Dasar Inspirasi Dakwah Kegiatan Dakwah Gülen di Turki 1956-1976

44 negara di Masjid Üç Şerefeli yang terletak di kota Edirne selama dua tahun sebelum mengikuti wajib militer. Di Edirne ia tinggal bersama atasannya Suat Yıldırım yang menjadi Mufti di sana. 31 Gülen melewati waktunya selama dua tahun di Masjid tersebut dalam kezuhudan dan riyadhah batin dan Gülen hampir tidak pernah keluar dari Masjid kecuali dalam keadaan terpaksa. Pada saat itu tidak ada tempat khusus di dalam Masjid yang dapat ditinggalinya sehingga Gülen terpaksa tidur hanya dengan beralaskan kasur tipis di bawah jendela besar di salah satu sudut Masjid. 32 Fase ini cukup singkat namun telah memberi kesan mendalam bagi masyarakat di sekitarnya karena Gülen memiliki hubungan baik dengan mereka baik dari kalangan sipil maupun militer, selama menjalankan tugasnya. Di Edirne Gülen melihat banyak anak muda yang tertarik dengan ideologi radikal sehingga Gülen berusaha menjauhkan mereka dari ideologi tersebut melalui dakwahnya. Gülen juga menggunakan hartanya sendiri untuk menerbitkan dan mendistribusikan sejumlah materi tulisan untuk menentang ateisme dan komunisme yang agresif. Gülen juga membeli buku-buku dan untuk diberikan kepada orang lain sebagai hadiah, karenanya ia terkadang mengalami masalah finansial. Dia menuturkan, “I invested my money in books that I considered beneficial, and would give books and magazines to other as gifts. For this reason, 31 “Edirne, Kırklareli, dan akhirnya Izmir”, http:www.fgulenchair.orgindex.php?option=com_contentview=articleid=169:edirne- krklareli-dan-akhirnya-zmircatid=14:biografiItemid=30 diakses pada tanggal 7 Februari 2015 32 Booklet Fethullah Gülen Chair, Mengenal Sosok Fethullah Gülen, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2013, h. 11 45 I often had financial problems ” 33 . Dia melihat bahwa kerusakan nilai-nilai moral tradisional di kalangan pemuda dan kaum terdidik masyarakat Turki telah mendorong terjadinya kriminalitas dan konflik sosial-politik di negeri itu. Pengalaman ini sangat mempengaruhi kepemimpinan intelektual dan komunitasnya serta memperkuat kepercayaannya terhadap makna dan nilai-nilai kemanusiaan serta kehidupan. 34 Yucel mengutip komentar Profesor Yildirim kolega Gülen ketika menggambarkan kehidupan Gülen di Edirne sebagai berikut: I have known Gülen since he was an imam in Edirne at the beginning of 1959. He is very intellectual and devoted to education. He read Eastern and Western classics. This is Gülen’s defining characteristic that set him apart from the contemporary imams and religious leaders. With a greater part of his salary, he would buy books and journals, read them, and then give them to others to read. He would spend a portion of his time daily in Edirne’s library, where he would read old history books. He had and still has an ascetic life; he would eat little, sleep only a few hours, and spent a great part of his day in worship. 35 Saya telah mengenal Gülen sejak ia menjadi Imam di Edirne pada awal tahun 1959. Dia benar-benar adalah seorang intelektual dan mengkhususkan diri dalam bidang pendidikan. Dia membaca buku-buku klasik Timur dan Barat. Ini adalah karakteristik Gülen yang menjadikan ia bagian dari para Imam kontemporer dan pemimpin agama. Sebagian besar gajinya digunakan untuk membeli buku dan jurnal, membacanya, dan memberikannya kepada yang lain untuk dibaca. Dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di Perpustakaan Edirne, dimana ia membaca buku-buku sejarah lama. Dia telah dan masih menjalankan kehidupan yang zuhud; dia makan sedikit, tidur hanya beberapa jam, dan menghabiskan sebagian besar harinya dalam ibadah. Gülen mulai menjalankan wajib militernya di Ankara pada tahun 1961 kemudian dipindah ke Iskenderun untuk menyelesaikan wajib militer. Di daerah 33 Cemen Polat, “Searching for The Source of The Mill Stream”, International Fethullah Gülen Conference, The Significance of Education for The Future: The Gülen Model of Education, Jakarta: Fethullah Gülen Chair UIN Syarif Hidayatullah, 2010, h. 71 34 Muhammed Çetin, Pencerahan Gülen, h. 31 35 Salih Yucel, “Fethullah Gülen: Spiritual Leader in A Global Islamic Context”, Journal of Religion and Society, Vol. 12 2010, h. 2-3