Riwayat Hidup Umar bin Khattab

BAB II PROFIL UMAR BIN KHATTAB

A. Riwayat Hidup Umar bin Khattab

Umar bin Khattab memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riba’ah Abdullah bin Karth bin Razaah bin Adi bin Ka’ab. Sedangkan nama lengkap ayahnya adalah Khattab bin Nufail Al-Mahzumi Al- Quraisy, dan ibunya adalah Hantamah binti Hasyim bin Mugirah bin Abdullah bin Umar bin Makzum. Bani Makzum adalah cabang lain dari suku Quraisy dan sekutu dari bani Umayyah di zaman Jahiliyah. Keluarga Umar termasuk golongan Quraisy dari Bani Adi, suku Adi terpandang mulia dan mempunyai martabat tinggi dari orang- orang Arab. 12 Dilihat dari keturunan Umar bin Khattab. Ia merupakan orang yang terlahir dari keluarga yang terpandang dari suku Quraisy. Sehingga hal ini menjadi dasar dalam kepemimpinannya sebagai khalifah kedua. Umar dilahirkan di kota Makkah kota kosmopolitan di semenanjung Arab, dan ia lahir lebih muda dari Rasulullah. Selain mempunyai budi pekerti yang luhur, fasih dan adil, Umar dikenal sebagai seorang yang pemberani dan pribadinya yang dikenal keras sehingga ia digelari dengan “singa padang pasir”. 13 Umar bin Khattab selalu dipercaya menjadi komandan pasukan perang, setiap kali suku Quraisy mengumumkan dan melakukan peperangan terhadap suku-suku Arab lainnya. Sebagai kesatria perang, khattab ayah Umar mengajari kepada anaknya berbagai macam tradisi kelelakian khas semenanjung Arab, mulai dari memanah, 12 Hamdani Anwar, “Masa Al-Khulafa ar-Rasyidun,” dalam M.Din Syamsuddin, at all, ed., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, vol.II Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h.38 13 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam Surabaya: Pustaka Islamika press, 2003, h.67 menggembala ternak, berburu, menunggang kuda dan hal-hal yang bisa menunjang masa depan mereka sesuai dengan tradisi bangsa Arab. Pada masa kecilnya Umar ikut membantu ayahnya memelihara hewan ternak, dan ikut berdagang hingga Syiria. Walaupun Umar merupakan keturunan Bani Adi yang sangat terpandang dikalangan orang-orang Arab, akan tetapi ia bukan dari lingkungan keluarga kaya raya. Lingkungan keluarganya adalah lingkungan yang sangat menonjol dalam bidang ilmu pengetahuan. 14 Sehingga Umar sudah terbiasa sejak kecil bekerja keras seperti lazimnya orang-orang Arab dan ia didukung oleh ilmu pengetahuan dalam lingkungan keluarga Umar bin Khattab. Pada waktu Umar masih muda ia sangat pandai menulis dan membaca syair, disamping itu ia juga banyak menghafal syair-syair Arab terkenal. Riwayat termasyhur menyatakan bahwa Umar di lahirkan tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah, atau sekitar tahun 586 M, akan tetapi tidak banyak yang tahu kapan pastinya Umar di lahirkan. Ketika Umar beranjak dewasa, Umar mulai menekuni perniagaan. Selain mendapat pengalaman berniaga, Umar juga mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Umar sering pergi berdagang keluar semenanjung Arab, sehingga wawasan dan kecakapan Umar semakin terbuka luas, Umar juga mampu menguasai beberapa bahasa. Umar juga sangat dihormati dan disegani dikalangan orang Arab. Umar diangkat oleh suku Quraisy sebagai juru diplomasi, utusan khusus, duta besar mereka, ketika Bani Quraisy berseteru dengan suku-suku Arab lainnya. Peristiwa Umar bin Khattab masuk Islam terjadi pada suatu hari dibulan dzulhijjah tahun ke enam kenabian, Umar bin Khattab tercatat sebagai orang yang ke 14 Taufiqurrahman, Sejarah Sosial Politik Masyarakat Islam Surabaya: Pustaka Islamika Press, 2003, h.67 empat puluh memeluk Islam. Pada waktu itu umat Islam masih sangat sedikit sehingga dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi, mereka belum berani menampakkan keislamannya. Umar adalah orang pertama yang berani berdakwah dan mengumumkan keislamannya secara terang-terangan. Masuk Islamnya Umar segera diikuti oleh putra sulungnya, Abdullah dan istrinya Zainab binti Maz’nun. Selain itu, keIslaman Umar membuka jalan bagi tokoh-tokoh Arab lainnya masuk Islam. Sehingga pada saat itu orang Arab banyak yang masuk Islam dan dalam waktu yang sangat singkat pengikut Islam bertambah dengan pesat. 15 Sebelumnya, Umar dikenal sebagai salah seorang tokoh Arab Quraisy yang paling gigih menentang seruan Nabi SAW. Ketika disampaikan kepadanya bahwa adiknya, Fatimah, beserta suaminya telah memeluk islam, Umar mendadak menjadi geram dan sangat murka. Tanpa menunggu lebih lama ia segera pergi kerumah adiknya. Sesampainya disana, ia mendapati adik, ipar, dan beberapa orang muslim sedang mempelajari Al-Qur’an. Begitu melihat Umar, mereka semua lalu terdiam membisu dan tidak berani bergerak sedikitpun. Dengan emosi yang meluap-luap Umar menampar adiknya. Suaminya pun tak terelakan dari pukulan Umar. Dipuncak kemarahanya, mata Umar menangkap sebuah lembaran yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang dan hatinya menjadi ciut. Dengan tangan bergetar dipungutnya lembaran itu, lalu dibacanya ayat-ayat Al-Qur’an yang tertera dalam lembaran itu adalah beberapa ayat dari permulaan surah Taha. Setelah membaca ayat-ayat itu, perasaannya menjadi tenang, dan rasa damai menyelinap dihatinya. Timbul keinginan kuat untuk segera menemui Rasulullah SAW. Umar pun 15 Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, vol.v Jakarta: PT ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, h.125. bergegas meninggalkan rumah adiknya menuju rumah Al-Arqam dimana Nabi SAW sedang menyampaikan dakwah secara sembunyi-sembunyi. 16 Al-Faruq sang pembeda. Demikian julukan yang diberikan Rasulullah untuk Umar, karena ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang batil, yang baik dan yang buruk. Namun, sebagian kalangan mengartikan Al-faruq sebagai penjaga Rasulullah dan pencerai berai barisan kaum kafir, musuh yang senantiasa membangkang dan melawan dakwah Rasulullah. 17 Pada masa awal Umar memeluk Islam Umar bertanya kepada Rasulullah kenapa kita sembunyi-sembunyi dalam berdakwah, dan menyampaikan kepada Rasulullah sudah saatnya umat Islam berdakwah secara terang-terangan. Kemudian Rasulullah keluar untuk berdakwah dengan didampingi dua sosok yang ditakuti dan disegani suku Quraisy, yaitu Umar dan Hamzah, sehingga ketika mereka memasuki ka’bah tidak seorangpun dari orang- orang suku Quraisy yang berani mengganggu mereka, karena itulah Umar bin Khattab dipanggil dengan sebutan Al-Faruq. Umar juga di juluki Abu Hafsh ayah Hafshah, perempuan mulia yang kemudian menjadi istri Rasulullah. Pernikahan Rasulullah dengan Hafshah merupakan bukti cinta kasih Rasul kepada seorang mukminah yang telah menjanda karena di tinggal mati suaminya, Khunais ibn Hudzafah al-Sahami, yang berjihad di jalan Allah dan gugur pada perang Badar. 18 Ketika itu Umar sangat sedih. Karena di usia yang masih muda putrinya sudah menjadi janda. Ketika itu Umar berniat menikahkan puterinya Hafshah dengan seorang muslim yang saleh yang bertujuan agar hatinya kembali tenang setelah ditinggalkan oleh suaminya yang telah gugur pada perang Badar. Pada waktu itu, Umar pun pergi kerumah Abu Bakar dan 16 Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi islam, vol v Jakarta: PT. Ichtiar baru Van Hoeve, 1994, h. 125 17 Mustafa Murad, Kisah Hidup Umar Bin Khattab, Jakarta: Zaman, 2009, h. 15 18 Murad, Kisah Hidup Umar Bin Khattab, Jakarta: Zaman, 2009, h. 16 meminta kesediannya untuk menikahi putrinya Hafshah. Abu Bakar pun diam, dan tidak menjawab sedikitpun. Setelah itu, Umar pun menemui Utsman bin Affan dengan permintaan yang sama. Akan tetapi Utsman pun menolak permintaan Umar tersebut. Karena ketika itu Utsman masih dalam suasana berkabung karena istrinya yang bernama Ruqayah bin Muhammad baru saja meninggal dunia. Umar pun kecewa atas penolakan Utsman tersebut. Pada akhirnya Umar pun menemui Rasulullah, dan mengadukan sikap kedua sahabatnya itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mendengar penuturan Umar, akhirnya Rasulullah pun mengatakan bahwa “Hafshah akan menikah dengan seorang laki-laki yang lebih baik daripada Utsman dan Abu Bakar”. Umar pun langsung mengerti bahwa Nabi sendirilah yang akan menikahi putrinya itu. Disitulah terjadi pernikahan antara Rasulullah dan putrinya yaitu Hafshah. Umar juga dicatat sebagai orang pertama yang digelari Amir al-Mu’minin pemimpin orang yang beriman. 19 Hal ini berawal dari seorang utusan yang berasal dari Irak, utusan tersebut datang menghadap Umar bin Khattab untuk memberitakan keadaan wilayah pemerintahan di Irak. Ketika utusan itu tiba di Madinah ia bertemu dengan Amr bin Ash dan bertanya tentang khalifah Umar. Utusan itu memanggil Umar dengan sebutan Amir Al Mukminin, karena Umar adalah pemimpin amir sementara kita adalah orang-orang beriman mukmin. Sejak itulah gelar Amirul mukminin melekat pada diri Umar dan para khalifah sesudahnya.

B. Kepribadian Umar Bin Khattab