Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka

anime, maupun gaya-gaya band Jepang yang disebut dengan visual kei httpcosplay.co.uk. Menurut surat kabar harian Kompas pada tanggal 24 September 2006, Harajuku adalah semangat dandan yang memuliakan kebebasan berkreasi, kemerdekaan ekspresi dari kaum muda Jepang yang berkembang dijalanan disekitar kawasan Harajuku, Tokyo. Harajuku berkembang menjadi semacam subkultur kaum muda Jepang yang produknya berupa gaya dandanan yang belakangan telah menyebar ke berbagai negara. Harajuku melabrak pakem, tatanan, standar dan segala kredo busana berikut tata rambut dan rias wajah. Hal ini ternyata merupakan bentuk dari pemberontakan dan pelarian atas keseharian mereka ketika berada di bawah kekuasaan bos atau atasan. Tekanan bos dan orang tua yang menuntut standar tinggi untuk sementara dialihkan dengan mengubah diri menjadi tokoh-tokoh imajinatif dan mencari makna baru. Bahkan di Indonesia sendiri, trend harajuku style ini dipopulerkan oleh para artis-artis penyanyi. Tidak hanya di Indonesia saja, penyanyi-penyanyi yang berasal dari Amerika juga mengakui adanya trend harajuku tersebut didalam kalangan artis-artis terkenal di negaranya. Berdasarkan pada uraian di atas tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas tentang maraknya trend mode harajuku pada remaja-remaja jepang dengan judul “FENOMENA GAYA BERPAKAIAN ALA HARAJUKU DALAM KEHIDUPAN REMAJA JEPANG DEWASA INI”

I.2 Perumusan Masalah

Fenomena prilaku dari pemuda-pemuda Jepang yang bergaya harajuku saat ini telah menjadi topik yang sangat menarik ketika berbicara tentang Jepang. Bahkan hal ini Universitas Sumatera Utara menjadi suatu acuan bagi turis-turis asing yang ingin menikmati fenomena yang mereka anggap langka yang jarang ditemui didaerah-daerah lainnya. Sehingga membuat Jepang saat ini dikenal bukan hanya karena kimono tetapi lebih kepada fenomena harajuku yang mendunia ini. Berdasarkan hal di atas, permasalahan penelitian ini mencoba menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kondisi sosial masyarakat perkotaan Jepang khususnya para remaja Jepang sehingga dapat melatarbelakangi terbentuknya fesyen harajuku? 2. Bagaimana gaya berpakaian ala Harajuku yang digunakan remaja Jepang sehingga menjadi salah satu tren fesyen baik di Jepang maupun di negara lain?

I.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar masalah tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus. Dalam kondisinya, selayaknya fesyen yang selalu mengalami perkembangan dari periode ke periode, maka harajuku juga mengalami perkembangan dari awal terbentuknya fesyen ini. Maka dalam analisis ini, penulis akan membahas seputar kondisi sosial pemuda-pemudi jepang dalam berbagai gaya harajuku yang akhir-akhir ini sedang marak diperbincangkan. Penulis akan membahas seputar prilaku, cara berpakaian orang-orang yang bergaya harajuku itu seperti pada gaya lolita, kawaii, decora, dan bermacam gaya cosplay meliputi gaya visual kei dan anime. Universitas Sumatera Utara

I.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pustaka

Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk memiliki atau mengenakan pakaian yang digunakan sebagai penutup diri, identitas diri bahkan suatu bangsa. Namun tidak hanya sampai disitu saja, pakaian saat ini lebih ditujukan sebagai suatu trend fesyen yang sudah menjadi kebutuhan manusia untuk dianggap lebih menarik di hadapan masyarakat luas. Begitu juga yang terjadi di Jepang akhir-akhir ini, trend fesyen yang dikenal dengan sebutan harajuku di Jepang telah menjadi identitas lain dari bangsa Jepang dan telah menjadi kebutuhan berbagai kelompok orang atau para remaja yang memakainya untuk mengekspresikan dirinya dan dianggap menarik perhatian umum. Harajuku sebenarnya adalah sebuah distrik yang didominasi oleh kaum remaja sebagai tempat bagi mereka untuk sekedar bersantai sekaligus mengekspresikan diri lewat penampilan. Berbagai macam gaya berpakaian dan berdandan yang sekarang diadaptasi oleh sekian banyak artis terkenal dan sejumlah anak muda ini sudah menjadi trend sejak tahun 1970. Hal inilah yang membuat Jepang menyandang predikat sebagai Paris of Asia. Di Harajuku dapat ditemui anak-anak muda berlalu lalang layaknya model di atas catwalk dengan berbagai dandanan yang berbeda dan beraneka ragam Image Jepang di Mata Anak Muda Indonesia, 2007:33. Konsep berpakaian ala harajuku tersebut sangat sesuai dengan yang tertulis dalam Japan an Illustrated Ensyclopedia, bahwa cara berpakaian yang trend dalam sistem kemasyarakatan Jepang bukanlah sesuatu yang menjadi aturan bagi seluruh lapisan Universitas Sumatera Utara masyarakat, mereka bebas untuk memilih pakaiannya sebagai cerminan dari karakter yang mereka miliki.

b. Kerangka Teori