Masyarakat Harajuku Fenomena Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dalam Kehidupan Remaja Jepang Dewasa Ini.

an dan non-no. Pada waktu itu kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no Dan sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai dikunjungi orang yang ingin melihat para remaja yang berdandan aneh dan menari dijalanan takenokozoku, dan setelah di tetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an hingga sekarang httpid.wikipedia.orgwikiHarajuku.

2.2. Masyarakat Harajuku

Sebuah negara dapat menjadi perbincangan di mata dunia tidak terlepas dari peran masyarakatnya yang mampu membentuk dan menciptakan sebuah pandangan kepada negara lain baik itu pandangan yang positif maupun negatif. Pandangan positif suatu negara atau bangsa dapat terjadi karena berbagai hal. Antara lainnya dapat berupa prestasi- prestasi yang diciptakan oleh masyarakatnya. Sedangakan pandangan negatif dapat saja diperoleh dari bangsa yang prilaku masyarakatnya banyak menonjolkon sisi negatif, contohnya premanisme yang membuat tingkat keamanan suatu negara menjadi sangat rendah atau korupsi yang sudah menjadi budaya. Meskipun begitu, tidak akan pernah ada suatu bangsa yang sepenuhnya dikatakan sebagai bangsa yang buruk, karena dapat dipastikan setiap bangsa atau negara memiliki sisi negatif dan positif tergantung dari subjek yang memandangnya. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang dalam proses Universitas Sumatera Utara perkembangannya mengalami perubahan-perubahan. Perubahan berarti suatu proses yang mengkibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, perubahan bisa berupa kemunduran dan bisa juga berupa kemajuan. Sedangkan masyarakat artinya sekelompok ikatan nilai dan norma-norma sosial. Istilah masyarakat juga dapat diartikan sebagai wadah atau tempat orang-orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama Abdul Syani, 1995:83-84. Selanjutnya Roucek dan Warren dalam Abdul Syani, 1995:84 mengatakan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka berdiam pada daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan aktivitas yang sama pula. Menurut Alvin L. Bertrand dalam Abdul Syani,1995:85, masyarakat juga mempunyai ciri-ciri, antara lain : 1 Pada masyarakat mesti terdapat sekumpulan individu yang jumlahnya cukup besar 2 Individu-individu tersebut harus mempunyai hubungan yang melahirkan kerja sama diantara mereka minimal pada satu tingkatan interaksi. 3 Hubungan individu-individu tersebut sedikit banyak harus permanen sifatnya. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kebudayaan dilahirkan dari suatu masyarakat. Kebudayaan masyarakat adalah segenap pola kelakuan manusia yang Universitas Sumatera Utara didasarkan pada nilai-nilai dan norma-norma sosial Abdul Syani, 1995:86. Jadi pada dasarnya perubahan masyarakat sekaligus menyangkut perubahan pada kebudayaannya. Syani menyatakan ada tiga hal yang menjadi faktor terjadinya perubahan dalam masyarakat, antara lain: 1 Faktor penemuan baru invention adalah hasil gagasan baru yang merupakan rangkaian penciptaan individu dalam masyarakat dengan bersandar pada tujuan-tujuan dan kehendak-kehendak tertentu. Penemuan baru ini meliputi dua hal yaitu penemuan yang bersifat immaterial yang berupa ide-idegagasan seperti proses manajemen atau kepemimpinan yang baru, selain itu juga terdapat penemuan baru yang bersifat material atau berwujud kebendaan atau hasil teknologi baru. 2 Faktor pertumbuhan penduduk, yaitu perubahan masyarakat yang disebabkan oleh pertambahan atau berkurangnya penduduk daerah tertentu. 3 Faktor kebudayaan yang tidak semata disebabkan oleh faktor kebudayaan yang ada di dalam tubuh masyarakat itu sendiri, melainkan dapat pula disebabkan oleh pengaruh kebudayaan yang datang dari masyarakat luar dan juga terjadi akibat benturan-benturan kuat antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda. Pengaruh kebudayaan ini sendiri dapat mengakibatkan beberapa kemungkinan bentuk perubahan masyarakat, antara lain; Universitas Sumatera Utara a. Kebudayaan saling berdampingan dan bercampur menjadi suatu kebulatan. b. Salah satu kebudayaan menjadi pudar karena pengaruh kebudayaan lain. c. Masing-masing kebudayaan menjadi lebur, timbul kebudayaan baru sebagai akibat saling mempengaruhi. Ketiga kemungkinan tersebut berproses melalui hubungan langsung antar masyarakat, di dalamnya terdapat kecenderungan saling mempengaruhi dan saling terbuka menerima atau sebaliknya saling menolak. Perubahan masyarakat ini kemudian menjadi suatu fenomena yang tidak akan pernah hilang dalam masyarakat. Menurut Saefuddin 1996 : 5, fenomena, atau masalah, atau gejala adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, alami, atau rasakan. Perubahan masyarakat merupakan suatu fenomena sosial dikarenakan perubahan masyarakat ini dapat dialami, dirasakan bahkan dilihat dalam kehidupan sosial masyarakat. Perubahan masyarakat inilah yang kerap kali terjadi dalam kehidupan masyarakat kota dari sebuah negara yang sedang berkembang bahkan maju sekalipun. Hal ini disebabkan kehidupan masyarakat kota cenderung lebih kompleks, maju, dan mengutamakan efisiensi. Salah satu negara yang saat ini menjadi sorotan dunia dengan perubahan-perubahannya di berbagai bidang adalah Jepang. Negara yang terletak di benua Asia ini mulai mengalami perubahan-perubahan dalam banyak aspek ditandai setelah Restorasi Meiji 1868 mulai diberlakukan. Hal ini sesuai dengan yang di utarakan oleh James Danandjaja 1997:415, bahwa setelah Restorasi Meiji, lambat laun orang Jepang Universitas Sumatera Utara beralih ke gaya pakaian barat. Prosesnya dimulai dengan keluarnya dekrit pemerintah yang mengharuskan kalangan pegawai negeri seperti tentara, polisi, dan tukang pos mengenakan pakaian barat. Tidak lama setelah itu para murid pun diperintahkan mengenakan seragam barat. Dan pada masa PD I semua kaum lelaki sudah mengenakan celana panjang dan jas barat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat jepang ini tidak disangkal lagi merupakan hasil dari modernisasi dan westernisasi. Salah satu kawasan di Jepang dimana masyarakatnya mengalami perubahan-perubahan akibat adanya proses modernisasi dan westernisasi adalah kawasan Harajuku yang berada di Tokyo yaitu ibu kota negara Jepang. Kawasan ini sangat mencolok ketika pada hari minggu dan hari-hari libur lainnya dimana kawasan di sekitar Takeshita dori ditutup dan akan dijumpai berkelompok-kelompok anak muda yang berdandan aneh. Kawasan Harajuku ini terkenal sebagai kawasan bagi para anak-anak muda baik wanita maupun pria. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mayumi Yoshida Barakan Judith Connor Greer 1996:24, yaitu; Dedicate to youth, fashion trendiness, and the belive that all consumers under twenty-five are created equal, Harajuku thrives as the kid’s capital of Tokyo. In an ironic display of rebellious behavior, the kid’s dance in well-choreographed, polite groups usually boys with boys, girls with girls. Since the nineties, the dancer have been joined by growing crowds of foreign. Artinya : Ditujukan untuk para pemuda, fesyen yang terkini, dan dipercaya bahwa semua penggunanya berkisar dua puluh lima tahun, Harajuku tumbuh dan berkembang sebagai tempat berpusatnya anak-anak muda di Tokyo. Dalam pertunjukan dari sikap pemberontakan, anak-anak muda tersebut menari dengan koreografi yang sangat bagus, Universitas Sumatera Utara yang biasanya dilakukan antara pria dengan pria dan wanita dengan wanita. Sejak tahun 90-an, para penari bergabung dengan kerumunan orang-orang asing, Dari pendapat di atas, dapat dipastikan bahwa tidak hanya orang-orang Jepang saja yang ada dalam masyarakat Harajuku, selain terdapat pemuda-pemudi, ada juga orang- orang asing yang ikut bergabung dan menari bersama mereka. Selain ada orang-orang asing yang ikut ber-harajuku, tentu saja banyak juga turis-turis baik domestik maupun mancanegara yang sangat tertarik untuk melihat aksi mereka dan mengabadikannya ke dalam sebuah foto. Adanya turis-turis asing yang ikut bergaya atau hanya sekedar melihat- lihat tersebut tentu saja semakin menguatkan percampuran antara budaya yang semakin mempengaruhi gaya berpakaian anak-anak muda Harajuku maupun di luar Harajuku luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya para pelaku seni baik di daerah barat maupun di Asia yang berbondond-bondong meniru gaya berpakaian ala Harajuku ini.

2.3 Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dewasa Ini