minat belajar siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA darul ulum

(1)

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh:

MARIA SAPRIYANTI NIM : 207011000480

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Amiruddin Maulana (NIM : 207011000799). Hubungan Minat Baca dengan Prestasi Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan”.

Tujuan dari pembahasan penelitian ini untuk mengetahui tingkat minat baca, tingkat prestasi belajar pendidikan agama Islam serta mengetahui hubungan minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan fenomena objek yang diteliti, yaitu dengan membandingkan kedua variabel penelitian antara X (minat baca) sama Y (prestasi belajar).

Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi SMPN 9 Kota Tangerang Selatan siswa/i kelas II yang berjumlah 80 siswa/i, dari siswa yang berjumlah 304 siswa/i SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2010/2011. Alasan penulis dalam menentukan populasi hanya pada kelas II dikarenakan kelas II ini tempat penulis praktik mengajar (PPKT), dan data tentang minat diungkapkan melelui penelitian skala minat baca dalam bentuk angket skala, minat baca terdiri 25 item dengan tingkat reliabilitas dan validitas cukup.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam. Artinya, semakin tinggi minat baca siswa semakin tinggi pula prestasi belajar PAI siswa/i.


(7)

ii

karunia dan nikmat-Nya yang sangat besar. Sholawat teriring salam penulis curahkan kepada penghulu umat baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah merubah umatnya dari zaman kebodohan, hingga zaman Ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari katagori sempurna, sekalipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik, namun pasti masih ada kekurangannya dan kelemahan baik dari segi isi, atau teknik penyusun. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk menerima masukan dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi dan dari penulis sendiri sebagai bahan evaluasi dan intropeksi diri sekarang dan dimasa yang akan datang.

Berkat keridhoan Allah swt semata akhirnya penyusun ini dapat diselsaikan. Serta tak lupa penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Rif’at Sauqi Nawawi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim M. Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M. Ag. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, sekaligus Dosen penasehat akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Muhammad Zuhdi, Ph.D. Pembimbing penulisan skripsi yang telah

siap dan sabar membimbing penulis sehingga terselsaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Hj. Siti Nurhayati, M. Pd. Kepala Sekolah SMPN 9 Kota Tangerang Selatan berserta dewan guru yang bersedia menerima dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penyelsaian skripsi ini.


(8)

iii

keberlangsungan pendidikan putra-putrinya. Disambung waktu malamnya dengan senantiasa mengalunkan do’a-do’a kasih sayang. Yang mengajarkanku untuk hidup mandiri dan mengingatkanku untuk selalu berbuat baik. Dan untuk kaka kandungku, abang-abangku, dan empo-empoku, terutama abangku Sholahuddin Al-Ayubi, S. Sos.I yang selalu memberikan dukungan, semangat dan keceriaan. Serta memotivasiku selama menjalankan pendidikan dasar hingga kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta keluarga besar yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tak mengurangi rasa terima kasihku untuk segala kebaikan-kebaikannya.

7. Teman - teman kosan (Bng Satibi, Zainuddin, Moh. Yazim, Abu Bakar, Joko Susilo, Hasbi, Jandri, Didi, Heri, Qiwil). Dan orang spesial (Siti Nur Komariah) mereka semua yang telah memotivasi, membantu, menemani dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Rekan - rekan seperjuangan Fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya kelas B angkatan 2007 yang telah memberikan motivasi kepada penulis khususnya, H. Fahrurozi dan Miftahurrahman (Iip) yang sudah mengajari penulis statistik, sehingga terselsaikan skripsi ini. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Penulis mengucapkan terimakasih. Semoga kebaikan mereka diridhoi Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-nya. Dan penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya serta memiliki banyak manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman. Jakarta, 06 Februari 2012

Penulis


(9)

iv

ABSTRAKSI... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Minat Baca 1. Minat Baca... 9

2. Pengertian Membaca ... 12

3. Pengertian minat baca... 14

4. Indikator minat baca. ... 15

B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam... 16

2. Pendidikan agama Islam ... 17

3. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

4. Indikator prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ... 21


(10)

v

C. Variabel Penelitian ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrument Penelitian ... 29

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 9 Kota Tangsel 1. Sejarah, Visi, Misi dan Strategi SMPN 9 Kota Tangsel ... 34

2. Struktur Organisasi Sekolah dan Perpustakaan SMPN 9 Kota Tangsel ... 36

3. Kurikulum a. Kegiatan Belajar ... 37

b. Waktu Belajar ... 38

c. Ekstrakurikuler ... 38

4. Perpustakaan a. Koleksi ... 39

b. Peraturan, larangan, dan Sanksi Perpustakaan ... 40

c. Pengadaan bahan pustaka ... 42

d. Sistem dan layanan pembaca ... 43

B. Data hasil penelitian 1. Uji Validitas... 43

2. Pengujian Reliabilitas ... 48

3. Deskripsi Data ... 52


(11)

vi

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN ... 72


(12)

vii

Tabel Halaman

1 Korelasi Hubungan Antara Variabel ... 27

2 Kisi-Kisi Instrument Minat Baca Siswa ... 29

3 Struktur Organisasi Sekolah... 36

4 Struktur Perpustakaan ... 37

5 Jumlah siswa dalam 3 (tiga) tahun terakhir... 38

6 Koleksi perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ... 39

7 Peraturan Pengunjung ... 40

8 Larangan Pengunjung... 41

9 Sanksi Pelanggar Pengunjung ... 42

10 Data Hasil Penelitian ... 44

11 Validitas Instrumen ... 45

12 Data Hasil Penelitian ... 48

13 Reliabilitas Instrumen ... 50

14 Saya memiliki keinginan untuk membaca ketika waktu senggang ... 52

15 Buku-buku agama merupakan bacaan yang bernilai positif ... 52

16 Materi pelajaran agama Islam yang sudah saya pelajari, apakah saya baca kembali dirumah ... 53

17 Saya bersemangat mambaca buku pelajaran agama Islam dan merasakan kepuasan setelah membaca... 54

18 Saya sangat berminat membaca buku-buku agama Islam... 54

19 Minat membaca buku-buku Agama Islam perlu di tingkatkan ... 55

20 Setelah saya membaca apakah mendapat tambahan pengetahuan dan informasi... 56


(13)

viii

24 Guru saya sering mengajarkan untuk membaca buku

agama Islam ... 58

25 Apakah orang tua saya memberikan buku pelajaran agama Islam untuk saya ... 59

26 Apakah saya membaca pelajaran hanya ketika diperintah oleh Orang Tua atau Guru ... 59

27 Menurut saya, membaca buku pendidikan agama Islam membuang-buang waktu saja ... 60

28 Setiap ada kesempatan, saya meluangkan waktu untuk membaca buku-buku agama... 61

29 Keadaan Guru SMP Negeri 9 Kota Tang Selatan ... 72

30 Karyawan SMP Negeri 9 Kota Tang Selatan ... 74

31 Data Jumlah Ruang SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ... 75

32 Data Fasilitas Perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan...76 33 Data mentah dari pengumpulan angket responden………


(14)

ix

Keadaan Guru SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan .. ...73

Keadaan Tata Usaha dan Karyawan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ...75

Sarana dan Prasarana SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ...76

Fasilitas Perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan...77

Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara Guru Agama Islam ...78

Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara Kepala Perpustakaan ...79

Pedoman wawancara siswa dan hasil wawancara siswa. ...80

Angket Penelitian ... ...83

Pengajuan Proposal Judul Skripsi ... ...86

Bimbingan Skripsi... ...87

Permohonan Izin Penelitian ... ...88


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Setiap bentuk kegiatan baik yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya mengkhendaki perubahan kearah perkembangan dan kemajuan yang lebih baik, semua itu sejalan dengan naluri manusia itu sendiri yang tidak pernah merasa puas atas hasil usaha yang diperolehnya. Manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan usahannya kearah yang lebih baik, tentunya dalam hal ini salah satunya adalah belajar dengan belajar dan berusaha dengan sungguh-sungguh, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kesemuanya itu tidak lepas dari kemampuan dan potensi manusia itu sendiri dalam menguasai suatu bidang keilmuan.

Dalam peraturan Pemerintah nomor 02, tentang pendidikan dasar dijelaskan: “Pendidikan Dasar adalah Pendidikan sembilan tahun, terdiri atas pendidikan


(16)

enam tahun di Sekolah Dasar dan program pendidikan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama”.1

Pendidikan Dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapakan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.2

Pendidikan dasar yang diselenggarakan pada tingkat dasar menengah memberikan dasar membaca, menghitung, menulis yang kemudian dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi. Perkembangan keterampilan berbahasa siswa berturut-turut, mulai dari keterampilan mendengar informasi, aktif berbicara, membaca, menulis dan mengarang sebuah cerita, pada umumnya hal itu diawali dari pendidikan dasar, yang kemudian berkembang pada jenjang yang lebih tinggi, keluarga, dan masyarakat tempat berada. Keterampilan membaca bukan berarti keterampilan untuk melafalkan huruf – huruf saja, akan tetapi lebih merupakan suatu keterampilan untuk memperoleh informasi dan menagkap isi serta memahami makna dari suatu bacaan.

Sistem Pendidikan Nasional harus dapat memberikan Pendidikan Dasar bagi setiap warga Negara Republik Indonesia, agar masing – masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta menggunakan bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga untuk dapat berpeserta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Allah SWT memerintahkan untuk membaca kepada hamba-hambanya yang tersurat dalam wahyu pertama yang di turunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril yaitu al-Qur’an Suratal-Alaq ayat 1 - 5 yang berbunyi:

1

Departemen Agama RI, Himpunan Perundang–Undangan Bidang Pendidikan Keagamaan,( Badung : Departemen Agama RI, 1994) hal. 82

2

Undang–Undang RI No 2 Tahun 1989, Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya,(Jakarta : Sinar Grafika, 1991), cet ke-1, h.7


(17)















“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”( Al - Alaq : 1- 5 ).3

Mahmud Yunus menjelaskan tentang ayat ini menganjurkan kepada kita,

Supaya tiap-tiap orang, baik putra ataupun putri, mesti pandai membaca dan menulis. Oleh sebab itu di negeri-negeri berkemajuan telah diadakan suatu peraturan, yaitu memaksa ibu bapak buat memasukan anak-anaknya kesekolah, sekurang-kurangnya kesekolah rendah, supaya umum orang pandai membaca dan menulis.4

Menurut Raghib As-Sirjani, “Dalam sebuah riwayat, ketika Perang Badar orang musyrik yang ingin menubus dirinya agar mengajar cara membaca dan menulis 10 orang muslim”5.

Dengan hal ini, keinginan untuk belajar membaca dan menulis semakin meningkat di kalangan kaum muslimin, sehingga bertambah banyaklah mereka yang pandai menulis dan membaca.

Minat merupakan landasan yang sangat tinggi bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai prilaku seseorang, tetepi dapat mendorong orang untuk melakukan sesuatu, sehingga ia melakukan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan. Demikian pula dengan minat membaca. Kegemaran membaca merupakan perwujudan minat seseorang.

Minat akan hilang apabila tidak dipergunakan. Minat pada anak tidak tumbuh secara otomatis, tapi harus ditimbulkan oleh pendukung pendukunganya. Pada

3

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, h. 597

4

Mahmud Yunus,Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: P.T. Hidakarya Agung, 1993), h. 911 5

Raghib As - Sirjani, Spiritual Reading Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca, (Solo: Aqwam, 2007), h.20


(18)

awalnya minat akan berubah –ubah dari obyek yang satu ke obyek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil minatnya. Minat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, emosi dan lingkungan sosialnya.

Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar, pengalanam budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor pendorong individu dalam mencapai tujuan.

Sebagaimana juga minat membaca anak tidak dapat berkembang dengan baik apabila tidak didukung oleh faktor psikis, fisik maupun lingkungan. Oleh karena itu selayaknya minat baca anak sudah ditumbuhkan sejak dini, dengan cara membiasakan membaca pada anak. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Membaca adalah sebuah jendela yang membuat seseorang bisa menelaah dan mengetahui segala sesuatu yang dimiliki orang lain dengan cara yang sangat mudah dan simpel. Disisi lain, membaca merupakan salah satu profesi dan keahlian yang bisa diperoleh guna merealisasikan dan mengaktualisasikan keberhasilan, kesuksesan, dan kesenangan bagi setiap individu manusia di sepanjang hidupnya. Hal ini bisa dilihat bahwa membaca merupakan bagian pelengkapan bagi kehidupan kita, baik dari segi kepribadian maupun dari sisi amal perbuatan. Intinya membaca adalah kunci setiap pintu ilmu dan pengetahuan.

Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca, karena keberadaannya itu antara lain untuk dibaca dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk dipelajari, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas, dalam era informasi saat ini, suatu informasi bukan hanya sebagai suatu hal yang amat penting, tetapi merupakan suatu kebutuhan, karena adanya informasi, wawasan seseorang akan bertambah dan salah satu caranya adalah dengan membaca.

Buku adalah salah satu sumber informasi, semakin disadari pentingnya buku dalam menunjang proses pendidikan, kebutuhan akan buku-buku yang memadai


(19)

semakin terasa. Pada masyarakat modern, kecerdasan kemajuan dapat diukur dengan banyaknya buku dan bacaan lain yang dibaca dan dihasilkan. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi elektronik di bidang komunikasi dengan berbagai produknya, keberadaan buku masih diakui sebagai sarana dan sumber informasi yang efektif dan efesien. Penulis ingin meneliti bagaimana pihak perpustakaan sekolah lebih dapat berperan menjangkau sasaran yang masal dalam merangsang dan meningkatkan minat baca dikalangan pelajar khususnya selama ini dirasakan rendah, kurangnya buku-buku agama didalam perpustakaan, lebih banyak membaca buku umum di banding buku agama Islam, dan melihat kurang memperdulikan masalah prestasi belajar.

Istilah Prestasi sudah biasa diucapkan oleh hampir setiap pemerintah pendidikan dan orang tua murid. Tetapi dibalik ungkapan tersebut, kadang kala makna atau hendaknya belum dipahami secara baik. Masalah menyangkut ukuran prestasi belajar dan faktor apa saja yang menunjang serta yang menghambat prestasi belajar siswa itu. Semuanya belum secara tuntas teruraikan dan mendapatkan jawaban yang tepat. Oleh karena itu masalah prestasi belajar menarik dilatih untuk mendapatkan jawaban yang memadai.

Maka dari itu penting adanya minat pada seseorang dalam menjalankan sesuatu tanpa adanya paksaan, dengan adanya minat pula seseorang pengajar atau pendidik dapat mudah memberikan penjelasan pada waktu proses belajar mengajar disekolah dan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu minat belajar khususnya minat baca terhadap pendidikan agama disekolah harus dikembangkan. Pada kenyataan minat baca siswa/i SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan khususnya minat baca buku-buku agama sangat kurang. Dengan melihat uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas masalah dengan judul “HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (PAI) DI SEKOLAH SMP NEGERI 9 KOTA


(20)

B. Identifikasi Masalah

Kajian mengenai hubungan minat baca dengan prestasi PAI di sekolah SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Tentulah menampilkan tinjauan dan pembahsan mengenai unsur - unsurnya dari berbagai aspek, judul di atas dapat diidentifikasi atas berbagai permasalahan yang ada, yaitu:

1. Kurang adanya kemauan dan keinginan siswa dalam hal membaca. 2. Masih kurang buku-buku agama Islam.

3. Lebih banyak membaca buku-buku umum dibanding buku agama. 4. Banyak siswa yang tidak memperdulikan masalah prestasi.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah

Untuk memudahkan penelitian ini, maka permasalahnnya dibatasi sebagai berikut:

a. Minat membaca buku, yaitu buku mata pelajaran agama Islam yang dimiliki siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran yang mencakup buku panduan atau buku pegangan dan buku popular. b. Prestasi belajar mencakup tiga ranah kongnitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotor. Prestasi belajar yang diambil hanya ranah kongnitif dari bidang studi Pendidikan Agama Islam, pada SMPN 9 Kota Tangerang Selatan semester II Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah terdapat hubungan antara minat baca dengan prestasi PAI di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, pada bidang studi Pendidikan Agama Islam dan bagaimana hubungannya” ?


(21)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin diperoleh penulis dari penyusunan skripsi ini adalah:

a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai minat siswa dalam membaca buku agama Islam di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan.

b. Untuk mendapatkan gambaran mengenai prestasi belajar PAI siswa baik dari aspek kongnitifnya saja.

c. Untuk menjelaskan korelasi atau hubungan antara minat membaca buku pendidikan agama Islam dengan prestasi pembelajaran PAI.

2. Manfaat Penelitian

Mengenai manfaat penulis, ada beberapa hal yang penulis inginkan dari penulisan skripsi ini, yaitu :

a. Manfaat bagi siswa/i dengan penelitian ini, jadi siswa mengetahui terdapat kontribusi antara minat baca dengan prestasi belajar agama Islam.

b. Diharapkan bisa menjadi masukan bagi guru bidang studi pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar.

c. Diharapkan dapat berguna untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis sebagai calon guru pada khususnya guna menumbuhkan minat membaca buku pendidikan agama Islam.

d. Diharapkan dapat memberikan info bagi kepala sekolah dalam menempatkan seorang guru yang sesuai dengan keahlian dibidangnya.


(22)

8 A. Pengetian Minat Baca

1. Minat Baca

Doyles Fryer, sebagaimana dikutip oleh Wayan Nurkanca, mendefinisikan minat atau interst adalah “gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu”. Jaersild dan Taseh yang dikutip oleh Wayan Nurkaca juga, menekankan bahwa “minat

atau interst menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh

individu. Walaupun interst di definisikan secara berbeda-beda tetapi dalam definisi-definisi tersebut, maka senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktivitas dan situasi”.1

Minat adalah “kecenderungan yang menetap, subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang

1


(23)

tertentu”.2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan.3

Menurut Slameto, “Minat adalah suatu rasa lebih suka dari rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minatnya”.4

Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud “minat menurut psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu”.5

Minat pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dengen disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkadang situsi pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk: = mendekati/mengetahui/memiliki/ berhubungan) dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari obyek.6 Minat merupakan kekuatan yang mendorong seseorang dalam memberi perhatian terhadap sesuatu kegiatan tertentu, sehingga adanya keinginan untuk berbuat atau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu peryataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melelui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki

2

W.S Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar,(Jakarta: Gramedia,1983), hal. 30

3

Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi ke-4. Dep. Pendidikan Nasional (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Uatama, 2008)

4

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinnya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal. 180

5

Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. ke-2, hal:84

6

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana 2004), Cet ke-2, hal. 262-263


(24)

minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut.

“Minat adalah kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, dan keinginan”.7 Sedangkan Minat menurut Muhibbin Syah, mengartikan Minat adalah kecenderungan dan gairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.8 Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yamg mereka inginkan bila mereka bebas memilih.

Minat dapat ditimbulkan sebagai akibat dari berbagai pengalaman seseorang. “Hal-hal yang mendasari minat dapat digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: (1) faktor dorongan dari dalam yaitu faktor yang berhubungan erat dengan dorongan fisik. (2) faktor motif sosial merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosial, dan (3) faktor emosional yaitu perasaan yang hubungannya dengan minat terhadap obyek tertentu”.9

Minat akan hilang apabila tidak dipergunakan. Minat pada anak tidak tumbuh secara otomatis, tapi harus ditimbulkan oleh pendukung pendukunganya. Pada awalnya minat akan berubah – ubah dari obyek yang satu ke obyek yang lain. Namun makin bertambah usia anak makin stabil minatnya. Minat memegang peranan penting dalam kehidupan individu, minat selalu dipengaruhi oleh kondisi fisik, mental, emosi dan lingkungan sosialnya.

Minat dipengaruhi oleh perkembangan fisik, mental, kesiapan belajar, pengenalan budaya serta bobot emosi. Minat merupakan salah satu faktor pendorong individu dalam mencapai tujuan.

Sebagaimana juga minat membaca anak tidak dapat berkembang dengan baik apabila tidak didukung oleh faktor psikis, fisik maupun lingkungan. Oleh karena itu selayaknya minat baca anak sudah ditumbuhkan sejak dini, dengan cara

7

Pusat Perbukuan Depdikbud, Laporan Lokarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca Siswa: Buku 3.- cet. 1.- Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997.

8

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Yang Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya1995), h. 136

9

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana 2004), Cet ke-2, hal. 264


(25)

membiasakan membaca pada anak. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Dari uraian–uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa minat adalah suatu yang mengarah pada rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau suatu hal tersebut karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat mempengaruhi apa yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat dia dapat mencapai ара yang menjadi tujuannya selama ini. Karena kecintaannya pada suatu hal tersebut, akan membuat dia terus mencari dan menggali semua hal atau ilmu yang dapat menambah wawasannya, pengalamannya, dan juga memuaskan hatinya.

2. Pengertian Membaca

Thomas Carlyle, sebagaimana dikutip oleh A. Widyamartaya, mendefinisikan “membaca adalah segala sesuatu yang telah dilakukan, dipikirkan, dicapai, atau dihayati oleh umat manusia tersimpan dalam halaman-halaman buku seperti dalam pelestarian yang magis”.10

Sedangkan membaca di dalam buku yang berjudul petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa, “membaca adalah suatu kegiatan penerjemah syimbol atau huruf kedalam kata dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang”.11 “Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa. Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari pada orang yang lebih sedikit membaca”. Intelektual seseorang tidak akan tumbuh sempurna tanpa membaca bahan bacaan sehat yang cukup.

Membaca memiliki peran penting dalam proses perkembangan manusia dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan

10

A. Widyamartaya,Seni Membaca Untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisuius, 1999), cet. 1. h. 137

11

Pusat Perbukuan Depdikbud, Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa,Buku 1.- cet. ke-1. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997).


(26)

membaca. Maka makin baik kemampuan membaca yang dimilki seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan informasi yang diterima oleh orang tersebut.12

“Membaca ialah keterampilan yang sangat kompleks, dan seperti semua keterampilan lain. Membaca dapat ditingkatkan ketetapan dan kecepatannya dengan latihan”.13 Sedangkan menurut Niknik M. Kuntarto, “Membaca adalah suatu keterampilan dalam menemukan sesuatu yang kita cari dalam bacaan. Tujuannya ialah menangkap bahasa yang ditulis dengan tepat dan teratur”.14

Soedarso, sebagaimana dikutip oleh Mulyono Abdurahman, mengemukakan bahwa “membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakan mata dan menggunakan pikiran”.15

Hanry Guntur Tarigan, mengatakan Membaca adalah kunci ke gudang ilmu, ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca. Keterampilan membaca menetukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat dikatakan keteramapilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern.16

Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosdur konsep, definisi nama, pristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktifitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kongnitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.

12

Athaillah Baderi, “Pola Dan Strategi Pengembangan Minat Baca”, Pusat Pengembangan

Perpustakaan Dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI 2003), hal. 1-2

13

Rita L. Atkinson dan Richard C.Atkinson.Pengantar Psikologi, Edisi Ke-8, Jilid 1. (Penerbit Ertangga Jakarta 2003), hal.228

14

Niknik M. Kuntarto,Cermat Dalam Berbahsa Teliti Dalam Berfikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media,2010), cet.8 . h. 221

15

Mulyono Abdurarahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Penerbit, Diknas dan Rineka Cipta) h.200

16

Hanry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, ( Bandung Angkasa, 1979), hal: 135


(27)

Tujuan membaca, tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.17

Keuntungan yang diperoleh dari membaca antara lain : (1) memperoleh pengetahuan baru yang dicari, (2) memperoleh wawasan baru, (3) memperoleh keterampilan baru, (4) merasakan kenikmatan karena indahnya suatu bacaan dalam melukiskan suatu kehidupan, (5) dan mengembangkan keterampilan memecahkan masalah18.

Membaca merupakan alat utama untuk mempelajari berbagai ilmu dan teknologi serta berbagai informasi lainnya yang berguna bagi kehidupan. Betapa pentingnya pengaruh dan peranan orang tua dalam menumbuhkan dan mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Orang tua menjadi contoh bukan hanya bagi kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca. Membaca menjadi kebiasaan pribadi dan keluarga.

1. Pengertian Minat Baca

Dari uraian-uraian di atas penulis menyimpulkan pengertian minat baca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu yang dapat dibaca baik dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, artikel dan sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting dan berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang.

Pengertian minat baca memang bisa berbeda - beda pendapat antara ahli yang satu dengan yang lain karena perbedaan sudut pandang dan penekanan makna sesuai dengan konteksnya. Disini diambil pengertian minat baca di dalam buku Pusat Perbukuan Depdikbud, Laporan Lokarya Pengembangan Minat dan

17

Hanry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, ( Bandung Angkasa, 1979), cet, ke-1 hal: 9

18


(28)

Kegemaran Membaca Siswa, dikemukakan “Minat Baca adalah keinginan kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca”.19

2. Indikator Minat Baca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.20 Kaitannya dengan minat maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat”.

Burs dan Lowe, sebagaimana dikutip oleh Dwi Sunar Prasetyono, tentang indikator - indikator minat membaca pada seseorang yaitu: (1) Kebutuhan terhadap bacaan, (2) Tindakan untuk mencari bacaan, (3) Rasa senang terhadap bacaan, (4) Ketertarikan terhadap bacaan, (5) Keinginan untuk selalu membaca, dan (6) Tindak lanjut (menindaklanjuti dari apa yang dibaca).21

Menurut Kurt Franz/ Bernhard Meler, ada beberapa indikator yang menunjukkan minat siswa dalam membaca. Siswa yang memiliki minat baca tinggi terhadap membaca, dapat diketahui dari perasaan senang, pemusatan perhatian, persaan tertarik, banyak bahan bacaan yang dibaca, lamanya waktu.22

a) Perasaan senang

Seorang siswa yang berminat membaca buku agama, maka ia harus senang terhadap buku agama tersebut, yaitu dengan senang hati mempelajari dan membaca ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut, dan tidak ada sedikitpun perasaan terpaksa.

19

Pusat Perbukuan Depdikbud, Petunjuk pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa,Buku 1.- cet. 1.- (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997).

20

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahsa, Kamus Umum Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), Cet. 10 h. 320

21

Dwi Sunar Prasetyono,Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Think, 2008), h. 59

22

Kurt franz/Bernhard Meler,Membina Minat Baca Anak, (Bandung: Remadja Karya, 1986), h. 8


(29)

b) Pemusatan perhatian

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita yang sungguh- sungguh terhadap pengamatan. Dalam hal ini, perhatian yang diberikan oleh siswa yang berminat terhadap membaca dapat diukur melalui prestasi siswa, perhatian dan sikap yang diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam belajar di kelas dan lain-lain.

c) Perasaan tertarik

Makna minat adalah tenaga penggerak yang terpercaya bagi proses belajar.23 Orang yang memiliki minat yang kuat dalam dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk tertarik kepada sumber-sumber bacaan dalam hal ini buku paket, dan buku-buku serta literatur penunjang lainnya.

d) Banyaknya buku atau bahan bacaan yang dibaca

Seseorang dapat dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari banyaknya buku yang dibaca dalam seharinya atau perminggunya.

e) Lamanya waktu membaca

Seseorang dapat juga dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari lamanya siswa tersebut membaca buku paket, dan buku-buku serta literatur penunjang lainnya.

Seseorang dapat dikatakan memiliki ciri-ciri minat baca tinggi, sedang dan rendah, dapat dilihat dari banyaknya indikator-indikator minat baca yang sudah diuraikan diatas.

B.

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Prestasi BelajarРАI

Menurut Syaiful Bahri Djamarah,“Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh

23


(30)

dengan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan bidang tertentu”.24

Prestasi Belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni "Prestasi" dan "Belajar" adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.

“Belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsangan) yang terjadi”.25 Sedangkan menurutAbd. Rahman Abror, “Belajar adalah perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia untuk melakukannya demi meningkatkannya bobot dan kualitas hidupnya”.26

Menurut Muhibbin Syah, “Prestasi belajar merupakan hasil akhir yang dicapai oleh seseorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar tertentu, atau setelah ia menerima pelajaran dari seorang guru pada suatu saat”.27Senada dengan diungkapkan diatas yang dikemukakan oleh Saiful Bahri, “prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar”.28

Prestasi belajar merupakan hal yang bersifat tetap dalam sejarah manusia karena sepanjang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya pada manusia yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

Dengan melihat pengertian prestasi dan belajar di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu proses aktivitas belajar yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut, yang

24

Syaiful Bahri Djamarah,Prestasi Belajar Siswa Dan Kompetensi Guru………. h. 45

25

Sarlito W. Sawono, Pengantar Umum Psikologi,(Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003), cet ke-9 h. 47

26

Abd. Rachman Abror,Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1993), cet. 4. h. 65

27

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-9, h. 90

28


(31)

meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap, kemudian aspek-aspek tersebut di evaluasikan dan di aktualisasikan dalam bentuk angka atau skor yang dapat dilihat dalam daftar nilai raport.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan ini bermula dari bahasa yunani yaitu “pedagogis” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan, sedangkan dalam bahasa arab sering diterjemahkan dengan“tarbiyah”.29

Sedangkan secara terminology “pendidikan diartikan sebagai bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar menjadi dewasa”.30

Dari berbagai definisi pendidikan di atas, baik secara etimologi maupun terminology, dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan adalah proses yang terdiri dari usaha-usaha yang dilakukan orang dewasa terhadap peserta didik, baik berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan ataupun latihan. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut adalah membawa peserta didik kearah terbentuknya keperibadian yang utama, baik jasmani maupun rohani bagi perjalanan hidupnya dewasa yang akan datang.

Sedangkan definisi pendidikan agama Islam itu sendiri dikemukakan oleh beberapa para ahli diantaranya:

Menurut H. M. Arifin, “pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak keperibadiannya”.31 Peryataan senada dikemukakan oleh Zakiah Darajat, bahwa “pendidikan agama Islam ialah usaha berupa

29

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994). h. 1

30

Ibid. h.1

31


(32)

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)”.32

Berdasarkan yang dikemukakan di atas dapat penulis simpulkan, bahwa pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, mengamalkan ajaran –ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Jadi, penulis menyimpulkan Prestasi Pendidikan Agama Islam adalah nilai mata pelajaran pendidikan agama Islam yang dilihat atau diperoleh dari nilai raport.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada diri seseorang atau individu, menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono terdiri dari atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.33

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri siswa)

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar mencakup faktor fisiologis dan psikologis.

1. Faktor Jasmani (Fisiologis)

Menurut H. Aminuddin Rasyad, yang termasuk faktor fisiologis adalah “faktor kesehatan dan cacat tubuh”. Fisik yang sehat akan mempengaruhi jaringan tubuh, karena di dalam fisik yang sehat akan meningkatkan minat belajar, keadaan cacat seperti tuli, buta, dapat mempengaruhi proses belajar, dan mempengaruhi kemampuan belajarnya, seperti tidak bisa menangkap pelajaran dengan baik.

32

Zakiah Darajat,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), cet.7. h. 86

33

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono,Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet.1. h. 130


(33)

Dengan demikian, faktor kesehatan dan cacat tubuh dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang.

2. Faktor Psikologis

Banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diatara faktor - faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut.

a) Tingkatan kecerdasan atau intelegensi siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko -fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungan dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia.

b) Sikap Siswa

Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran maka akan mengikuti proses belajar dengan baik. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. Oleh karenanya sikap siswa terhadap suatu mata pelajaran akan mempengaruhi prestasinya dalam mata pelajaran tersebut.

c) Bakat Siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang yang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat


(34)

cerdas (superior) atau cerdas luarbiasa (very superior) disebut juga sebagai gifted, yakni anak berbakat intelektual.

d) Minat Siswa

Secara sederhana minat (interest) menurut Dalyono, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, berarti mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan mengasilkan prestasi yang rendah34

. b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), ialah:

faktor yang ada dari luar diri individu yang sedang belajar mencakup faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan sekitar. 1. Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sanagat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknyahubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

2. Lingkungan Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang mematuhi perintah para

34


(35)

guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah.

3. Lingkungan Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakanya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya, baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan berpengagguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

4. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, iklim dan lain sebagainya. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan menggangu belajar. Iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk , ini akan menunjang proses belajar.35 Faktor – faktor tersebut saling berintraksi secara langsung dalam mencapai prestasi belajar.

4. Indikator Prestasi Belajar PAI

Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutkan dengan istilah hasil belajar. Pencapaian hasil belajar atau hasil prestasi belajar siswa, merujuk kepada aspek - aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, yang diambil hanya ranah kongnitif menjadi indikator prestasi belajar. Artinnya, prestasi belajar yang hal itu nilainya dilihat atau diperoleh dari nilai raport atau semester.

35


(36)

Adapun indikator dari prestasi belajar pada prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Namun pengungkapan perubahan sebagai tingkah laku seluruh ranah sangat sulit karena perubahan hasil belajar ada yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karenanya guru tidak dapat mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta, rasa maupun karya.

Menentukan prestasi belajar dapat menggunakan dua macam penilaian: a) Penilaian formatif

Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran.

b) Penilaian sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan tiap semester (setelah siswa menyelsaikan suatu unit/bagian dari mata pelajaran tertentu), berfungsi untuk menentukan hasil belajar siswa dalam tahap – tahap tertentu.36

Untuk menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Keberhasilan atau kesuksesan belajar ditandai dengan pencapaian KKM. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah:

1. Norma skala angka dari 0 sampai 10, 2. Norma skala dari 0 sampai 100.37

Ada perbedaan antara penilaian formatif dan penilaian sumatif, penilaian formatif sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki proses belajar - mengajar dan

36

Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung : Remadja Karya, 1986), cet ke-1 h. 137-138

37

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 153


(37)

untuk menilai sampai di mana pencapaian siswa terhadap tujuan instruksional yang telah dirumuskan di dalam setiap program satuan pelajaran. Dan tes sumatif bertujuan untuk menilai prestasi siswa terhadap penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan selama jangka waktu tertentu. Tetapi karena tes sumatif itu biasanya tidak sering diadakan, maka untuk menjaga kontinyuitas penilaian dan hasil penilaian yang lebih otentik bagi setiap siswa, penentuan nilai raport didasarkan atas penggabungan hasil nilai tes formatif dan tes sumatif.

C.

Kerangka Berpikir dan Hipotesis 1. Kerangka Berpikir

Minat adalah suatu modus yang mengarah pada rasa suka atau keinginan akan suatu obyek atau pada suatu hal, dan keinginan untuk mencapai atau mempelajari obyek atau suatu hal tersebut karena obyek atau suatu hal yang dipelajarinya tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memuaskan keinginan jiwanya sehingga dapat mempengaruhi ара yang ada dalam dirinya sendiri, pengetahuan atau keterampilannya, serta membawa kemajuan pada dirinya yang akan membuat dia dapat mencapai ара yang menjadi tujuannya selama ini.

“Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling", dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya tujuan”.38

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses belajar yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu. Perubahan Pertama, aspek kongnitif meliputi perubahan-perubahan dari segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan dalam segi bentuk-bentuk tindakan

38

Zekri Neni Iska, “Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,(Jakarta : Kizi Brother, 2008), Cet, ke-2 .h. 42.


(38)

motorik. Ketiga aspek tersebut dievaluasi dan evaluasi itu diaktualisasikan dalam bentuk angka atau skor.

Jadi, siswa yang memiliki minat baca tinggi salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktifitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Dalam proses belajar, minat merupakan tenaga pendorong bagi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Sebaliknya, kondisi belajar mengajar yang efektif akan menimbulkan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya, sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Minat melahirkan perhatian dan hal ini memungkinkan seseorang melakukan sesuatu dengan tekun untuk jangka waktu yang lama. Dan belajar yang tekun memungkinkan siswa menguasai pelajaran.

Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat pada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan atau mata pelajaran juga kepada gurunya maka siswa tidak akan mau belajar bahkan membaca buku pelajaran yang akan dipelajarinya. Oleh karena itu, apabila siswa tidak berminat sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada pelajaran dan kepada gurunya, agar siswa mau belajar meperhatikan pelajaran. Apabila anak memiliki minat baca yang tinggi diduga prestasi belajar pendidikan agama Islam akan tinggi pula,

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara hasil dari teori-teori yang akan diuji lebih lanjut. Maka untuk itulah diperlukan penelitian.

Minat baca adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu, terhadap sesuatu yang dapat dibaca dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, artikel dan sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting yang berguna sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan diingat terus menerus yang kemudian ikuti denag perasaan senang.


(39)

Terdapat faktor yang mempengaruhi Minat Baca yaitu (1) faktor dorongan dari dalam yaitu faktor yang berhubungan erat dengan dorongan fisik, (2) faktor motif sosial merupakan faktor yang dapat membangkitkan minat untuk melakukan aktivitas - aktivitas tertentu demi memenuhi kebutuhan sosial, dan (3) faktor emosional yaitu perasan yang hubungannya dengan minat terhadap obyek tertentu dengan adanya faktor –faktor tersebut minat baca dapat mempengaruhi prestasi belajar pendidikan agama Islam.

Jadi, dari kerangka berfikir diatas hipotesa yang diajukan adalah:

Ha : Terdapat hubungan positif signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dan siswi.

Ho : Tidak terdapat hubungan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswadan siswi.

Ketentuan, α < 0.05 jika “r” hitung > “r” tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Atau α > 0.05 jika “r” tabel < “r”hitung maka Ha ditolak dan Ho diterima.

Tegasnya, jika hipotesa alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak. Maka terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa dan siswi.


(40)

6

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang di teliti, yaitu dengan membandingkan kedua variabel penelitian.

Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang bersifat kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.1 Data ini berupa data primer dan data sekunder.

Data primer diambil langsung dari SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari gambaran umum sekolah, minat baca dengan prestasi belajar pendidikan agama Islam.

Data skunder yang diambil berupa data atau keterangan-keterangan dari berbagai macam literatur seperti buku dan informasi lainnya yang berkaitan dengan judul penelitian.

1

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), cet. 1. h. 31


(41)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, yang berlokasi di Jalan Lontar Serua Permai Pamulang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan Januari 2012.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan mencari hubungan antara minat baca dengan prestasi pendidikan agama Islam. Ini berarti ada dua variabel penelitian yaitu:

1. Minat Baca Siswa

Minat Baca adalah kecenderungan hati dan jiwa terhadap suatu yang dapat dibaca baik dalam bentuk buku mata pelajaran pendidikan agama Islam, majalah, artikel, surat kabar dan sumber-sumber bacaan lainnya, yang dianggap penting dan berguna, sehingga sesuatu itu diperlukan, diperhatikan, dan ingat terus menerus yang kemudian diikuti dengan perasaan senang, dan gembira.

2. Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri individu. Yang penulis ambil hanya ranah kongnitif dari bidang studi Pendidikan Agama Islam yang meliputi perubahan –perubahan dari segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Dan penulis cara mengetahui prestasi siswa dengan nilai raport kelas II, semester II.

Table.1

Korelasi Hubungan Antara Variabel


(42)

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.2 Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim, didalam buku Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Populasi Penelitian maknanya barkaitan dengan elemen, yakni unit tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain.3

Jadi populasi itu ialah wilayah yang terdiri dari subyek yang mempunyai karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian di tarik suatu kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi siswa SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan kelas II yang berjumlah 80 siswa/i. Dari siswa yang berjumlah 304 siswa/i.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisir hasil penelitian sampel.

Penarikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 25% dari populasi, dilakukan dengan cara rondom sampling (secara acak) sesuai dengan tujuan penelitian. Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 80 siswa/i. Alasan penulis dalam menentukan populasi hanya pada kelas II dikernakan kelas II ini tempat penulis mengajar selama PPKT disekolah SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan data yang tepat dan akurat, yaitu :

1. Wawancara : Proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan. Adapun pihak yang diwawancara adalah Guru agama Islam, koordinator perpustakaan untuk memperoleh gambaran

2

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan………. h. 88

3

Nana Sudjana dan Ibrahim,Penelitian dan Penilaian Pendidikan,(Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 84


(43)

kondisi objektifitas perpustakaan, dan kepada sebagian siswa/i SMPN 9 Kota Tangerang Selatan kelas II.

2. Angket ; Instrument pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam komunikasi tak langsung, artinya responden menjawab tak langsung daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu teknik penyebaran angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai minat baca siswa/i SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Angket yang digunakan adalah angket berstruktur atau tertutup artinya jawaban pertanyaan sudah disediakan.

3. Studi Dokumen

Pengumpulan data prestasi belajar siswa dengan raport siswa/i.

4. Observasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi melalui pengamatan yang diteliti dan objektif dari suatu masalah. Observasi dilakukan dengan mengamati objek penelitian secara langsung di SMPN 9 Kota Tangerang Selatan.

Untuk pengumpulan data penelitian digunakan angket skala sikap untuk menjaring data variabel X (minat baca), sedangkan untuk mengumpulkan variabel Y (prestasi belajar) diambil dari nilai yang terdapat pada daftar nilai raport (nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam mengikuti mata pelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam).

F. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang dimaksud dalam teknik analisa data disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka-angka dengan menggunakan analisa statistik, yang diperoleh dari angket yang disebarkan.


(44)

Tabel. 2

Kisi-Kisi Instrument Minat Baca (Variabel X) dan Nilai Rapot (Variabel Y)

No Variabel Indikator No Item Jumlah

Pertanyaan Positif Negatif 1 Minat baca a. Perasaan senang 1,2,3 3 1,2,3

b. Motivasi membaca 4,5,6,17,20 5 4,5,6,20, 17 c. Pemusatan perhatian 7,8,9,10,11,1 8 6 7,8,9,10, 11,18 d. Banyaknya buku

bahan bacaan yang dibaca

14,21

2

14 21

e. Lamanya waktu membaca

15,22,23,24,2

5 5

15,24 22,23,25

f. Pengetahuan 12,13,16,19

4 19,13,16, 19 2 Prestasi

belajar PAI

Nilai raport atau nilai semester

Tabel diatas menjelaskan kisi–kisi minat baca dan prestasi belajar pendidika agama Islam, hasil minat baca penulis mendapatkan dari menyebarkan angket kepada siswa SMPN 9 Kota Tangerang Selatan, dan Hasil Prestasi yang penulis dapatkan dari nilai raport atau semester II, tahun ajaran 2010-2011.

Adapun untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen, maka perlu diadakan uji coba:

1. Pengujian Validitas

Crocker dan Algina, sebagaimana oleh Nuraida dan Halid Alkaf, mendefinisikan “Validitas tidak sekedar mengukur apa yang seharusnya diukur, melainkan juga mengandung pengertian sejauh mana informasi yang diperoleh


(45)

dari pengukuran dapat diinterpretasikan sebagai tingkah laku karekteristik yang diukur”.5

Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Untuk mengukur tingkat validitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas internal, dimana dalam validitas internal ini ada dua cara pengujian yaitu:

a. Melakukan analisis faktor. b. Melakukan analis butir.

Dalam hal ini penulis mengukur tingkat kevalidan dan menggunakan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan butir soal dengan jumlah total. Butir soal dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y, setelah besarnya data nilai korelasi (r) di dapat, langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai r - hitung kemudian di bandingkan dengan nilai r hitung > r - tabel maka data dapat dikatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan.

Berdasarkan hal tersebut maka instrument penelitian ini menggunakan teknik belah dua dengan jalan membagi item menjadi genap dan ganjil.

a. Membuat tabel analisis butir pertanyaan.

b. Skor-skor dikelompokan menjadi dua berdasarkan belahan bagian peryataan yaitu peryataan nomor ganjil dan genap.

c. Mengkorelasikan nilai X dan nilai Y. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(46)

r

xy

=

oefisien korelasi belah dua n = Jumlah sampel uji coba

∑ X = Jumlah skor pernyataan ganjil

∑ Y = Jumlah skor pernyataan genap

∑ XY = Jumlah hasil perkalian antaraX danY

d. Pengujian reliabilitas ini menggunkan rumus Coefisien Reabilitas (Metode Coranbach Alpha), yaitu :

r = ( ) ( 1- ( ) Keterangan :

k = Banyaknya butir pertanyaan 2

= Varians

Ketentuan pengujian uji reliabilitas data, data dikatakan reliabel jika nilai r yang dihitung dengan metode Coranbach Alpha lebih kecil dari nilai korelasi.

G. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data 1. Skoring

Untuk menentukan semua pertanyaan angket akan ditabulasikan dengan skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban yang berupa huruf akan dirubah menjadi nilai angka, sebagai berikut:

Adapun jawaban pertanyaan yang cenderung positif skornya dengan berikut: a. Untuk jawaban SS diberi skor 4

Untuk jawaban S diberi skor 3 Untuk jawaban KS diberi skor 2 Untuk jawaban TS diberi skor 1

Adapun jawaban pertanyaan yang cenderung negatif skornya sebagai berikut: b. Untuk jawaban SS diberi skor 1


(47)

Untuk jawaban KS diberi skor 3 Untuk jawaban TS diberi skor 4 Ket : SS = Sangat setuju

S = Setuju

KS = Kurang setuju TS = Tidak setuju

2. Uji Hipotesis

Penggunaan teknik analisis dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk melihat seberapa kuat hubungan antara minat baca dengan prestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Sehingga analisis data dilakukan dengan teknik korelasi. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, cara oprasional analisis data dilakukan sebagai berikut:

1. Mencari angka korelasi dengan rumus

r

xy

=

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment n = Number of eases

∑ X = Jumlah seluruh skor X

∑ Y = Jumlah seluruh skor Y

∑ XY= Jumlah hasil perkalian antara X danY

2. Memberikan interprestasi terhadap rxyyaitu:

Interprestasi terhadap angka indeks “r” product moment dengan jalan berkonsultasi pada table nilai “r” product moment. Apabila cara ini akan

ditempuh. Maka, prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesa alternative (Ha) dan hipotesa nihil (Ho).

b. Menguji kebenaran dan hipotesa yang telah dirumuskan dengan jalan membandingkanbesarnya “r” product moment dengan “r” yang tercantum


(48)

dalam tabel nilai (rt) terlebih dahulu penulis menentukan df – nya dengan menggunakan rumus: df = N - nr.

Ket:

df = degrees freedom N = Number of Casses


(49)

A. Gambaran Umum SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah Sekolah, Visi, Misi dan Strategi SMPN 9 Kota Tangsel a. Sejarah Sekolah

SMP Negeri 9 kota Tangerang Selatan adalah sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Pamulang, telah berdiri sejak tahun 1993. Sekolah SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan di bangun atas dasar unggul dalam prestasi, bersahaja dan memiliki akhlak mulia, serta paripurna dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dasar.

Dengan status akreditasi, SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan sejak tahun 1997 dan sekarang terakreditasi dengan nilai A, SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan berkomitmen kuat mewujudkan visi pendidikannya sebagaimana yang tertuang diatas.

Adapun Sekolah ini mulai dibangun Pada tahun 1992 dan diperuntukan untuk SMP Negeri 1 Pamulang dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor 0313/01 1993.

Melalui surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor, 28.26/102. Kap/1b/1997 perubahan nama


(50)

sekolah dan tentang penetapan guru SMPN, yang berubah menjadi SMP Negeri 2 Pamulang, tertanggal 03/01/1997.1

Melalui izin operasional diterbitkan melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tentang perubahan nama sekolah pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama Negeri (SMPN) di Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadi SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan sampai saat ini.2

b. Visi

Unggul dalam prestasi, bersahaja dan memiliki akhlak mulia, serta paripurna dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dasar.

c. Misi

1) Pemerataan kesempatan belajar.

2) Menyelenggarakan proses belajar dengan metode terbaru dan didukung sarana yang memadai.

3) Penanaman nilai-nilai agama dan akhlak Mulia.

4) Simulasi dan pelatihan ilmu pengetahuan dan teknologi dasar.

5) Menyelenggarakan transformsi nilai-nilai budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat dasar.

d. Strategi

1) Peningkatan sarana dan pembaharuan metode belajar.

2) Peningkatan kualitas pendidik dengan mengikut sertakan pendidik dalam seminar, loka karya, pelatihan dan lain-lain.

3) Meningkatkan volume simulasi kegiatan sosial, kemasyarakatan bagi siswa.

4) Meningkatkan kemampuan berkompetensi ditingkat kabupaten, propinsi dan nasional bagi siswa, baik siswa, baik ilmu pengetahuan maupun keterampilan.

5) Penerapan prinsip-prinsip pendidikan disetiap pengambilan kebajikan dalam proses pendidikan.

1

Arsip/Dokumen SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan 2


(51)

6) Memperluas komunikasi, horizontal dan vertikal pada dunia pendidikan.3

2. Struktur Organisasi Sekolah dan Perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan.

Untuk menjalankan aktivitas, SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan, memiliki struktur organisasi yang dirancang sedemikian rupa agar segala civitas akademik yang terlibat dalam penyelenggaraan dilembaga ini dapat bekerja sama saling membantu agar tujuan yang ditetapkan oleh dapat tercapai dengan maksimal. Adapun struktur organisasi dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel. 3

Struktur Organisasi Sekolah

3

Arsip/Dokumen SMPN 9 Kota Tangerang Selatan

Kepala Sekolah Komite Sekolah

Tata Usaha

Wk. Bidang Kurikulum Wk. Bidang kesiswaan Wk. Bidang Sarana Prasarana

Guru Mata Pelajaran Guru BP


(52)

Tabel .4

Struktur Perpustakaan

3. Kurikulum dan Kegiatan Belajar

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) untuk mata pelajaran umum, dan Departemen Agama (Depag) untuk kurikulum pendidikan agama Islam. Kedua sumber kurikulum tersebut mengacu kepada kurikumum tingkat satuan Pendidikan (KTSP) merupakan konteks baru kurikulum pendidikan nasional dewasa ini. a. Keadaan Siswa

Peserta didik adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sebab peserta didik merupakan subjek yang mendukung keberhasilan sebuah pendidikan. Untuk mengetahui jumlah siswa siswi dalam 3 tahun ke belakang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Kepala Sekolah

Dra. Hj. Siti Nurhayati, M.Pd

NIP. 19611223 198112 2 001

Staf Perpustakaan

Mulyati

Pengunjung

Kepala Perpustakaan

Nuriyah, S. Pd NIP:132165039

Kordinator Perpustakaan

Kusumawati, S.Pd NIP. 19790728 200801 2 010


(53)

Tabel. 5

Jumlah siswa dalam 3 (tiga) tahun terakhir

No Kelas Jumlah

1 VII 315

2 VIII 304

3 IX 347

b. Kegiatan Pembelajaran

1) Belajar di ruang kelas pembelajaran isi / meteri buku pelajaran

2) Belajar interaktif materi pelajaran melalui tayangan VCD program pembelajaran SMP.

3) Belajar praktik dengan praktikum di labolatorium IPA, Bahasa dan computer.

4) Belajar diluar kelas (alam terbuka) pada mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam (IPA) dan pendidikan jasmani kesehatan.

5) Belajar ditempat rekreasi karya wisata (study tour).4

c. Waktu belajar dilaksanakan pada:

Pagi hari Senin jam 07.00 s/d 12:30. Sedangkan hari Selasa–Kamis jam 07.00 s/d 13.00 WIB.

d. Ekstrakurikuler

1) Pembinaan keimanan dan ketakwaan (wajib untuk semua siswa) shalat berjamaah dzuhur bersama di musholla sekolah.

2) Bimbingan penyuluhan / Pisikologi (semua siswa) bimbingan konseling. 3) Pembinaan fisik, mental dan keperibadian. Paskibra, pramuka, Palang

merah remaja (PMR), beladiri, dan sepak bola (futsal). 4


(54)

4) Pengembangan estetika music (bend sekolah), marawis, tata boga dan tata busana.

5) Pengembangan suara , seni suara (Qiroatu Qur’an MTQ).

6) Class Meeting (porseni, pentas seni dan pagelaran kreasi siswa).5 4. Perpustakaan

a. Koleksi

Koleksi perpustakaan sekolah haruslah menunjang kurikulum sekolah, sehingga dapat memberikan keterangan yang lebih luas dan dari apa yang dipelajari anak di kelas. Koleksi merupakan bagian penting dalam layanan perpustakaan. Koleksi merupakan bagian dari sumber belajar yang diharapkan dapat membantu para siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tabel. 6

Koleksi Perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan

No. Jenis Buku Jumlah Buku

1. Fiksi 1500

2. Non Fiksi 500

Jumlah 2000

1) Koleksi buku ajar atau paket, yaitu koleksi buku yang berjenis buku ajar buku ini adalah diperoleh melalui Departemen Pendidikan Nasional dan diperoleh dari dana BOS dan BOP.

2) Koleksi Fiksi, yaitu jenis koleksi yang mengandung cerita rekaan (imajinasi) dan tidak nyata. Koleksi fiksi tersebut diantaranya adalah berupa cerita anak, novel, komik, cerita rakyat, cerita bergambar dan lain sebagainya.


(55)

3) Koleksi referensi, yaitu koleksi referensi yang disesuaikan dengan tingkatan pendidikan siswa, diantaranya adalah kamus, ensiklopedia dan lain sebagainya.

4) Kliping karya siswa, koleksi kliping ini merupakan karya siswa sebagai hasil dari tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada bidang studi tertentu.6 b. Peraturan, Larangan, dan Sanksi Perpustakaan SMP Negeri 9 Tangsel.

Adanya peraturan, larangan, dan sanksi Perpustakaan di SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan merupakan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan. Agar perpustakaan tertib dan teratur yang akan menciptakan kenyamanan bagi pengunjung perpustakaan sekolah itu sendiri.7

Tabel. 7

Peraturan Pengunjung a) Peraturan Pengunjung

1) Siswa dan guru karyawan serta pengunjung lain yang memasuki ruang perpustakaan diharap melapor kepada pengelola/petugas perpustakaan dan mengisi buku daftar pengunjung.

2) Didalam ruang perpustakaan harap menjaga ketertiban dan kesopan supaya tidak menggangu orang lain yang sedang membaca atau sedang belajar. 3) Setiap meminjam buku, majalah, surat kabar dan lain-lain harus memiliki

kartu anggota perpustakaan.

4) Setiap peminjam diperbolehkan mengambil sendiri buku-buku, majalah, surat kabar yang akan dipinjam dan melaporkan kepada petugas perpustakaan.

5) Selesai membaca buku, majalah surat kabar dan lain-lain harus dikembalikan pada tempatnya semula.

6) Setiap peminjam harus mengembalikan pinjaman buku, majalah, surat kabar dan lain-lain sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan oleh perpustakaan.

6

Arsip/Dokumen (perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan ) 7


(56)

7) Bila ada jam kosong siswa/siswi diperbolehkan belajar di ruang perpustakaan setelah terlebih dahulu melapor kepada petugas perpustakaan.

8) Menjaga/merawat buku-buku, majalah surat kabar yang dipinjam dari perpustakaan supaya tidak merusak atau kotor.

9) Apabila buku-buku, majalah, surat kabar yang dipinjam rusak atau hilang harap segera melapor kepada pengelola petugas perpustakaan.

10) Jagalah kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan didalam ruang perpustakaan, untuk mendapatkan kenyamanaan bersama.

Tabel. 8

Larangan Pengunjung. b) Larangan Pengunjung.

1) Tidak dibenarkan memakai topi, jaket serta membawa tas ke dalam ruang perpustakaan.

2) Dilarang membawa makanan / minuman serta benda lain yang tidak berhubungan dengan keperluan perpustakaan.

3) Dilarang makan dan minum, merokok, atau hal-hal lain yang bisa menodai barang-barang didalam ruang perpustakaan serta membuang udara didalam ruang tidak nyaman.

4) Dilarang mencoret-coret / mengunting, menyobek buku-buku, majalah, surat kabar dan lain-lain milik perpustakaan.

5) Dilarang bermain atau bergurau yang dapat menggangu orang lain yang sedang membaca / belajar.

6) Tidak dibenarkan menggunakan ruang perpustakaan untuk keperluan orang lain, sebagai sarana pendidikan di sekolah serta untuk meningkatkan efektefitas kegiatan belajar mengajar.


(57)

milik perpustakaan dengan buku-buku lain tanpa seijin pengelola / petugas perpustakaan, walaupun judul dan pengarangnya sama.

Tabel. 9

Sanksi Pelanggaran Pengunjung c) Sanksi Pelanggaran Pengunjung.

1) Setiap pengunjung / peminjaman yang tidak mematuhi ketentuan peraturan ketertiban perpustakaan diatas akan dikenakan sanksi.

2) Buku-buku majalah serta barang-barang lain milik perpustakaan yang rusak akibat kelalaian peminjaman harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku di perpustakaan.

3) Buku-buku yang hilang harus diganti sesuai dengan judul buku yang hilang atau diganti dengan uang yang sesuai dengan harga buku pada saat itu.

c. Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum diharapkan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan penalaran dalam proses pendidikan, sedangkan kepada guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuanya dalam kegiatan mengajar, dengan sekaligus dari perpustakaan itu mereka memperoleh hiburan yang sehat.8

Pengadaan bahan pustaka SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1) Untuk pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan mendapatkan bantuan dari Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama Republik Indonesia, berupa buku paket atau buku pelajaran.

2) Tidak semua perpustakaan mempunyai anggaran yang cukup untuk melakukan pembelian bahan pustakanya. Oleh karena itu selain mendapat 8


(58)

bantuan buku paket atau buku pelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama Republik Indonesia. Perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan mendapatkan sumbangan dari siswa untuk melengkapi koleksi yang sudah ada.9

d. Sistem dan Layanan Pembaca

Dalam rangka mendukung proses pendidikan di sekolah, perpustakaan menyediakan jenis-jenis layanan perpustakaan yang meliputi:

1) Layanan Baca 2) Layanan Pembaca 3) Layanan Referensi

Layanan utama yang disediakan oleh perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan adalah baca ditempat dan sirkulasi yang sifatnya layanan terbuka. Biasanya Bapak dan Ibu guru serta siswa datang untuk membaca di perpustakaan pada jam istirahat.

Bentuk layanan lainnya perpustakaan SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan adalah pembuatan kartu anggota, antara lain mewajibkan siswa baru menjadi anggota perpustakaan.10

B. Data Hasil Penelitian

Sebelum melakukan uji hipotesis tahap pertama adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrument data yang digunakan dalam penelitian tersebut valid atau dapat digunakan. Sedangkan uji realibilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengukuran yang digunakan dalam penelitian tersebut reliabel.

1. Uji Validitas

Seperti dijelaskan dalam pernyataan diatas sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah angket yang digunakan dalam penelitian valid. Angket diikatakan valid (sah) jika

9

Wawancara kepada Kepala Perpustakaan pada tanggal 04 April 2011. 10


(59)

pertanyaan dalam suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian validitas adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisis factor (butir soal).

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan butir soal dengan jumlah total. Skor faktor didalam penelitian ini dipandang sebagai nilai X yakni jumlah total nilai angket koresponden sedangkan nilai jumlah total dipandan sebagai nilai Y yakni nilai raport responden pada mata pelajaran pendidikan agam Islam (PAI).

b. Melakukan analisis validitas.

Setelah besarnya data nilai korelasi (r) di dapat, langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai r -hitung kemudian di bandingkan dengan nilai t-hitung > t- tabel maka data dapat dikatakan valid.

Berdasarkan hasil penyebaran angket dari 10 siswa /i di peroleh data penelitian dibawah ini diuraikan sebagai berikut:

Tabel. 10 Data hasil penelitian Responden

atau no Item K_1 K_2 K_3 K_4 K_5 K_6 K_7 K_8 K_9 K_10

Valid atau Tidak

Valid

1 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 Valid

2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 Valid

3 1 2 4 4 4 3 1 2 4 1 Valid

4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 Valid

5 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 Valid

6 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 Valid

7 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 Valid

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Valid

9 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 Valid

10 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 Valid

11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 Valid


(60)

13 3 4 4 1 4 2 2 4 1 3 Valid

14 2 2 4 1 3 1 3 2 1 2 Valid

15 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 Valid

16 2 2 1 1 2 4 3 2 1 2 Valid

17 4 3 4 2 2 2 2 3 2 4 Valid

18 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 Valid

19 3 3 3 2 1 1 3 3 2 3 Valid

20 2 2 4 1 2 1 2 2 1 2 Valid

21 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 Valid

22 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 Valid

23 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 Valid

24 2 4 1 2 1 2 3 4 2 2 Valid

25 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 Valid

Nilai

Koresponden 66 71 73 55 60 68 70 71 55 66 Valid

Keterangan tabel 10 ini, instrument yang di gunakan 30 item, ketika diuji validitas dan reliabilitas, 5 item ini dikatakan tidak valid. Jadi penulis mengambil instrument 25 item.

Dari data penelitian tersebut, maka dapat dilakukan uji validitas dengan langkah sebagai berikut. Melakukan analisis faktor yaitu korelasi.

Tabel. 11 Validitas Instrumen

No

Responden X Y X2 Y2 XY

1 66 75 4.356 5.625 4.950 2 71 80 5.041 6.400 5.680 3 73 85 5.329 7.225 6.205 4 55 70 3.025 4.900 3.850 5 60 70 3.600 4.900 4.200


(61)

6 68 80 4.624 6.400 5.440 7 70 75 4.900 5.625 5.250 8 71 80 5.041 6.400 5.680 9 55 70 3.025 4.900 3.850 10 66 75 4.356 5.625 4.950

n= 10∑ 655 760 43.297 58.000 50.055

Tahap Pertama:

a. Melakukan analisi faktor yaitu: Mencari nilai korelasi, berdasarkan dengan rumus sebagai berikut.

r

xy

=

=

=

= = = = 0,89

Tahap Kedua:

b. Melakukan analisis validitas, dengan cara menentukan nilai t- hitung, dapat dicari dengan persamaan :


(62)

ket: r = nilai korelasi n = jumlah sampel

=

=

=

= = 5. 56

t–hitung = 5. 56

Setelah nilai t- hitung didapat maka selanjutnya menentukan nilai t- tabel, untuk kemudian dibandingkan dengan t- hitung, besarnya t- tabel dapat dilihat berdasarkan nilai t- tabel statistik, dengan ketentuan sebagai berikut: besarnya df (degree of freedom) = n –2 df= 10 – 2 = 8 dan dengan tingkat keyakinan 95 % atauα= 5 % didapatkan nilai t- table = 1. 860.

Berdasarkan perhitungan diatas di dapatkan nilai r positif dan nilai t- hitung > t- tabel, maka dapat disimpulkan bahwa variabel/ instrusmen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid, dan ada juga yang tidak valid.

Jadi kuisoner dapat diterima sebagai alat pengukur dalam penelitian ini. 2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel analisis butir pertanyaan.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)