Pengertian Perusahaan grup TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN GRUP HOLDING COMPANY
                                                                                yang  tergabung  dalam  konstruksi  perusahaan  grup  menjadi  bagian  dari hukum  perseroan.
21
Di  mana  dalam  hukum  perseroan  hanya  mengatur hubungan  hukum  antara  induk  dan  anak  perusahaan  sebagai  dua  entitas
hukum yang mandiri, karena dalam hukum perseroan terdapat karakteristik yang  membedakan  perseroan  sebagai  badan  hukum  dengan  perusahaan
yang  tidak  berbadan  hukum,  dan  salah  satu  karakteristik  tersebut  adalah terdapatnya  karakter  kemandirian  dari  perusahaan  yang  berbadan  hukum
dimana  terdapat  entitas  yang  terpisah  antara  perusahaan  dengan pemiliknya  yaitu  pemegang  saham  separate  legal  entity  dengan
demikian  secara  umum  eksistensi  dan  validitasnya  tidak  terancam  oleh kematian,  kepailitan,  penggantian  atau  pengunduran  diri  individu
pemegang saham.
22
Yang berarti tanggung jawab pemegang saham hanya sebatas  jumlah  penyertaan  modal  yang  disertakannya  kepada  perseroan
dan tidak bertanggung jawab terhadap utang perseroan limited liability.
23
Namun, hal itu tidak berlaku apabila dengan itikad buruk pemegang saham bersangkutan  tanpa  itikad  baik  memperalat  perseroan  untuk  kepentingan
pribadi    melakukan  perbuatan  yang  dapat  merugikan  perusahaan  maka pemegang  saham  tersebut  dapat  dipertanggung  jawabkan  secara  pribadi
akibat perbuatan yang ditimbulkannya.
21
Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.19
22
M. Yahya harahap. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika. 2011 h.57
23
Pasal  3  ayat  I  undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas  : perseroan tidak bertanggung jawab terhadap utang pemegang saham sebaliknya pemegang saham
tidak bertanggung jawab atas utang perseroan
Pada masa sekarang, banyak perseroan yang memanfaatkan prinsip tanggung  jawab  terbatas  tersebut.  Dalam  dalam  rangka  memanfaatkan
limited  liability, sebuah  perseroan  dapat  mendirikan  “perseroan  anak“
untuk  menjalankan  usaha  “perseroan  induk”.
24
Oleh  sebab  itu  ada beberapa pandangan mengenai pengakuan  yuridis perusahaan grup,  yakni
pengakuan  yuridis  tidak  diperlukan  karena  dengan  pengakuan  yuridis perusahaan  kelompok  akan  menghilangkan  prinsip  kemandirian
perseroan.
25
Namun,  demikian  keberadaan  perusahaan  grup  di  Indonesia sudah banyak terjadi dalam praktik, sehingga keberadaan perusahaan grup
sudah  bukan  menjadi  hal  yang  asing  dalam  praktik  bisnis  di  Indonesia. Yang  menjadi  legitimasi  peraturan  perundang-undangan  terhadap
munculnya  perusahaan  grup  adalah  dengan  diizinkannya  suatu  perseroan melakukan  perbuatan  hukum  untuk  memiliki  atau  memperoleh  saham
pada perseroan lain,pengambil alihan saham pada pearseroan lain, maupun pemisahan  usaha  sehingga  berimplikasi  lahirnya  keeterkaitan  induk  dan
anak  perusahaan.
26
Pengaturan  tersebut  diatur  dalam  pasal  7  ayat  1 undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas
selanjutnya disebut UUPT 2007,
27
dimana dalam klausulnya terdapat hak konstitusional  baik  bagi  orang  perseorangan  naturlijke  person  maupun
24
M Yahya harahap.Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika. 2011 h.49
25
Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.19
26
Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010 h.21
27
Pasal  7  ayat  1  undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas  : “Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih  dengan akta notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia”
badan  hukum  recht  person  untuk  mendirikan  sebuah  perusahaan  baru dengan syarat di dirikan oleh minimal dua orang. Alasan mengapa UUPT
menetapkan jumlah minimum subjek hukum Perseroan dalam membentuk perseroan  minimal  dua  orang  adalah  karena  perseroan  lahir  dari  sebuah
perjanjian  yang bersifat “kontraktual”  yakni suatu perseroan lahir karena perjanjian,  hal  tersebut  diatur  dalam  pasal  1  ayat  1  UUPT
2007.
28
Legitimasi atas hak mendirikan perseroan itu lah yang menjadikan suatu badan hukum perseroan merasa mendapat pengakuan secara hukum
atas lahirnya konstruksi perusahaan grup di Indonesia. Komplikasi  permasalahan  dalam  perusahaan  grup  bersumber  dari
dimasukannya  konsepsi  pengendalian  induk  terhadap  anak  perusahaan  ke dalam ranah hukum perseroan sehingga menimbulkan kontradiksi dengan
prinsip  kemandirian  perusahaan  induk  dan  anak  perusahaan.
29
Pengakuan induk  dan  anak  perusahaan  sebagai  subjek  hukum  mandiri  tersebut  yang
dapat  menyebabkan  baik  antara  perusahaan  induk  maupun  anak perusahaan  dapat  melakukan  perbuatan  hukum  sendiri  sebagaimana
perusahaan  berbadan  hukum  yang  memiliki  asas  keterbatasan  tanggung jawab  limited  liability.  Sedangkan  fakta  pengendalian  induk  dan  anak
perusahaan dari realitas  bisnis perusahaan  grup dikelola sebagai  kesatuan
28
Pasal  1  ayat  1  undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas  : “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut   perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan  modal,  didirikan    berdasarkan  perjanjian,  melakukan  kegiatan  usaha    dengan  modal dasar yang   seluruhnya terbagi dalam saham dan  memenuhi persyaratan  yang  ditetapkan dalam
undang - undang ini serta peraturan pelaksanaannya”
29
Sulistyowati.Aspek  Hukum  dan  Realita  Bisnis  Perusahaan  Grup  di  Indonesia.  Jakarta: Erlangga. 2010. h.21
ekonomi.
30
Hal  tersebutlah  yang  seharusnya  diperhatikan  bagaimana kedudukan  anak  perusahaan  apakah  merupakan  suatu  badan  hukum
mandiri atau tunduk dibawah penguasaan induk perusahaan sehingga tidak terjadi  dualisme  status  daripada  anak  perusahaan  tersebut  yang  dapat
menyebabkan  tidak  terciptanya  asas  kepastian  hukum  yang  dapat menyebabkan  regulasi  peraturan  perundang-undangan  tersebut  menjadi
tidak  efektif.  Emmy  Pangaribuan  berpendapat  bahwa  perusahaan  grup merupakan  gabungan  atau  susunan  perusahaan-perusahaan  yang  secara
yuridis  mandiri,  yang  satu  sama  lain  terkait  begitu  erat  sehingga membentuk  suatu  kesatuan  ekonomi  yang  tunduk  kepada  suatu  pimpinan
induk  perusahaan  sebagai  pimpinan  sentral.
31
Terdapat  dua  model pengendalian  perusahaan  grup  ditinjau  dari  kegiatan  usaha  induk
perusahaannya, yakni investment holding company, dan operating holding company.
32
yang  menurut  penjelasannya  investment  holding  company hanya  sebatas  menanamkan  sahamnya  pada  suatu  perusahaan  tanpa
melakukan  kegiatan  pendukung  ataupun  kegiatan  operasional,  sedangkan operating holding company yaitu induk perusahaan menjalankan kegiatan
usaha atau mengendalikan anak perusahaan.
33
Namun, UUPT No.40 tahun 2007  tidak  menghendaki  adanya  investment  holding  company,  karena
30
Sulistyowati.Aspek  Hukum  dan  Realita  Bisnis  Perusahaan  Grup  di  Indonesia.  Jakarta: Erlangga. 2010 h.21
31
Emmy  Pangaribuan.Perusahaan  Kelompok.  Yogyakarta:  Seri  Hukum  Dagang Fak.Hukum Universitas Gadjah Mada.1994 h.5
32
Sulistyowati.Aspek  Hukum  dan  Realita  Bisnis  Perusahaan  Grup  di  Indonesia.  Jakarta: Erlangga. 2010 h.25
33
Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010  h.25
menurut  penjelasan  pasal  2  undang-undang  tersebut  menyatakan  bahwa perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang
tidak  bertentangan  dengan  ketentuan    peraturan  perundang  -  undangan, ketertiban  umum,  danatau  kesusilaan.  Oleh  sebab  itu,  suatu  perseroan
tidak  dapat  menjadikan  penyertaan  sahamnya  di  perseroan  lain  sebagai bentuk  kegiatan  usaha  perseroan  tersebut  dan  tidak  diperkenankan
dicantumkan  dalam  anggaran  dasar  perseroan.  Namun,  sebelum  lahirnya undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas,
pengaturan  mengenai  hukum  perseroan  diatur  dalam  undang-undang nomor  1  tahun  1995  tentang  perseroan  terbatas,  di  mana  dalam  undang-
undang  tersebut  lebih  banyak  menyinggung  mengenai  perusahaan  grup dibandingkan  undang-undang  perseroan  terbatas  tahun  2007,  yakni
tercantum  dalam  pasal  29  UUPT  No.  1  tahun  1995.
34
Memori  penjelasan pasal tersebut menunjukan bahwa pengaturan mengenai keterkaitan antara
perusahaan induk dengan anak perusahaan dalam UUPT No.1 tahun 1995 sebagai  hubungan  khusus  diantara  dua  perseroan  .
35
jika  dikaji  secara komprehensif UUPT No.40 tahun 2007 bukan hanya memberikan legalitas
terbentuknya perusahaan grup melalui mekanisme akuisisi, pemisahan dan pembentukan  perseroan  baru,  namun  UUPT  40  tahun  2007  juga
34
Pasal 29 UUPT No.1 Tahun 1995 : “perusahaan anak adalah perseroan yang mempunyai hubungan khusus dengan perseroan lainnya yang dapat terjadi karena : a. lebih dari 50 sahamnya
dimiliki  oleh  induk  perusahaan.  B.  lebih  dari  50  suara  dalam  RUPS  dikuasai  oleh  induk perusahaannya.C.control  atas  jalannya  perseroan,  pengangkatan  dan  pemberhentian  direksi  dan
komisaris sangat dipengaruhi oleh induk perusahaan.
35
Sulistyowati.Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia. Jakarta: Erlangga. 2010. h.24
melahirkan  peraturan  yang  sifatnya  bertentangan  dengan  konsep perusahaan grup seperti disebutkan di awal pembahasan. Di mana terdapat
pelarangan  melakukan  cross  holding  atau  kepemilikan  silang  yang terdapat  pada  pasal  36  ayat  1  UUPT  40  tahun  2007,  yang  menyatakan
bahwa Perseroan dilarang mengeluarkan saham baik untuk dimiliki sendiri maupun dimiliki oleh Perseroan lain, yang sahamnya secara langsung atau
tidak    langsung  telah  dimiliki  oleh  Perseroan.  Jika  diartikan  adalah perusahaan  induk  yang  menanamkan  sahamnya  pada  perusahaan  anak
tidak boleh mengeluarkan suaranya pada pengambilan suara di dalam rapat umum  pemegang  saham  karena  saham  tersebut  dikategorikan  sebagai
saham  dengan  tanpa  hak  suara.Kecuali  saham  tersebut  diperoleh berdasarkan  peralihan  karena  hukum,hibah,  dan  hibah  wasiat.
36
itu  pun dalam jangka waktu satu tahun saham tersebut harus dilepas kepada pihak
yang tidak dilarang memiliki saham dalam perseroan agar saham tersebut tidak
kadaluarsa dan
dapat memberikan
keuntungan kepada
perseroan.
37
Otomatis  dengan  mekanisme  seperti  itu  menunjukan  bahwa undang-undang  perseroan  terbatas  di  Indonesia  berpedoman  kepada
prinsip  kemandirian  perseroan  karena  tidak  menghendaki  adanya intervensi daripada pihak luar menyangkut suatu kedaulatan badan hukum
36
Pasal  36  ayat  2  Undang-undang  nomor  40  tahun  2007  tentang  perseroan  terbatas  : “Ketentuan  larangan  kepemilikan      saham  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  tidak  berlaku
terhadap  kepemilikan      saham  yang  diperoleh  berdasarkan  peralihan  karena  hukum,  hibah,atau hibah   wasiat”
37
Pasal 36 ayat 2 Undang- undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas: “Saham
yang diperoleh berdasarkan ketentuan sebagaimana   dimaksud pada ayat 2, dalam jangka waktu 1  satu  tahun  setelah  tanggal    perolehan  harus  dialihkan  kepada  pihak  lain  yang  tidak  di  larang
memiliki saham  dalam Perseroan”
perseroan.Dan hal ini dipertegas didalam pasal 86 ayat 2 huruf a, pasal 86 ayat  2  huruf  b,  pasal  86  ayat  2  huruf  c  undang-undang  nomor  40  tahun
2007  tentang  perseroan  terbatas,  yang  mana  di  dalam  ketentuan  pasal tersebut melarang adanya pemberian suara dalam mekanisme pengambilan
suara pada forum RUPS apabila suara tersebut  dihasilkan oleh pemegang saham  yang  terafiliasi  oleh  perusahaan  tersebut  yang  dikhawatirkan  akan
melahirkan  konflik  kepentingan  conflict  of  interest.
38
Oleh  sebab  itu, saham  tersebut  tidak  dapat  dipergunakan  sebagai  sarana  memberikan
suaradalam forum RUPS seperti yang di tegaskan di dalam ketentuan pasal 84 ayat 1 UUPT No.40 tahun 2007.
39
                