Definisi Syura Praktek syura pada masa khalifah umar bin Khattab

BAB III SYURA SEBAGAI SISTEM PEMERINTAHAN DALAM ISLAM

A. Definisi Syura

Secara umum dapat dikatakan bahwa, kata Syura memiliki banyak pengertian dan alangkah baiknya kita mengetahui dari mana asal kata Syura itu dibentuk. Kata Syura berasal dari akar kata sya-wa-ra, syawir berarti: berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Ada pula yang mengartikan Syura dengan arti menjelaskan, menyatakan, mengajukan, dan mengambil sesuatu. Kata Syura yang berasal dari bahasa Arab ini, kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata musyawarah yang memiliki arti mengumpulkan dan menyimpulkan pendapat berdasarkan pandangan antar kelompok. 30 Musyawarah yang terambil dari akar kata syawara menurut Quraish Shihab bermakna ‘mengeluarkan madu dari sarang lebah’. Sejalan dengan makna dasarnya yaitu madu untuk obat. Madu yang dihasilkan oleh lebah. Jadi, musyawarah seharusnya bagaikan lebah yaitu makhluk yang sangat disiplin, kerja samanya mengagumkan, di manapun hinggap tidak pernah merusak, tak mengganggu kecuali diganggu. 31 Dengan demikian, secara tidak langsung, Syura berarti memilih ide-ide terbaik dengan mengumpulkan sejumlah orang yang sekiranya memiliki argumentasi, pengalaman, kecanggihan pendapat, serta syarat lain yang sekiranya bisa memberikan pendapat yang tepat dan keputusan yang benar. 30 Khamami Zada dan Arief R. Arofah, Diskursus Politik Islam Ciputat: LSIP, 2004, h. 25- 26. 31 Artani Hasbi, Musyawarah dan Demokrasi Ciputat: Gaya Media Pratama, 2001, h. 20 Fazlur Rahman juga mengatakan bahwa kata Syura berasal dari kata kerja syawara-yusyawiru yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan dan mengambil sesuatu. Syawara adalah tasyawara bermakna berunding, saling bertukar pendapat; syawir yang artinya meminta pendapat atau musyawarah. 32 Menurut Imam Syahid Hasan Al-Banna, Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan dan kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan pada Al-Qur’an dan as-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan pada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin pemerintah dengan rakyat. 33 Syura atau musyawarah adalah menjelaskan perkara yang ada, menyatakan atau mengajukan pendapat dan akhirnya akan diambil satu keputusan. Dengan kata lain juga bisa dikatakan bahwa Syura atau musyawarah itu adalah bertukar pendapat, yang akhirnya menghasilkan suatu ide yang menghasilkan satu keputusan bersama lewat musyawarah. Al-Qurtubi mengatakan bahwa, musyawarah adalah salah satu kaidah syarak dan ketentuan hukum yang harus ditegakkan. Maka barang siapa yang menjabat sebagai kepala Negara, tetapi ia tidak bermusyawarah dengan ahli ilmu dan agama ulama haruslah ia dipecat. 34 Dan Ibn al-Arabi pun mengatakan, bahwa musyawarah adalah pertemuan guna membahas permasalahan; masing-masing mereka saling bermusyawarah dan mengemukakan pendapat. 35 32 M. Hasbi Amiruddin, Konsep Negara Islam Menurut Fazlur Rahman Yogyakarta: UII Press, 2000, h. 124. 33 Abdul Hamid Al-Ghazali, Meretas Jalan Kebangkitan Islam: Peta Pemikiran Hasan Al- Banna . Penerjemah, Wahid Ahmadi, Solo: Era Intermedia, 2001, h. 262. 34 Abdul Aziz Dahlan, dkk, ed Ensiklopedi Islam Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996, h. 18. 35 Hasbi, Musyawarah dan Demokrasi, h. 21. Syura, atau pengambilan pendapat dalam Islam, adalah salah satu konsepsi politik di antara konsepsi-konsepsi yang akarnya menancap kuat ditengah manyarakat Islam, dan menjadi keistimewaan sistem pemerintahan Islam dari sistem-sistem pemerintahan selain Islam. Syura telah menjaga eksistensinya dalam kehidupan politik Islam, untuk mengokohkan hubungan antara penguasa dengan rakyatnya, dalam bentuk kekontinuan merujuknya penguasa kepada rakyat untuk melahirkan keputusan-keputusan politik yang menjadi kepentingan masyarakat luas, yang berangkat dari kesadaran, kematangan dan pemahaman, dan untuk menjadikan kekuasaan agung atas manusia dekat dengan pemikiran kaidah-kaidah umum bagi umat Islam. 36 Secara garis besar pengertian Syura menurut penulis berdasarkan penjelasan sebelumnya adalah sebuah proses pengambilan keputusan atau perumusan dalam menyelesaikan masalah atau membentuk sebuah peraturan atau hukum yang berlandaskan pengumpulan ide-ide atau gagasan dari berbagai pihak yang saling berkaitan yang didasari tuntunan atau kaidah yang terdapat pada Al-Qur’an dan As- Sunnah, demi tercapainya sebuah kesepakatan dan demi kemaslahatan bersama.

B. Landasan Syura Dalam Al-Qur’an dan Sunnah