viii
menyebabkan penurunan kadar klorofil, jumlah daun, tinggi taruk, berat basah serta panjang akar tanaman Chrysanthemum morifolium. Penurunan tersebut terutama
diperoleh pada kultur tanaman yang diberi perlakuan pada tahap awal pertumbuhan. Setelah dua bulan aklimatisasi, hampir semua tanaman dapat tumbuh dengan baik
dengan persentase kelulushidupan sebesar 100, kecuali tanaman yang diberi perlakuan sinar UV diikut i
dengan penggelapan UV-G dengan persentase kelulushidupan sebesar 93,33. Semua tanaman mampu berbunga pada waktu yang
hampir bersamaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan sinar UV menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kri
san selama kultur invitro, akan tetapi tanaman tersebut mampu untuk memperbaiki pe
ngaruh negatif UV sehingga tumbuh dengan baik setelah aklimatisasi.
Hasil penelitian Saputri 2004 yang meneliti tentang pengaruh radiasi sinar ultraviolet UV terhadap perkembangan protoplas kacang hijau Vigna radiata
melaporkan bahwa irradiasi sinar UV tidak mempengaruhi viabilitas dan regenerasi dinding sel, tetapi merusak inti sel dan menghambat perkembangan kultur protoplas
kacang hijau.
4.2.4 Berat Basah dan Berat Kering Tanaman
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap berat basah dan berat kering tanaman akibat penyinaran lampu UV dan lamanya waktu penyinaran adalah tidak
berpengaruh, hal ini sesuai juga dengan daftar sidik ragam yang menunjukkan bahwa interaksi antara energi lampu dan lamanya penyinaran terhadap berat basah dan berat
kering tanaman adalah tidak berbeda nyata, Lampiran J, hal. 46-47. Hubungan berat basah dan berat kering tanaman Caladium terhadap energi lampu UV dan waktu
penyinaran dapat dilihat pada Gambar 4.2.4a dan Gambar 4.2.2b.
Universitas Sumatera Utara
ix
5 10
15 20
0 Watt 40 Watt
50 Watt 60 Watt
Perlakuan Be
ra t ba
sa h g
1 jam 2 jam
3 jam 4 jam
Gambar 4.2.4a Hubungan berat basah tanaman terhadap energi lampu UV dan waktu penyinaran
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20
0 Watt 40 Watt
50 Watt 60 Watt
Perlakuan
Be ra
t K eri
ng g
1 jam 2 jam
3 jam 4 jam
Gambar 4.2.4b Hubungan berat kering tanaman terhadap energi lampu UV dan waktu penyinaran
Berdasarkan pada Gambar 4. 2.4a dan Gambar 4.2.4b diketahui bahwa penyinaran selama 1 jam cenderung meningkatkan berat basah dan berat kering
tanaman seiring dengan peningkatan Watt lampu UV yang digunakan sedangkan waktu penyinaran 2, 3 dan 4 jam cenderung menurunkan berat basah dan berat kering
tanaman, seiring dengan peningkatan Watt lampu UV yang digunakan.
Hal ini menunjukkan bahwa sinar UV dalam dosis yang tinggi berpengaruh pada penurunan berat basah tanaman dan dalam hal ini mungkin besarnya energi
Watt lampu UV yang digunakan serta lamanya waktu penyinaran. Sedangkan berat kering cenderung berhubungan dengan kadar air tang dikandung oleh tanaman.
Universitas Sumatera Utara
x
Menurut Afza 2004 bahwa sinar ultraviolet menurunkan jumlah tunas, panjang tunas, berat basah planlet dan kadar klorofil tanaman anyelir yang dikultur
secara invitro. Ackerman 1988, menyatakan bahwa sinar UV merupakan sinar non- ionisasi, tidak memiliki cukup energi untuk induksi ionisasi, walaupun demikian sinar
UV sangat baik digunakan sebagai mutagen dan sel. Jadi penyinaran UV ini merupakan rangsangan yang penting yang dapat merusak sel.
4.3 Kandungan Klorofil