3.2. Gaya Lolita
Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa gaya loita terdiri dari beberapa sub gaya berpakaian. Tentunya lagi-lagi gaya berbusana tipe ini juga merupakan
hasil adaptasi dari gaya berbusana luar. Tepatnya lagi,gaya berbusana Lolita diinspirasi oleh pakaian anak-anak ‘Victorian’ dan kostum rumit yang berasal dari jaman Rococo.
Gaya Rococo merupakan bagian dari seni yang muncul di Perancis pada awal abad ke-18, setelah berakhirnya jaman Baroque. Gaya-gaya lain yang mempengaruhi Lolita
diantaranya gaya barat Goth Punk, serta pakaian pelayan wanita di Perancis. Meskipun begitu, hampir dipastikan bahwa gaya-gaya tersebut dikreasikan sedemikian
rupa oleh anak-anak muda Jepang sehingga terkadang tidak begitu serupa dengan aslinya, antara lain pada gaya :
1 Gothic Lolita Gothic lolita adalah bagian dari fesyen lolita yang mengandung unsur gothic dalam
gaya berbusananya. Gaya ini juga termasuk sebagai salah satu gaya berpakaian yang sangat digemari oleh para band-band visual kei. Dalam gothic lolita, warna yang
cenderung digunakan adalah warna hitam dan putih. Gaya ini mulai diperkenalkan pada tahun 1998 dan mulai terkenal pada tahun 2002. Mulai saat itu, pakaian-pakaian bergaya
gothic lolita ini banyak dijual di butik-butik sekitar Harajuku. Gaya gothic lolita ini diketahui merupakan bentuk perlawanan anak-anak muda Harajuku atas gaya fesyen anak-
anak muda di Shibuya seperti gaya kogal. Perkembangan gaya berbusana ini lambat laun cukup signifikan baik ke daerah-daerah luar Tokyo maupun luar negri
http:en.wikipedia.orgwikiGothic_Lolita. lihat gambar 36 39. Pada gambar 36, gaya gothic lolita yang dikenakan oleh gadis tersebut, sangat mirip yang dikenakan oleh
Universitas Sumatera Utara
salah satu personil band Malice Mizer yaitu Manna lihat gambar 2.b, sedangkan gambar 39 adalah gaya gothic lolita yang dikenakan oleh sepasang pria dan wanita barat. Dalam
gothic lolita, juga terdapat kurololita lolita hitam yang mengenakan pakaian serba hitam lihat gambar 3. Dan yang terakhir adalah gurololi yang mengenakan kostum lolita
namun terkesan menakutkan karena banyak dilengkapi dengan darah atau perban disekujur tubuh si pemakai lihat gambar 40.
Kesemua gaya berpakaian ini sering terlihat dikenakan oleh pria maupun wanita. Namun diantara gaya busana gothic lolita yang telah disebutkan di atas, yang paling
menarik menurut penulis adalah gaya gurololi. Hal ini dikarenakan visualisasinya yang menurut penulis sedikit menyeramkan karena terdapat banyak darah buatan yang mereka
kenakan, dan hal itu juga yang membuat penampilan mereka mirip dengan mayat dengan penuh darah, ataupun tokoh-tokoh hantu yang terdapat pada film horor.
2 Sweet Lolita Amaloli Gaya sweet lolita ini adalah salah satu yang mungkin sangat mirip dengan visualisasi
gaya berbusana anak-anak di zaman Victorian. Dikatakan mirip karena gaya sweet lolita ini sangat bercirikan gaya berbusana anak-anak yang berkesan manis, dan lucu. Namun
dengan begitu, lagi-lagi, kekreatifitasan remaja-remaja Harajuku yang membuatnya terlihat lebih menarik dan berusaha untuk tidak terpaku pada aturan-aturan yang berlaku
dengan konsep keselarasan dan keindahan dalam berbusana. Sesuai dengan konsep Harajuku style, yaitu bebas berkreasi tanpa terpaku pada satu tatanan yang berlaku lihat
gambar 25. Pada gambar tersebut, secara jelas tergambar bahwa yang dikenakan remaja putri tersebut adalah gaya sweet lolita. Namun ia mengkreasikannya dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
kaus kaki dan sepatu berwarna hitam. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, umumnya sweet lolita mengenakan warna-warna putih, pink, dan biru. Namun, gadis tersebut
mengkombinasikannya dengan warna hitam. Begitulah salah satu bentuk kebebasan mereka dalam berpakaian. Dari gaya berpakaiannya yang terkesan manis dan sangat
feminin, gaya ini paling banyak digemari oleh gadis-gadis remaja baik dari kalangan anak sekolah, mahasiswa ataupun yang lainnya.
3 Classical Lolita Classic Lolita Gaya ini merupakan bagian dari Lolita Fashion yang diinspirasi oleh fashion para
wanita Victorian, Baroque, dan Rocaille lihat gambar 41. Gaya ini cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna mati, serta setelan yang pas-
tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih, putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Classical Lolita juga menggunakan berbagai macam aksesoris
pelengkap berupa ikat kepala, hiasan bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan lihat gambar 6. Pada gambar tersebut, jelas terlihat yang mengenakan gaya classic lolita ini
adalah sepasang remaja. Gaya classic yang mereka tampilkan tergambar dari pemakaian tas tangan dan topi juga jubah berwarna hitam. Tatanan rambut dan riasan wajah mereka
juga tidak terlalu dominan seperti gay lolita lainnya. Hal ini menurut penulis dikarenakan penyesuaian dengan gaya classic yang cenderung sederhana. Jelas tergambar pula gaya
busana ini dapat dikenakan oleh pria maupun wanita. 4 Punk Lolita
Sub kategori dari fesyen lolita kali ini membuktikan bahwa karya-karya anak-anak muda di Harajuku dapat menciptakan satu gaya baru yang jauh berbeda dari gaya aslinya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain, gaya punk lolita ini mencampur antara gaya busana punk dan lolita. Berbagai perlengkapan fashion yang biasanya dapat ditemui dalam gaya punk, seperti kain
‘sobek-sobek’, kain motif kotak-kotak, berbagai pin dan rantai, kain hasil cetakan sablon, potongan rambut pendek, dan lainnya telah dipadukan ke dalam Lolita. Namun dengan
begitu tidak menghilangkan ciri khas lolita yakni pakaian dengan renda-renda. lihat gambar 7. Pada gambar tersebut, ciri khas dari punk lolita dapat terlihat dari pemakaian
aksesoris seperti gelang yang terbuat dari kain dan tali, maupun besi. Selanjutnya juga terlihat dari gaya rambutnya yang pendek dan sangat berbeda dengan gaya lolita lainnya.
5 Wa Lolita
Wa Lolita Waloli merupakan perpaduan antara pakaian Jepang tradisional dengan Lolita Fashion. Biasanya Wa Lolita menggunakan yukata kadang-kadang kimono dan
rok atau kain bawahan yang menjadi ciri gaya Lolita. Pada gaya busana ini, terlihat jelas bentuk peleburan dua budaya yang berbeda yakni
gaya busana lolita yang berasal dari barat dan yukata ataupun kimono yang merupakan gaya busana Jepang yang disatukan dan menjadi bentuk baru yang pastinya sangat unik
lihat gbr 8. Pada gambar 8, terlihat wanita tersebut mengenakan atasan yakni baju dengan gaya kimono dan bawahan yang berupa rok yang bergaya lolita. Gaya tersebut
terlihat unik dan sangat manis. Dan mungkin saja juga ada yang memakai sebaliknya, atasan berupa baju bergaya lolita dan bawahan bergaya kimono dengan memakai kaus
kaki dan sendal khusus kimono. 6 Qi Lolita
Universitas Sumatera Utara
Qi lolita adalah salah satu hasil karya cipta anak-anak muda Jepang dengan menggabungkan dua gaya berbusana ala luar negri seperti pada punk lolita. Namun, pada
gaya ini, gaya berbusana yang digabungkan bukanlah dengan gaya busana ala barat meleinkan perpaduan antara pakaian tradisional China dengan gaya busana lolita tentunya
lihat gambar 9. Pada gambar tersebut yang mengenkan adalah para pria yang mengenakan busana layaknya wanita. Dan bukan tidak mungkin perempuan juga ada yang
mengenakan busana ini. Dari gambar 9 tersebut, penggabungan gaya ini jelas terlihat dari pakaian china yang mereka kenakan dengan perpaduan gaya rambut, celana dan sepatu
yang bergaya rock. 7 Pirete Lolita
Jenis Lolita Fashion ini memasukkan unsur historis dan fantasi dari pakaian bajak-laut. Topi model Tricorne mini, tas berbentuk peti harta karun, dan aksesoris lain yang
berbentukberhubungan dengan laut dan bajak-laut merupakan karakteristik Pirate Lolita. Gaya busana ini, merupakan salah satu gaya busana ala Harajuku yang meniru busana
luar,namun dengan begitu aksesoris-aksesoris yang mereka kenakan merupakan hasil kekreatifitasan mereka untuk menciptakan suatu yang baru lihat gambar 42. Gaya ini
banyak juga dikenakan oleh remaja putri seperti pada gambar 42 tersebut. Padahal jika diingat-ingat lagi, tokoh-tokoh bajak laut serng divisualisasikan sebagai seorang pria.
8Erotic Lolita erololi Erotic Lolita Erololi cenderung memuja esensi erotis daripada hanya sekedar ingin
menunjukkan salah satu bagian tubuh saja. Erololi juga dapat mengenakan rok yang
Universitas Sumatera Utara
sedikit lebih pendek dibandingkan dengan gaya-gaya Lolita lain, tetapi cenderung lebih sopansederhana daripada fashion lain yang sejenis. Erololi menampilkan sifat erotis
dalam gaya Victorian yang cenderung kolot, dan sebagai tampilan utamanya Erololi menggunakan pakaian-dalam seperti korset, bloomers celana pof; celana pendek yang
diikat dekat lutut, petticoat rok-dalam wanita, dan garter ikat kaos kaki lihat gambar 11. Dari gambar ini jelas terlihat bahwa cara anak perempuan tersebut berpakaian
berbeda dari gaya lolita lainnya. Gaya busananya lebih terbuka dan membentuk lekuk tubuh pada bagian atas. Hal inilah yang dimaksudkan dengan esensi erotis yang
disebutkan sebelumnya. Dan jika ditelaah lebih dalam, penulis berpendapat bahwa gaya pakaian ini lebih cocok dikenakan oleh kaum perempuan saja, karena jika dikenakan oleh
kaum pria tidak akan dapat terlihat esensi erotis yang dimaksudkan sebelumnya. 9 Ouji dan Dandy
Ouji merupakan fashion pria yang berpasangan dengan Lolita Fashion. Ouji diinspirasi oleh pakaian yang digunakan oleh anak-anak sekolah pria Victorian berupa
knickerbockers celana tanggung, baju dan kaus bergaya maskulin, celana panjang, dan kaus-kaki sepanjang lutut. Kadang-kadang, tampilan Ouji mirip dengan Dandy. Dandy
merupakan istilah barat untuk Aristocrat maskulin pria dan berbagai fashion Ouji yang dewasa. Dandy secara umum diinspirasi oleh pakaian yang dikenakan pria kelas atas di
Eropa ketika abad ke-19. Ciri-ciri yang paling terkenal dari Dandy adalah dalam hal penggunaan Frock coat mantel pria yang panjangnya mencapai lutut kaki dan jabot
kain berkerut pada leher lihat gambar 12, 35 dan 42. Pada gambar 12 tersebut nampak jelas terlihat bahwa gaya busana tersebut adalah gaya ouji. Sedangkan gambar 35
Universitas Sumatera Utara
merupakan visualisasi gaya dandy yang asli, namun pada gambar 42, gaya busana tersebut condong kepada gaya dandy dengan ciri khas kerutan di kerah leher, tetapi
dimodifikasikan pada pemakaian celana ¾ dan kaus kaki yang berwarna belang. Sesuai dengan teori sebelumnya yang mengatakan bahwa gaya dandy atau ouji ini
merupakan gaya busana laki-laki pada zaman victoria, para kaum lelaki lah yang banyak mengenakan busana ini. Namun walaupun begitu, jika ada perempuan yang mengenakan
busana ini dan memamerkannya di Harajuku, hal ini bukanlah suatu keanehan. Selayaknya para laki-laki yang sering mengenakan pakaian wanita di Harajuku, para kaum perempuan
juga boleh dengan bebas memilih gaya mereka termasuk berlagak seperti seorang pria.
3.3. Gaya Decora dan kawaii