- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 satu buah untuk setiap 40
kamar • Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2
19. Tersedianya area dan ruang Operator • Tersedianya Gudang yang terdiri dari :
- Gudang bahan makanan dan minuman
- Gudang peralatan dan perlengkapan
- Gudang untuk engineering
- Gudang Botol Kosong
- Gudang barang-barang bekas
• Ruang penerimaan barangbahan yang dapat menampung minimal 1 satu truk.. • Ruang Karyawan
- Ruang Loker dan kamar mandiWC yang terpisah untuk pria dan wanita.
- Ruang Makan Karyawan.
- Dapur Karyawan.
- Ruang Ibadah Karyawan.
II.3. Lokasi Proyek II.3.1 Penetapan Lokasi Proyek
Dalam pemilihan lokasi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang sangat untuk diperhatikan yaitu :
• Lokasi merupakan kawasan pengembangan wisata yang memiliki potensial alam yang baik untuk dikembangnkan.
• Mengikuti rencana pemerintah kota, dalam hal ini sesuai dengan arah pengembangan fisik dan zona peruntukan wilayah.
II.3.2 Tinjauan Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah
Sebagai sebuah sarana yang dibangun di wilayah pengembangan kawasan wisata ada baiknya proses perancangannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna
lahan yang telah direncanakan untuk sebuah wilayah daerah objek wisata. Sebagai sebuah sarana pariwisata, maka hotel tersebut harus direncanakan yang secara tata guna lahan
memang peruntukan bagi pengembangan kawasan wisata.
Universitas Sumatera Utara
II.3.3 Pencapaian
Pencapaian mernuju lokasi malalui jalan lintas Medan-Sibolga. Sasaran pengguna adalah para pengunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang melakukan
perjalanan baik itu wisata ataupun bisnis ke Sumatera khususnya Tarutung. Jarak antara pusat pemerintahan wilyah kecamatan Sipoholon Kota Sipoholon dengan
Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung sekitar 6 Km.
II.3.4 Potensi Kawasan
Daerah Tapanuli yang secara umum berada di sepanjang hamparan Danau Toba adalah suatu tempat yang eksotis dan sangat memikat untuk dijadikan sebagai salah satu
pilihan daerah pelancongan atau daerah wisata. Pada periode tahun 80-an sampai pertengahan tahun 90-an, daerah ini sempat menjadi
daerah pilihan wisata yang favorit khususnya wisata Danau Toba yang sagat terkenal saat itu. Pada masa ini, sangat dirasakan betapa pengaruhnya sangat besar terhadap perekonomian
penduduk sekitar daerah wisata khususnya daerah Parapat dan Samosir. Setelah pertengahan tahun 90-an hingga saat ini daerah ini semakin terlupakan untuk menjadi daerah wisata
pilihan. Tapanuli merupakan daerah yang memiliki cirri-ciri yang khas dimana daerah ini
merupakan daerah yang secara umum berada di sepanjang Bukit Barisan yang menjadi cirri khas sepanjang Panatai Barat Pulau Sumatera. Hal ini tentu saja mempengaruhi relief
permukaan tanah yang berbukit-bukit dan tentunya sangat berpengaruh terhadap demografi penduduk, yang sangat berpengaruh terhadap unsur budaya dan adat istiadat penduduk, baik
itu dalam hal bercocok tanam, beternak, berkebun dan kebiasaan lainnya yang melekat kepada masyarakat. Dimana jenis tanaman yang biasa tumbuh di sana adalah jenis tanaman
yang khas perbukitan. Ciri khas dari daerah ini tentunya adalah adanya hamparan danau yang mrupakan
danau terbesar di Indonesia, yakni Danau Toba. Ada beberapa catatan sejarah yang mendasari terbentuknya danau ini baik itu fiksi yang tercipta dalam ceritera penduduk sekitar Danau
Toba maupun kejadian alam yang membentuk Danau tersebut yakni kejadian vulkanis yang
Universitas Sumatera Utara
luar biasa yang terjadi ribuan tahun silam, yang menurut catatan penelitian meyebabkan jaman es karena hamper seluruh atmosfir bumi tertutup oleh debu yang dimuntahkan dari
perut bumi oleh kejadian vulkamis tersebut.Cirri khas lainnya adalah pulau yang tercipta persis di tengah-tengah danau tersebut, yakni pulau Samosir yang sangat eksotis dengan
hamparan budaya yang layak untuk dinikmati dan ditelusuri. Perkembangan kekristenan di daerah ini juga turut mempengaruhi pola pikir dan
demografi penduduk yang mendiami daerah ini. Sejarah mencatat terjadinya perubahan yang sangat fundamental pada masyarakat setempat dengan diterimanya ajaran agama Kristen
dibandingkan sebelum masuknya ajaran kekristenan di daerah tersebut, dimana sebelum masuknya ajaran kekristenan banyak hal-hal dan kejadian kemanusiaan yang luar biasa
terjadi misalnya pembunuhan sesama manusia adalah hal yang wajar, perang antar daerah atau antar kumpulan dan kebiasaan-kebiasaan adat istiadat setempat yang memuja dewa-
dewa dan roh-roh gaib. Dengan masuknya ajaran kekristenan tersebut, perlahan-lahan ajaran setempat mulai ditinggalkan dan memasuki era baru dengan tata krama yang lebh manusiawi
dan lebih beradab.
II.3.5 Keberadaann Air Panas di Tapanuli Utara