Mutasi Induksi UV Parameter Pengamatan Pengukuran Kadar Klorofil

Umbi Caladium kemudian direndam lagi dalam larutan Routon F selama 1 jam. Potongan umbi lalu ditanam pada pot penyemaian yang berisi media tanam. Media yang digunakan adalah humus, kompos, sekam bakar, dan coco peat dengan perbandingan 1:1:1:1, kemudian pot penyemaian ditutup dengan plastik bening untuk mempertahankan agar media tetap lembab dan ditunggu sampai tunasnya tumbuh.

3.6 Mutasi Induksi UV

Setelah muncul tunas, umbi kemudian diradiasi dengan dosis yang telah ditentukan, yaitu dengan daya lampu 0, 40, 50 dan 60 Watt dan dengan durasi waktu 1, 2, 3, dan 4 jam untuk setiap perlakuan dan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan untuk masing-masingnya. Setelah di mutasi, dibiarkan selama 15 menit dalam kotak UV, kemudian ditempatkan selama satu minggu dalam tempat gelap. Setelah itu pot dipindahkan di tempat teduh tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah perlakuan dan dilakukan setiap minggu. Setiap dua minggu sekali dilakukan pemupukan dengan pemberian pupuk kompos dan pupuk daun merek Bayfolan dan dilakukan penyiraman 3 kali seminggu.

3.7 Parameter Pengamatan

Tanaman yang ditanam dalam pot diamati pertumbuhan dan perkembangannya secara rutin setiap minggu, dengan parameter pengamatan: Frekuensi Tanaman abnormalmutan. Diamati perubahan warna daun yang terjadi baik dari segi warna dan perubahan bentuk daun yang berbeda dengan tanaman normal, untuk mengetahui frekuensi tanaman yang mutan. Tinggi Tanaman cm. Diukur mulai dari pangkal umbi sampai pada pucuk tanaman, dilakukan dengan menggunakan rol. Panjang Daun cm. Diukur helaian daun terpanjang sejajar terhadap tulang daun utama, dilakukan dengan menggunakan rol. Lebar Daun cm. Diukur helaian daun terlebar tegak lurus terhadap tulang daun utama, dilakukan dengan menggunakan rol Universitas Sumatera Utara Jumlah Daun helai. Dihitung jumlah daun yang sepenuhnya sudah terbuka. Berat basah g . Dihitung pada akhir penelitian dengan cara menimbang tanaman segar dengan menggunakan neraca analitik. Berat Kering g. Dihitung pada akhir penelitian dengan cara mengeringkan tanaman yang telah diketahui berat basahnya dengan oven selama 2 x 24 jam kemudian ditimbang neraca analitik dan dilakukan sampai beratnya konstan.

3.8 Pengukuran Kadar Klorofil

Ekstraksi Daun Segar. Ekstraksi jaringan daun segar dilakukan dengan cara, 2,5 mg daun segar digerus dengan mortar sampai halus, kemudian ditambahkan aseton 80 sebanyak 25 ml sampai semua warna terlepas dari jaringan. Ekstrak lalu disaring dengan kertas saring. Pengukuran Kadar Klorofil dengan Metode Spektrofotometer. Pengukuran kandungan klorofil a dan b dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer. Ekstrak daun dimasukkan ke dalam kuvet dan di ukur adsorbansinya pada panjang gelombang 663 dan 645 nm Harbone, 1974. Penghitungan kadar klorofilnya dilakukan berdasarkan Hendry dan Grime 1993 dalam Anggarwulan dan Solichatun 2007 adalah sebagai berikut: Klorofil- a µg g daun : 12,7 x A663 – 2,69 x A645 x 10 -1 Klorofil-b µg g daun : 22,9 x A645 – 4, 68 x A663 x 10 -1 Klorofil total µg daun : 20, 2 x A645 + 8,02 x A645 x 10 -1 Dimana A 663 dan A645 merupakan serapan pada panjang gelombang 663 dan 645 nm, g adalah berat daun yang digunakan, sedangkan mL adalah jumlah aseton yang dipakai.

3.9 Analisis Data