tertentu sehingga dapat di terima oleh kedua receiver, selanjutnya data kedua receiver tersebut di olah sebagai waktu kedatangan. Mikrokontroller telah
melakukan counting waktu dari saat pengiriman sinyal. Data waktu tersebut kemudian dipanggil dan dilakukan pengurangan terhadap waktu penerimaan dan
hasilnya ditampilkan pada LCD. Perancangan program telah dirangkum dalam
flowchart pada Gambar 3.10. Untuk memudahkan pengolahan data pada
mikrokontroller maka ketiga sistem yang diinginkan diolah pada port yang berbeda pada mikrokontroller yaitu Port C untuk LCD, Port A untuk triger
pengiriman pulsa, dan Port B untuk pengolahan dua receiver. Pada perancangan software ini digunakan bahasa pemprograman C dengan
software compiler menggunakan Code Vision AVR . Program utama bertugas membaca nilai hasil pengurangan waktu pada saat pengiriman pulsa sampe
penerimaan.
Gambar 3.10. Program Mikrokontroller
Start
Inisialisasi : - Port
- Lcd - timer
Tampilan LCD “ Prototype
Sonic Log”
Wait ms
Picu Ultrasonik Set Port A.0 = 1
Nyalakan timer
Wait ms
Siapkan Port B untuk dua
receiver If Port B.0 dan B.1
menerima pulsa logika high
Hitung
P.B.0 =1 ? P.B.1 =1 ?
Hitung B.1 -B.0
Tampilkan pada LCD
Tunda 1 detik
3.6. Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk memastikan apakah seluruh komponen pendukung yaitu Instrument elektronik, mekanik dan kontrolling telah siap untuk
di gunakan. Pada pengujian ini dilakukan beberapa tahap pengamatan yaitu :
1. Menganalisis pulsa gelombang rangkaian transmitter apakah sudah tepat pada frekuensi yang di inginkan.
2. Memastikan rangkaian penerima dengan cara membuat sistem transmisi secara kontinu pada rangkaian untuk mengetahui respon sensor.
3. Menganalisa bentuk gelombang pemicu mikrokontroller. 4. Melihat gelombang yang ditransmisikan setelah di picu menggunakan
mikrokontrller. 5. Melihat dan menganalisis bentuk gelombang yang di terima oleh kedua
receiver. Pengujian dilakukan pada skala laboratorium dengan media transmisi
berupa dinding dengan jarak transmisi ke media sekitar 1-5 cm. Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui respon awal dari gelombang yang diterima oleh
kedua receiver dengan mnganalisa interval waktu kedatangannya.
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sonic log
Prototype Sonic log telah dibuat dengan desain mekanik dan elektronik yang telah dirancang sebelumnya dengan ukuran yang disesuaikan. Penyesuaian ukuran
didasarkan pada kondisi pengujian dan karakteristik sensor ultrasonik yang digunakan. Berikut desain mekanik dan hasil alat Sonic log yang telah dibuat.
a Desain awal b Realisasi
Gambar 4.1 Sonic log
Box rangkaian
35 cm 10 cm
17 cm
Sonde
Transmiter
Receiver 1
Receiver 2
Mikrokontroller Rangkaian Tx
dan Rx
Display Prototype
Sonic log
Sensor Ultrasonik Tx dan Rx
Osiloskop Mul
timeter
57 Pengujian prototipe dilakukan pada skala laboratorium dengan kondisi
sederhana yaitu transmisi pada media dinding dengan jarak transmisi ke media dinding yaitu sekitar 1-5 cm. Dari pengujian tersebut dihasilkan nilai interval
waktu transit gelombang ultrasoni pada kedua receiver sebesar 550 µs. Nilai
tersebut dapat dilihat pada analisa respon gelombang yang diterima oleh kedua receiver pada osiloskop, dimana osiloskop di setting timediv 500
µs artinya setiap kotak mewakili 500
µs. Nilai tersebut juga di display pada LCD dengan kontrol menggunakan mikrokontroller dengan hasil yang sedikit
berbeda yaitu 558 µs. Ketika pulsa mulai di transmisikan maka mikrokontroller mulai menghitung dan
ketika mendapat respon dari kedua receiver, counter mulai berhenti dan kemudian hasilnya dikurangkan, waktu penerimaan R2 dikurangi waktu penerimaan R1.
Bentuk gelombang dan display nilai travel time yang ditampilkan merupakan nilai pada jarak 5 cm.
Pembacaan data interval transit time DT gelombang ultrasonik dilakukan dengan mengkontrol hasil output respon dari kedua receiver. Output receiver
dibuat seolah memiliki tegangan fix ketika mendapat respon yaitu 3 volt ketika mendapat respon logika high dan 1,5 volt ketika tidak ada respon logika low.
Hal ini untuk memudahkan pengolahan output dengan menggunakan mikrokontroller.
Ketika pulsa
ditransmisikan maka
secara otomatis
mikrokontroller akan melakukan counting penghitungan dan selanjutnya ketika receiver 1 mendapat respon maka counter akan mati dan menyimpan data timer,
hal yang sama dilakukan dengan delay tertentu untuk receiver 2, selanjutanya data