Kepribadian Umar Bin Khattab

meminta kesediannya untuk menikahi putrinya Hafshah. Abu Bakar pun diam, dan tidak menjawab sedikitpun. Setelah itu, Umar pun menemui Utsman bin Affan dengan permintaan yang sama. Akan tetapi Utsman pun menolak permintaan Umar tersebut. Karena ketika itu Utsman masih dalam suasana berkabung karena istrinya yang bernama Ruqayah bin Muhammad baru saja meninggal dunia. Umar pun kecewa atas penolakan Utsman tersebut. Pada akhirnya Umar pun menemui Rasulullah, dan mengadukan sikap kedua sahabatnya itu kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mendengar penuturan Umar, akhirnya Rasulullah pun mengatakan bahwa “Hafshah akan menikah dengan seorang laki-laki yang lebih baik daripada Utsman dan Abu Bakar”. Umar pun langsung mengerti bahwa Nabi sendirilah yang akan menikahi putrinya itu. Disitulah terjadi pernikahan antara Rasulullah dan putrinya yaitu Hafshah. Umar juga dicatat sebagai orang pertama yang digelari Amir al-Mu’minin pemimpin orang yang beriman. 19 Hal ini berawal dari seorang utusan yang berasal dari Irak, utusan tersebut datang menghadap Umar bin Khattab untuk memberitakan keadaan wilayah pemerintahan di Irak. Ketika utusan itu tiba di Madinah ia bertemu dengan Amr bin Ash dan bertanya tentang khalifah Umar. Utusan itu memanggil Umar dengan sebutan Amir Al Mukminin, karena Umar adalah pemimpin amir sementara kita adalah orang-orang beriman mukmin. Sejak itulah gelar Amirul mukminin melekat pada diri Umar dan para khalifah sesudahnya.

B. Kepribadian Umar Bin Khattab

Sifat-sifat terpenting yang membentuk “sifat keprajuritan” dalam sifatnya yang tinggi adalah keberanian, ketegasan, kekasaran, ketenangan, teratur, taat, 19 Mustafa Murad, Kisah Hidup Umar Bin Khattab, Jakarta: Zaman, 2009, h. 17 menghargai kewajiban dan iman kepada kebenaran dan suka melaksanakan dalam batas-batas tanggung jawab. 20 Karisma Umar menggetarkan, tetapi kepribadiannya meneduhkan. Keridhoannya adalah kemuliaan. Amarahnya menjelma hikmah. 21 Umar sangat muak dengan ketidak adilan, umar selalu menangis ketika melihat orang-orang kecil yang tertindas. Dalam menempuh dunianya dia selama hidup sebagai mujahid pejuang ditengah-tengah medan. Sebab itu, dia mengutamakan kesederhanaan dan merasa puas dengan kebutuhan seminimal mungkin yang tidak mungkin diabaikan. 22 Umar menyuruh prajuritnya untuk belajar memanah, berenang, menunggang kuda, bergulat, dan berolahraga supaya prajuritnya menjadi terlatih dan berkembang baik badannya serta akhlaqnya. Tabi’at yang menjadi fitrahnya adalah dia menyukai apa yang baik bagi prajurit mengenai makanan dan pakaiannya dan membenci apa yang tidak dipandang baik pada prajurit. 23 Untuk kepentingan pertahanan, keamanan dan ketertiban dalam masyarakat misalnya, Umar mendirikan lembaga kepolisian, korps militer dengan tentara terdaftar. Aspek yang tak lepas dari diri Umar bin Khattab adalah masalah ijtihad berkaitan dengan berbagai persoalan hidup dan perkembangan zaman yang tak ada nashnya baik dalam Al-Qur’an maupun Al-hadis. Beberapa ijtihad yang di lakukan Umar diantaranya adalah soal penghimpunan Al-Qur’an dalam satu mushaf. Ketika 20 Abbas Mahmoud Al Akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar Bin Khattab, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h. 86 21 Murad, Kisah Hidup Umar Bin Khattab, Jakarta: Zaman, 2009, h. 11 22 Al-akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar Bin Khattab, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h. 101 23 Abbas Mahmoud Al-akkad, Kecemerlangan Khalifah Umar Bin Khattab, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, h. 88-89 itu kekhalifahan di pegang sahabat Abu Bakar as-Shiddiq, sedangkan Umar adalah salah satu pembantunya di pemerintahan. 24 Allah juga mengaruniai Umar wibawa besar yang menggetarkan hati dan menggoyahkan nyali orang yang berhadapan dengannya. Ia dapat meruntuhkan hati orang-orang yang sombong. Namun, wibawa Umar yang agung tidak membuatnya berbuat zalim terhadap orang lain, apalagi terhadap orang yang lemah. Dan sumber wibawa Umar yaitu dari ketakwaan dan ketakutannya kepada Allah. Selain tegas dan berwibawa, Umar juga mempunyai sifat sabar. Kemarahannya tidak pernah terpancing oleh kezaliman. 25

C. Perjuangan Umar bin Khattab Bersama Rasulullah SAW