Pemuliaan tanaman melalui mutasi induksi merupakan suatu percobaan trial and error. Hasil penelitian Silvy Et Miteau 1985 dan Soertini 1992 dalam Lubis
2005 menunjukkan bahwa persentase mutan yang dihasilkan pada tanaman Teluki Dianthus caryophyllus dan Gladiol Gladiolus hybridus meningkat bila diberi
radiasi sinar gamma yang diulang atau ganda dari dosis rendah, kemudian setelah 24 jam diradiasi kembali dengan dosis tinggi, tetapi perlakuan radiasi tunggal yang
dilakukan Soertini 1992 dalam Lubis 2005 terhadap bibit Alpinia purpurata mempunyai pengaruh yang lebih positif dibandingkan dengan radiasi yang diulang.
Mutan yang dihasilkan berupa tanaman dengan warna dan ukuran rata-rata yang sama dengan kontrol, tetapi warna merah menjadi putih dan putih dengan pinggir merah.
DNA dapat dirusak oleh ultraviolet pada panjang gelombang 254-260 nm, sehingga ultraviolet dapat menginduksi secara langsung akibat penyerapan oleh purin
dan pirimidin. Pirimidin umumnya sangat kuat menyerap pada 254 nm dan menjadi aktif Lewis, 1997. Secara umum mutagen genetik menyebabkan meningkatnya
frekuensi mutasi sehingga jumlahnya nyata pada organisme yang bermutasi. Sinar UV digunakan sebagai agen mutagenik karena sinar UV selain efektif sebagai agen
mutagenik juga lebih murah dibanding agen mutagenik lain Zul et al., 2003 Mutagenesis radiasi UV membuka jalan untuk penemuan bentuk perbaikan alami
kerusakan DNA Cummings Klug, 1994.
Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian untuk mendapatkan variasi warna Caladium melalui teknik mutasi dengan induksi sinar UV. Teknik hibridisasi
pada Caladium membutuhkan waktu yang relatif lama, dan jarang ditemukan tanaman Caladium yang memiliki bunga. Oleh karena itu melalui penelitian teknik mutasi ini
diharapkan akan didapatkan variasi warna dari daun Caladium yang lebih menarik.
1.2 Permasalahan
Mutasi induksi telah dilakukan pada tanaman Colocasia esculenta Shcoot.,
menggunakan sinar Gamma dengan dosis 2,50 – 60 Gy, menghasilkan perubahan
Universitas Sumatera Utara
morfologi dan meningkatkan produksi Vasudevan Jos 1988. Efek radiasi sinar –X telah dipelajari oleh Atkinson 1979 dalam Harten 1998 yang mengirradiasi daun
Caladium, bunga Begonia dan biji-bijian yang lain dan ternyata radiasi tersebut merusak aktivitas klorofil dan memperlambat pertumbuhan setelah diberi perlakuan.
Nasir 2002, menyatakan bahwa penggunaan sinar UV juga telah dilakukan oleh para peneliti untuk memperbaiki morfologi tumbuhan, dan penggunaan sinar ini terbukti
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Walaupun
demikian, penggunaan sinar UV pada umbi Caladium bicolor W. Ait Vent, belum
dilakukan, padahal tanaman ini memiliki potensi pasar yang cukup tinggi apabila memiliki corak morfologi daun yang lebih bervariasi. Berdasarkan hal tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian ”mutasi induksi Caladium bicolor menggunakan sinar ultraviolet”.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan lama penyinaran sinar UV pada perubahan fenotip daun, pertumbuhan serta kadar klorofil Caladium
bicolor.
1.4 Hipotesis
Pengaruh dan lama penyinaran UV berpengaruh terhadap perubahan fenotip daun, pertumbuhan serta kadar klorofil Caladium bicolor.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan variasi atau kombinasi warna yang lebih menarik dari Caladium bicolor. Sehingga dapat meningkatkan nilai
ekonomis dari tanaman tersebut serta sebagai bahan informasi bagi masyarakat yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Tanaman Caladium
Caladium bicolor merupakan herba tahunan, daun berukuran besar, berbentuk hati, ditopang oleh pelepah yang panjangnya 30 cm atau lebih, warnanya beragam, ada
yang putih kehijauan dengan tulang daun hijau, ada yang hijau di tepi dan merah menyala di tengahnya, ada yang hijau di tepi dan tengahnya pink dibayangi putih, dan
lain-lain. Batang biasanya tumbuh horizontal seperti umbi kentang atau umbi famili Zingiberaceae Prihmantoro, 1997.
Gambar 2.1: Caladium bicolor
Daun Caladium ada yang berbentuk hati, bulat, panjang, seperti daun bambu, dan daun ganda. Sedangkan daunnya memiliki warna dasar merah, kuning, hijau,
putih, emas, dan ungu. Masing-masing warna memiliki variasi yang berbeda, misalnya merah tua, merah terang, merah pudar, atau merah pucat. Di samping warna dasar,
umumnya dalam satu daun Caladium juga terdapat satu atau beberapa warna lain. Warna daun Caladium yang masih muda umumnya berbeda dengan Caladium yang
Universitas Sumatera Utara
sudah dewasa. Corak daun Caladium bisa berupa titik, bulat, bergaris, atau bentuk yang tidak beraturan dengan jumlah dan ukuran yang bervariasi Yuliarti, 2008.
2.2 Penyebaran