Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dewasa Ini

yang biasanya dilakukan antara pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Sejak tahun 90-an, para penari bergabung dengan kerumunan orang-orang asing, Dari pendapat di atas, dapat dipastikan bahwa tidak hanya orang-orang Jepang saja yang ada dalam masyarakat Harajuku, selain terdapat pemuda-pemudi, ada juga orang- orang asing yang ikut bergabung dan menari bersama mereka. Selain ada orang-orang asing yang ikut ber-harajuku, tentu saja banyak juga turis-turis baik domestik maupun mancanegara yang sangat tertarik untuk melihat aksi mereka dan mengabadikannya ke dalam sebuah foto. Adanya turis-turis asing yang ikut bergaya atau hanya sekedar melihat- lihat tersebut tentu saja semakin menguatkan percampuran antara budaya yang semakin mempengaruhi gaya berpakaian anak-anak muda Harajuku maupun di luar Harajuku luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya para pelaku seni baik di daerah barat maupun di Asia yang berbondond-bondong meniru gaya berpakaian ala Harajuku ini.

2.3 Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dewasa Ini

Berbicara tentang gaya berpakaian ala Harajuku, pasti juga tidak terlepas dari proses perkembangan gaya berpakaian orang Jepang. Secara singkat, pakaian orang Jepang atau ifuku dapat dikategorikan menjadi dua golongan besar yakni wafuku gaya Jepang dan yofuku gaya Barat Kodansha,1994:210-211. Kimono merupakan versi modern pakaian Jepang , dari hasil adaptasi pakaian tradisional yang berbentuk jubah, yang diikat dengan sabuk pada pinggang pemakianya. Nama versi tradisional kimono adalah kosodo. Kimono dapat juga dianggap sebagai pakain tradisional Jepang pada umumnya. Menurut James Danandjaja 1997:415-416 orang Jepang mulai beralih ke Universitas Sumatera Utara gaya pakaian barat setelah Restorasi Meiji 1868. Prosesnya dimulai dengan keluarnya dekrit pemerintah yang mengharuskan kalangan pegawai negeri seperti tentara, polisi, dan tukang pos mengenakan pakaian Barat. Tidak lama setelah itu para murid pun diperintahkan mengenakan seragam barat. Pada masa PD I semua kaum lelaki sudah mengenakan celana panjang dan jas Barat. Kaum wanita pada umumnya lebih lambat dalam mengambil alih pakaian Barat. Namun kalangan para bangsawan telah mengenakan gaun-gaun serta aksesoris Barat, yang mereka impor untuk keperluan menghadiri pesta- pesta dansa gaya Eropa antara tahun 1883-1889 yang diadakan di Rokumeikan Deer Cry Pvillion, sebuah bangunan bertingkat dua yang terletak di dekat Hotel Imperial di kawasan Hibiya di Tokyo. Setelah PD I para wanita profesional dan terpelajar mulai mengenakan pakaian Barat sebagai pakaian sehari-hari mereka. Baru seusai PD II pakaian Barat menjadi pakaian orang Jepang dari segala lapisan sosial. Dewasa ini para wanita Jepang hanya mengenakan pakaian kimono pada kesempatan-kesempatan tertentu saja, seperti pada pesta rakyat atau perkawinan. Kaum lelaki biasanya lebih terlihat jarang memakai kimono. Mereka biasa memakainya hanya pada pesta rakyat musim panas. Seiring dengan perkembangan zaman, dan selayaknya mode-mode fesyen lainnya, gaya berpakaian ala Harajuku juga mengalami banyak perkembangan dari awal terciptanya gaya berpakaian ini sejak tahun 1970-an. Namun, yang paling banyak mendapat sorotan akhir-akhir ini adalah berbagai gaya cosplay yang menghiasi jalan di kawasan Harajuku.

2.3.1. Cosplay Cosplay Kosupure adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang Wasei-eigo yang

berasal dari gabungan kata costume kostum dan play bermain. Cosplay berarti hobi Universitas Sumatera Utara mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, permainan video, atau penyanyi dan musisi idola. Pelaku cosplay disebut cosplayer. Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer. Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar dōjin circle, seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia. Sedikit sejarah tentang cosplay, sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah. Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng masquerade seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah. Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum costume show. Di Jepang, peragaan cosplay pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars. Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras Universitas Sumatera Utara membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shōjo dan film Virus. Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran dōjinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang. Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan dōjinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut Tominoko-zoku ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok Tominoko-zoku dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku. Istilah Tominoko-zoku diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan cosplay sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime. Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio Tōkai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang Universitas Sumatera Utara sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land. Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa ber-cosplay. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir disebut Kamera- kozō yang senang memotret kegiatan cosplay. Trend terkini yang dapat dijumpai saat acara-acara cosplay Jepang berasal dari naiknya popularitas dari fantasi non-Jepang dan berbagai karakter pada film science fiction, yang berhubungan dengan kesuksesan sampai taraf internasional dari berbagai film seperti The Matrix, Star Wars, dan Lord of the Rings. Karakter-karakter dalam film Harry Potter ternyata memiliki banyak fans cosplayer wanita di Jepang, di samping itu, tokoh seperti Draco Malfoy menjadi tokoh paling favorit bagi cosplayer laki-laki. Seseorang yang menggunakan kostum yang berlawanan dengan gender-nya disebut dengan crossplay cross-dressing cosplay. Ada sebuah kelompok di dalamnya yang bernama dollers, merupakan cosplayer kigurumi kostum tokoh hewan yang biasanya pria, mereka memakai aneka kostum dan topeng yang secara total mengubah penampilannya menjadi karakter-karakter wanita. Trend terkini lain untuk cosplay adalah memadukan kostum-kostum yang berdasarkan game anime dengan kostum original yang berdasarkan pada tema umum atau fashion yang sudah ada. Terutama Gothic Lolita sebagai trend pakaian remaja di Universitas Sumatera Utara Tokyo yang telah menarik perhatian beberapa cosplayer yang mungkin memiliki kecenderungan untuk mengenakan pakaian khusus di acara tertentu saja. http:id.wikipedia.orgwikiCosplay. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, gaya cosplay mencakup beberapa kategori gaya, antara lain :

2.3.1.1 Gaya tokoh fiksi

Salah satu trend bagi para cosplayer di Harajuku adalah mengenakan kostum dari tokoh-tokoh fiksi. Salah satu diantaranya adalah anime yang biasa dilihat pada komik- komik dan video game. Anime adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris Animation dan diucapkan sebagai Anime-shon. Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luas adalah Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat berkembang jika dibandingkan dengan anime jaman dulu. Dengan grafik yang sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat Jepang sangat antusias menonton anime. Dari anak- anak sampai orang dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Untuk bisa mendapatkan anime, mereka harus membeli dvdvcd anime atau mereka bisa mendownload anime itu dari situs-situs penyedia layanan Direct Download Link. Selain dari anime, tokoh-tokoh fiksi baik dari tokoh superhero yang ada di Jepang Universitas Sumatera Utara seperti satria baja hitam, maupun tokoh dari luar seperti harry potter dan lainnya juga sangat digemari oleh para cosplayer http:id.wikipedia.orgwikiMangalihat gambar 1

2.3.1.2 Gaya Visual Kei

Visual Kei bijuaru kei adalah sebuah fesyen yang terbentuk semenjak usainya Perang Dunia II terbentuknya angura dan eroguro, dan pada saat itu fenomena ini bukanlah sebuah fesyen belaka, melainkan gaya hidup dari sebagian orang-orang yang merasa terbuang dengan adanya perubahan zaman. Komunitas yang didominasi oleh kaum pria ini berbicara tidak hanya dengan suara tetapi juga melalui penampilan. Banyak diantara mereka yang berpakaian dan berdandan layaknya wanita, demikian juga dengan cara mereka bersikap dan bertingkah laku. Akan tetapi komunitas ini tidak bertahan lama. Banyak diantara mereka yang tidak tahan menghadapi penderitaan hidup setelah perang sehingga memilih mengakhiri hidupnya. Sebutan visual kei sendiri baru mulai populer pada tahun 1980, dimana pada saat itu muncul sebuah band beraliran heavy metal yang terinspirasi oleh KISS, yaitu X-Japan. Pada saat itu, terjadi perombakan besar-besaran pada fesyen dan gaya berpakaian anak muda Jepang, dimana tidak hanya wanita yang menggunakan make up dan mengenakan rok untuk sekedar santai atau pergi ke konser, tetapi juga kaum pria yang memandang hal tersebut bukan sebuah penyimpangan tetapi hanya sebagai fesyen belaka. X- Japan, selain sebagai band legendaris, juga adalah band yang dapat dikatakan telah melahirkan sebuah gaya yang dikemudian hari disebut sebagai visual kei. Visual kei terdiri dari dua suku kata dari bahasa yang berbeda, yakni visual yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti fisik, sementara kei berasal dari bahasa Jepang yang berarti gaya atau penampilan. Jadi dari segi Universitas Sumatera Utara bahasa, visual kei diartikan sebagai gaya atau penampilan fisik. Secara luas, visual kei diartikan sebagai gaya yang terbentuk dari kepribadian atau tingkah laku tiap individu yang terekspresikan melalui penampilan luar. Meskipun X-Japan tealh bubar sejak bertahun-tahun lalu, visual kei tetap bertahan hingga kini, dan bahakan terus berkembang Image Jepang di Mata Anak Muda Indonesia: 33 Di Jepang, penggemar band Visual Kei sebagian besar hampir selalu terdiri dari gadis remaja dan dipasarkan secara luas dalam bentuk merchandise anggota band itu sendiri. Di negara-negara lain, perbandingannya kecil secara kuantitas antara penganut Visual Kei kira-kira keseluruhan antara remaja putra dan putri. Daya tarik kostum pada fans adalah dengan ditunjukkan oleh para gadis yang berpakaian cosplay sebagai anggota band favorit mereka, secara terpisah pada konser di Jepang, di Amerika pada acara-acara anime. Band visual kei yang diartikan sebagai yang utama dari gaya visual, tidak mengacu pada jenis musik tertentu. Mereka sebagian memainkan musik rock, hard rock seperti Luna Sea, Dir en Grey, Penicillin, Duele Quartz, Plastic Tree, musik gothic dan neoclassic seperti Malice Mizer, Moi Dix Mois, Rentrer en Soi, Despairs Ray dan Phantasmagoria, Light Rock dan Pop seperti LArc~en~Ciel, Glay, Shazna dan musik heavy metal dan Ballad seperti X Japan, Loudness, Buck- Tick, Sex Machine Gun, selain itu musik industrial, punk, dan techno kadang - kadang juga masuk ke dalamnya http:id.wikipedia.orgwikiVisual_Kei. Berikut beberapa gaya yang termasuk dalam visual kei yang banyak dikenakan oleh para cosplayer. a Gothic Gothic fesyen adalah gaya berpakaian orang-orang yang tergabung dalam kelompok subkultur gothic yang biasa dikenal dengan sebutan goth. Gaya ini diketahui berasal dari Universitas Sumatera Utara Inggris pada awal tahun 1980-an. Gaya berpakaian mereka biasanya selalu bercirikan dengan warna hitam. Namun di Jepang, para band Jepang yang banyak menggunakan fesyen gothic tidak melulu menggunakan hitam sebagai plihan berbusan mereka, bisa saja warna hitam digabungkan dengan warna merah dan putih atau warna-warna gelap lainnya. Contoh band yang setia menggunakan style ini adalah Malice Mizer, dan Moi Dixmois. lihat gambar 2.a b Gothic Lolita Gothic Lolita fesyen merupakan bagian dari gaya dan sub-kebudayaan Gothic Lolita yang muncul pertama kali di Jepang. Secara umum, Lolita diinspirasi oleh pakaian anak-anak ‘Victorian’ dan kostum rumit yang berasal dari jaman Rococo. Gaya Rococo merupakan bagian dari seni yang muncul di Perancis pada awal abad ke-18, setelah berakhirnya jaman Baroque. Gaya-gaya lain yang mempengaruhi Lolita diantaranya gaya barat Goth Punk, serta pakaian pelayan wanita di Perancis. Meskipun tidak dapat dikatakan sebagai penemu gaya Lolita tetapi gaya ini telah berhasil dipopulerkan oleh Mana dari grup band Malice Mizer lihat gamabar 2.b. Mode ini dimulai pada tahun 70-an, walaupun pada kenyataannya tidak dapat merengkuh popularitas serta publikasi media sampai pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000. c Angelic Sesuai dengan namanya yang berarti malaikat, kata-kata yang bisa menggambarkan salah satu style visual kei ini adalah Pure bersih, saintly suci, dan adorable mengagumkan. Baju yang serba satin berwarna putih dengan wajah serba pucat dan sayap adalah ciri dari style ini. Pada era Le ciel, Gackt dan Malice Mizer sempat menggunakan style ini lihat gbr 13. Universitas Sumatera Utara d Punk Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial. Tidak beda dari negara tempat punk berasal, di Jepang juga sering terlihat band-band Jepang yang berdandan ala punk ini dengan ciri khas rambut bergaya mohawk tersebut, namun keunikannya dikarenakan band-band Jepang seolah memadukan unsur punk dengan J-style itu sendiri. Biasanya band yang menggunakan style ini membawakan musik yang bergenre punk juga lihat gambar 14. e Cyber Jika mendengar kata cyber, maka yang terlintas adalah robot-robot dengan segala warna silvernya. Style yang satu ini sering digunakan oleh band yang bernama Glay. Warna-warna silver dan sentuhan make-up yang serba pucat menjadi ciri dari style ini lihat gambar 15. f Retro Style retro ini bercirikan casual namun elegan. Band seperti Baroque atau Merry adalah band pengusung style retro. Style ini tampil dengan make-up yang dominan hitam Universitas Sumatera Utara dan pakaian yang serba hitam yang sesuai dengan nuansa dark dan gritesque yang diciptakan melalui musiknya. Mereka juga kadang-kadang memakai pakaian seragam sekolah zaman Jepang kuno yang mencerminkan style retro dari musik mereka. Sering juga mengkombinasikan dengan casual street wear dan kostum glamrock lihat gbr 16. g Fetish. Style ini mengingatkan kita pada bahan yang terbuat dari kulit yang mengkilap dan tentu saja bondage straps. Style ini bisa dilihat pada band Dir en Grey dalam video klip nya Raison d’etre lihat gbr 17. hOriental Terinspirasi dari kemolekan penari Geisha, kabuki dan mewahnya kimono. Bisa dilihat pada band Kaggra yang sering menggunakan style ini. Dimana semua personilnya yang semua lelaki memakai kimono lengkap dengan atributnya, dan terlihat sangat cantik sekali lihat gbr 18. i Fairy Tale Salah satu band yang sukses menggunakan style ini adalah Psycho le cemu. Style ini memiliki ciri yaitu mengadaptasi dari cerita legenda dan mitologi. Namun, tidak banyak band yang membawa image visual seperti ini lihat gbr 19. j Mediterranean Gaya dandanan ini sangat terkesan feminis. Terlihat pada band Laruku, dimana para personilnya bergaya layaknya seorang wanita, dengan rambut panjang, baik dengan rambut disasak atau digerai lihat gbr 20. Universitas Sumatera Utara k Glam Diambil dari kata “glamour” dari bahasa Inggris yang berarti menarik atau dapat juga berarti sesuatu yang yang mewah. Gaya ini mengangkat image rockstar ala tahun 80-an. Salah satu personil band Jepang yang memakai gaya ini adalah almarhum Hide gitaris X- Japan lihat gambar 21. l Groom Boom Groom boom adalah style berupa image pengantin yang menjadi inspirasi oleh para J- rockers. Banyak band J-rock yang menggunakan kostum pengantin, baik gaun maupun tuxedo dalam aksi panggungnya. Contoh band yang sering menggunakan image ini adalah Luna sea, atau malice mizer lihat gbr 22.

2.3.2 Gaya Lolita

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Lolita diinspirasi oleh pakaian anak-anak ‘Victorian’ dan kostum rumit yang berasal dari jaman Rococo. Gaya Rococo merupakan bagian dari seni yang muncul di Perancis pada awal abad ke-18, setelah berakhirnya jaman Baroque. Gaya-gaya lain yang mempengaruhi Lolita diantaranya gaya barat Goth Punk, serta pakaian pelayan wanita di Perancis. Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa gaya antara lain: a. gothic lolita Dipengaruhi oleh unsur-unsur khusus dari mode gothic, Gothic Lolita dapat juga disebut Gothloli mungkin telah menjadi gaya paling populer dalam Lolita dan tentunya juga diakui di negara-negara barat. Gaya ini diawali oleh para anak muda pada sekitar tahun 19971998 dan menjadi gayaaliran yang dapat diterima oleh publik sehingga beberapa butik dan toko pakaian besar akhirnya menyediakan baju jenis Gothic Lolita ini Universitas Sumatera Utara sekitar tahun 2001. Beberapa pengamat mode menganggap hal tersebut merupakan reaksi dari estetika mode Kogal. Kogal merupakan bagian dari Japanese Fashion, biasanya dicirikan sebagai wanita muda yang menghabiskan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok mata sifatnyahura-hura. Berdasarkan cara berpakaiannya, Gothic Lolita dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a Gothic Lolita: Merupakan gaya paling umum dan paling populer dari sub-kategori gothic dalam Lolita Fashion. Pakaian yang dikenakan biasanya berwarna khusus hitam dan putih tetapi dapat juga meliputi warna biru-gelap kehitaman Moitié ataupun hitam,merah.gambar2.b b Kurololi Lolita hitam: Merupakan Gothic Lolita tetapi terbatas pada warna dengan tema serba hitam lihatgambar3. c Gurololi Gurololi berarti Lolita yang mengerikan atau menakutkan. Gaya ini tidak sekedar dilihat dari kostum saja tetapi harus memakai pakaian yang dilengkapi dengan darah kental, contohnya dengan perban, darah palsu, tutup mata, dan lain nya. Makeup yang digunakan oleh Gothic Lolita biasanya berwarna gelap, hal ini sangat berlawanan dengan aliran Lolita yang menonjolkan makeup warna terang. Raut wajah yang pucat juga digunakan dalam gaya ini, tetapi bukan seperti warna putih pada ’goth’. Universitas Sumatera Utara Selain itu Gothic Lolita menggunakan lipstik berwarna merah untuk pewarnaan bibir Berbagai macam perlengkapan lain dapat menjadi aksesoris yang menunjang penampilan Gothic Lolita, diantaranya dompet dengan berbagai warna yang menyolok mata, tempatkotak topi, ataupun tas tangan yang kadang-kadang tampil dalam berbagai bentuk seperti kelelawar, peti mati, dan salib. Beruang Teddy dan boneka hewan lain juga seringkali digunakan, bahkan beberapa merk membuat beruang Teddy ”goken” khusus berbahan kulit berwarna hitam ataupun PVC. Selain itu, ”Super Dollfies” boneka juga merupakan salah satu alternatif aksesoris yang dapat dibawa lihat gambar 4. b. Sweet Lolita Gaya berpakaian Sweet Lolita Amaloli biasanya identik dengan hampir keseluruhan bagian bajugaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin. Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat. Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa manis permen dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita. Aksesoris lain sebagai pelengkap fashion Sweet Lolita dapat berupa boneka atau baju beruang Teddy. Salah satu contoh adalah gaya berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma Monogatari Kamikaze Girls yang berarti Shimotsuma story atau A Tale of Shimotsuma. ”Kamikaze Girls” dipublikasikan dalam bentuk novel ringan, manga, dan film. Novel aslinya ditulis oleh Novala Takemoto. Sub- kategori dari Sweet Lolita adalah Shirololi White Lolita yang hanya mengenakan pakaian berwarna putih murni lihat gambar 5. Universitas Sumatera Utara c. Classical Lolita Classical Lolita Classic Lolita merupakan bagian dari Lolita Fashion yang diinspirasi oleh fashion para wanita Victorian, Baroque, dan Rocaille. Gaya ini cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna mati, serta setelan yang pas- tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih, putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Classical Lolita juga menggunakan berbagai macam aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, hiasan bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan. Kadang kala tampilan Gothic Lolita dengan warna hitam-putih seperti pada penggunaan jenis pakaian pelayan wanita Perancis serta celemek gaya ‘Alice in Wonderland’ sering disalah-artikan sebagai gaya Classic Lolita lihat gambar 6 d. Punk Lolita Punk Lolita memadukan unsur-unsur fesyen punk ke dalam Lolita Fashion. Berbagai perlengkapan fesyen yang biasanya dapat ditemui dalam gaya punk, seperti kain ‘sobek- sobek’, kain motif kotak-kotak, berbagai pin dan rantai, kain hasil cetakan sablon, potongan rambut pendek, dan lainnya telah dipadukan ke dalam Lolita lihat gambar 7 e. Wa Lolita Wa Lolita Waloli merupakan perpaduan antara pakaian Jepang tradisional dengan Lolita Fashion. Biasanya Wa Lolita menggunakan yukata kadang-kadang kimono dan rok atau kain bawahan yang menjadi ciri gaya Lolita. Nama Wa Lolita diambil dari referensi orisinal Jepang, sebagai “The Land of Wa”. Kosa kata “Wa” dapat diartikan “Jepang” itu sendiri atau sesuatu yang bersifat Jepang seperti washoku yang berarti Universitas Sumatera Utara makanan bergaya Jepang; atau wafuku yang berarti pakaian bergaya Jepang.lihat gambar8 f. QiLolita Qi Lolita, dibaca “chee-loli” merupakan bagian dari Lolita yang menggabungkan gaya Lolita dengan pakaian tradisional Cina, seperti qipao. Qipao; qipaor; ataupun ch’i-p’ao dikenal sebagai cheongsam atau busana mandarin, merupakan sebuah pakaian untuk wanita yang pas-tubuh diciptakan di Shanghai lihat gambar 9. g. PirateLolita Jenis Lolita Fashion ini memasukkan unsur historis dan fantasi dari pakaian bajak-laut. Topi model Tricorne mini, tas berbentuk peti harta karun, dan aksesoris lain yang berbentukberhubungan dengan laut dan bajak-laut merupakan karakteristik Pirate Lolita. Tricorne juga tricorn, tri-corned hat, atau three-corned hat merupakan gaya topi yang populer selama akhir abad ke-17 sampai dengan abad ke-18, sebelum revolusi Perancis yang digunakan oleh penduduk sipil dan sebagai bagian dari seragam militer lihat gambar 10 h. EroticLolita Erotic Lolita Erololi cenderung memuja esensi erotis daripada hanya sekedar ingin menunjukkan salah satu bagian tubuh saja. Erololi juga dapat mengenakan rok yang sedikit lebih pendek dibandingkan dengan gaya-gaya Lolita lain, tetapi cenderung lebih sopansederhana daripada fesyen lain yang sejenis. Erololi menampilkan sifat erotis dalam gaya Victorian yang cenderung kolot, dan sebagai tampilan utamanya Erololi Universitas Sumatera Utara menggunakan pakaian-dalam seperti korset, bloomers celana pof; celana pendek yang diikat dekat lutut, petticoat rok-dalam wanita, dan garter ikat kaos kaki. Pemakaian berbagai pakaian-dalam tersebut tidak boleh berlebihan, karena bagaimanapun juga seperti telah dibahas sebelumnya bahwa bagian tubuh yang boleh terlihat terbuka hanya pada bagian pundak dan lutut lihat gambar 11 i. Ouji dan Dandy Ouji merupakan fashion pria yang berpasangan dengan Lolita Fashion. Ouji diinspirasi oleh pakaian yang digunakan oleh anak-anak sekolah pria Victorian berupa knickerbockers celana tanggung, baju dan kaus bergaya maskulin, celana panjang, dan kaus-kaki sepanjang lutut. Kadang-kadang, tampilan Ouji mirip dengan Dandy lihat gambar 12. Dandy merupakan istilah barat untuk Aristocrat maskulin pria dan berbagai fashion Ouji yang dewasa. Dandy secara umum diinspirasi oleh pakaian yang dikenakan pria kelas atas di Eropa ketika abad ke-19. Ciri-ciri yang paling terkenal dari Dandy adalah dalam hal penggunaan Frock coat mantel pria yang panjangnya mencapai lutut kaki dan jabot kain berkerut pada leher http:harajukja.com?p=102

2.3.3 Gaya Decora dan kawaii

Kedua gaya ini memiliki persamaan. Yakni sangat bercirikan anak-anak dengan segala asesoris boneka dan pernak-pernik lainnya. Contohnya gaya kawaii yang selalu tampil dengan mengenakan kostum karakter-karakter boneka kartun seperti pikachu, doraemon dan panda lain sebagainya lihat gambar 1a. Gaya ini diketahui berkembang sejak tahun 1970-an dan masih bertahan hingga Universitas Sumatera Utara sekarang http:en.wikipedia.orgwikikawaii. Selanjutnya adalah gaya decora. Menurut Shoichi Aoki dalam majalah pacific friend june 1999, vol.27 : 8, Decora berasal dari bahasa Inggris yakni decoration atau yang berarti perhiasan. Ini dimaksudkan berhubungan dengan kesukaan para remaja tersebut dalam mengenakan asesoris dari ujung rambut hingga ujung kaki. Baik dari jepit rambut, rantai-rantai, cincin, tindik di hidung maupun menyertakan boneka di baju atapun tas yang mereka kenakan. Tidak hanya itu, mereka bahkan mengenakan perhiasan-perhiasan yang mereka buat sendiri dan menjualnya di kawasan Harajuku. Selain itu, gaya decora ini merupakan salah satu gaya yang diperkenalkan oleh sebuah majalah street fashion di Harajuku yang berdiri sejak tahun 1997 http:en.wikipedia.orgwikiFruits_magazine. lihat gambar 1b Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS TERHADAP GAYA BERPAKAIAN ALA HARAJUKU DALAM KEHIDUPAN REMAJA JEPANG Maraknya pop culture dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang sangat erat kaitannya dengan masuknya budaya Barat dan modernisasi di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat kota di Jepang. Salah satu jenis subkultur di antara banyaknya pop culture di Jepang adalah populernya gaya berbusana anak-anak muda Jepang di Harajuku atau yang lebih dikenal dengan sebutan Harajuku fashion street. Para penggunanya sebagian besar adalah remaja baik putra maupun putri yang usianya berkisar antara 16- 20an tahun pacific friend, june 1999:8. Kegiatan mereka pada saat ber-Harajuku di sekitar kawasan Harajuku yang ditutup pada hari minggu adalah mempertunjukkan pakaian, tarian-tarian, dan berlagak seperti tokoh-tokoh fiksi sungguhan ketika mereka sedang memakai kostum lihat gambar 1.Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, gaya-gaya berpakaian tersebut merupakan hasil percampuran antara budaya lokal dan luar negeri. Namun selain dikarenakan masuknya budaya luar, harajuku style ini muncul juga dikarenakan perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyrakat Jepang khususnya pada kaum muda Jepang. Hal ini berkaitan dengan jenuhnya para kaum muda Jepang dengan segala peraturan yang terlalu mengikat baik di dalam rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hisao Naka yang ditejemahkan oleh Emy Kunjtoro Jakti dalam buku yang berjudul Kaum Muda Jepang Dalam Masa Perubahan 1997 : 33-34. Ia mengatakan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukannya, aspek-aspek kehidupan seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, persahabatan dan hubungan Universitas Sumatera Utara masyarakat, pemuda Jepang mendapat angka yang sangat rendah dalam hal kepuasan jika dibandingkan dengan negara lain. Salah atu contoh bentuk ketidakpuasan pemuda-pemuda tersebut dapat digambarkan melalui kehidupan mereka disekolah, dimana sikap para guru yang dengan otomatis memberi keterangan, dan mendasarkan keputusannya mengenai kemampuan setiap siswa hanya pada hasil-hasil ujian, dengan terlalu banyak menekankan hafalan. Kemudian, dalam bidang pekerjaan, ketidakpuasan disebabkan oleh upah yang rendah, sikap perusahaan yang hanya mementingkan diri sendiri, kurangnya masa libur, pekerjaan yang rutin, dan organisasi yang meknistis. Dan dari penelitian yang dilakukannya, Ia menyimpulkan bahwa ciri yang menyolok dari pemuda Jepang adalah meskipun ketidakpuasan yang ekstrem terasa pada hampir semua segi kehidupan sosial dan nasional,pengucapan dari ketidakpuasan ini tetap bersifat abstrak. Dari pernyataan- pernyataan tersebutlah dapat diketahui bahwa keabstrakan dari penolakan para kaum muda Jepang terhadap ketidakpuasan dalam kehidupan mereka disalurkan salah satunya melalui cara berpakaian mereka di Harajuku. Namun, dengan menjamurnya budaya- budaya asing di dalam kehidupan remaja Jepang khususnya pada fesyen Harajuku, tidak serta merta menghilangkan identitas asli mereka sebagai bangsa Jepang. Berikut beberapa analisis dari gaya-gaya berbusana yang terdapat di Harajuku yang akan melengkapi pernyataan tersebut.

3.1. Gaya Cosplay