Alasan-Alasan Pembentukan Perusahaan Grup

1. Integrasi vertikal, yaitu usaha perusahaan untuk memperoleh kendali terhadap input dan output, ataupun keduanya, nelalui integrasi vertikal, perusahaan dapat memadukan keseluruhan proses produksi dari pasokan sumber daya, produksi, hingga distribusi. 74 Integrasi horizontal, yaitu perluasan operasi usaha untuk meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat daya saing dengan cara menggabungkan suatu perusahaan degan perusahaan lain dalam industri yang sama. Praktik integrasi horizontal dilakukan dengan cara melakukan akuisisi. 75 2. Diversifikasi, yaitu usaha perusahaan untuk memperluas operasional dengan berpindah ke industri yang berbeda atau mengerjakan produk yang berbeda dengan pasar yang berbeda. 76 Secara umum ada dua alasan utama pembentukan atau pengembangan perusahaan grup. 1. Perintah peraturan perundang-undangan, berimplikasi kepada terbentuknya perusahaan grup biasanya melibatkan kepentingan ekonomi pengelolaan kekayaan Negaradaerah dari badan usaha milik Negaradaerah. 77 Peraturan perundang-undangan ini memuat ketentuan yang didorong oleh kepentingan 74 Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.71 75 Sulistyowati.Aspek Hukum dan Realita Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.72 76 Sulistyowati.Aspek Hukum dan Realita Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.72 77 Sulistyowati.Aspek Hukum dan Realita Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.64 bisnis dari penyertaan modal pemerintah serta meningkatkan efisiensi ataupun daya saing badan usaha yang bersangkutan. 78 2. Respons pelaku usaha terhadap escape claused dalam peraturan perundang- undangan. 79 Peraturan perundang-undangan ini biasanya bersifat sektoral yang hanya mengatur sektor usaha atau industri terkecil saja, pembentukannya disebabkan oleh adanya respons pelaku usaha pada suatu sector usaha atau industri. Untuk menghindari pembatasan didalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 80 Selain dua hal tersebut, yang mendorong pembentukan perusahaan grup adalah bagian strategi perusahaan grup untuk memperoleh manfaat ekonomi atas pembentukan atau pengembangan perusahaan grup. 81 Dengan adanya anak perusahaan diharapkan ekspansi perusahaan holding mencapai hasil yang maksimal sebagai tujuan utama dari para pelaku usaha yakni mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.Oleh sebab itu, pembentukan holding company ini dimaksudkan agar adanya control system oleh induk kepada anak perusahaan agar anak perusahaan dapat memaksimalkan usahanya.Alasan ekonomi pembentukan perusahaan grup tidak dapat dilepaskan dari kepentingan bisnis ataupun strategi korporasi terhadap bidang usaha yang dimasuki perusahaan grup yang 78 Sulistyowati.Aspek Hukum dan Realita Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.64 79 Sulistyowati.Aspek Hukum dan Realita Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.65 80 Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.65 81 Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.69 bersangkutan, terutama dalam mendukung penciptaan nilai tambah melalui sinergi dari beberapa perusahaan. 82

D. Perbuatan-Perbuatan Hukum yang dapat Melahirkan Perusahaan Grup

Legitimasi peraturan perundang-undangan untuk membentuk suatu mekanisme perusahaan grup adalah dapat dilakukan dengan cara melakukan pendirian perseroan oleh perseroan lain, pembentukan perusahaan grup melalui pengambil alihan dan pembentukan perusahaan grup melalui pemisahan. 83 Hal-hal tersebut akan lebih jelas jika diuraikan seperti berikut: 1. Pendirian suatu perseroan oleh perseroan lain. Menurut penjelasan pasal 7 ayat 1 UUPT 2007 telah memberikan suatu legitimasi bagi suatu perseroan untuk mendirikan perusahaan baru. 84 Hal tersebut dapat dilakukan karena undang-undang memberikan hak kepada subjek hukum minimal dua orang untuk dapat melakukan perbuatan hukum membentuk suatu perusahaan berbadan hukum peerseroan, subjek hukum menurut undang-undang tersebut adalah orang perseorangan baik warga Negara Indonesia maupun warga Negara asing naturlijke person atau badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing recht person. Memori penjelasan pasal 7 ayat 1 UUPT no.40 tahun 2007 memang tidak menyatakan secara eksplisit mengenai implikasi yuridis pendirian suatu perseroan oleh perseroan lain, tetapi memori penjelasan ini telah memberikan legitimasi bagi suatu badan hukum untuk 82 Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.70 83 Suryani Bhekti. 215 Tanya Jawab Perseroan Terbatas.Lascar Aksara. h.122 84 Bunyi pasal 7 ayat 1 undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas: “Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia” mendirikan perseroan lain. 85 Pendirian suatu perseroan oleh perseroan lain dapat menimbulkan keterkaitan antara induk dengan anak perusahaan sehingga dapat membentuk konstruksi perusahaan grup. Hal inilah yang dijadikan landasan bagi para pelaku usaha yang ingin mengekspansikan bisnisnya melalui konstruksi perusahaan grup. Maka, dengan adanya pembentukan perseroan baru yang dibentuk oleh suatu perseroan berbadan hukum, secara hukum akan melahirkan suatu perseroan baru yang akan memungkinkan dijadikan sebagai anak perusahaan oleh perseroan yang membentuknya. 2. Pengambilalihan atau akuisisi. Cara yang kedua bagi pelaku usaha yang ingin melakukan pengembangan bisnisnya melalui konstruksi perusahaan grup adalah dengan melakukan akuisisi. Definisi Akuisisi di dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas diatur oleh pasal 1 angka 11 juncto pasal 1 ayat 3 peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1998 yaitu, perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas perseroan tersebut. Pengambilalihan atau yang biasa disebut dengan akuisisi menurut pasal 125 ayat 3 UUPT 40 Tahun 2007 akan mengakibatkan secara hukum adanya peralihan pengendalian oleh pihak yang mengambil alih perseroan, atau pihak yang mengakuisisi, dan perseroan yang di ambil alih sahamnya tidak menjadi bubar dan tetap eksis seperti 85 Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.111