Gaya Cosplay Fenomena Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dalam Kehidupan Remaja Jepang Dewasa Ini.

masyarakat, pemuda Jepang mendapat angka yang sangat rendah dalam hal kepuasan jika dibandingkan dengan negara lain. Salah atu contoh bentuk ketidakpuasan pemuda-pemuda tersebut dapat digambarkan melalui kehidupan mereka disekolah, dimana sikap para guru yang dengan otomatis memberi keterangan, dan mendasarkan keputusannya mengenai kemampuan setiap siswa hanya pada hasil-hasil ujian, dengan terlalu banyak menekankan hafalan. Kemudian, dalam bidang pekerjaan, ketidakpuasan disebabkan oleh upah yang rendah, sikap perusahaan yang hanya mementingkan diri sendiri, kurangnya masa libur, pekerjaan yang rutin, dan organisasi yang meknistis. Dan dari penelitian yang dilakukannya, Ia menyimpulkan bahwa ciri yang menyolok dari pemuda Jepang adalah meskipun ketidakpuasan yang ekstrem terasa pada hampir semua segi kehidupan sosial dan nasional,pengucapan dari ketidakpuasan ini tetap bersifat abstrak. Dari pernyataan- pernyataan tersebutlah dapat diketahui bahwa keabstrakan dari penolakan para kaum muda Jepang terhadap ketidakpuasan dalam kehidupan mereka disalurkan salah satunya melalui cara berpakaian mereka di Harajuku. Namun, dengan menjamurnya budaya- budaya asing di dalam kehidupan remaja Jepang khususnya pada fesyen Harajuku, tidak serta merta menghilangkan identitas asli mereka sebagai bangsa Jepang. Berikut beberapa analisis dari gaya-gaya berbusana yang terdapat di Harajuku yang akan melengkapi pernyataan tersebut.

3.1. Gaya Cosplay

Costume play atau yang biasa disebut dengan Cosplay, merupakan hasil adaptasi dari budaya Barat yang disebut dengan masquerade, yaitu pesta-pesta topeng yang biasa diadakan pada pesta Halloween dan Paskah. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, Universitas Sumatera Utara cosplay terinspirasi dari banyak tokoh fiksi seperti tokoh anime tokoh film kartun, manga tokoh komik dan juga tokoh-tokoh dari permainan video. Selain itu para pengguna cosplay yang menyebut diri mereka sebagai cosplayer juga terinspirasi oleh gaya band-band Jepang yang biasa disebut dengan visual kei. Beberapa dari gaya berpakaian tersebut, ada di antaranya yang mengadaptasi gaya berbusana dari budaya luar contohnya pada gaya-gaya visual kei, namun ada juga yang mengkolaborasikan fesyen luar tersebut dengan gaya berpakaian dan budaya lokal. Lain dari itu, kostum-kostum yang berupa tokoh-tokoh fiksi yang dikenakan para cosplayer, merupakan sesuatu yang orisinil tanpa ada pengurangan maupun penambahan-penambahan di setiap gaya berbusananya. Berikut akan diperlihatkan gaya-gaya berbusana ala Harajuku baik yang merupakan hasil adaptasi budaya luar, maupun gaya berbusana baru hasil dari peleburan antara budaya luar dan lokal, juga gaya berbusana dari budaya asli Jepang.

3.1.1 Gaya tokoh fiksi

Gaya berbusana tokoh fiksi yang dikenakan oleh para cosplayer di Harajuku ini terdiri dari berbagai macam karakter. Ada yang berasal dari tokoh komik, film, video game. Kesemua gaya tersebut dikenakan cukup apik oleh para remaja putri maupun putra tanpa batasan usia. Untuk gaya tokoh fiksi ini, tidak jarang para cosplayer sangat total dalam melakoninya, termasuk dari segi kostum dan pertunjukan yang mereka berikan kepada khalayak umum yang datang berkunjung ke Harajuku yang untuk hanya sekedar melihat dan berfoto dengan mereka. Bahkan para pecinta anime Jepang yang berada di Tokyo juga mempunyai suatu kumpulan yang disebut dengan otaku. Kegiatan anggota otaku ini sangat beragam. Mulai dari berkumpul disuatu gedung, bernyanyi lagu-lagu anime, dan yang tak pernah dilupakan tentunya memakai kostum anime. Ada juga para Universitas Sumatera Utara pria yang menamakan diri mereka dollars, yaitu para pria yang mengenakan kostum boneka dalam tokoh-tokoh fiksi yang dikenakannya lihat gbr 23. Gambar tersebut adalah gambar dari dua dollars yang mengenakan kostum dari tokoh komik Jepang yakni ranma ½. Seperti yang terlihat di gambar tersebut, mereka berlagak persis seperti tokoh yang ada di serial dan komik anan-anak tersebut. Selain itu, keunikan dari kostum-kostum tokoh fiksi yang dikenakan para cosplayer di Harajuku telah mengundang orang-orang asing yang ada di Jepang untuk turut berfantasi ria dalam kostum-kostum mereka lihat gbr 24. Di gambar tersebut terlihat jelas bahwa orang-orang asing tersebut ikut bergabung dengan para cosplayer Jepang yang. Hal ini menunjukkan bahwa gaya berpakaian ala Harajuku ini yang telah menjadi subkultur di tengah-tengah masyarakat Jepang mampu menarik perhatian pihak luar dan membuat mereka ingin menjadi bagian dari remaja Jepang lainnya dalam berkostum. Meskipun inspirasi untuk mengenakan kostum-kostum tersebut datang dari negara luar, namun para remaja Jepang mampu memberikan sesuatu yang berbeda dengan memperlihatkannya di akhir minggu di kawasan Harajuku. Hal ini berbeda dengan pesta halloween di luar negri yang hanya diadakan setahun sekali.

3.1.2. Gaya Visual Kei

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gaya-gaya visual kei ini banyak terinspirasi dari budaya luar. Antara lain : 1 Gaya Gothic Gothic fesyen adalah gaya berpakaian orang-orang yang tergabung dalam kelompok subkultur gothic yang biasa dikenal dengan sebutan goth. Gaya ini diketahui berasal dari Inggris pada awal tahun 1980-an. Gaya berpakaian mereka biasanya selalu bercirikan dengan warna hitam lihat gambar 28. Namun di Jepang, para band Jepang yang banyak Universitas Sumatera Utara menggunakan fesyen gothic tidak melulu menggunakan hitam sebagai plihan berbusan mereka, bisa saja warna hitam digabungkan dengan warna merah dan putih atau warna- warna gelam lainnya. Tentu saja gaya berpakaian mereka yang banyak ditiru para cosplayer lihat gambar 27. Pada dasarnya ciri khas gothic dari negri asalnya maupun di Jepang masih bercirikan sama, yakni mengenakan kostum dan riasan wajah yang hitam. Namun, terdapat sedikit perbedaan yakni, gothic fashion di daerah asalnya tidak pernah memasukkan warna-warna lain dalam fesyen mereka. Sebaliknya dengan yang terjadi di kalangan anak-anak muda Jepang, mereka mencampur warna-warna lain seperti merah, putih dalam mengembangkan kekreatifitasannya. Gaya gothic ini, tidak hanya disukai pria, namun umumnya para wanita juga menyukai gaya ini. Meskipun dengan dandanan yang terkesan berat, mereka tetap mengenakan pakaian tersebut sesuai karakter gelap dari dalam diri mereka yang ingin ditampilkan kepada orang lain. Dan menurut penulis, jika dibandingkan dengan gaya tokoh-tokoh fiksi sebelumnya, dapat dimungkinkan, yang menggunakan gaya gothic ini kebanyakan dari kalangan mahasiswa maupun sebayanya. Hal ini dikarenakan tidak ada unsur kekanakan dan keceriaan di dalam gaya berpakaiannya yang umumnya ditunjukkan para cosplayer yang mengenakan kostum animasi. Gaya gothic inipun cenderung serius dan menunjukkan sisi kelam dari diri mereka yang mungkin belum dijumpai oleh anak-anak remaja lainnya di bawah usia mereka. 2 Gaya Gothic Lolita Gothic Lolita fesyen merupakan bagian dari gaya dan sub-kebudayaan Gothic Lolita yang muncul pertama kali di Jepang. Secara umum, Lolita diinspirasi oleh pakaian anak-anak ‘Victorian’ dan kostum rumit yang berasal dari jaman Rococo. Dalam gaya ini Universitas Sumatera Utara juga diperlihatkan bahwa, gaya gothic lolita merupakan hasil dari kekreaifitasan pemuda Jepang dalam berbusana dengan menggabungkan unsur gothic dengan lolita fashion yang tidak terdapat pada fesyen lolita pada zaman Victoria lihat gambar 35 36. Jika semua orang melihat visualisasi dari gaya gothic lolita, pasti yang ada dalam benak mereka adalah yang memakai busana ini hanyalah para wanita. Namun pada kenyataannya, banyak diantara para pria yang memakai kostum ini dan berlagak seperti seorang wanita. Salah satu diantaranya adalah personil band malice mizzer manna. Malah bisa diakatakan dialah yang menjadi terndsetter gaya busana ini. Meskipun begitu, seorang pria yang mengenakan kostum ini, tidak serta merta diasumsikan sebagai seorang laki-laki yang bersifat kewanita-wanitaan waria. Hal ini semata-mata hanyalah bentuk kebebasan mereka dalam berekspresi dengan busananya. 3 Gaya Punk Selain dari dua gaya yang telah dijelaskan di atas, gaya punk merupakan gaya yang cukup bayak diminati oleh anak-anak muda di Harajuku. Gaya ini adalah gaya yang sangat sesuai dengn konsep Harajuku yang dikenal sebagai street fashion. Sebagaimana telah diketahui, punk adalah music yang berasal dari anak jalanan dimana mereka adalah kumpulan orang-orang yang anti kemapanan. Tidak banyak perubahan yang terjadi antara fesyen punk dari negeri aslinya, dengan yang ada di Harajuku, yaitu terletak pada gaya potongan rambut yang biasa disebut dengan mo-hawk. Hanya saja, lagi-lagi kembali kepada kekreatifitasan masing-masing penggunanya untuk memodifikasi sesuai dengan keinginannya lihat gambar 29 30. Pada gaya ini, kemungkinan banyak dikenakan oleh pria. Hal ini dimungkinkan karena sikap pria yang cenderung urakan dan tidak ingin diatur tercermin dari gaya pakaiannya. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan konsep berbusana ala punk yakni banyak aksesoris tindikan di sekujur tubuh, pakaian yang sobek-sobek tak beraturan. Walaupun begitu, ada juga wanita yang suka mengenakan pakaian ala punk ini. Tentunya ini berhubungan dengan kecintaan mereka dengan musik punk dan band-band yang beraliran punk. 4 Gaya Groom boom Salah satu di antara gaya-gaya visual kei yang ditiru oleh para cosplayer di Harajuku yang juga menarik untuk diamati adalah gaya groom boom. Gaya berbusana ini terinspirasi oleh gaya-gaya busana gaun pengantin yang bergaya barat. Yang membedakannya dengan budaya aslinya adalah, mereka memasukkan sedikit unsur gothic. Mereka tampil dengan tatanan rias wajah yang hampir tidak mungkin dikenakan tatanan riasan wajah pengantin-pengantin di barat lihat gambar 31. Dan lagi-lagi gaya busana ini juga banyak dikenakan oleh pria. 5 Gaya Fetish Ciri khas dari gaya berbusana fetish adalah bahan pakaian yang mengandung kulit lihat gambar 37. Namun asesoris yang dipakai anan-anak muda Jepang justru membuat gaya fetish ini sedikit berbeda. Mereka mengenakan bondage straps, yaitu berupa sabuk yang terbuat dari kulit yang dapat digunakan dimana saja sesuai keinginan lihat gambar gambar 38. Dari gambar tersebut, tercermin bahwa gaya pakaian ini juga tergolong dalam kategori unik. Hal ini dikarenakan dengan tali-temali dari kulit, mereka mengkreasikannya dengan apik hingga dapat terlihat seperti busana yang layak pakai. Pemakainya juga kebanyakan dari wanita, hal ini dimungkinkan banyak dari para wanita tersebut yang ingin menunjukkan lekuk tubuhnya. 6 Gaya Retro Universitas Sumatera Utara Gaya retro adalah gaya busana yang terkesan casual namun tetap elegan dengan asesoris yang tidak terlalu berlebihan. Gaya busana ini merupakan adaptasi dari gaya-gaya berbusana rocker pada era 80-an. Tidak banyak berubah dengan aslinya, gaya ini tetap dibawakan dengan ciri khas santai oleh para pengguna harajuku lihat gambar 16. Menurut hemat penulis, gaya retro ini banyak dikenakan oleh pria dikarenakan gaya ini benar-benar menunjukkan kemaskulinan dari seorang pria mapan. Jika pun ada awnita yang mengenakan kostum ini, dipastikan wanita tersebut bisa dikatakan sebagai wanita tomboy. Sebutan ini digunakan untuk wanita yang berdandan layaknya pria. 7 Gaya mediterranean Gaya berbusana mediterranean ini adalah gaya dandanan yang terkesan sangat feminis atau seperti wanita. Namun dengan begitu, kesemua gaya tersebut hanyalah kekreatifitasan semata dan bukan suatu hal yang menyimpang lihat gambar 20. Pada gambar tersebut, beberapa personil band laruku mengenakan pakaian seolah-seolah menjadi wanita dengan rambut yang disasak ataupun digerai. Sesuai dengan gaya dandanan yang kewanita-wanitaan, dapat dipastikan yang mengenakan busana ini memang dari kalangan pria untuk mendapatkan kesan feminis dari dirinya, dan bukan wanita yang memang sudah feminis. Selain yang disebutkan di atas terdapat juga gaya-gaya visual kei yang merupakan hasil dari kekreatifitasan band-band Jepang yang banyak yang ditiru oleh anak-anak muda Jepang dalam berbusana pada akhir pekan di kawasan Harajuku, antara lain : 1 Gaya angelic Gaya angelic adalah gaya berbusana yang terinspirasi oleh visualisasi dari malaikat lihat gambar 32. Pada gambar ini, pemuda tersebut mengenakan sayap seolah-olah Universitas Sumatera Utara meniru sayap dari sesosok malaikat. Tidak ada aturan yang mendasar dari gaya busana ini. Yang dipastikan adalah kesan bulu sebagai simbol sayap dari malaikat yang mencirikan gaya ini. Dan menurut penulis, gaya ini digunakan baik oleh wanita maupun pria. 2 Gaya oriental Sesuai dengan sebutan oriental, tentunya gaya berbusana tipe oriental ini akan dipastikan berupa satu stelan pakaian nasional Jepang yaitu kimonolihat gambar 33. Tidak banyak yang bisa dijelaskan dari gaya orieantal ini. Karena dapat dipastikan semua kalangan banyak yang memakai busana tradisional Jepang yakni kimono. Baik itu pria maupun wanita dari kalangan manapun dan usia berapapun. Namun, jika ada laki-laki yang mengenakan kimono wanita dan sebaliknya, itulah yang disebut dengan kebebasan berkreasi dalam berbusana yang merupakan konsep berbusana ala Harajuku. 3 Gaya fairy tale Gaya berbusana ini tentu saja gaya busana yang meniru tokoh-tokoh legenda terkenal di Jepang lihat gambar 19. Menurut penulis, hal ini hampir sama dengan gaya berbusana yang bergaya oriental. Banyak kalangan yang memakai baik pria maupun wanita. Dan yang terakhir adalah : 4 Gaya Cyber Sesuai dengan kata Cyber yang berarti hal-hal yang berbau robot, warna-warna silver dan sentuhan make-up yang serba pucat menjadi ciri dari style ini lihat gambar 15. Seperti pada gaya-gaya berbusana sebelumnya, pada gaya ini juga banyak remaja putra maupun putri yang suka mengenakan kostum ini. Namun meskipun dinamai dengan cyber yang dapat berarti hal-hal yang berbau robot, namun kaya berpakaiannya tidak harus seperti robot asli. Universitas Sumatera Utara

3.2. Gaya Lolita