Peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMAN 08 Bekasi

(1)

1

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN

MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 08 BEKASI

Oleh:

FITRIYAH

104011000016

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008


(2)

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Kasus di SMAN 8 Bekasi Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Islam (S.Pd. I)

Oleh: Fitriyah NIM: 104011000016

Di Bawah Bimbingan: Drs. H. Akyas Azhari


(3)

SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahiim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : FITRIYAH

NIM : 104011000016

Jurusan Prodi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2008


(4)

KATA PENGANTAR

Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah di muka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dengan judul “PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 8 BEKASI” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Akyas Azhari, selaku pembimbing yang telah dengan sabar, ikhlas dan tulus dalam memberikan bimbingan, dan telah mengorbankan sebagian waktunya sehingga skripsi ini dapat terwujud.

4. Kepada kedua orang tua Ayahanda (H. Abdul Rojak MT), Ibunda (Alm. HJ. Sinah), tercinta yang telah memberikan do’a dan dorongan semangat baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(5)

5. Kakak-kakakku tercinta (M. Umar S. Ip, Siti Rohani S. Pdi, A. Firdaus S. Ip, A. Sudrajat S. Kom) terimakasih atas motivasi yang diberikan, baik tenaga, waktu, dan juga biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat terwujud skripsi ini. I Love You All…..

6. Kepada sahabat-sahabatku (Lutfi, May, Aisah, Ade, Ola, Ayu, Iyus, Basri, Subhan, Asrofi, Awank) serta seluruh kelas A PAI angkatan 2004, terima kasih atas bantuan kalian selama ini, canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penat terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian.

7. Untuk seseorang yang penulis sayangi, terima kasih atas semangat, waktu, tenaga, biaya dan fasilitas yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini.

Jakarta, September 2008


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... .i

PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori... 8

1. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak ... 8

a. Pengertian Orang tua ... 8

b. Pengertian Mendidik ... 9

c. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak... 10

2. Minat Belajar... 14

a. Pengertian Minat dan Belajar ... 14

b. Peranan Minat dalam Proses Belajar ... 16

c. Usaha Orang Tua Dalam Membangkitkan Belajar Siswa ... 17

3. Pendidikan Agama Islam Sebagai Bidang Studi di Sekolah Menengah Atas ... 17


(7)

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 17

b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 19

c. Ruang lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ... 20

1. Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat ... 21

2. Pengaruh Pendidikan Agama ... 23

ii. Kerangka Berpikir ... 24

iii. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian... 26

C. Populasi dan Sampel Pengumpulan Data... 27

D. Pengolahan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMAN 8 Bekasi ... 32

B. Deskripsi Data dan Interpretasi Data ... 41

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58

B. Saran-Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Kisi-kisi Angket ... 29

2. Tabel Keadaan Tenaga Pengajar SMAN 8 Bekasi ... 33

3. Tabel Keadaan Tenaga Karyawan SMAN 8 Bekasi... 35

4. Tabel Keadaan Siswa SMAN 8 Bekasi... 35

5. Tabel Struktur Organisasi SMAN 8 Bekasi ... 36

6. Tabel Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN 8 Bekasi ... 37

7. Tabel Orang Tua memberikan bimbingan belajar di rumah ... 38

8. Tabel Perhatian orang tua terhadap anak membaca al-Qur’an di rumah ... 39

9. Tabel Setiap hari membaca al-Qur’an... 39

10.Tabel Mengikuti pengajian remaja di sekitar lingkungan rumah. ... 40

11.Tabel Mengejakan shalat lima waktu berjama’ah dengan orang tua di rumah. ... 41

12.Tabel Jika tidak mengerjakan shalat lima waktu orang tua menegur anda... 42

13.Tabel orang tua menerapkan disiplin mengenai belajar agama di rumah .. 42

14.Tabel Orang tua menyediakan fasilitas belajar di rumah... 43

15.Tabel Meminta bantuan kepada orang tua untuk mencarikan solusi ... 44

16.Tabel Orang tua memberikan motivasi kepada anak yang kurang semangat dalam belajar ... 45

17.Tabel Membaca buku agama sebelum pelajaran dimulai ... 45

18.Tabel Mengikuti pelajaran agama sampai selesai... 46

19.Tabel Memperhatikan guru agama yang sedang menjelaskan materi pelajaran... 47

20.Tabel Memahami materi yang dijelaskan oleh guru ... 47

21.Tabel Mengikuti pelajaran agaa di masjid (membaca al-Qur’an) ... 48

22.Tabel Membantu teman yang mengalami kesulitan membaca al-Qur’an.. 49

23.Tabel Mengerjakan shalat zuhur berjama’ah di sekolah ... 50

24.Tabel Mengaplikasikan pelajaran agama dalam kehidupan sehari-hari….50 25.Tabel Guru agama menggunakan metode dalam mengajar ... 51

26.Tabel Merasa senang belajar agama di sekolah/ di kelas... 52


(9)

ABSTRAK

Penulisan skripsi yang diberi judul: ”Peranan Orang Tua Dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 8 Bekasi”. Penulis mengambil judul tersebut berdasarkan dari latar belakang masalah, diantaranya: latar belakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami agama secara optimal, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak, pengajaran yang diberikan guru agama membosankan bagi siswa sehingga minat terhadap pelajaran kurang.

Agar penulisan skripsi ini lebih terfokus dan terarah, maka penulis membatasi penulisan skripsi ini hanya pada peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMAN 8 Bekasi.

Supaya tidak terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan interpretasi, maka penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut:

Berperankah orang tua dalam memberikan minat belajar anak pada Pelajaran Agama Islam di SMAN 08 Bekasi ?.

Peranan berasal dari kata dasar ”peran” yang ditambah akhiran ”an”, peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan, dan orang tua memiliki arti ayah dan ibu kandung, sehingga yang dimaksud dengan peranan orang tua adalah tugas utama yang harus dilaksanakan ayah dan ibu kandung.

Minat merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran secara umum peran apa saja yang dilakukan orang tua siswa dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMAN 8 Bekasi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Bekasi. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel 55 siswa, 15 % dari 367 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana (random sampling).

Langkah-langkah penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan angket. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan Distribusi Frekuensi Relatif.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini dapat dilihat perolehan nilai rata-rata 2, 78 nilai ini mencerminkan bahwa minat belajar termasuk dalam kategori relatif sedang. Hal ini terjadi karena jika diidentifikasikan pada skala penilaian maka berada pada interval 2,5-3,5 yang termasuk dalam kategori sedang.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dikeluarga dan Negara. Karena pendidikan merupakan alat untuk mencerdasakan kehidupan bangsa.

Pendidikan adalah: ”Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” 1

Dari sini dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif, dan mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka mengembangkan kemampuan perserta didik pada tingkat dewasa.

Menurut Islam, Pendidikan adalah: ”Pemberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang”, oleh karena itu Islam menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

!"

# ﻝ % & # ﻝ '(

' ) ' ) *ﻝ ﻡ

+ﻥ-

ی

/ 0 1 2 #

% 345ی 6 1 7ﻝ

1 8ﻡ 9:"

;

#< ﻡ

= 2

>

1

Undang-undang R.I. Nomor: 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: CV Mini Jaya Abadi, 2003), Cet I, h. 5


(11)

”Dari Hisyam bin Ammar dari Hafs bin Sulaiman dari Kastir bin Syinzir dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik berkata, Bersabda Rasulullah SAW: ”Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang muslim.” (H.R. Ibn Majah).2

Dan pendidikan itu sendiri berlangsung seumur hidup semenjak dari buaian hingga ajal tiba (life long education). Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

ﻝ %ﻝ ? ﻝ ﻡ 1 7ﻝ / 0

; @

A 8 ﻝ = 2

>

”Tuntutlah ilmu dari mulai berada dalam buaian sampai kamu masuk ke liang kubur.” (H.R. Nasa’i).

Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia.

Belajar adalah: ”Key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.”3

Pendidikan, dengan proses belajar mengajar sebagai kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efisien apabila siswa mempunyai minat kepada suatu pelajaran atau guru yang mempengaruhinya.

Keluarga mempunyai peran yang penting terhadap minat belajar anak dan keberhasilan belajar murid di sekolah, apabila keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktivitas belajar anaknya. Hal ini memungkinkan diri anak untuk mempunyai minat belajar, lebih khususnya berminat pada Pelajaran Agama Islam dan umumnya mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya, bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anak, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat belajar,

2

Ibn Majah, TerjemahSunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Ihya al-Turatth al-Araby , 1973), h.1

3


(12)

sehingga sulit diharapkan ia dapat berminat terhadap belajar agama dan sulit mencapai prestasi di sekolah secara maksimal.

Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa kelemahan siswa terhadap minat belajar mereka pada pelajaran agama mengalami kesulitan yang cukup berarti, disebabkan antara lain karena orang tua tidak memberikan dorongan minat untuk belajar agama dirumah secara optimal, dan disebabkan oleh beberapa factor antara lain: latarbelakang pendidikan orang tua yang rendah sehingga kurang memahami agama secara optimal, kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak, lingkungan disekitarnya yang kurang mendukung terhadap agama, pengajaran yang diberikan oleh seorang guru yang membosankan bagi siswa sehingga minat terhadap pelajaran agama kurang. Oleh karena itu, peranan orang tua dalam mendukung pelajaran agama sangat dibutuhkan agar anak mempunyai minat belajar pada agama, dan lingkungan sangat mempengaruhi minat anak terhadap agama.

Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecenderungan atau keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Pendapat ini dikuatkan oleh S. Nasution bahwa: “Pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.”4

Dalam perannya sebagai pendidik yang pertama dan utama, orang tua berkewajiban menempatkan dasar-dasar pengetahuan, menyikapi dan berperilaku sesuai dengan norma yang dianutnya, dalam hal ini ajaran Islam mendasari besarnya peranan orang tua dalam mendidik anaknya, Allah SWT telah memberikan gambaran mengenai perilaku Lukmanul Hakim dalam mendidik anaknya, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya dalam Al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut:

4


(13)

 !

"

#$%&'

"

(

*

+,-

.

/0

1

23

4*+6

-

7

89:; !

<9= ! 

?@AB

;

Bﻝ

C

DE

>

“Dan (ingatlah) tatkala Lukman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Lukman: 13).5

Dari Firman Allah SWT diatas dapat dipahami betapa besar peranan orang tua dalam mendidik anaknya disetiap aspek kehidupannya, mulai dari aspek ketauhidan, akhlak dan ibadah, pengembangan aktifitas dan kreatifitas serta kedisiplinannya dalam pergaulan dan pengembangan intelektual serta apresiasinya.

Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkah laku orang tua di rumah merupakan suri tauladan bagi anak. Seorang anak akan bertingkah laku baik apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang baik, sedangkan anak akan bertingkah laku buruk apabila kedua orang tuanya memberikan contoh yang buruk dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak.

Seorang anak akan mempunyai minat yang lebih tinggi terhadap agama, apabila orang tuanya memberikan pendidikan agama di rumah dengan pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan menjalankan peraturan agama. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Elizabeth B. Hurlock bahwa : “Minat pada agama dipupuk oleh pendidikan anak di rumah, dan penekanan yang diberikan pada kepatuhan terhadap peraturan agama dalam kehidupan sehari-hari.”6

Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh

5

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, (Madinah: 1971), h. 654.

6


(14)

hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan lebih baik.

Secara umum, Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah umum hanya diberikan materi pelajaran agama seminggu sekali, sehingga siswa menganggap bahwa Pelajaran Agama Islam itu kurang penting, dan minat anak pun menjadi kurang untuk mempelajari agama Islam di sekolah.

Adapun hal lain yang menjadi anak kurang minat dalam mempelajari agama Islam di sekolah disebabkan cara atau metode seorang guru dalam menyampaikan materi kurang kreatif dan inovatif, sehingga anak mengalami kejenuhan yang signifikan dalam belajar dan merasa sangat bosan. Sedangkan di rumah, anak kurang berminat terhadap agama Islam karena orang tua yang kurang memberikan pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya pemahaman terhadap agama dan kurangnya perhatian terhadap bimbingan belajar anak di rumah.

Berdasarkan hal di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti lebih lanjut mengenai minat belajar siswa, dengan judul : “PERAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 08 BEKASI”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam konteks ini, peneliti mengidentifikasi masalah pada: 1. Kurangnya perhatian orang tua yang diberikan pada anak. 2. Kurangnya pemahaman agama pada orang tua.

3. Kurangnya minat anak dalam belajar agama. 4. Kurangnya dukungan fasilitas/ sarana belajar.

5. Kurangnya metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agama.


(15)

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini lebih terfokus dan terarah, maka penulis membatasi penulisan skripsi ini hanya pada peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 08 Bekasi.

D. Rumusan Masalah

Supaya tidak terjadi kesimpangsiuran dan perbedaan interpretasi, maka penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut:

Berperankah orang tua dalam memberikan minat belajar anak pada Pelajaran Agama Islam di SMAN 08 Bekasi ?.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui seberapa besar fungsi keluarga bagi anak.

b. Untuk mengetahui bagaimana peran keluarga dalam peningkatan minat belajar siswa.

c. Untuk mengetahui bagaimana metode pengajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agama.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bagi orang tua, dapat meningkatkan perhatiannya terhadap anak dan dapat memotivasi anak agar ia berminat terhadap pelajaran agama. b. Bagi guru, dapat meningkatkan metode yang digunakan dalam

menyampaikan materi Pelajaran Agama Islam agar siswa mempunyai minat yang besar terhadap Pelajaran Agama Islam.

c.

Siswa, dapat meningkatkan minatnya terhadap Pelajaran Agama Islam, karena pentingnya agama Islam bagi kehidupan, baik untuk dirinya, keluarga, maupun lingkungan di sekitarnya.

F. Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini terdiri dari 5 bab dan setiap bab terdiri dari sub bab-sub bab pembahasan dengan sistematika penulisannya sebagai berikut:


(16)

BAB I : Pendahuluan, yang meliputi : Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Berisikan Kajian Teori, yang meliputi : Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak, Minat Belajar, Pendidikan Agama Islam sebagai Bidang Studi di Sekolah Menengah Atas, Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat, Pengaruh Pendidikan Agama. Kerangka Berfikir, dan Hipotesis.

BAB III : Metodologi Penelitian, yaitu yang terdiri dari : Metodologi Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Variabel Penelitian, Populasi dan Sampel Pengumpulan Data, dan Pengolahan Data.

BAB IV : Hasil Penelitian, yaitu meliputi : Gambaran Umum SMAN 08 Bekasi, Sejarah berdirinya SMAN 8 Bekasi, Keadaan tenaga pengajar, tenaga karyawan, dan Keadaan siswa, Struktur Organisasi, Deskripsi Data, dan Interpretasi Data.

BAB V : Penutup, yaitu terdiri dari : Kesimpulan dan Saran. Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran


(17)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak a. Pengertian Orang Tua

Secara umum orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Dan orang tua dapat dikatakan sebagai orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, orang tua berarti : “orang yang sudah tua, ibu bapak, dan orang yang dianggap tua atau orang yang pandai”.7

Orang tua adalah orang-orang yang sudah dewasa, sebagai orang-orang yang telah dewasa, maka orang tua harus bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Orang tua tidak hanya bertanggung jawab pada pemeliharaan anak saja, melainkan orang tua juga wajib bertanggung jawab pada pendidikan anak-anaknya.

Dalam Islam pun istilah orang tua menunjukkan pada ibu dan bapak, ini dapat kita lihat dari dalil dibawah ini, Firman Allah SWT dalam QS. Luqman: 14, sebagai berikut:

=#C

D

EFGHI

7

"

J

 LM; N4

 OPQR

S 

TUM 

; EW :

U

X

BXY P

Z

B[ R

\!',]

7

U_

`"

J

aUM_

+\6W

7

?@B

;

Bﻝ

C

DF

>

“Dan kami perintahkan kepadamu manusia agar berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”. (QS. Luqman: 14)8

7

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), cet, 13. h. 668.

8

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah, (Madinah: 1971), h. 654 8


(18)

b. Pengertian Mendidik

Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masyarakatnya, hal ini karena pendidikan merupakan proses usaha melestarikan, mengalihkan, serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus.

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya: “Memelihara dan memberi latihan”.9 Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.10

Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus melalui proses yang panjang, dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan langkah pembentukan terhadap anak didik dapat dihindarkan. Karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh dan berkembang yang mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk, maka kita akan sulit memperbaikinya.

Sedangkan yang dimaksud “pendidik” menurut Ahmad Tafsir adalah: “Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik”.11

9

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 74.

10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), cet, 3. h.

11


(19)

Dalam Islam, yang paling bertanggung jawab dalam perkembangan adalah ibu dan ayah anak didik. Karena pendidik adalah: “Orang yang selalu dipandang, dicontoh oleh anak didiknya atau masyarakat sekelilingnya”.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan dalam sudut pandang Islam merupakan suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.

c. Peranan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Peranan adalah bagian atau tindakan atau tugas yang dilakukan oleh seseorang atau subyek pelaku dalam suatu peristiwa atau keadaan. Kalau pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan Islam adalah bahwa pendidikan Islam dalam struktur social mempunyai posisi utama terhadap suatu peristiwa apapun dan pendidikan Islam dalam masyarakat sebagai pembentuk social atau transformasi social. Dengan kata lain pendidikan Islam mepunyai peranan dan fungsi utama di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, Negara, dan seluruh bangsa secara menyeluruh dibelahan bumi.

Orang tua di dalam keluarga berfungsi sebagai orang tua biologis, paedagogis dan psikologis yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kehidupannya. Hal ini jelas, karena dalam rumah tangga seorang anak mula-mula memperoleh pendidikan. Dan sebagai pendidik yang pertama dan utama adalah orang tuanya sendiri.

Pendapat diatas diperkuat oleh Sulaeman, mengatakan bahwa orang tua sebagai: “Pendidik dalam rumah tangga sangat menentukan perumbuhan dan perkembangan seorang anak, dalam hidup dan kehidupannya”.12

Dalam perannya sebagai pendidik yang pertama dan utama, orang tua berkewajiban menempatkan dasar-dasar pengetahuan, menyikapi dan berperilaku sesuai dengan norma yang dianutnya, dalam hal ini ajaran Islam mendasari besarnya peranan orang tua dalam mendidik anaknya, Allah SWT telah

12


(20)

memberikan gambaran mengenai perilaku Lukmanul Hakim dalam mendidik anaknya, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 13 yang berbunyi:

 !

"

#$%&'

"

(

*

+,-

.

/0

1

23

4*+6

-

7

89:; !

<9=

! 

?@AB

;

Bﻝ

C

DE

>

“Dan (ingatlah) tatkala Lukman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Lukman: 13).13

Dari Firman Allah SWT diatas dapat dipahami betapa besar peranan orang tua dalam mendidik anaknya disetiap aspek kehidupannya, mulai dari aspek ketauhidan, akhlak dan ibadah, pengembangan aktifitas dan kreatifitas serta kedisiplinannya dalam pergaulan dan pengembangan intelektual serta apresiasinya. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang anak dilahirkan kedunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, laksana sehelai kertas putih tanpa coretan dan goresan, kecuali lingkunganlah yang akan mengisinya. Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30, sebagai berikut:

9

c :

`

d,&

BXe

7

fg

T

Eh \,i :

/0

7

$jk]

7

\ i :

Il

l

7

mn +M; Z

T

(

(."

J ` 

Bo:;

i

/0

7

T

pq

rse

0

7

t9u=

7

vw6x

+ yz{ R

l

l

7

(

[

M;,

"

?AjB

;

2 ﻝ

C

E

>

“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya, (sesuai dengan kecenderungan aslinya); itulah fitrah Allah, yang menciptakan

13


(21)

manusia atas fitrah. Itulah agama yang lurus. Namun kebanyakan orang tidak mengetahuinya”. (QS. Ar-Ruum: 30)14

Fitrah yang disebutkan dalam ayat di atas mengandung makna kejadian yang di dalamnya berisi potensi dasar beragama yang benar dan lurus yaitu Islam. Potensi dasar ini tidak dapat diubah oleh siapa pun atau lingkungan apa pun, karena fitrah itu merupakan ciptaan Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap pribadi manusia.

Sebagaimana yang tertera di dalam hadits Nabi SAW, bersabda:

GH

ﻝ I

4

J -

9K LMﻝ

/NO J

-L:" 1 2 #

# ﻝ % & LJI ﻝ ' ) ' ) #

1? ﻝ Jﺽ Q ی

J

-ﻥ G9(?ی = ( R6 Q S ﻝ %

ﻝ(ی G(ﻝ(ﻡ

#ﻥ 89T ی 2- #ﻥ 9U ی 2- #

;

= 2

V WIﻝ

>

“Tiap-tiap anak dilahirkan diatas fitrah maka ibu bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Bukhori ).15

Fitrah dalam hadits tersebut diartikan sebagai factor pembawaan sejak manusia lahir yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan, bahkan ia tak akan dapat berkembang sama sekali bila tanpa adanya pengaruh lingkungan. Sedang dilingkungan itu sendiri dapat diubah bila tidak menyenangkan karena tidak sesuai dengan cita-cita manusia.

Menurut John Lock, dalam teori“Empirisme”dikatakan bahwa: “Perkembangan anak ke arah kedewasaan ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil, setiap manusia dapat di didik ke arah baik dan buruk, menurut kehendak lingkungan dan pendidikannya”.16

Keluarga memainkan peranan penting dalam pengembangan kemampuan kreatifitas anak-anak. Selain itu, keluarga juga dapat menstimulasi perkembangan

14

Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet. I, h. 42

15

Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 42


(22)

anak dalam berfikir dan berkarya, sekaligus memberikan dorongan-dorongan kepada mereka. Tidak hanya itu, sebuah keluarga juga dapat membantu anak dalam menghadapi persoalan-persoalan kehidupan dan membimbing mereka untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.

Pada hakekatnya keluarga atau rumah tangga merupakan tempat pertama dan yang utama bagi anak untuk memperoleh pembinaan mental dan pembentukan kepribadian yang kemudian ditambah dan disempurnakan oleh sekolah. Begitu pula pendidikan agama harus dilakukan oleh orang tua sewaktu kanak-kanak dengan membiasakannya pada akhlak dan tingkah laku yang diajarkan agama. Orang tua perlu mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab yang perlu dilakukan dalam memberikan pendidikan agama terhadap anak-anaknya.

Pendidikan agama tersebut dilakukan dengan sedini mungkin oleh orang tua sewaktu kanak-kanak, agar dapat mengenal dan terbiasa melaksanakan agama. Oleh sebab itu pendidikan agama yang diterima oleh anak merupakan: “Perwujudan dari pendidikan agama yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Baik dan buruknya perilaku anak tergantung pada bagaimana orang tua dalam mendidiknya”.17

Dengan kata lain kehidupan keluarga jadi miniatur kehidupan masyarakat, karena rusaknya tatanan keluarga menjadi sebab rusaknya tatanan masyarakat. Di sini kita lihat pula, betapa pentingnya peranan agama itu meberikan bimbingan dalam hidup manusia. Agama mengakui adanya dorongan-dorongan dan keinginan-keinginan yang perlu dipenuhi oleh tiap-tiap individu. Pendek kata agama memberikan bimbingan hidup dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya, mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat dan hubungan dengan Allah, bahkan dengan alam semesta dan makhluk hidup yang lain. Jika bimbingan-bimbingan tersebut dijalankan betul-betul, akan terjaminlah kebahagiaan dan ketentraman batin dalam hidup ini.

17

Ramayulis, dkk, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987), h. 2.


(23)

2. MINAT BELAJAR

a. Pengertian minat belajar

Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecenderungan atau keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.

Pengertian minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata “minat” dan kata “belajar”. Dari segi bahasa minat adalah: “Kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu”.18

Slameto mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian, minat itu pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri individu dengan sesuatu diluar dirinya. Cony Semiawan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah “ suatu keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya (statisfied)”.19

Minat merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab dari suatu kegiatan.

Menurut Crow dan Crow bahwa minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

18

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990). cet, 3. h. 583.

19

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 2.


(24)

Dari pengertian tersebut kita memperoleh kesan bahwa minat itu sebenarnya mengandung unsur-unsur: kognisi (mengenal), emosi (perasaan), konasi (kehendak). Dan oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, maka minat tak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi dalam arti, minat itu di dahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.

Sedangkan belajar adalah: “Mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau sekarang ini dikenal dengan guru”.20

Menurut Robert M. Gagne dalam bukunya The Conditons of Learning, mengemukakan “Learning is a change in human disposition or capacity, which persist over a period of time, and which is not simply ascrible to process of growth”. Belajar merupakan “Sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu”. 21

Dari beberapa pengertian belajar seperti disebutkan diatas, dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa belajar menimbulkan suatu perubahan (dalam arti, tingkah laku, kapasitas) yang relative tetap.

2. Bahwa perubahan itu, pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar.

3. Bahwa perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha atau praktek yang disengaja atau diperkuat.

20

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), cet, I. h. 2.

21


(25)

Bertolak dari berbagai definisi yang telah dutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan.22

Pendidikan, dengan proses belajar mengajar sebagai kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif dan efisien apabila siswa mempunyai minat kepada suatu pelajaran atau guru yang mempengaruhinya.

b. Peranan Minat dalam Proses Belajar

Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.

Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S. Praja bahwa: “Belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat”.23

Pendidikan dengan proses belajar mengajar sebagai kegiatannya, merupakan suatu proses interaksi antara pendidik dan anak didik. Dari proses interaksi itu proses belajar mengajar di ikat dengan minat dan perhatian antara keduanya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terjadi secara efektif

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h. 90-94.

23

Usman Efendi dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikolog, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 122


(26)

dan efisien apabila siswa mempunyai minat kepada suatu pelajaran atau guru yang mempengaruhinya.

b. Usaha Orang Tua Dalam Membangkitkan Belajar Siswa

Kartini Kartono menjelaskan mengenai macam-macam kegiatan orang tua dalam memberikan bimbingan belajar agama kepada anaknya, yaitu:

1) Menyediakan fasilitas belajar,

2) Mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah, 3) Mengawasi kegiatan belajar anak dirumah,

4) Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar, 5) Menolong anak mengatasi kesulitannya dalam belajar.24

Dari penjelasan diatas, maka diketahui bahwasanya peranan orang tua dalam membimbing belajar anak ataupun minat belajar siswa, keduanya sangat penting terutama dalam proses pembelajaran sehingga tujuan dari terselenggaranya pendidikan akan tercapai secara optimal.

3. Pendidikan Agama Islam Sebagai Bidang Studi di Sekolah Menengah Atas

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama merupakan proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa yang sesuai dengan niali-nilai ajaran Islam.

Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberi awalan pe dan akhiran kan, mengandung arti perbuatan. Secara etimologis pendidikan berarti “pemeliharaan”. Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan “education”, yang berarti pengembangan/ bimbingan. Sedangkan dalam bahasa Arab istilah ini disebut tarbiyah yang berarti pendidikan.25

24

Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), h. 91

25


(27)

Secara terminologis pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, Pendidikan adalah : “Bimbingan/ pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menjadi terbentuknya kepribadian yang utama.26

Pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.27

Dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan belajar secara aktif, dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Dan dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, pelatihan dan pengajaran yang diarahkan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik pada tingkat dewasa.

Sementara itu, Zakiyah Daradjat mengemukakan tiga pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

b. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama Islam.

c. Pendidikan Agama Islam, yaitu: “Pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati

26

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989), cet. VIII, h. 19

27

Undang-Undang RI No. 20 Th 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Fokusmedia, 2003), cet. I, h. 3


(28)

dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak”.28

Dari beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing, mengajar dan mengasuh anak didik dalam pertumbuhan jasmani dan rohani untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Memperhatikan beberapa definisi diatas, jelaslah bahwa proses Pendidikan Agama Islam sekalipun konteksnya sebagai suatu bidang studi, tidak sekedar menyangkut pemberian ilmu pengetahuan agama Islam kepada siswa, melainkan yang lebih utama menyangkut pembinaan, pembentukan dan pengembangan kepribadian muslim yang taat beribadah dan beramal shaleh.

b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan bidang studi yang dipelajari disekolah, mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam rangka pembentukan kepribadian yang sesuai dengan tujuan dan tuntutan serta falsafah bangsa dan agama yang dianutnya.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disekolah-sekolah di Indonesia mempunyai landasan yang kuat yaitu didukung oleh Dasar Yuridis (Dasar Idiil, Dasar Konstitusional, Dasar Operasional), Dasar Religius dan Dasar Psikologis.29

28

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),h. 86

29

H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I.h, 6


(29)

Tujuan Pendidikan Islam ialah menyiapkan anak-anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercipta kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.

Tujuan umum Pendidikan Agama ialah membimbing anak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. Tujuan pendidikan agama tersebut adalah merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan agama. Karena dalam mendidik agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan yang teguh itu maka akan menghasilkan ketaatan menjalanakan kewajiban agama. Tujuan khusus pendidikan agama ialah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap/ tingkat yang dilalui.

Dan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas pendidikan agama diberikan untuk: “Menyempurnakan pendidikan agama yang sudah diberikan di tingkat SLTP, dan memberikan pendidikan dan pengetahuan agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran Islam yang telah diterimanya”.30

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup usaha mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manuisa dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alamnya.

Sedangkan khususnya untuk tingkat SLTA, materi/ kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah:

1) Memperluas materi tingkat SLTP.

2) Memberikan ajaran-ajaran agama sejauh mungkin secara rasionil baik yang berhubungan dengan keimanan, ibadah maupun pergaulan.

3) Memberikan ajaran-ajaran agama yang menyangkut segi-segi sosial, kebudayaan, hukum, ekonomi dan moral.

30


(30)

4) Perkembangan agama dan aliran-aliran dalam agama. 5) Perluasan lebih lanjut terhadap bahasa asli agama. 6) Sejarah perkembangan agama dan kebudayaan.31

5. Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat

Minat timbul dikarenakan adanya perasaan senang pada diri siswa yang diperkuat oleh sikap yang positif. Pada umumnya jika di urutkan secara hirarkis berlaku sebagai berikut: ”Perasaan senang – sikap positif – minat”.32 Karena perasaan merupakan hal yang terkait dengan timbulnya minat untuk kemudian berpengaruh terhadap semangat maupun kesiapan belajar siswa.

Dengan mengandalkan perasan siswa mampu menilai tentang pengalaman-pengalamannya disekolah selama ia mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penilaian-penilaiannya yang positif akan terungkap dengan ”perasaan senang” dan penilaian negatif akan terungkap dalam ”perasaan tidak senang”.

Seperti diketahui bahwa selain minat timbul dari dalam diri individu, terdapat faktor-faktor yang berasal dari luar yang turut berperan dalam menimbulkan minat seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam belajar lebih lanjut diungkapkan oleh M. Alisuf Sabri berikut ini:

”Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima/ suka) terhadap bahan/ mata pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dan sebagainya”.33

Dari pendapat tersebut diketahui, bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah:

1. Sikap positif atau suka terhadap bahan/ mata pelajaran yang akan dipelajari.

31

Dra. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama…, h. 67

32

W. S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1986), h. 72

33

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. II, h. 84


(31)

Sikap positif atau perasaan suka siswa terhadap bahan/ mata pelajaran yang akan ia pelajari, akan membuat minat siswa semakin tinggi dalam mempelajari pelajaran tersebut. Perasaan suka mendatangkan rasa tertarik dan akan membuat konsentrasi siswa lebih banyak.

2. Sikap positif atau suka terhadap guru yang mengajar.

Minat siswa juga dapat dipengaruhi oleh guru yang mengajar. Kemampuan guru dalam mengolah pelajaran sehingga lebih menarik bagi siswa akan mampu membangkitkan minat untuk dapat mengikuti pelajaran tersebut dengan baik.

Pendapat ini dikuatkan juga oleh Amir Hamzah Nasution dan Oejang S. Gana, mengenai minat yang dipengaruhi oleh sikap guru dan situasi pelajaran yang berlangsung. Lebih lanjut dikatakan:

1) Suara yang samar-samar, keterangan yang tidak jelas tentu kurang menarik minat dan lekas membosankan.

2) Perasaan yang ditimbulkan oleh suatu objek. Benda atau elemen cantik, yang menggembirakan lekas menarik minat kita. Benda yang kotor, jelek tidak mudah menarik minat kita.

3) Benda yang mudah dikenal, lebih mudah menarik minat.

4) Kemauan. Kalau kemauan keras untuk memusatkan pikiran, perasaan dan sebagainya untuk mewujudkan minat terhadap sesuatu benda, maka segala rintangan dapat diatasi.34

Kebutuhan dapat juga menjadi faktor timbulnya minat. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya.

Menurut Zakiah Daradjat, ”Pemunculan minat pada siswa tergantung dari kebutuhan, dorongan dan minat mereka”.35

34

Amir Hamzah Nasution dan Oejang S. Gana, Pengantar Ilmu Jiwa Umum,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1986), h. 96

35

Zakiah Daradjat et al, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. 2, h. 133


(32)

Semakin besar kebutuhan yang dirasakan maka semakin kuat pula minat yang dimiliki siswa, kebutuhan di sini adalah kebutuhan akan ilmu pengetahuan yang akan diterimanya dikelas.

Pengalaman juga merupakan faktor timbulnya minat, karena pengalaman belajar agama yang telah diterima sebelum ia masuk sekolah akan menimbulkan minat yang baru terhadap pelajaran agama disekolahnya, pengalaman menimbulkan sikap positif terhadap penilaiannya terhadap apa yang dilihatnya, seperti siswa yang sudah mempunyai pengalaman belajar agama dirumah maupun disekolah tingkat dasarnya maka ia mempunyai keinginan (minat) lagi untuk mempelajari pelajaran agama disekolah lanjutannya agar apa yang pernah diminatinya dulu tetap terus menerus ia geluti untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

6. Pengaruh Pendidikan Agama

Orang tua sebagai penanggung jawab pertama dan utama dibebani untuk membentuk kepribadian dan pola sikap anak sejak dini, kerena lingkungan yang pertama dikenalnya adalah lingkungan keluarga. Interaksi yang dilakukan pertama kali adalah dengan kedua orang tuanya, hal ini menunjukkan, setidak-tidaknya orang tua merupakan lingkungan pertama yang dapat mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku anak.

Dalam kacamata pendidikan Islam, bimbingan keagamaan sebagai arahan pemandu fitrah sangat penting untuk diperhatikan, terutama oleh para orang tua yang menjadi penanggung jawab utama terhadap perkembangan kepribadian, sikap dan tingkah laku anak untuk mencapai kedewasaannya.

Pendidikan Islam adalah: ”Usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui jaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya”.36

Bagi setiap orang pendidikan merupakan hal yang penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidupnya, salah satunya adalah

36


(33)

kelangsungan hidup beragama. Agama sebagai pembimbing dan penunjuk jalan untuk mencapai ke arah hidup yang berbahagia, baik di dunia maupun diakhirat kelak. Untuk menumbuhkan kesadaran beragama serta kepribadian yang Islami, umat manusia memerlukan bimbingan dan pedoman, karena itu Pendidikan Agama Islam mutlak diperlukan.

Oleh karena itu, pendidikan agama sangatlah penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadian seorang anak. Dengan demikian peran orang tua sangat diperlukan bagi anak untuk membimbing dalam belajar agama, agar anak mempunyai minat yang besar dalam mempelajari agama Islam, baik dirumah maupun disekolah.

B. Kerangka Berfikir

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.

Proses belajar mengajar dan hasilnya banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dalam diri siswa maupun dari luar siswa. Salah satu faktor yang penting peranannya dalam belajar adalah minat. Karena suatu kegiatan akan lancar apabila ada minat yang besar.

Berdasarkan kajian teoritis diatas jelaslah bahwa peran orang tua dalam membimbing belajar anak di lingkungan keluarga sangat penting terhadap peningkatan belajar anak, salah satunya minat belajar pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dengan kata lain, minat belajar anak pada bidang studi Pendidikan Agama Islam ada ketergantungan pada aktivitas orang tua dalam


(34)

membimbing belajar di lingkungan keluarga, terutama memberikan bimbingan belajar agama.

Maka dengan demikian Berperankah orang tua dalam memberikan minat belajar anak pada Pendidikan Agama Islam, baik di rumah, maupun disekolah ?. Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan tersebut, maka diadakanlah penelitian ini khususnya di SMAN 08 Bekasi.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah: “Pernyataan tentatif yang merupakan dugaan/ terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha memahaminya”. Jadi hipotesis merupakan jawaban sementara, karena dugaan sementara itu bisa benar bisa juga salah, untuk itu diperlukan penelitian.

Hipotesa yang diajukan adalah untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan penulis mengenai Peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar agama di lingkungan keluarga dan peningkatan minat belajar anak pada bidang studi Pendidikan Agama Islam disekolah.

Ha : Ada korelasi positif yang signifikan pada peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar anak pada agama di lingkungan keluarga dengan minat belajar anak pada bidang studi Pendidikan Agama Islam disekolah.

Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan pada peranan orang tua dalam peningkatan minat belajar anak pada agama di lingkungan keluarga dengan minat belajar anak pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus (terhitung dari tanggal 4 sampai dengan 30 Agustus 2008). Adapun lokasi yang dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan penelitian yakni disalah satu sekolah Negeri yang berada di wilayah Pekayon Bekasi Selatan yaitu di SMAN 08 Bekasi.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya. Untuk memperoleh data yang obyektif, maka digunakan dua bentuk penelitian, yaitu:

1. Menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan mengkaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu minat belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam di SMAN 08 Bekasi.

2. Penelitian lapangan (Field Research). Jenis penelitian ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai minat belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam di SMAN 08 Bekasi.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk kepada buku “Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, 2003.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah atau jumlah yang mungkin memiliki nilai yang bermacam-macam. Variabel merupakan symbol/ lambang yang padanya kita lekatkan nilai.


(36)

Variabel adalah: “Gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”.37 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu: orang tua sebagai variabel independen sedangkan peningkatan minat belajar sebagai variabel dependen.

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah: “Keseluruhan subyek penelitian”.38 Populasi target dalam penelitian ini siswa kelas II secara keseluruhan, baik kelas II IPS maupun kelas II IPA SMAN 08 Bekasi pada semester I tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 367 siswa.

Sedangkan sample adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka penulis mengambil teknik sampling, dengan mengacu kepada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu: “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%, atau lebih”.39

Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil sebanyak 15 % dari jumlah yang ada, dengan menggunakan cara random sampling, yaitu dengan mengambil sample dari populasi yang ada secara acak.

Sample sebanyak 15 % diambil berdasarkan jumlah siswa kelas II secara keseluruhan 367 siswa baik dari jurusan IPS maupun jurusan IPA, jadi jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 55 orang siswa.

Penulis sengaja mengambil 55 orang siswa dalam sampelnya, berdasarkan jumlah populasi yang ada sebanyak 367 siswa untuk mewakili responden yang lebih dari 100.

E. Teknik Pengumpulan Data

37

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.111.

38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 115-117.

39

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, h. 118


(37)

Pada umumnya seseorang yang ingin memperoleh data, menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahn yang akan dibahas. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut: 1. Observasi, sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan:

“Pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”.40 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi umum SMAN 08 Bekasi dalam rangka memperoleh data dan keterangan yang dibutuhkan.

2. Interview, merupakan wawancara kepada pihak yang penulis anggap mempunyai informasi tentang hal yang penulis perlukan dalam menyusun skripsi ini. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data penunjang mengenai peran orang tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada agama Islam di SMAN 08 Bekasi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan guru PAI.

3. Questioner (angket), merupakan cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa kelas II sebagai responden yang berjumlah 55 orang siswa/I SMAN 08 Bekasi yang dijadikan sample dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data tentang Peran Orang Tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada agama Islam di SMAN 08 Bekasi.

F. Teknik Pengolahan Data

Dalam teknis pelaksanaannya, yaitu dengan memeriksa jawaban-jawaban dari tiap responden atau siswa, lalu dijumlahkan dan menghasilkan skor total, diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat table), data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu table masing-masing.

Rumusan dari Distribusi Frekuensi Relatif adalah: F

P = x 100% N

Keterangan:

40


(38)

P = Prosentase

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden41

Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah: “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.42

Instrument penelitian yang digunakan untuk memperoleh data mengenai Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 08 Bekasi adalah dalam bentuk questioner yang diperuntukkan kepada siswa.

Kisi-kisi Angket Penelitian Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI

Tabel 1

Variable Indikator Pengukuran No. Item

Peran orang tua Perhatian orang tua

• Orang tua membimbing belajar agama dirumah

1, 2

• Membaca

Al-Qur’an di rumah

• Membaca Al-Qur’an setiap hari di rumah

3, 4

• Shalat berjama’ah dengan orang tua

• Shalat berjama’ah dengan orang tua

5, 6

41

Anas Sudjiono, Pengantar Satisik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), cet, 8 h.40.

42


(39)

di rumah • Disiplin belajar

agama di rumah

• Orang tua menerapkan disiplin

mengenai belajar agama di rumah

7

• Fasilitas belajar di rumah

• Orang tua menyediakan fasilitas belajar di rumah

8

• Memberikan motivasi

• Orang tua memberikan solusi dan motivasi kepada anda

9, 10

Minat belajar siswa pada pelajaran agama Islam

• Membaca buku agama Islam

• Membaca buku agama Islam dan mengikuti pelajaran sampai selesai

11, 12

• Perhatian siswa terhadap pelajaran agama

• Memperhatikan penjelasan guru di kelas

13, 14, 15

• Membantu teman dalam kesulitan

• Membantu teman yang mengalami kesulitan

membaca Al-Qur’an

16


(40)

berjama’ah di sekolah

shalat zuhur berjama’ah di sekolah

• Mengaplikasikan ajaran agama

• Mengaplikasikan pelajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

18

• Minat belajar siswa disekolah

• Metode pembelajaran

• Guru agama menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

19

• Rasa senang terhadap belajar agama Islam

• Merasa senang belajar agama di sekolah/ di kelas


(41)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMAN 08 Bekasi 1. Sejarah Berdirinya

SMA Negeri 08 Bekasi berawal dari sebuah sekolah filial (kelas jauh) dari SMA Negeri 3 Bekasi. Pada saat itu yang menjabat sebagai Kepala Sekolah adalah Drs. H. Amir Syarifudin. Berdasarkan Surat Rekomendasi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Nomor: 421.3/5123/Bappeda tanggal 25 September 1996 dan Siteplan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kabupaten Bekasi Nomor: 6531001/D.TK.TB/1996 tanggal 31 Oktober 1996 maka dibangunlah sepuluh ruang kelas hasil swadaya masyarakat.

Lokasi sekolah ini di wilayah Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan. Sedangkan lahan yang tersedia merupakan fasilitas social/ umum dari Perumahan Cendana seluas 6430 m2 yang sebelumnya dipergunakan sebagai tempat pembuangan sampah warga sekitar.

Pada tanggal 5 Oktober 1996 gedung SMU Negeri Filial Bekasi diresmikan penggunaannya oleh Koordinator Administrasi (Kormin) Kanwil Depdikbud Jabar yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum). Pembangunan gedung baru selesai seluruhnya pada bulan Agustus 1998 dan mulai dipergunakan pada tanggal 5 Okober 1998.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI No. 046/O/2001 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah, SMUN 3 Filial Bekasi diputuskan menjadi SMU Negeri 8 Kota Bekasi. Bersamaan dengan dinegerikannya sekolah filial, otonomi daerah mulai diberlakukan. Pada bulan Januari sampai sekarang Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Endang Hermansyah, MM.

VISI DAN MISI SMAN 8 BEKASI 2007-20011 Unggul Dalam Prestasi Berbasis Teknologi Bernuansa Imtak

MISI: 32


(42)

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pembelajaran berbasis IT 2. Melengkapi sarana prasarana pendidikan

3. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

4. Meningkatkan kedisiplinan siswa, pendidik dan tenaga kependidikan 5. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif

6. Mendayagunakan stake holder pendidikan 7. Meningkatkan kualitas input peserta didik 8. Membangun kultur sekolah yang religious.

2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa

Guru-guru yang mengajar di SMA Negeri 8 Bekasi berjumlah 62 orang guru, 13 orang karyawan, 3 orang penjaga sekolah (satpam), dengan latar belakang pendidikan S1 untuk guru dan SLTA untuk karyawan selain guru. Sedangkan jumlah siswa SMA Negeri 8 bekasi secara keseluruhan dari kelas I-III berjumlah 1073. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:

A. Keadaan Tenaga Pengajar

Tabel. 2

Keadaan Tenaga Pengajar di SMAN 08 Bekasi Tahun 2008

No Nama Pendidikan Akhir

Lulus Tahun Jabatan Mengajar

1 Drs. Endang Hermansyah, MM

S. 1 Geografi : IKIP Bandung 1983 S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2004

Kepala Sekolah

Geografi

2 Drs. Dedi Suryadi, MM S. 1 B. Inggris : IKIP Bandung 1990 S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2005

Guru B. Inggris

3 Dra. Dahlia Sembayang, MM

S. 1 Kimia : IKIP Medan 1989 S. 2 MSDM : LPMI


(43)

Jakarta 2005

4 Drs. Adang Suaefi S. 1 B. Indonesia :

IKIP Jakarta 1988

Guru B. Indonesia

5 Dra. Winny Pertiwiningsih S. 1 Ekonomi/: IKIP Bandung 1986

Guru Ekonomi

6 Drs. Sunaryo, M. Pd S. 1 Geografi : IKIP Muhammadiyah Jakarta 1990 S. 2 Penel Pen : UHAMKA 2005

Guru Geografi

7 Drs. Sugiono, M. Pd S. 1 Geografi : UNISMA Bekasi 1985

S. 2 Ling Hidup : UNJ 2005

Guru Geografi

8 Sugeng Suwagi, S. Pd S. 1 Matematika : UNPAS Bandung 2005

Guru Matematika

9 Dedi Suryadi, S. Pd, MM. S. 1 Kimia : IKIP Bandung 1996 S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2007

Guru Fisika

10 Dra. Hj. Yani Triyani S. 1 Dunia Usaha: IKIP Bandung 1984

Guru Ekonomi

11 Dra. Weni Mumpuni S. 1 Kimia: IKIP

Jakarta 1991

Guru Kimia

12 Heni Suhaeni, S. Pd S. 1 Ekonomi:

STKIP Bekasi 2007

Guru Ekonomi

13 Jusmaita, Dra S. 1 Agama Islam:

IKIP Padang 1998

Guru Agama Islam

14 Yulnefti, S. Pd S. 1 Kimia:

UNSYIAH 1988

Guru Kimia


(44)

Solo 1993

S. 2 MSDM: LPMI Jakarta 2005 16 Enung Sugiarti, S. Pd S. 1 B. Indonesia:

IKIP Jakarta 1991

Guru B. Indonesia

17 Istiyo Wahyuni, S. Pd S. 1 Ekonomi : UNJEM Jember 1993

Guru Ekonomi

18 Nunung Nuraeni, S. Pd S. 1 Kimia : UNJ 2001

Guru Kimia

19 Reni Yosefa, S. Pd, M. Si S. 1 Matematika : UNRI Riau 1994 S. 2 Matematika : UGM Yogya 2003

Guru Matematika

20 Eviana Hikamudin, S. Pd, MM

S. 1 Matematika : IKIP Bandung 1997 S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2005

Guru Matematika

21 Sri Wartini, S. Pd S. 1 Geografi : IKIP Jakarta 1995

Guru Geografi

22 H. Tamin, S. Pd, MM S. 1 Matematika : UKI Jakarta 1997 S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2005

Guru Matematika

23 Yati Hernawati, S. Pd S. 1 B. Inggris : IKIP Bandung 1995

Guru B. Inggris

24 Erma Yani Astuti, S. Pd S. 1 Sejarah : IKIP Muhammadiyah Jakarta 1995

Guru Sejarah

25 Suwarti Puji Lestari S. 1 B. Indonesia : IKIP Jakarta 1997

Guru B. Indonesia

26 Nurbaiti, S. Pd S. 1 Kimia : UNILA

1998

Guru Kimia


(45)

IKIP Semarang 1994 28 Udin Sumarsih, S. Pd, MM S. 1 Olah Raga :

UNISMA Bekasi 2001

S. 2 MSDM : LPMI Jakarta 2005

Guru Penjaskes

29 Teguh Santoso, S. Pd S. 1 Biologi : UGM Yogyakarta 1992

Guru Biologi

30 Dra. Sri Hatiah S. 1 Matematika :

UNDIP Semarang 1990

Guru Matematika

31 Taufik, S. Pd S. 1 Olah Raga :

UNISMA 1996

Guru Olahraga

32 Lela Siti Nurlaela, S. Pd S. 1 BK : UKI Jakarta 1996

Guru BP/BK

33 Rina Saraswati, S. Si S. 1 Fisika : UNPAD Bandung 1997

Guru Fisika

34 Masrini, S. Ps S. 1 B. Inggris : IKIP

Muhammadiyah Jakarta 1997

Guru B. Inggris

35 Rita Yusnita, S. Pd S. 1 B. Indonesia : UT Pontianak 1990

Guru B. Indonesia

36 Sutarmini, S. Pd S. 1 B. Inggris : UIA

Jakarta 1997

Guru B. Inggris

37 Yayu Yunengsih, S. Pd S. 1 B. Indonesia : UNSAP Sumedang 2001

Guru B. Indonesia

38 Siti Masyitoh AS, S. Pd S. 1 B. Inggris : STKIP Bekasi 2005

Guru B. Inggris

39 Endang Hayuningsih, S. Pd S. 1 BK : IKIP Jakarta 1998

Guru B. Inggris

40 J. Ch. Tasrin, Drs S. 1 PKN : UT

Yogyakarta 1988

Guru PKN

41 Nanang HN, Drs S. 1 B. Arab :

YAPINK Bekasi 1994


(46)

42 Zaenadih A, Drs S. 1 Agama Islam : YAPINK Bekasi 2002

Guru Agama Islam

43 Mohamad Isak, S. Ag S. 1 Agama Islam :

STKIP Siliwangi 2002

Guru Agama Islam

44 Rofesa Yulis, Dra S. 1 Adm. Negara :

UNISMA Bekasi 1996

Guru Adm. Negara

45 Wahyu Hastuti, S. Pd S. 1 PKN : UMP

Purwokerto 1997

Guru PPKN

46 Isdiati, S. Pd S. 1 B. Indonesia :

UVS Solo 1996

Guru B. Indonesia

47 Purwanto, S. Pd S. 1 Olah Raga :

UNISMA Bekasi 1996

Guru Olahraga

48 Sri Martuti, Dra S. 1 Sejarah : IKIP

Veteran Solo 1991

Guru Sejarah

49 Syufiami, S. Pd S. 1 Sejarah

UHAMKA Jakarta 1993

Guru Sejarah

50 Arifah Hanum, Ir S. 1 Pertanian :

UNIDA Bogor 1996

Guru Pertanian

51 Tato Abdurahman, S. Pd S. 1 Seni Rupa : IKIP Jakarta 1998

Guru Seni Rupa

52 Elin Bardiah, S. Pd S. 1 Seni Rupa : STSI Bandung 1997

Guru Seni Rupa

53 Pdt. Tugiyo SMA Sleman

Yogyakarta

Guru Katolik

54 Merry Christin, S. Th S. 1 Protestan : UKI Jakarta 2005

Guru Protestan

55 Meita Rahma Nasution S. 1 BK : UHAMKA

Jakarta 2003

Guru BP/BK


(47)

IAIN Bandung 1997 57 Ahyad Mubin, S. Kom S. 1 T. Informatika :

STMIK MIKAR Bekasi 2005

Guru T.

Informatika

58 Iwan Romantara, S. Kom S. 1 T. Informatika : STMIK MIKAR Bekasi 2005

Guru T.

Informatika

59 Eman Mahdi Iman D, SE S. 1 Ekonomi : UNISMA Bekasi 2006

Guru T.

Informatika

60 Alif Nur’amaliah, S. Pd S. 1 Ekonomi : STKIP Bekasi 2007

Guru B. Indonesia

61 Soleh Mulyadi, S. Kom S. 1 T. Informatika : STMIK MIKAR Bekasi 2005

Guru B. Sunda

62 Nungky Anggraini, S. Pd S. 1 B. Jepang : UNAS Jakarta 2006

Guru B. Jepang

B. Keadaan Tenaga Karyawan

Tabel. 3

Tabel KeadaanTenaga Karyawan SMAN 08 Bekasi

No. Nama Pendidikan Akhir/ Spesialisasi Tugas

1 Mugiyo, S. Pd S. 1 PLS : STKIP Siliwangi 2004

Pengelola Administrasi

2 Yuniar SMEAN 2 Jakarta 1980

Bendahara

3 Karyaningsih SMAN 4 Jakarta 1982

Pentor Rutin

4 Agus Trisna SMA 1 Ujung Berung Bandung 1982

Administrasi Kepegawaian

5 Ahyad Mubin, S. Kom S. 1 T. Informatika : STMIK MIKAR Bekasi


(48)

Komputer

6 Paridah SMA AL Bidayah Bandung 1995

Pentor

7 Alif Nur’amaliah, S. Pd S. 1 Ekonomi Akun : STKIP Bekasi 2008 Adminstrasi Persuratan/ Sarana

8 Fitriah SMA Bumi Sejahtera Bogor 1999

Administrasi Kesiswaan

9 Aang Sofwan SMAN 8 Bekasi 2004

Administrasi Sarana Prasarana

10 Syamsudin SD Bekasi Timur 1968

Pembantu Pelaksana K.3

11 Sumarna SR Ciamis Tasikmalaya 1957

Pembantu Pelaksana K.3

12 Buhori SMA Persamaan Bekasi 2000

Pembantu Pelaksana K.3

13 Rahmat SMU Islam Wonosobo 1999

Pembantu Pelaksana K.3

14 Andi CS SMP Persamaan Bekasi 2003

SATPAM

15 Yulianto SMP Lampung 1995

SATPAM

16 Dedi Rusnandi STM Singaparna Tasikmalaya 1972

SATPAM

Sedangkan siswa-siswa yang belajar di SMAN 08 Bekasi pada tahun pelajaran 2008/2009 seluruhnya berjumlah 1073 orang siswa dengan perincian dalam tabel berikut:

C. Keadaan Siswa

Tabel. 4

Tahun Akademik Siswa SMAN 08 Bekasi Tahun Ajaran 2005-2008

Kelas I Kelas II Kelas III

Tahun


(49)

2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 165 183 166 199 180 201 202 224 168 179 166 166 184 184 198 200 193 174 184 172 237 184 190 199 1127 1105 1106 1160

3. Struktur Organisasi

4. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMAN 08 Bekasi adalah sebagai berikut:

Tabel. 5

Keadaan Sarana dan Prasarana Kepala

Sekolah

Bendahara Kepala TU

Wakasek. Kurikulum Wakasek Sarana Wakasek Kesiswaan Wakasek

Humas LITBANG

GURU

SISWA

Komite Sekolah


(50)

di SMAN 08 Bekasi Tahun 2008

No. Ruang Jumlah

1 Kepala Sekolah 1

2 Wakil Kepala Sekolah 1

3 Tata Usaha 1

4 Laboratorium Komputer 1 5 Laboratorium Bahasa 1

6 Pos Kesehatan 1

7 Bp 1

8 Kelas 25

9 Guru 1

10 Osis 1

11 Masjid 1

12 Pos Satpam 1

13 Kantin 1

B. Deskripsi Data

Dalam meneliti peran orang tua dalam peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam, maka penulis melakukan penelitian dengan menyebarkan angket secara random sampling kepada 55 responden, yang diambil dari perwakilan kelas II IPA dan II IPS .

Kemudian menginterpretasikan kedalam skala lima absolut sebagai berikut: 0,5-1,5 = Sangat rendah

1,5-2,5 = Rendah 2,5-3,5 = Sedang 3,5-4,5 = Tinggi 4,5-5,5 = Sangat tinggi

Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data dan instrumen pengumpulan data (angket) menjadi angka (prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:


(1)

Angket Penelitian

Nama : Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket

1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang saudara alami.

2. Jawaban yang saudara berikan dalam angket ini tidak mempengaruhi nilai saudara di sekolah ini.

3. Terimakasih atas bantuan dan partisipasi saudara mengisi angket ini.

1. Apakah orang tua anda memberikan bimbingan belajar agama di rumah ?. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

2. Setiap anda membaca Al-Qur’an di rumah, apakah anda diperhatikan oleh orang tua ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah 3. Apakah anda setiap hari membaca Al-Qur’an di rumah ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

4. Di lingkungan sekitar rumah anda, biasanya ada pengajian untuk para remaja, apakah anda mengikuti pengajian tersebut ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

5. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu berjama’ah dengan orang tua di rumah ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

6. Jika anda tidak mengerjakan shalat lima waktu, apakah orang tua menegur anda ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

7. Apakah orang tua anda menerapkan disiplin terhadap anda mengenai belajar agama di rumah ?.


(2)

8. Apakah orang tua anda menyediakan fasilitas belajar di rumah ?. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

9. Ketika anda mendapati sebuah permasalahan yang cukup rumit, dan anda sangat membutuhkan pemecahan masalahnya, apakah anda meminta bantuan kepada orang tua untuk mencarikan solusinya ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

10.Ketika anda mengalami kesulitan dan kurang semangat dalam belajar, apakah orang tua memberikan motivasi kepada anda ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

11.Untuk menambah wawasan tentang ilmu agama harus membaca buku atau membaca artikel, itu biasanya dilakukan sebelum pelajaran agama dimulai, apakah anda mengerjakan hal tersebut diatas ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

12.Ketika pelajaran agama sedang berlangsung dikelas, apakah anda mengikuti pelajaran sampai selesai ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

13.Ketika guru agama anda sedang menjelaskan materi pelajaran dikelas, apakah anda memperhatikannya ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

14.Setiap materi yang diberikan dan dijelaskan oleh guru agama anda, apakah anda memahaminya ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

15.Belajar agama Islam di sekolah anda berlangsung selama 4 jam, 2 jam untuk materi dan 2 jam untuk membaca Al-Qur’an di masjid, apakah anda mengikuti pelajaran agama di masjid (membaca Al-Qur’an) ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

16.Jika teman anda sedang mengalami sedikit kesulitan dalam membaca Al-Qur’an, apakah anda membantunya ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

17.Shalat zuhur di sekolah biasanya dikerjakan secara berjama’ah, apakah anda mengerjakannya ?.


(3)

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

18.Pelajaran agama yang telah anda peroleh dari kecil hingga sekarang yang didapatkan dari sekolah maupun di rumah (keluarga) dapat dikatakan sudah memahami, apakah anda mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ?. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah

19.Metode pembelajaran seperti, (ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dll) dapat dilakukan dengan menyesuaikan materi yang akan dijelaskan oleh guru, sebagai contoh materi tentang shalat maka dapat digunakan dengan metode ceramah dan demonstrasi, apakah guru agama anda dalam mengajar melakukan hal tersebut ?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah 20.Apakah anda merasa senang belajar agama Islam di kelas/ di sekolah ?.


(4)

HASIL WAWANCARA

Hari/ Tanggal : Jum’at/ 8 Agustus 2008 Nama : Drs. Zaenadih A.

Jabatan : Guru bidang studi Pendidikan Agama Islam

PERTANYAAN

1. Bagaimana menurut bapak minat belajar siswa SMAN 08 Bekasi terhadap pelajaran agama Islam ?.

2. Bagaimana menurut bapak prestasi belajar siswa SMAN 08 Bekasi pada pelajaran agama Islam ?.

3. Menurut bapak, kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam masalah pembelajaran bidang studi agama Islam ?.

4. Bagaimana bapak memberikan langkah/ upaya dalam mengatasi kesulitan belajar pada bidang studi agama Islam ?.

5. Menurut bapak, berperankah orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMAN 08 Bekasi ?.

JAWABAN

1. Minat belajar siswa terhadap pelajaran agama Islam sebenarnya ada minat tetapi ada beberapa kendala yang mereka hadapi, yaitu sebagai berikut:

} Kurang memahami pokok-pokok dasar pendidikan agama seperti membaca Al-Qur’an kurang lancar.

} Sarana dan prasarana kurang mendukung, seperti buku-buku pelajaran yang mereka miliki kurang memadai karena keterbatasan ekonomi. } Karena faktor lingkungan

2. Secara umum untuk prestasi pelajaran agama sedang, kalau tinggi hanya beberapa anak. Ada beberapa faktor prestasi tinggi terhadap pelajaran agama Islam, antara lain: latar belakangnya mendukung, kemungkinan background siswa dari pesantren dan tsanawiyah, lingkungan keluarga yang bagus karena


(5)

sering mengkontrol dan perhatian terhadap agama, dan lingkungan yang mendukung.

3. Kesulitan yang dialami siswa antara lain: dasar untuk membaca Al-Qur’an kurang, ekonomi kurang mendukung, lingkungan tidak mendukung, untuk pelajaran agama di sekolah ini tidak termasuk pelajaran yang di ujikan jadi kesannya kurang penting, dibandingkan dengan pelajaran yang diujikan seperti fisika, kimia dan pelajaran-pelajaran yang lain.

4. Langkah mengatasi kesulitan:

} Adanya partisipasi dari pihak sekolah terutama dari bidang sarana agar mempersiapkan bagi siswa/I yang membutuhkan buku pelajaran yang diberikan atau di pinjamkan secara gratis

} Adanya forum pertemuan orang tua siswa dengan guru agama agar kesulitan-kesulitan bisa terkontrol.

} Adanya jam tambahan (jam privat) di luar jam sekolah untuk siswa/I yang kurang memahami pelajaran dan yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. 5. Sangat berperan sekali, sebab jam yang mereka miliki di sekolah hanya sekitar

8 jam selebihnya di rumah, dan anak harusnya dapat terkontrol dari orang tuanya di rumah, mungkin, kontrol yang paling pas untuk anak remaja senantiasa komunikasi terhadap anak mengenai perkembangan belajarnya di sekolah, dan orang tua sebaiknya komunikasi dengan guru agama secara terang-terangan (dapat dikatakan transparan terhadap perkembangan anak dalam belajar agama) agar memberitahukan bahwa anak kekurangannya dalam hal membaca Al-Qur’an, atau dalam hal lain, agar orang tua dapat membantu kesulitan anaknya di rumah.

Pewawancara

Fitriyah

Bekasi, 8 Agustus 2008

Guru Bidang Studi Agama Islam Drs. Zaenadih A.


(6)

Dokumen yang terkait

minat belajar siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam di SMA darul ulum

1 11 95

Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang

1 6 111

Pengaruh perhatian orang tua terhadap minat belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Mandalahayu Bekasi

0 21 106

Peranan bimbingan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 35 Jakarta

0 10 71

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Siswa/Siswi SMP Negeri 181 Jakarta)

1 11 83

METODE GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

Kata Kunci: Strategi Guru dalam Proses pembelajaran, peningkatan Minat Belajar Siswa, Mata Pelajaran PAI. Abstract - Strategi Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

1 2 12

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AGAMA ISLAM DI MIN TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006 (Studi Komparasi Antara Orang Tua Yang Berlatar Belakang Pendidikan Agama Dengan Pendidikan Umum ) - Test Repository

0 0 94