vii
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuh subbab. Subbab tersebut adalah pendekatan dan jenis penelitian, konseptual dan
operasional variabel, populasi dan sampel, pengumpulan data, prosedur penelitian, analisis data.
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, di mana data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diubah dalam bentuk angka dan
dianalisis menggunakan analisis statistik. Jenis penelitian dalam studi ini adalah korelasional yang bersifat prediktif karena tujuan dalam penelitian ini adalah
melihat pengaruh emotional expressivity suami dan istri terhadap kepuasan pernikahan kemudian memprediksikan berapa kontribusi dari masing-masing
independet variabel terhadap dependent variabel.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah pasangan suami-istri yang tinggal di
Tangerang Selatan. 3.3.2 Sampel
vii Dalam penelitian ini, jumlah sampel penelitian sebanyak 40 pasangan.
Dalam pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling berdasarkan kriteria yang ditentukan. Teknik ini tergolong dalam non-probability sampling
yang berarti tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka karakteristik
subjek penelitian ini, yaitu : a.
Pasangan yang telah menikah selama ≤ 15 tahun dan tidak pernah
bercerai. b.
Umur pasangan antara 20 – 40 tahun berada pada masa dewasa awal. c.
Pasangan yang telah mempunyai anak.
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Identifikasi variabel Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat dependent variable adalah
kepuasan pernikahan. Sedangkan variabel bebasnya independent variable yaitu emotional expressivity yang terdiri dari dua dimensi yaitu, positif dan
negatif. 3.3.2 Definisi konseptual variabel
Berikut ini penjelasan dari masing-masing variabel : 1.
Kepuasan Pernikahan Fizpatrick dalam Bird Melville, 1994 mendefinisikan kepuasan
pernikahan ialah penilaian positif pasangan mengenai kualitas pernikahan yang telah mereka jalani bersama atau perasaan bahagia pasangan dengan
pernikahan yang dijalani.
vii 2.
Emotional Expressivity Emotional expressivity
adalah pola atau gaya individu yang menetap dalam memperlihatkan ekspresi, baik secara verbal maupun non verbal yang sering,
tetapi tidak selalu tampak sebagai suatu hal yang berhubungan dengan emosi Halberstadt et al., 1995.
Dalam penelitian ini ada dua dimensi IV independent variable yang merupakan aspek dari emotional expressivity suami dan istri, yaitu :
a. Positive emotional expressivity
Menurut Halberstadt 1986 positive expressivity berkaitan dengan pengungkapan emosi positif seperti, memberi pujian, memperlihatkan
kekaguman, mengucapkan terimakasih ketika mendapatkan pertolongan. b.
Negative emotional expressivity Negative expressivity
berkaitan dengan pengungkapan emosi negatif seperti, marah, permusuhan, kesal, memperlihatkan kesedihan, dan
menangis. 3.3.3 Definisi operasional variabel
1. Kepuasan Pernikahan
Kepuasan pernikahan diperoleh dari skor jawaban subjek terhadap skala kepuasan pernikahan yang disusun oleh Spanier 1976. Skala ini terdiri
dari empat aspek, yaitu consensus mufakat , cohesion kepaduan, expression of affection
ungkapan kasih sayang dan satisfaction kepuasan. Jika, skor jawaban subjek tinggi maka menunjukkan
kepuasan pernikahan yang tinggi.
vii 2.
Emotional Expressivity Emotional expressivity
diperoleh dari skor jawaban subjek dengan mengisi Self Expressiveness Famili Questionniare SEFQ yang
dikembangkan oleh Halberstadt dkk 1995. Kuesioner ini terdiri dari dua dimensi subscale, yaitu positif dan negatif.
3.4 Pengumpulan Data