Pengujian Rangkaian HASIL DAN PEMBAHASAN

62 setiap satu kali transmisi dan delay yang di sesuaikan dengan respon yang diterima oleh kedua receiver yaitu sebesar 2000 µs . Pulsa triger mikrokontroller active low ditunjukkan oleh gambar 4.6. Gambar 4.6. Pulsa Aktif low mikrokontroller Pulsa yang dihasilkan oleh mikrokontroller merupakan pulsa active low dimana ketika memicu rangkaian osilator akan active jika diberi pulsa 0 dari mikrokontroller. Setelah dipicu maka pulsa yang ditransmisikan akan berbentuk paket pulsa seperti pada Gambar 4.7. Gambar 4.7. Pulsa Transmisi 63 Setelah semua tahapan analisa gelombang teruji maka dilakukan pengamatan terhadap gelombang yang diterima oleh kedua receiver dan mengamati interval waktu kedatangan atau respon dari kedua receiver. Untuk memudahkan analisa respon maka output kedua reciver di uji pada dua chanel osiloskop seperti terlihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Respon gelombang receiver 1 dan receiver 2 Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pada respon kedua receiver dimana untuk receiver 2 mengalami sedikit penurunan amplitude dibandingkan dengan receiver 1. Tampilan osiloskop di set time 500 µsdiv yang artinya setiap 1 kotak mewakili 500 µs dan untuk amplitude di set voltdiv 10 mV. Melalui analisa tampilan gelombang pada osiloskop dapat dilihat bahwa interval transit time kedua receiver sekitar 550 µs, berbeda sedikit dengan tampilan pada LCD yang diatur oleh mikrokontroller yaitu sebesar 558 µs. Amplitude kedua Time Amplitude mV Respon R1 Respon R2 ∆t 64 receiver masing-masing adalah 10 mV untuk receiver 1 dan 8,5 mV untuk receiver. Telah di jelaskan bahwa penguatan yang dibuat sangat besar yaitu 1000 kalinya, namun ketika diuji terjadi penurunan amplitude. Hal ini terjadi karena sebuah medium memiliki koefisian absorpsi yang merupakan fungsi eksponensial terhadap jarak yang dinyatakan dalam rumus : A = A e - αz 4.1 Dimana A adalah amplitudo awal. Amplitudo A adalah amplitudo terreduksi setelah gelombang berjalan dengan jarak sejauh z. α adalah koefisien atenuasi. Amplitude untuk receiver 2 lebih kecil dari receiver 1 dikarenakan receiver 2 terletak lebih jauh dari sumber transitter yaitu terpisah sejauh 17 cm. Untuk mengetahui tingkat sensitivitas sensor ultrasonik maka dilakukan beberapa pengujian data interval trasnsit time dengan variasi jarak dilakukan sebanyak 5 kali pengujian, dengan mencatat waktu transit gelombang antara receiver 1 dan receiver 2 dan variasi jarak serta mencatat voltage yang dihasilkan oleh kedua receiver. Data tersebut disajikan dalam tabel 4.2. 65 Tabel 4.2. Pengujian sensitivitas sensor dengan variasi jarak Jarak cm Interval waktu R2- R1 µs V out R1 mV V out R2 mV 1 2 3 4 5 87 129 221 357 558 15 14 12 11.2 10 10 11.5 10.3 9.4 8.5 Respon dan korelasi antara jarak dan interval waktu yang di terima oleh kedua receiver ditunjukkan oleh grafik berikut : Gambar 4.9. Respon sensor dengan variasi jarak Berdasarkan data pengujian dan grafik di atas sensor ultrasonik memiliki performa yang cukup bagus untuk dijadikan sebagai sensor Sonic log, nilai sensitivitas deteksi transit time Ultrasonik yang terukur men capai 142.3 µs, korelasi tinggi antara 66 jarak transmisi dengan interval transit time yang di deteksi yang mencapai 97,1 menunjukkan sensor ultrasonik ini memiliki nilai sensitivitas yang tinggi terhadap jarak transmisi. 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu desain prototype sonic log dapat dibuat dengan mengintegrasikan komponen-komponen elektronik seperti rangkaian osilator, penguat, dan rangkaian pemicu pulsa mikrokontroller dengan waktu yang singkat. Desain prototipe sonic log ini telah mampu mendemonstrasikan penjalaran gelombang ultrasonik dinding. Dari pengujian yang dilakukan telah dihasilkan pulsa kotak dengan frekuensi efektif sebesar 38,8. Data interval transit time receiver 1 dan receiver 2 telah dihasilkan dengan menganalisa bentuk gelombang yang diterima oleh kedua receiver dan dengan mengolah data respon menggunakan mikrokontroller yang ditampilkan pada lcd. Nilai interval transit time y ang terbaca pada lcd sebesar 558 µs untuk jarak transmisi 5 cm, dan pada osiloskop sebesar 550 µs. Sensitivitas sensor ultrasonik terhadap perekaman interval transit time dengan kombinasi jarak telah didapatkan dengan nilai sentivitas yang terukur adalah 1 42.3 µs dengan korelasi 97,1. 68

5.2. Saran

Saran yang dapat diambil pada penelitian adalah untuk pendeteksian nilai interval transit time dengan jarak transmisi yang maksimal dibutuhkan sensor ultrasonik yang memiliki karkateristik tinggi dan nilai sensitivitas yang bagus terhadap jarak. Instrument elektronik yang dibuat harus memiliki performa maksimal agar bisa di gunakan untuk membangkitkan pulsa ultrasonik dengan spesifikasi sensor yang beragam. 69 DAFTAR PUSTAKA Bueche, Frederick. 1986 .“College Physics, Schaum series”. McGraw-Hill compny,Inc, Cameron and Skofronick, 1978. “Fundamental of Acoustic. McGraw-Hill, Inc. Crain Petrophysical Handbook Curry T.S. 1984. “Introduction to the Physics of Diagnostic Radiology”, Third Edition Lea Febiger, Philadelphia USA. D. Close, D. Cho, F. Horn, and H. Edmunson.2009, The Sound of Sonic: A Historical Perspective and Introduction to Acoustic Logging Dr.Paul Glover. Petrophysics MSc Course Note .Sonic Acoustic Log Ellis, D.V. 1987.Well Logging for Earth Scientists Elsevier. G.Asquith and D.Krygowski, Basic Well Log Analysis: AAPG Mehods in Exploration 16 Giancoli, Douglas C. 1998. Physics Principles With Application. Fifth Edition. Prentice-Hall International, Inc. Translated in Indonesian Language by Yuhilza Hanum. 2001. Fisika. Edisi 5. Jakarta : Erlangga, Halliday, David and Robert Resnick. 1978. Physics. Third Edition. John Wiley Sons,Inc. Translated in Indonesian Language by Pantur silaban. 1985. Fisika. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Halliday, David and Robert Resnick. 1985. Translated in Indonesian Language by Pantur silaban. Fisika. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.