Dakwah Sebagai Proses Interaksi Sosial

12 menjadi penjaga moral masyarakat dan sebagai pengawal dalam memahami serta menjabarkan kepada masyarakat berbagai isu-isu sosial, politik dan budaya. 23 Dalam “Bangkitnya Spiritualitas Islam” Fethullah Gülen mengangkat istilah “arsitek rohani” untuk para dai yang dapat menggerakkan perubahan. Para arsitek rohani menurut Gülen adalah orang-orang yang memiliki kedalaman spiritual yang tidak memiliki tendensi individual dalam apa pun yang mereka lakukan dan menganggap bahwa keselamatan diri mereka bergantung pada upaya mereka untuk menyelamatkan orang lain. 24 Dengan kata lain sikap mental dan spiritual para dai diperlukan dalam mendampingi komunikannya dalam mencerna nilai- nilai Islam serta bersikap seperti “pemadam kebakaran” dalam lingkungan sosialnya, sehingga memudahkan transformasi sosial dan keagamaan dalam masyarakat. Dakwah Transformatif ini tidak akan bisa disebut transformatif apabila tidak memenuhi setidaknya lima indikator, yaitu: 1. Perubahan materi dakwah dari yang bersifat ubudiyah ke materi sosial. 2. Perubahan materi dakwah dari eksklusif ke inklusif. 3. Perubahan dari aspek metodologi, dari model monolog ke dialog. 4. Menggunakan institusi yang bisa diajak bersama dalam aksi dakwah. Hal ini dilakukan agar para dai mendapatkan legitimasi yang kuat dalam dakwahnya. 23 Abdullah Kholis Hafidz dkk, Dakwah Transformatif, Jakarta: PP LAKPESDAM NU, 2006, h. 4 24 Muhammad Fethullan Gülen, Bangkitnya Spiritual Islam, Jakarta: Republika, 2012, h. 148 13 5. Melakukan advokasi dan pengorganisasian masyarakat terhadap suatu kasus yang terjadi agar kaum yang terzalimi mendapatkan pendampingan. 25 Dalam hal ini Fethullah Gülen sebagai juru dakwah selain mengadakan dakwah secara verbal dengan kajian, ceramah, khutbah, seminar dan diskusi, dia juga melakukan dialog dan pembinaan kepada seluruh lapisan masyarakat salah satu contohnya dengan berusaha memahamkan masyarakat akan bahaya komunisme yang sedang melakukan infiltrasi ke dalam tatanan sosial masyarakat Turki. Selain itu Gülen juga ikut andil dalam pembinaan terhadap pelajar dan mahasiswa dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai keislaman pada generasi muda Turki. Dalam dakwahnya Gülen juga menggunakan institusi pemerintah untuk menjadi juru dakwah yang legal di Turki. Ia juga telah menginspirasi banyak orang dengan mendirikan sebuah gerakan yang memperkuat legitimasi dakwahnya dengan mengedepankan konsep pelayanan, dialog, cinta, dan toleransi kepada masyarakat Turki hingga menembus batas-batas ras dan budaya. Karena itu menurut penulis, Gülen telah mencapai lima indikator dakwah transformatif yang telah disebutkan sebelumnya.

G. Tinjauan Pustaka

Tema dan judul penelitian yang penulis ajukan ini. “Perjuangan Dakwah Fethullah Gülen di Turki 1956- 1976”. Dalam pencarian di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, dan Perpustakaan Fethullah Gülen Chair serta browsing ke beberapa situs internet 25 Abdullah Kholis Hafidz dkk, Dakwah Transformatif, h. 13-15