15
Indonesia.  Skripsi  ini  membahas  peranan  sentral  Gülen  dalam  membangun  dan mengembangkan pergerakannya dalam kajian sosial dan pendidikan.
Skripsi  Farhan  Taufik,  Dimensi  Dakwah  Fethullah  Gülen  di  Indonesia, yang  diujikan  oleh  Fakultas  Ilmu  Dakwah  dan  Komunikasi,  UIN  Syarif
Hidayatullah  Jakarta.  Karya  ini  memfokuskan  kajian  tentang  dakwah  Fethullah Gülen di Indonesia dalam aspek sosial agama, budaya dan ekonomi.
Skripsi  Ali  Sahin,  Pemikiran  M.  Fethullah  Gülen  Dalam  Pendidikan Islam,  yang  diujikan  oleh  Fakultas  Ilmu  Tarbiyah  dan  Keguruan,  UIN  Syarif
Hidayatullah  Jakarta.  Skripsi  ini  membahas  pemikiran  Gülen  dalam  konteks pendidikan  Islam,  dimana  Sahin  secara  gamblang  menjelaskan  tentang  konsep
pendidikan  yang  berperan  sebagai  penyempurnaan  dalam  hidup  untuk  meraih dimensi spiritual, intelektual dan fisikal kemanusiaan.
Salah  satu  artikel  dalam  jurnal  yang  menarik  adalah  karya  Salih  Yucel, “Fethullah Gülen, Spiritual Leader in a Global Islamic Context” yang diterbitkan
dalam Journal of Religion and Society.  Dalam tulisannya ini Yucel menjelaskan pengaruh Fethullah Gülen sebagai intelektual Muslim yang dapat menggabungkan
antara Islam dan modernitas disertai dengan beberapa konsep pemikiran Gülen. Dalam  semua  kajian  yang  disebutkan  diatas  masih  secara  umum
menyinggung tentang biografi Fethullah Gülen namun tidak mengkaji secara lebih khusus  dan  kronologis  kehidupan  dan  perjalanan  dakwah  Gülen  sendiri  ditinjau
dari aspek sosial-historis, serta kondisi masyarakat Turki pada masa  awal Gülen berdakwah.  Karena  itu  penulis  ingin  mengkaji  kembali  secara  historis  dan
komprehensif  awal perjuangan dakwah  Fethullah  Gülen selama dua puluh tahun di Turki 1956-1976 dengan melihat aspek sosial yang ada di dalamnya.
16
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima Bab pembahasan. Bab  pertama  membahas  tentang  latar  belakang  tema  yang  diangkat,
pembatasan  dan  rumusan  masalah,  tujuan  dan  manfaat  penelitian,  metode penelitian,  teori  dan  konsep,  tinjauan  pustaka  serta  sistematika  penulisan.  Bab
kedua  membahas  tentang  keadaan  sosial-politik,  pendidikan  dan  keagamaan masyarakat  Turki.  Bab  ketiga  membahas  mengenai  sejarah  hidup  dan  kegiatan
dakwah Gülen di Turki antara tahun 1956 hingga 1976. Bab keempat membahas mengenai hasil dari dakwah Gülen terhadap masyarakat Turki. Bab kelima, berisi
kesimpulan  dan  saran  penulis  kemudian  dilanjutkan  dengan  daftar  pustaka  dan daftar lampiran.
17
BAB II KONDISI MASYARAKAT TURKI AWAL ABAD 20
Bab ini menguraikan tentang kondisi masyarakat Turki pada awal abad ke- 20.  Terciptanya  negara-negara  baru  dari  hasil  reruntuhan  Turki  Usmani
menghasilkan perubahan yang sangat besar yang mencakup bidang sosial, politik, pendidikan  bahkan  agama.  Bahasan  ini  diharapkan  mampu  memberikan
pemahaman  secara  mendalam  terhadap  dakwah  Fethullah  Gülen  berdasarkan kondisi  masyarakat  Turki  pada  masanya.  Dinamika  masyarakat  Turki  pada  saat
itu sedikit banyak mempengaruhi perjuangan dan strategi dakwah Gülen.
A. Sosial-Politik
Republik  Turki  yang  baru  dibentuk  lebih  bersifat  homogen  dalam kebangsaan, bahasa dan agama. Karena itu dalam perjanjian Laussane tahun 1923,
bangsa  Turki  pimpinan  Atatürk  melepaskan  diri  dari  sisa-sisa  warisan  Dinasti Usmani  yang  dahulunya  berkuasa  di  sepanjang  wilayah  Balkan,  Anatolia,
Mesopotamia,  Syria,  Lebanon,  Palestina,  semenanjung  Arabia  hingga  Afrika Utara, dan membatasi diri dalam wilayah yang mayoritas penduduknya berbahasa
Turki. Negara yang baru dibentuk ini kemudian menghadapi problem baru dalam bidang  pendidikan,  institusi  sosial  dan  modal  dibandingkan  dengan  kekurangan
sumber daya alam. Terjadinya migrasi dari  wilayah timur Anatolia  yang  kondisi ekonominya  lebih  terbelakang  menyebabkan  terjadinya  perubahan  sosial  yang
masif  di  kota-kota  sebelah  barat  Turki  dan  kemudian  menyebar  di  wilayah- wilayah sekitarnya.
1
1
Irene B. Taeuber, “Population dan Modernization in Turkey”, Population Index, Vol. 24, No. 2, April, 1958, h. 101
18
Menurut  Lapidus,  sejarah  Turki  modern  dibedakan  menjadi  dua  fase. Periode  pertama  antara  1921  hingga  1950,  dan  periode  kedua  dari  1950  hingga
sekarang.
2
Periode  pertama  ditandai  dengan  fase  kediktatoran  presidensial, reformasi  agama,  dan  tahap  program  industrialisasi.  Setelah  perubahan  dari
Kesultanan  menjadi  Republik,  Turki  menerapkan  sistem  satu  partai  yaitu  Partai Republik  RPP.  Partai  ini  berkomitmen  untuk  sejalan  dengan  prinsip-prinsip
revolusi yang dikobarkan oleh Atatürk yang bertujuan membangkitkan kehidupan nasional  Turki  ke  puncak  tertinggi  peradaban  sebuah  bangsa.
3
Pada  awal kebijakannya,  Partai  tidak  menghendaki  adanya  oposisi  dalam  pemerintahan.
Rezim  Republik  menggunakan  lembaga  negara  sebagai  alat  untuk  menyebarkan informasi  tentang  kemajuan  pertanian,  mengorganisir  program  pendidikan  baru,
serta mengajarkan ideologi nasional dan sekuler kepada masyarakat. Dalam setiap propagandanya  rezim  Republik  selalu  berbicara  atas  nama  rakyat  Turki,  namun
tidak berupaya untuk menjalin hubungan dekat dengan mereka. Golongan  Kemalis  adalah  sebutan  bagi  pendukung  setia  Mustafa  Kemal
Atatürk.  Mereka  memiliki  tujuan  utama  untuk  menciptakan  pembangunan ekonomi  nasional  dan  modernisasi  kultural.  Mereka  berusaha  meningkatkan
produksi  pertanian  dengan  mereduksi  pajak  dan  berinvestasi  dalam  proyek  jalan dan  lintasan  kereta  api.  Pembangunan  di  segala  bidang  dimantapkan  sehingga
dalam  tempo  sepuluh  tahun  rezim  yang  berkuasa  telah  menyiapkan  dasar-dasar bagi  kelahiran  ekonomi  industri  modern.  Adapun  kebijakan  paling  penting  dari
kaum Kemalis dengan Partai Republik sebagai corongnya adalah revolusi kultural
2
Ira  M.  Lapidus,  Sejarah  Sosial  Ummat  Islam , terj Ghufron A. Mas’adi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999, h. 88
3
Donald  E.  Webster, “State  Control  of  Social  Change  in  Republican  Turkey”,  American
Sociologi Review, Vol. 4, No. 2, April 1939, h. 247