38
E. Penghitungan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23
Tata cara penghitungan PPh Pasal 23 adalah dengan cara mengalikan tarif terhadap jumlah penghasilan bruto yang diterimadiperoleh wajib pajak. Dalam hal
penghasilan yang diterimadiperoleh termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN, maka dasar pemotongan PPh Pasal 23 adalah jumlah bruto tanpa PPN.
Pemotongan PPh Pasal 23 dilakukan oleh wajib pajak yang kepadanya telah diberikan wewenang untuk memotong pajak. Pemotong PPh Pasal 23 berkewajiban
untuk memberikan bukti pemotongan kepada orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan yang dipotong pajak. PPh Pasal 23 dapat
digunakan sebagai kredit pajak yang bersangkutan dengan melampirkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 pada saat penyampain Surat Pemberitahuan SPT
Tahunan. Pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan oleh wajib pajak yang telah ditunjuk oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama wajib pajak terdaftar sebagai pemotong pajak dengan mengunakan Surat Pemberitahuan SPT. Surat Pemberitahuan SPT adalah
sarana yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan melaporkan tentang pemotongan dan atau pemungutan pajak, objek dan atau bukan
objek pajak, harta dan kewajiban, dan pembayaran dari pemotongan atau pemungutan pajak dalam 1 masa pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undang perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
39
Pajak Penghasilan Pasal 23 termasuk dalam ketegori pajak penghasilan yang harus dilaporkan secara Periodik Masa sehingga pemotong pajak tersebut
menggunakan jenis Surat Pemberitahuan SPT Masa dalam pelaporan PPh Pasal 23, yang artinya harus dilaporkan oleh pihak pemotong pajak penghasilan setiap
bulannya setelah berakirnya Masa Pajak. Masa Pajak adalah sama dengan 1 satu bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan paling lama 3 tiga bulan kalender. Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, batas
waktu penyampaian atau pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak SPT Masa adalah paling lama 20 dua puluh hari sejak akhir Masa Pajak.
Sebagai contoh, penulis akan memberikan beberapa contoh kasus Pemotongan dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebagai berikut:
Contoh :
1. PT. Huru Hara membayar tagihan sewa bus untuk jemputan karyawan pada
tanggal 14 April 2014 kepada PT. Sukses sebesar Rp 3.300.000 termasuk PPN 10. Hitung PPh Pasal 23 yang harus dipotong dan siapa yang berkewajiban
untuk memotong dan melaporkan? Pajak Penghasilan atas Sewa sebesar
PPN = 10110 x Rp 3.300.000
= Rp 300.000
Universitas Sumatera Utara
40
Penghasilan bruto = Rp 3.300.000 – Rp 300.000
= Rp 3.000.000 = 2 x Penghasilan bruto Tanpa Pajak Pertambahan Nilai
= 2 x Rp 3000.000 = Rp 60.000
Yang berkewajiban memotong dan melaporkan PPh Pasal 23 adalah PT. Huru Hara. PT. Huru Hara harus menyetorkan pemotongan PPh Pasal 23 menggunakan
Surat Setoran Pajak SSP paling lambat tanggal 10 bulan Mei 2014 dan melaporkannya kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dimana PT. Huru Hara
terdaftar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 2326 untuk Masa Pajak April 2014 paling lambat tanggal 20 bulan Mei 2014
dengan dilampirkan Bukti Potong tersebut sedangkan PT. Sukses berhak menerima Bukti Potong PPh Pasal 23 atas pemotongan pajak tersebut.
2. PT. Serdaduo membayarkan bunga kepada PT Anton Sehat pada bulan Januari
2014 sebesar Rp 400.000.000. Sedangkan CV. Anton Sehat belum memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Berapakah PPh Pasal 23 dipotong PT.
Serdaduo adalah : = 15 x Rp 10.000.000
= Rp 1.500.0000 penambahan pajak dipotong karena CV. Anton Sehat tidak memiliki NPWP,
Universitas Sumatera Utara
41
= 15 x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000
Atau dengan cara lain: = 15 x 200 x Rp 10.000.000
= Rp 3.000.000 Karena CV. Anton Sehat tidak memiliki NPWP maka terdapat penambahan
pajak dipotong sebesar Rp 1.500.000. PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT. Serdaduo adalah menjadi Rp 3.000.000 dan harus melaporkan pemotongan pajak paling lama
tanggal 20 Februari 2014. CV. Anton Sehat dapat mengkreditkan pemotongan pajak tersebut terhadap pajak terutang tahun 2014.
F. Pendaftaran dan Penilaian Pajak Penghasilan Pasal 23