliun. Sementara berdasarkan harga konstan 2000, PDRB Sumatera Utara tahun 2005 bernilai Rp. 87,89 triliun. Nilai ini sekitar 5,02 persen dari nilai PDB Indonesia yang sebesar Rp. 1.749,57 trilliun. Karena pengaruh tingginya tingkat inflasi tahun 2005 sebesar 22,41 persen di provinsi Sumatera Utara, mengakibatkan perekonomian Sumatera Utara tahun 2005 mengalami sedikit kelambanan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi. Jika pada tahun 2004 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,74 persen, maka tahun 2005 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 5,48 persen Tabel 4.1. Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara sedikit lebih kecil dari angka nasional yang mencapai sebesar 5,60 persen. Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dibandingkan dengan Nasional mengindikasikan bahwa perekonomian Sumatera Utara masih sedikit melambat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Tahun 2001-2005 Persen No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian 3,8 2,53 2,51 3,75 3,38 2 Pertambangan -12,36 -0,5 -1,35 -10,68 6,42 3 Industri Pengolahan 4,09 5,03 4,29 5,38 4,76 4 Listrik, gas, air minum 10,69 7,03 5,42 3,09 5,15 5 Konstruksibangunan 2,39 4,64 6,01 7,65 12,96 6 Perdagangan, hotel restoran 4,16 4,95 2,88 6,11 4,95 7 Angkutan komunikasi 8,35 12,14 10,45 13,49 10,11 8 Bank Lembaga Keuangan 4,66 5,59 6,84 6,9 7,15 9 Jasa-jasa 4,28 3,04 11,55 6,16 4,36 PDRB Sumatera Utara 3,98 4,56 4,81 5,74 5,48 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Jika diamati pertumbuhan ekonomi persektor, maka setiap sektor mengalami pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada sektor KonstruksiBangunan yang tumbuh sebesar 12,96 persen, di susul oleh sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 10,11 persen dan sektor Lembaga Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 7,15 persen. Meskipun seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif, namun karena distribusi sektor Industri Pengolahan dan Pertanian yang merupakan penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara, maka pelambatan pertumbuhan kedua sektor ini menyebabkan angka PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2005 juga mengalami kelambatan pertumbuhan jika dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2004 kedua sektor ini mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,75 persen dan 5,38 persen, maka tahun 2005 sektor pertanian tercatat sebesar 3,38 persen dan sektor industri tumbuh Universitas Sumatera Utara sebesar 4,76 persen, jika dibanding tahun sebelumnya, maka kedua sektor itu mengalami sedikit penurunan. Apabila dilihat dari peranan sektor ekonomi Tabel 4.2, sektor pertanian, sektor industri, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masih memegang peranan dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar 68,31 persen terhadap perekonomian Sumatera Utara. Peranan ini sedikit manurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 68,34 persen. Gambaran ini memberikan petunjuk bahwa Provinsi Sumatera Utara masih sangat tergantung pada ketiga sektor ini. Lumpuhnya sektor-sektor ini juga akan melumpuhkan perekonomian Sumatera Utara. Menurunya jumlah sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB terjadi karena beberapa faktor, misalnya: permintaan pasar, produksi barang, fan penawaran barang. Perubahan perekonomian ini menyebabkan dan disebabkan oleh diversifikasi usaha, perubahan teknologi, relokasi usaha, dan penyaringan jenis inestasi pada wilayahdaerah tertentu maupun alih fungsi lahan pertanian. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Struktur Perekonomian Sumatera Utara Tahun 2001-2005 Persen No. Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian 26,95 26,94 24,94 24,47 23,44 2 Pertambangan 1,5 1,25 1,18 1,17 1,25 3 Industri Pengolahan 24,62 23,7 25,27 25,36 25,97 4 Listrik, gas, air minum 0,89 1,15 1,29 1,26 1,26 5 Konstruksibangunan 5,76 5,75 5,48 5,7 5,94 6 Perdagangan, hotel restoran 18,64 18,49 18,48 18,51 18,09 7 Angkutan komunikasi 6,79 7,56 7,83 8,03 8,61 8 Bank Lembaga Keuangan 5,82 6,02 5,99 6,09 6,1 9 Jasa-jasa 9,04 9,14 9,54 9,42 9,33 PDRB Sumatera Utara 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara 4.1.2.2 PDRB Menurut Penggunaan Jika dilihat dari penggunaan nilai tambah yang diperoleh, sebagian besar 54,37 persen digunakan untuk keperluan konsumsi rumah tangga pada tahun 2005. Persentase tersebut yang tercatat lebih besar daripada tahun sebelumnya. Besarnya nilai tambah yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga karena masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan primernya daripada kebutuhan yang lain. Semakin meningkatnya nilai konsumsi rumah tangga mencerminkan kondisi perekonomian sedikit melemah, karena jika sabagian besar perekonomian terus dihabiskan untuk konsumsi rumahtangga maka dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayahdaerah adalah pertumbuhan ekonomi yang semu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara Menurut Penggunaan Tahun 2001-2005 Persen No. Komponen Penggunaan 2001 2002 2003 2004 2005 1 Konsumsi Rumahtangga 57,72 58,44 56,05 53,72 54,37 2 Konsumsi Nirlaba 0,46 0,44 0,48 0,47 0,50 3 Konsumsi Pemerintah 6,25 6,63 8,13 8,34 8,63 4 Pembentukan modal 14,09 14,36 14,79 16,24 16,50 5 Perubahan Stok 4,32 2,35 3,85 3,76 2,27 6 Ekspor Netto 17,16 17,78 16,69 17,47 17,72 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Walaupun persentase konsumsi rumahtangga terhadap total PDRB sangat besar, namun masyarakat Sumatera Utara juga cukup perhatian dalam sarana dan prasarana lingkungannya. Pernyataaan tersebut didukung dari data yang ada, dimana pembentukan modal tetap bruto PDRB atas dasar harga konstan 2000 selama tahun 2005 sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2005, besarnya nilai tambah yang digunakan untuk pembentukan barang modal sebesar Rp. 22,59 triliun atau 16,50 persen dari nilai PDRB Sumatera Utara. Selain digunakan oleh masyarakat untuk konsumsi dan pembentukan modal, PDRB Sumatera Utara juga digunakan untuk konsumsi pemerintah, lembaga nirlaba, dan ekspor. Jika dikumulatifkan, nilai PDRB yang digunakan untuk ketiga kebutuhan tersebut mencapai 26,85 persen dari total PDRB.

4.1.3. Jumlah Penduduk