F. Komitmen Syura Terhadap Syariat
Apabila kita ingin mengetahui Syura lebih jauh, ada baiknya kita terlebih dahulu membatasi pengertian dan harus membedakannya dari apapun yang
berhubungan dengan teori-teori impor agar jangan sampai menghasilkan hukum- hukum yang tidak tepat. Syura dalam arti yang sempit yaitu sarana yang mewajibkan
syari’at untuk mengeluarkan ketetapan dari jamaah yang harus dipegang teguh olehnya, para pribadi, dan penguasa.
Sebelum kita menjelaskan komitmen Syura terhadap syari’at, sebaiknya kita terlebih dahulu mengetahui penjelasan Ustadz Abbas Mahmud al-Aqqad yang
terlebih dahulu akan menjelaskan perbedaan antara Syura dan demokrasi. Ustadz Abbas Mahmud al-Aqqad berusaha secara sungguh-sungguh menjelaskan perbedaan
substansial antara Syura dengan demokrasi Eropa, yaitu bahwa Syura ditegakkan atas dasar akidah dan syariat ilahiyah dengan penjelasan seperti berikut:
“ Sesungguhnya pendapat-pendapat seorang muslim tentang kebenaran sistem, keadilan, dan kemerdekaan itu tunduk kepada akidah ketuhanannya dan tidak
mendahuluinya. Datangnya bentuk pemerintahan sedunia pemerintahan Allah, seperti diharuskan oleh kaidahnya, merupakan teladan tertinggi dari pemerintahan
yang tidak mengenal kelaliman di dalamnya dan penyelewengan dari syariat atau teladan tertinggi dari pemerintahan demokrasi sebagaimana mestinya.”
Mari kita anjurkan kepada orang yang mengatakan bahwa Syura itu sama dengan demokrasi, haruslah menambahkan sifat keislamannya seperti apa yang
dilakukan oleh al-Aqqad. Karena tanpa memberikan ciri sifat ini mengakibatkan sebagian orang akan mengambil pengertian bahwa demokrasi sudah cukup tanpa
syariat. Mereka akhirnya hanya mencukupkan bahwa demokrasi atau suara mayoritas itu suatu perkara yang cukup bernilai dan dapat dianggap sah tanpa harus dibahas
sampai dimana komitmennya terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.
64
Telah dijelaskan di atas bahwa antara syura dan demokrasi itu berbeda, karena syura didasari pada akidah dan syariat ilahiyah. Karena dengan dilandasi pada akidah
dan syariat ilahiyah dapat menghindarkan pengambilan keputusan yang bersifat otoriter dari pemimpin atau orang yang memiliki kepentingan terhadap sebuah
permasalahan. Dan pada proses penetapan dan pengambilan keputusannya pun berbeda antara syura dan demokrasi, karena dalam syura tidak mengenal perolehan
pendapat mayoritas seperti yang terdapat pada demokrasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan dalam syura terasa lebih adil, dapat diterima oleh semua
pihak yang terkait dan dapat dipertanggung jawabkan oleh pemimpinnya.
G. Syura dan Demokrasi