Perkembangan Pasar Modal Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

2. Perkembangan Pasar Modal

Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ Bursa Efek Jakarta. Dalam perkembangannya kondisi ekonomi dan moneter tidak bisa dilepaskan, tetapi pengaruh yang tampak nyata ternyata berasal dari berbagai kebijaksanaan pemerintah. Pada awalnya perkembangan pasar modal Indonesia, jika diukur dengan beberapa indicator pasar modal, seperti jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa, jumlah saham yang tercatat, kegiatan perdagangan, dan sebagainya, ternyata sangat lambat pada awal-awal pengaktifan kembali pasar modal. Sampai dengan tahun 1988 hanya tercatat 24 perusahaan yang terdaftar di bursa. Baru pada tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang tercatat di bursa. Pada tahun 1982 pemerintah memberikan intensif dalam bentuk keringanan pajak bagi perusahaan yang bersedia menjual sahamnya di pasar modal Indonesia. Insentif ini berakhir pada tahun 1983, karena pada tahun 1984 berlaku system perpajakan yang baru. Karena itulah beberapa perusahaan memanfaatkan insentif ini sehingga jumlah perusahaan meningkat dari hanya 8 perusahaan yang terdaftar di bursa, menjadi 23 perusahaan. Sebelum Juni 1983, tingkat bunga deposito dan kredit dari bank-bank milik pemerintah ditentukan oleh pemerintah. Penentuan tingkat bunga ini relative rendah sehingga perusahaan enggan untuk melakukan emisi di BEJ, dan karenanya jumlah perusahaan yang teraftar di BEJ tidak berubah dari tahun 1984 sampai dengan 1988. Pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1991 jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat cukup banyak. Hal ini diakibatkan adanya beberapa kebijakan dari pemerintah. Pertama, BAPEPAM tidak ingin mencampuri pembentukan harga saham di pasar perdana. Kedua, harga yang terbentuk diserahkan pada kekuatan permintaan dan penawaran. Ketiga, dikenakanya pajak 15 atas bunga deposito, dan terakhir diizinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di BEJ. Sepanjang bulan Januari sampai dengan Desember 1996 jumlah saham yang terdaftar meningkat cukup besar. Karena pada rentang waktu tersebut perusahaan-perusahaan emiten berlomba-lomba melakukan pemecahan saham atau stock split. Waktu krisis financial mulai memukul Indonesia pada akhir tahun 1997, pasar modalpun merasakan pengaruhnya. IHSG yang merupakan cerminan seluruh harga saham yang terdaftar di BEJ turun dari 637 pada tahun 1996 menjadi hanya 398 pada tahun 1998 pada waktu krisis mencapai puncaknya, dan baru bangkit kembali mulai tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2004 jumlah saham yang terdaftar menurun cukup besar, disebabkan karena banyak perusahaan yang melakukan reserve stock split . Namun, di tahun 2004, pasar modal juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan nilai perdagangan harian yang mencapai lebih dari Rp.1 trilyun per hari. Pasar modal terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Nilai transaksi saham harian terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 2004 telah mencapai Rp.1 trilyun per hari, di tahun 2005 meningkat menjadi Rp.1,67 trilyun per hari dan terus meningkat menjadi Rp.1,84 trilyun per hari di tahun 2006. Tahun 2007 merupakan tahun yang bersejarah bagi pasar modal Indonesia dengan resmi bergabungnya BEJ dengan BES menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tahun ini juga, IHSG BEI sepanjang tahun 2007 mengalami tingkat pertumbuhan terbaik ketiga diantara bursa-bursa besar dunia yaitu dengan tingkat pertumbuhan 52,08.

E. Analisis dan Pembahasan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 130 117

Analisis Motivasi Dibalik Stock Split dan Reverse Stock Split

0 9 15

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR PENGUMUMAN STOCK SPLIT

1 8 11

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bu

0 2 18

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik

2 21 15

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Dan Return Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM.

0 2 10

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR PENGUMUMAN STOCK SPLIT ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR PENGUMUMAN STOCK SPLIT.

0 1 17

PENDAHULUAN ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM DI SEKITAR PENGUMUMAN STOCK SPLIT.

1 1 8