Akibatnya, timbul bercak atau noda hitam pada bagian-bagian kulit yang sering terkena sinar matahari Wirakusumah dan
Setyowati,1999.
2.6 Bakteri
Bakteri termasuk kedalam golongan prokariota, ukurannya sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara visual Tim mikrobiologi FK Unibraw,
2003.
2.6.1 Fase Pertumbuhan Bakteri
Ada empat fase pada pertumbuhan bakteri yaitu : 1.
Fase Penyesuaian Diri Lag Phase Kurun waktu ini merupakan penyesuaian bakteri ke suatu
lingkungan baru. Pada fase ini tidak ada kenaikan jumlah sel, melainkan peningkatan ukuran dan besar sel.
2. Fase Logaritmik Exponential Phase
Pada fase ini bakteri berkembang biak, jumlah bakteri meningkat secara eksponensial. Untuk kebanyakan bakteri, fase ini berlangsung 18-24
jam. Pada pertengahan fase ini pertumbuhan bakteri sangat ideal, pembelahan terjadi secara teratur, semua bahan dalam sel berada dalam
seimbang Chatim, 1994. 3.
Fase Stasioner Stationary Phase Pada fase ini terjadi penumpukan racun akibat metabolisme sel dan
kandungan nutrien mulai habis, akibat terjadinya kompetisi nutrisi sehingga
Universitas Sumatera Utara
beberapa sel mati dan yang lainnya tetap tumbuh. Jumlah sel menjadi konstan.
4. Fase Kematian Death Phase
Pada fase ini terjadi akumulasi bahan toksik, zat hara yang diperlukan oleh bakteri juga berkurang, sehingga bakteri akan memasuki
fase kematian. Fase ini merupakan kebalikan dari fase logaritmik pertumbuhan. Jumlah sel menurun terus sampai didapatkan jumlah sel yang
konstan untuk beberapa waktu Roday S., 1999.
2.6.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mikroorganisme
a. Suplai Zat Gizi Seperti halnya makhluk lain, mikroorganisme juga membutuhkan
suplai makanan yang akan menjadi sumber energi dan menyediakan unsur- unsur kimia dasar untuk pertumbuhan sel.
b. Waktu Bila
suatu sel
mikroorganisme diinokulasi pada nutrient segar,
pertumbuhan yang terlihat mula-mula adalah suatu pembesaran ukuran, volume dan berat. Ketika ukurannya telah mencapai kira-kira dua kali dari
besar normal, sel tersebut membelah dan menghasilkan empat sel. Selama kondisi memungkinkan, pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung
terus sampai sejumlah besar populasi sel terbentuk. c. Suhu
Universitas Sumatera Utara
Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan organisme. Suhu dapat
mempengaruhi mikroorganisme dalam dua cara yang berlawanan yaitu : 1.
Apabila suhu naik, kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, kecepatan metabolisme
juga turun dan pertumbuhan diperlambat. 2.
Apabila suhu naik atau turun, tingkat pertumbuhan mungkin terhenti, komponen sel menjadi tidak aktif dan sel-sel dapat mati.
d. Nilai pH
Setiap organisme
mempunyai kisaran nilai pH dimana pertumbuhan
masih memungkinkan dan masing-masing biasanya mempunyai pH optimum. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 6,0-
8,0 dan nilai pH diluar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak. Beberapa mikroorganisme dalam bahan pangan tertentu dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran nilai pH 3,0-6,0. e. Aktivitas
Air Semua
organisme membutuhkan air untuk kehidupannya. Air
berperan dalam reaksi metabolik dalam sel dan merupakan alat pengangkut zat-zat gizi atau bahan limbah kedalam dan keluar sel.
Universitas Sumatera Utara
f. Ketersediaan Oksigen O
2
Tidak seperti bentuk kehidupan lainnya, mikroorganisme berbeda nyata dalam kebutuhan oksigen guna metabolismenya. Beberapa kelompok
dapat dibedakan atas : 1.
Mikroba Aerob, mikroba yang membutuhkan oksigen O
2
didalam pertumbuhannya.
2. Mikroba Anaerob, mikroba yang tidak membutuhkan oksigen O
2
didalam pertumbuhannya, bahkan oksigen O
2
ini dapat menjadi racun bagi mikroba tersebut.
3. Mikroba Anaerob Fakultatif, mikroba yang dapat hidup tumbuh
dengantanpa adanya oksigen O
2
. 4.
Mikroba Mikro-Aerofilik, mikroba yang membutuhkan hanya sedikit oksigen O
2
dalam pertumbuhannya. g. Bahan
Kimia Adanya bahan kimia berupa zat pengawet dan bakterisidal dapat
menghambatmematikan pertumbuhan mikroorganisme, misalnya : fenol, alkohol, deterjen dan antibiotika Roday S., 1999.
2.7. Obat Antimikroba