Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

43

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, penghasilan yang diberikan oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap BUT, perwakilan perusahaan diluar negeri lainnya, dan orang pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama kepada penerima penghasilan, baik wajib pajak dalam negeri Orang Pribadi dan Badan maupun Bentuk Usaha Tetap BUT akan dikenakan PPh Pasal 23. Pajak yang dipotong adalah sesuai dengan tarif sebagaimana dalam Undang-Undang Pajak penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 23. Pajak yang sudah dipotong bisa dikreditkan oleh wajib pajak, hal ini agar penghasilan wajib pajak tidak dikenakan pajak berganda. Untuk pengkreditannya, wajib pajak yang sudah dipotong PPh Pasal 23 harus melampirkan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan agar dapat diakui pemotongannya oleh pihak fiskus. Dengan demikian wajib pajak bisa memperhitungkan pajak yang sudah dipotong itu sebagai pengurang pajak terutangnya untuk satu tahun pajak. Bukti Potong PPh Pasal 23 yang lebih dari satu harus dilampirkan semuanya. Universitas Sumatera Utara 44 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 adalah sebagai berikut: 1. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23: a. Badan pemerintah; b. Subjek pajak badan dalam negeri; c. Penyelenggaraan kegiatan; d. Bentuk Usaha Tetap BUT; e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya; f. Orang pribadi wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak, seperti: Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, kecuali PPAT tersebut adalah Camat, Pengacara, dan Konsultan yang melakukan pekerjaan bebas. Kemudian, orang pribadi yang menjalankan usaha dengan menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran berupa sewa. 2. Penerima penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23: a. Wajib pajak dalam negeri; b. Bentuk Usaha Tetap BUT.

B. Mekanisme Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23