41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMAN 08 Bekasi
1. Sejarah Berdirinya
SMA Negeri 08 Bekasi berawal dari sebuah sekolah filial kelas jauh dari SMA Negeri 3 Bekasi. Pada saat itu yang menjabat sebagai Kepala Sekolah
adalah Drs. H. Amir Syarifudin. Berdasarkan Surat Rekomendasi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Nomor: 421.35123Bappeda tanggal 25 September
1996 dan Siteplan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kabupaten Bekasi Nomor: 6531001D.TK.TB1996 tanggal 31
Oktober 1996 maka dibangunlah sepuluh ruang kelas hasil swadaya masyarakat. Lokasi sekolah ini di wilayah Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan.
Sedangkan lahan yang tersedia merupakan fasilitas social umum dari Perumahan Cendana seluas 6430 m2 yang sebelumnya dipergunakan sebagai tempat
pembuangan sampah warga sekitar. Pada tanggal 5 Oktober 1996 gedung SMU Negeri Filial Bekasi
diresmikan penggunaannya oleh Koordinator Administrasi Kormin Kanwil Depdikbud Jabar yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum
Dikmenum. Pembangunan gedung baru selesai seluruhnya pada bulan Agustus 1998 dan mulai dipergunakan pada tanggal 5 Okober 1998.
Berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI No. 046O2001 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah, SMUN 3 Filial Bekasi diputuskan menjadi
SMU Negeri 8 Kota Bekasi. Bersamaan dengan dinegerikannya sekolah filial, otonomi daerah mulai diberlakukan. Pada bulan Januari sampai sekarang Kepala
Sekolah SMA Negeri 8 Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Endang Hermansyah, MM.
VISI DAN MISI SMAN 8 BEKASI 2007-20011 Unggul Dalam Prestasi Berbasis Teknologi Bernuansa Imtak
MISI: 32
42
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran berbasis IT
2. Melengkapi sarana prasarana pendidikan
3. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik dan tenaga
kependidikan 4.
Meningkatkan kedisiplinan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan 5.
Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif 6.
Mendayagunakan stake holder pendidikan 7.
Meningkatkan kualitas input peserta didik 8.
Membangun kultur sekolah yang religious.
2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa