Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dikeluarga dan Negara. Karena pendidikan merupakan alat untuk mencerdasakan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah: ”Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” 1 Dari sini dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif, dan mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka mengembangkan kemampuan perserta didik pada tingkat dewasa. Menurut Islam, Pendidikan adalah: ”Pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang”, oleh karena itu Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: ﻡ ﺵ ﻝ ﻝ ﻝ ﻡ +ﻥ- ی 0 1 2 345ی 6 1 7ﻝ 1 8ﻡ 9: ; ﻡ = 2 1 Undang-undang R.I. Nomor: 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Jakarta: CV Mini Jaya Abadi, 2003, Cet I, h. 5 11 ”Dari Hisyam bin Ammar dari Hafs bin Sulaiman dari Kastir bin Syinzir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, Bersabda Rasulullah SAW: ”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim.” H.R. Ibn Majah. 2 Dan pendidikan itu sendiri berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga ajal tiba life long education. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: ﻝ ﻝ ? ﻝ ﻡ 1 7ﻝ 0 ; A 8 ﻝ = 2 ”Tuntutlah ilmu dari mulai berada dalam buaian sampai kamu masuk ke liang kubur.” H.R. Nasa’i. Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia. Belajar adalah: ”Key term istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.” 3 Pendidikan, dengan proses belajar mengajar sebagai kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efisien apabila siswa mempunyai minat kepada suatu pelajaran atau guru yang mempengaruhinya. Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap minat belajar anak dan keberhasilan belajar murid di sekolah, apabila keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktivitas belajar anaknya. Hal ini memungkinkan diri anak untuk mempunyai minat belajar, lebih khususnya berminat pada Pelajaran Agama Islam dan umumnya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat belajar, 2 Ibn Majah, Terjemah Sunan Ibn Majah, Beirut: Dar al-Ihya al-Turatth al-Araby , 1973, h.1 3 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999, cet, I.h. 55. 12 sehingga sulit diharapkan ia dapat berminat terhadap belajar agama dan sulit mencapai prestasi di sekolah secara maksimal. Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa kelemahan siswa terhadap minat belajar mereka pada pelajaran agama mengalami kesulitan yang cukup berarti, disebabkan antara lain karena orang tua tidak memberikan dorongan minat untuk belajar agama dirumah secara optimal, dan disebabkan oleh beberapa factor antara lain: latarbelakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami agama secara optimal, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak, lingkungan disekitarnya yang kurang mendukung terhadap agama, pengajaran yang diberikan oleh seorang guru yang membosankan bagi siswa sehingga minat terhadap pelajaran agama kurang. Oleh karena itu, peranan orang tua dalam mendukung pelajaran agama sangat dibutuhkan agar anak mempunyai minat belajar pada agama, dan lingkungan sangat mempengaruhi minat anak terhadap agama. Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecenderungan atau keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Pendapat ini dikuatkan oleh S. Nasution bahwa: “Pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.” 4 Dalam perannya sebagai pendidik yang pertama dan utama, orang tua berkewajiban menempatkan dasar-dasar pengetahuan, menyikapi dan berperilaku sesuai dengan norma yang dianutnya, dalam hal ini ajaran Islam mendasari besarnya peranan orang tua dalam mendidik anaknya, Allah SWT telah memberikan gambaran mengenai perilaku Lukmanul Hakim dalam mendidik anaknya, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya dalam Al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut: 4 S. Nasution, Didaktik Azas-azas Mengajar, Bandung: Jemmars, 1998, h. 58 13    +,- . 1 23 4+6 - 7 89:; 9=  ?AB ; Bﻝ C DE “Dan ingatlah tatkala Lukman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” QS. Lukman: 13. 5 Dari Firman Allah SWT diatas dapat dipahami betapa besar peranan orang tua dalam mendidik anaknya disetiap aspek kehidupannya, mulai dari aspek ketauhidan, akhlak dan ibadah, pengembangan aktifitas dan kreatifitas serta kedisiplinannya dalam pergaulan dan pengembangan intelektual serta apresiasinya. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkah laku orang tua di rumah merupakan suri tauladan bagi anak. Seorang anak akan bertingkah laku baik apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang baik, sedangkan anak akan bertingkah laku buruk apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang buruk dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Seorang anak akan mempunyai minat yang lebih tinggi terhadap agama, apabila orang tuanya memberikan pendidikan agama di rumah dengan pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan menjalankan peraturan agama. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Elizabeth B. Hurlock bahwa : “Minat pada agama dipupuk oleh pendidikan anak di rumah, dan penekanan yang diberikan pada kepatuhan terhadap peraturan agama dalam kehidupan sehari-hari.” 6 Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh 5 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, Madinah: 1971, h. 654. 6 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak…, h. 130. 14 hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan lebih baik. Secara umum, Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah umum hanya diberikan materi pelajaran agama seminggu sekali, sehingga siswa menganggap bahwa Pelajaran Agama Islam itu kurang penting, dan minat anak pun menjadi kurang untuk mempelajari agama Islam di sekolah. Adapun hal lain yang menjadi anak kurang minat dalam mempelajari agama Islam di sekolah disebabkan cara atau metode seorang guru dalam menyampaikan materi kurang kreatif dan inovatif, sehingga anak mengalami kejenuhan yang signifikan dalam belajar dan merasa sangat bosan. Sedangkan di rumah, anak kurang berminat terhadap agama Islam karena orang tua yang kurang memberikan pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya pemahaman terhadap agama dan kurangnya perhatian terhadap bimbingan belajar anak di rumah. Berdasarkan hal di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih lanjut mengenai minat belajar siswa, dengan judul : “PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 08 BEKASI”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

minat belajar siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA darul ulum

1 11 95

Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang

1 6 111

Pengaruh perhatian orang tua terhadap minat belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi

0 21 106

Peranan bimbingan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta

0 10 71

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Siswa/Siswi SMP Negeri 181 Jakarta)

1 11 83

METODE GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Kata Kunci: Strategi Guru dalam Proses pembelajaran, peningkatan Minat Belajar Siswa, Mata Pelajaran PAI. Abstract - Strategi Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

1 2 12

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM DI MIN TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006 (Studi Komparasi Antara Orang Tua Yang Berlatar Belakang Pendidikan Agama Dengan Pendidikan Umum ) - Test Repository

0 0 94