Hotel Resort Di Kawasan Air Panas Sipoholon (Arsitektur Organik)

(1)

HOTEL RESSORT DI KAWASAN AIR PANAS SIPOHOLON

(ARSITEKTUR ORGANIK)

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:

SAHAT L. HUTABARAT 060406010

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah memimpin hidup penulis dalam memulai dan menyelesaikan Proyek Tugas Akhir pada tahun ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan syukur untuk setiap kesukaan dan kesukaran dalam menjalani langkah demi langkah dangan pernyataan dan kasih-Nya.

Penulis mengucap syukur dan berterima kasih kepada Ayah dan Ibu tercinta untuk semua kasih, dukungan, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

Juga kepada kakak abang, Nurita, Jujung Harianto, Rimmel Dani dan adik-adik Evi, osi, Erni, Fingki, dan Marten Hosea yang selalu memberikan dukungan untuk lebih baik dan belajar untuk memandang lebih luas. Terima kasih telah menjadi keluarga yang baik.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Morida Siagian. MURP. Sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Andalucia ST.MT, seebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua dedikasi dan bimbingan yang sangat berarti, dukungan moral dan konsistensi, membuka wawasan berpikir, dan memberi yang terbaik sejak awal sampai akhir.

2. Bapak Ir. Samsul Bahri, MT, Bapak Ahmad Delianur Nasution ST, MT, dan bapak Hajar Suwantoro ST,MT sebagai dosen penguji untuk semua saran, masukan dan kritikan yang berguna.

3. Para staf dosen dan pengajar dan pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur untuk semua kerja sama yang baik.

4. Teman- teman seperjuangan dalam Tugas Akhir, Andrey Geaerdy Damanik, dan Misria Siregar. Kepada Bang Vanal Simamora dan Aulia Batubara untuk dukungan, semangat dan tenaga yang diberikan, serta semua teman- teman satu angkatan 2006 lainnya, dan kakak Rohani yang selalu membantu dan memberikan semangat.

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan lapran ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di Departemen Arsitektur USU.

Medan, 27Desember


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud, Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 3

1.3. Permasalahan Perancangan... 4

1.4. Pendekatan Masalah ... 5

1.5. Lingkup Batasan Masalah ... 5

1.6. Asumsi ... 5

1.7. Kerangka Berpikir ... 6

1.8. Sistematika Laporan ... 7

BAB II. DESKRIPSI PROYEK ... 8

2.1 Judul dan Pengertian Judul ... 8

2.2 Tinjauan Umum ... 9

2.2.1Sejarah Perkembangan Hotel ... 9

2.2.1.1Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika ... 10

2.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia ... 11

2.2.2 Pengertian Hotel ... 12

2.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia ... 13

2.2.3 Pengertian Ressort ... 13

2.2.4 Pengertian Hotel Ressort ... 14

2.2.5 Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Ressort ... 14

2.2.6 Karakteristik Hotel Ressort ... 15

2.2.7 Klasifikasi Hotel ... 16

2.2.7.1 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 5 ... 23

2.2.8 Klasifikasi Ressort ... 25

2.2.9 Persyaratan dan Kriteria Hotel Ressort Bintang 5 ... 27


(4)

2.3.1 Penetapan Lokasi Proyek ... 31

2.3.2 Tinjauan Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah ... 31

2.3.3 Pencapaian ... 31

2.3.4 Potensi Kawasan ... 32

2.3.5 Keberadaan Air Panas di Tapanuli Utara ... 33

2.3.6 Status Kepemilikan ... 33

2.4 Deskripsi Umum Proyek ... 33

2.5 Tinjauan Umum ... 33

2.5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Taput 2009 . 34 2.5.2 Gambaran Umum dari Kecamatan Sipoholon... 36

2.5.2.1 Orientasi dan Batasan Administrasi ... 37

2.5.2.2 Orientasi dan Batasan Administrasi ... 38

2.5.2.3 Kependudukan ... 39

2.5.2.3 Fasilitas Pelayanan ... 40

2.6 Tinjauan Khusus ... 41

2.7 Studi Kelayakan Proyek ... 41

2.8 Tinjauan Fungsi ... 51

2.8.1 Tinjauan Fungsi ... 51

2.8.2 Deskripsi Perilaku ... 53

2.8.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 54

2.8.3 Studi Banding Fungsi Sejenis ... 63

2.8.3.1 Arenal Spring Resort ... 64

2.8.3.1 Sari Ater Hot Spring Resort ... 65

BAB III. ELABORASI TEMA ... 68

3.1 Pengertian Tema ... 68

3.1.1Pengertian Arsitektur Organik ... 68

3.1.2Pandangan Teoritis Arsitektur Organik ... 69

3.1.3 Pendekatan Teori Arsitektur Organik F.L Wright ... 71

3.2 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 74

3.2.1 Latar Belakang Pemilihan Tema ... 74

3.2.2 Maksud dan Tujuan ... 75

3.3 Interpretasi Tema ... 75

3.3.1 Prinsip Arsitektur Organik ... 75


(5)

3.4.1 Falling water by Frank Lloyd Wright ... 78

3.4.2 The Songjiang Hotel ... 80

3.4.3 Sentosa Island ... 81

BAB IV. ANALISIS ... 83

4.1 Analisis Tapak ... 83

4.1.1 Analisis Lokasi Site ... 83

4.1.2 Analisis Kondisi Site ... 84

4.1.3 Analisis Potensi Lahan ... 85

4.1.4 Analisis Pencapaian ... 87

4.1.5 Analisis Sirkulasi ... 88

4.1.6 Analisis View ... 89

4.1.7 Analisis Kontur ... 91

4.1.8 Analisis Kontur ... 93

4.1.9 Analisis Iklim ... 94

4.1.9.1 Analisis Matahari ... 94

4.1.9.2 Analisis Angin ... 95

4.1.10 Analisis Kebisingan dan Polusi ... 96

4.1.11 Analisis Keistimewaan Tapak ... 97

BAB V. KONSEP ... 98

5.1 Konsep Perancangan Tapak ... 98

5.2 Konsep Pengolahan Site ... 99

5.2.1 Penzoningan Site Berdasarkan Sifatnya... 99

5.2.2 Penzoningan Site Berdasarkan Kegiatannya ... 99

5.3 Konsep Sirkulasi Dalam Site ... 101

5.4 Konsep Vegetasi Dalam Site ... 103

5.5 Konsep Open Space ... 103

5.6 Konsep Tata Letak Massa ... 104

BAB VI. HASIL PERANCANGAN ... 106


(6)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Indonesia yang posisinya terletak sangat strategis berada pada silang dunia yang menghubungkan antara dua benuaAsia dan Australia dan juga sebagai jalur lalu lintas teramai pada samudera Hindia dan Samudera pasifik. Juga di dukung dengan adanya sumber kekayaan alam yang melimpah menjadikannya sebagai negara yang berpotensi sekali sebagai daerah pariwisata yang ditunjukkan kepada wisatawan mancanegara dan domestik.

Propinsi Sumatera Utara sebagai pintu gerbang bagian barat dari Indonesia, pada saat ini sangat berperan penting dan berpotensi dalam memajukan dunia kepariwisataan air tanah air.

Sumatera Utara pada saat sekarang ini juga sudah mempunyai daerah-daerah objek wisata, seperti Berastagi, Bukit Lawang, Berastagi dan masih banyak kawasan wisata yang sangat berpotensi untuk menarik minat wisatawan, tetapi sangat disayangkan potensi-potensi masih belum terlalu dikembangkan secara maksimal.

Sebagai salah satu contohnya adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki potensi wisata alam yang beraneka ragam. Potensi ini terletak pada lokasi objek-objek wisata yang menyebar pada beberapa kecamatan-kecamatannya, diantaranya terletak pada kecamatan Sipoholon dan Kecamatan Tarutung yang mempunyai potensi pariwisata alam. Ini disebabkan karena fokusnya masih terletak pada sektor pertaniannya saja di banding sektor pariwisata. Apalagi sejak dicanangkannya kecamatan kecamatan Tarutung sebagai suatu kawasan wisata Rohani oleh ibu Megawati Soekarno Putri, objek-objek wisata di kabupaten Tapanuli Utara sudah mulai dapat prioritas dalam perkembangannya.

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

• Air Soda sebagai pariwisata dan rekreasi.

• Sungai Sigeaon dapat dijadikan sebagai wisata air. • Goa Siboru Natumandi


(7)

• Salib Kasih

Dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang serta untuk mewujudkan visi dan misi pengembangan wilayah Kabupaten Tapanuli Utara di masa depan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membuat Rencana Tata Ruang Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2001 – 2011 yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 21 Tahun 2001.

Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Utara (2001 – 2011) terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Prioritas, dimana pada kawasan budidaya tekait dengan dengan pariwisata adalah :

- Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Sumatera Utara bahwa Tapanuli Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Utama Nasional. Salah satu pengembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara adalah “Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan Muara”. Selain itu juga akan diteruskan/dikembangkan beberapa objek wisata alam, budaya dan agama yang terdapat di Kecamatan Muara, Adiankoting, Sipoholon dan Tarutung

Kecamatan Sipoholon selama ini fungsinya hanya sebagai Koridor Wisata Medan – Sibolga yang terlupakan, sementara potensi wisata alam seperti bukit batu kapur dan tempat pemandian air panas belum diolah dengan baik, penataan yang kurang baik, dan minimnya fasilitas pendukung wisata di kecamatan sipoholon ini.

Sipoholon yang terletak pada kabupaten Tapanuli Utara, terkenal dengan pemandian air panas alamnya. Namun hingga saat ini kawasan/ lokasi pemandian ini masih belum tertata dan kurang oleh fasilitas- fasilitas yang mendukung potensi alam seperti penginapan,sarana olahraga dan rekreasi pemandian air panas. Hal ini menyebabkan daerah tersebut kurang begitu dikunjungi oleh wisatawan asing. Untuk itu dengan adanya dukungan alam yang ada seperti Bukit Kapur, flora dan fauna,aliran sungai Aek Sigeaon, topografi lahan yang berkontur, iklim yang sejuk, keasrian alamnya, kemudian lokasinya sebagai salah satu lintas koridor Wisata Medan-Sibolga ini, diharapkan nantinya kawasan ini bukan hanya sebagai koridor wisata yang dilewati begitu saja, juga diharapkan menjadi magnet penggerak wisata


(8)

dan menjadi salah satu tujuan wisatawan favorit bagi wisatawan domestik maupun Wisatawan mancanegara.

Untuk itu diperlukan suatu hotel yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah hotel resor dengan mengangkat objek utama air panas Sipoholon yang merupakan salah satu potensi alam penting di kota tarutung tepatnya di Sipoholon lalu dikembangkan menjadi suatu hotel resor yang letaknya di desa Situmeang Habinsaran sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Tarutung yang pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Tarutung.

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan kasus proyek ini adalah:

1. Mendukung kota Tarutung sebagai salah satu wisata rohani

2. Memperkenalkan daerah tujuan wisata yang selama ini belum dikenal masyarakat wisatawan luas.

3. Menyediakan fasilitas resor yang teratur dan rapi, yang selama ini tidak diperhatikan 4. Mengembangkan potensi alam menjadi kawasan wisata yang lebih memadai

1.2.2. Tujuan

1. Memanfaatkan potensi alam Sipoholon

2. Merencanakan suatu resor yang mampu mengakomodasi kegiatan parawisata di Tapanuli Utara khususya di Tarutung.

3. Mengembangkan wisata air panas Sipoholon tampa merusak lingkungan dan ekosistem yang ada.

4. Merancang bangunan resor sebagai salah satu wadah hiburan dan wisata dengan pengolahan lahan yang optimal dan pemamfaatan potensi alam.

1.3. Masalah Perancangan


(9)

a.Arsitektur :

1.Bagaimana merencanakan sebuah hotel resor yang efisien, untuk dapat

mengakomodasi segala aktifitas pengguna yang sedang berwisata, menginap, berolahraga,dan pengolahan fasilitas bangunan itu sendiri.

2. Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility). 3. Bagaimana mewujudkan rancangan bentuk bangunan yang sesuai dengan judul

yang diangkat dan tujuan yang hendak dicapai untuk menunjang keberadaan proyek bangunan.

4. Pengembangan potensi pemandian air panas alam ke dalam perancangan ruang dalam maupun ruang luarnya.

5. Merancang hotel resor tampa merusak suatu tatanan ekosistem yang sudah ada.

B.Lingkungan :

1. Mengembangkan potensi pemandian air panas dan topografi untuk mendukung kegiatan wisata.

2. Menyesuaikan rancangan dengan iklim yang ada di daerah kawasan perancangan.

C. Teknis :

Topografi lahan yang berkontur bervariasi sehinggga perlunya menyesuaikan struktur pemandian air air panas

1.4. Pendekatan Masalah Perancangan

Pendekatan-pendekatan masalah yang dilakukan pada proyek HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon adalah :

1. Studi pustaka untuk yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literature yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk memperkuat secara ilmiah.

2. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dan sebagainya.

3. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek.

4. Wawancara dengan instansi terkait dan orang-orang yang dianggap ahli dan mengetahui tentang kasus proyek meliputi informasi tapak.


(10)

1.5. Lingkup Batasan Masalah

Lingkup pembahasan dari proyek ini adalah pengembangan kawasan wisata pemandian air panas yang nantinya terdapat suatu fasilitas pendukung berupa fasiilitas penginapan, fasilitas olahraga, rekreasi pemandian air panas dan sarana komodasi yang dapat menampung kegiatan yang akan direncanakan tampa merusak atau merubah potensi alam yang sudah ada.

Nantinya diharapkan proses perencanaan ini dapat mengeluarkan suatu resor yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan adanya suatu penginapan terhadap kawasan wisata rohani yang berada di kawasan Tapanuli Utara.

1.5. Asumsi- Asumsi

• Di asumsikan bahwa kondisi lahan dalam keadaan kosong / layak bangun

• Diasumsikan kepemilikan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan sebagai bangunan komersil yang bergerak dalam bidang jasa

• Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini

• Diasumsikan bahwa pemilik dari bangunan ini adalah pihak swasta.

I.7. Kerangka Berpikir Latar Belakang

- Kota Tarutung sebagai salah satu wisata rohani

- Pengembangan kawasan air panas Sipoholan sebagai daerah wisata - Merupakan Sumber air panas terbesar di Tapanuli Utara

- Keberadaan Cristian center yang berpusat di Tarutung

Maksud dan Tujuan

- Sebagai sarana penginapan yang menyediakan fasilitas rekreasi di tengah kota - Mengembangkan potensi alam yang teratur yang selama ini kurang

diperhatikan

.- merencanakan sebuah kawasan resor yang dapat mengakomodasi wiasatawan


(11)

I.8. Sistematika Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, berisi kajian tentang latar belakang pembangunan pabrik daur ulang kertas, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode pendekatan.

Bab 2 Deskripsi Proyek, berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab 3 Elaborasi Tema, menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

Judul dan Tema Proyek

-Judul Perancangan : “ Hotel Resor di Kawasan Air Panas Sipoholon “ -Tema Perancangan : Organik

Perumusan Masalah

- Bagaimana mewujudkan rancangan bentuk bangunan yang sesuai dengan judul yang . diangkat dan tujuan yang hendak dicapai untuk menunjang keberadaan proyek bangunan. - Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang digunakan dan mewujudkannya dalam bangunan melalui tahapan perancangan.

.- Merancang hotel resor tampa merusak suatu tatanan ekosistem yang sudah. - Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah (easy accessibility).

Analisa

-Analisa kondisi tapak -Analisa Fungsional --Prinsip tema dalam desain

Konsep Perancangan

-Konsep dasar

-Konsep Perancangan Tapak -Konsep Perancangan Bangunan -Konsep struktur bangunan -Konsep utilitas bangunan

Pra-Perancangan

-Pendekatan Struktur -Pendekatan teori arsitektur

Design Akhir

Umpan Balik PROSES

DESIGN


(12)

Bab 4 Analisa Perancangan, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab 5 Konsep Perancangan, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab 6 Perancangan Arsitektur , menjelaskan tentang gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja

Daftar Pustaka , berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Judul dan Pengertian Judul

Adapun Judul Proyek ini adalah “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon”

Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang pengertian judul proyek. Dalam judul “Hotel Resort di Kawasan Air Panas Sipoholon”mengandung 4 pengertian utama antara lain :

• Sipoholon adalah nama dari kecamatan kabupaten Tapanuli Utara, daerah dimana tempat proyek ini akan dibangun.


(13)

Bab 4 Analisa Perancangan, menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan.

Bab 5 Konsep Perancangan, menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab 6 Perancangan Arsitektur , menjelaskan tentang gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja

Daftar Pustaka , berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. Judul dan Pengertian Judul

Adapun Judul Proyek ini adalah “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon”

Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang pengertian judul proyek. Dalam judul “Hotel Resort di Kawasan Air Panas Sipoholon”mengandung 4 pengertian utama antara lain :

• Sipoholon adalah nama dari kecamatan kabupaten Tapanuli Utara, daerah dimana tempat proyek ini akan dibangun.


(14)

sipohulon. Kata sipohulon ini bermula ketika zaman pembuatan periuk dari tanah liat at karena tanah tersebut diremas (dipohuli), maka Sipoholon sekarang disebut sebagai tano Sipohulon. Seiring waktu, pengucapan Sipohulon menjadi

• Resort berasal dari bahasa Inggris , dalam bahasa Indonesia berarti “tempat yang sering dikunjungi ; tempat peristirahatan “ ( W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 ).

Resort ( n ) popular holiday centre ( Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English )

Resort adalah sebuah ruang tempat kita dapat menemukan sesuatu yang “ berbeda “ itu. Di ruang inilah seseorang dapat “ merealisasikan “ impiannya akan pelarian yang sempurna. Resort adalah sebuah tontonan ( une spectacle ) yang dihadirkan dalam bentuk fisik. Resort adalah bagian dari la societte du spectacle ( masyarakat tontonan ) , Guy Debord.

Resort adalah satu dari sekian banyak contoh bagaimana arsitektur dapat berperan dalam mengolah ruang menjadi sebuah tontonan , yang sekaligus menawarkan sebuah pelarian bagi kita yang bersedia menyisihkan sebagian uang untuk menikmati tontonan dan pelarian tersebut.

• Hotel

Hotel ( n ) bangunan yang bersifat bisnis untuk penginapan atau diam beberapa waktu dengan tarif tertentu ; penginapan yang tersiri dari beberapa kamar (W.J.S. Poerwadarminta , Kamus Umum Bahasa Indonesia , PN Balai Pustaka , Jakarta 1976 ).

Hotel ( n ) building where rooms and meals are provided for travellers ( Homby AS, Oxford , Advanced Learner’s Dictionary of Current English ).

Hotel merupakan :

o Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh jasa pelayanan penginapan , makanan dan minuman serta jasa lain. ( Keputusan dirjen Pariwisata No. 14 / U / 11 / 88 , tentang Pelaksanaan Ketentuan Usaha dan Golongan Hotel )


(15)

o Hotel menurut buku Managing Front Office Orientation dari AHMA ( American Hotel & Motel Association ) adalah suatu tempat , dimana disediakan penginapan , makan dan minum, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang yang tinggal untuk sementara waktu.

• Suatu bangunan umum yang diusahakan bagi pelaku perjalanan ( wisatawan ) yang membayar dua jenis pelayanan , yaitu akomodasi serta makanan. ( Lawson , Fred , Hotel , Motels and Condominiums Design Planning

Jadi pengertian “HotelResort di Kawasan Air Panas Sipoholon” adalah :

“Tempat akomodasi yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi yang terletak di daerah Sipoholon yang diperuntukkan bagi para wisatawan baik domestik maupun manca negara sehingga dapat memajukan sektor pariwisata di Tapanuli Utara khususnya di Sipoholon“.

II.2. Tinjauan Umum

II.2.1. Sejarah Perkembangan Hotel

II.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika

Usaha hotel mungkin dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan usaha komersial yang tertua di dunia , hal tersebut terbukti bahwa penginapan yang pertama yaitu penginapan yang berbentuk Inn, didirikan pada tahun 3000 B.C . Penginapan berbentuk Inn , adalah rumah – rumah pribadi dengan beberapa kamar disediakan bagi para pejalan kaki untuk istirahat atau tidur , satu ruangan / kamar ditempati oleh beberapa tamu, dan kadang – kadang untuk tidur hanya disediakan tikar , kualitas kebersihan ruangan pada waktu itu belum diperhatikan , makanan yang disediakan untuk tamunya adalah makanan yang sangat sederhana. Kenudian pada tahun 961 A.D di Swiss – Alpine sudah terdapat sebuah hotel bernama Le Grand Saint Bernard Hospice yang dibangun oleh Augustinian Monks.Pada waktu itu hotel dibangun untuk menyediakan penginapan bagi orang – orang yang melakukan ziarah dari dan ke Roma. Struktur bangunan hotel tersebut menggunakan batu – batu besar sebagai tiang , dan dengan fasilitas 70 atau 0 tempat tidur yang dapat menampung sebanyak 300 orang.

Di Amerika , pada tahun 1794 untuk yang pertama kali dibangun khusus sebuah hotel dengan nama City Hotel , di kota New York. Usaha hotel di negara – negara barat terus


(16)

berkembang dan antara tahun 1800-an negara Amerika menjadi negara pengembang usaha hotel yang utama. Pada waktu itu , oleh karena harga sewa kamar dan makanan yang mahal , maka hanya kaum hartawan sajalah yang dapat menikmati menginap di hotel yang mewah bergaya Eropa.

Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar dilengkapi dengan system drainase.

Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ).

II.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia

Perkembangan hotel modern ( dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep – konsep manajemen hotel modern ) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di Jakarta pada tahun 1962.

Untuk mengetahui secara pasti kapan sebenarnya usaha hotel di Indonesia mulai dikelola secara komersial adalah sulit , tetapi yang jelas sejak jaman penjajahan Belanda sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada waktu itu belum dikelola secara modern , sebagai contoh : Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. Kemudian hotel Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. Hotel Mij De Boer di Medan , Sumatera Utara didirikan oleh Aeint Herman de Boer , orang Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah Belanda yang datang ke Sumatera Utara. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1957 , dalam


(17)

rangka nasionalisasi perusahaan – perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli. Di Yogyakarta juga terdapat sebuah hotel lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro , didirikan tahun 1908 dan beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki fasilitas hotel yang lebih baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan akomodasi secara komersial di Indonesia sudah dimulai dari sejak zaman Belanda , walaupun pada waktu itu cara pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan , dan belum menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti sekarang.

II.2.2. Pengertian Hotel

Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang.

Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut : • Menurut Dirjen Pariwisata – Depparpostel

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.


(18)

• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. • Menurut Webster

Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.

Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 , hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan – perundingan sebelumnya.

Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc. ( 1995 ) , menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.

II.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia

Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1 , Ayat (b) dalam surat keputusan tersebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

II.2.3. Pengertian Resort

• Menurut Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 , Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan


(19)

kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.

• Menurut John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, Resort

adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi.

• Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 , Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.

• Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini.

• Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988 , Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.

• Menurut Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.

II.2.4. Pengertian Hotel Resort

Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.


(20)

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c) Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d) Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

II.2.6. Karakteristik Hotel Resort

Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :

a. Lokasi

Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya. (Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995 )


(21)

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur Ltd, London, 1977 )

c. Arsitektur dan Suasana

Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.

d. Segmen Pasar

Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

II.2.7. Klasifikasi Hotel

Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :

• Luas Bangunan • Bentuk Bangunan • Perlengkapan (fasilitas) • Mutu Pelayanan

Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77

tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :

• Jumlah Kamar yang tersedia • Fasilitas yang tersedia • Peralatan yang digunakan


(22)

Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :

• Hotel Bintang 1 (*) • Hotel Bintang 2 (**) • Hotel Bintang 3 (***) • Hotel Bintang 4 (****) • Hotel Bintang 5 (*****)

Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.

Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan

fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.

Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.

• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan pelayanan kebersihan kamar

• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu – tamunya.

Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu : • Hotel international standard

• Hotel semi international standard • Hotel national standard


(23)

• Hotel non national standard ( non claccipied )

Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu : • Management system ( sistem pengelolaan )

• Room capacity system ( sistem kapasitas kamar ) • Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki ) • Employment system ( sistem penempatan pegawai ) • Administration system ( sistem administrasi )

Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :

• Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu

• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu

• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu

• Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan / penentuan tarifnya yaitu :

• European Plan ( EP ) : sistem penentuan tariff yang dicantumkan hanya harga sewa kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya

• American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan

• Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras

• Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals

• Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast

• Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental

Pengelompokan hotel menurut lokasi yaitu : • City Hotel atau Business Hotel • Highway hotel atau motor hotel • Mountain hotel


(24)

• Resort hotel atau beach hotel

Pengelompokan hotel menurut ukuran mayoritas tamunya yang menginap yaitu : • Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel • Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel ( hostel ) • Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel

• Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat ( cure hotel ) Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu :

• Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman

• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.

Boutique Hotel

Perkembangan Boutique Hotel

Dari tahun ke tahun , industry perhotelan terus meningkat dan dimonopoli oleh grup – grup hotel ternama. Setiap hotel dilengkapi oleh fasilitas – fasilitas yang memuaskan tamunya. Tetapi , industry perhotelan menganggap bahwa akan lebih menguntungkan jika kamar – kamar dibangun dengan cara lebih mudah dengan biaya pemeliharaan lebih sedikit daripada membangun hotel dengan kamar paling bagus yang akan menghabiskan banyak biaya dalam pemeliharaannya.

Hal ini kemudian mendorong beberapa hotel untuk menawarkan kamar – kamar yang tipikal dengan diberi pelayanan yang baik. Ini merupakan suatu usaha untuk menyetarakan penawaran / fasilitas mereka , sehingga pengunjung sudah mengetahui apa yang akan mereka dapatkan ketika memasuki hotel dengan kategori yang sama. Contohnya , ketika seorang wisatawan menginap di kamar standard room di hotel A , maka fasilitas yang diterimanya akan sama ketika ia menginap di hotel B. Setiap hotel akan mnyetarakan fasilitas yang akan diperoleh di setiap tipe akamr tidur , hal ini juga memungkinkan penyetaraan biayanya. Karena kamar standard room yang diberikan di hotel A biasanya akan sama dengan hotel B. Setiap industry perhotelan berusaha untuk membuat tamu – tamunya nyaman dan betah menginap di hotelnya. Tetapi , pengunjung sekarang ini berharap lebih dari sekadar merasa nyaman dan santai.

Seiring perjalanan waktu , para pengunjung mulai jenuh dengan kamar – kamar hotel yang terlihat sama dan tanpa karakter tersebut. Wisatawan lebih menginginkan sesuatu yang


(25)

baru , yang mengejutkan / eksotis , dan lebih tradisional. Ketika mereka merencanakan suatu perjalanan , mereka lebih tertarik dengan hotel yang berbeda dibanding hotel – hotel yang pada umumnya sama.

Untuk mengatasi kondisi pasar ini , sejumlah hotel membuat strategi baru dengan menawarkan produk yang berbeda. Hotel – hotel ini menawarkan gaya yang unik dengan memberikan pelayanan yang ramah. Dan yang lebih penting lagi , setiap ruang – ruang memiliki ciri khas tersendiri. Hotel – hotel ini kemudian dikenal sebagai “ hotel boutique “ yaitu sebuah hotel yang memiliki sense of place.

Hotel boutique merupakan konsep baru di dalam dunia perhotelan. Hotel boutique memiliki keunikan yang berbeda dibanding hotel – hotel lainnya. Hotel boutique diyakini pertama kali dibuka pada tahun 1981 oleh The Kimpton Group’s Bedford Hotel di San Fransisco dan The Blakes Hotel di South Kensington , London yang dirancang oleh stylist selebriti Anouska Hempel. Pada tahun 1984 , Ian Schrager membuka hotel boutique pertamanya di Murray Hill , New York yang dimiliki oleh Morgans Hotel yang dirancang oleh arsitek dari Prancis yaitu Andree Putnam.

Menurut Lucienne Anhar , defenisi hotel boutique bermacam – macam , tetapi telah disepakati bahwa hotel boutique memiliki komponen – komponen sebagai berikut :

• Arsitektur dan Desain

Gaya ( style ) , keunikan dan keramahan, dan keakraban adalah kata kunci di dalam merancang hotel boutique , yang dapat menarik perhatian wisatwan untuk datang. Dimana pihak hotel lebih berusaha mengenal sifat – sifat spesial dari tamu – tamunya , dan berusaha menariknya dengan menghadirkan dan memenuhi kebutuhan individu mereka.

Hotel boutique tidak memiliki standard. Konsep dan tema untuk setiap ruang berbeda – beda ( setiap ruang mempunyai keunikan sendiri ) , hal inilah yang membuat tamu tertarik untuk datang. Misalnya , hotel Library di kota New York menawarkan tema berbeda ( dari romantis ke musikal ) dalam setiap ruang tamunya.

• Pelayanan

Yang membedakan hotel boutique dengan hotel standard adalah tamu – tamu hotel memiliki hubungan pengalaman dengan anggota staff hotel. Tamu dilayani sepuas – puasnya , dimana staff mengenal dengan baik tamu – tamunya. Kebanyakan hotel boutique kamar – kamar yang relatif sedikit. Hal ini dibuat agar tamu – tamunya


(26)

mengenal baik staff – staffnya dan pelayanannya maksimal untuk tamu. Ada juga hotel boutique yang memiliki jumlah kamar yang besar , umumnya terletak di tengah kota.

• Target pemasaran

Target konsumen hotel boutique umumnya adalah konsumen yang penghasilannya menengah ke atas. Keberhasilan hotel boutique dimulai dengan dasar – dasar seperti : pemilihan lokasi , kualitas produk , permintaan pasar , pendekatan pemasaran , dan penanganan distribusi / reservasi yang efektif.

Meskipun tidak ada defenisi standard untuk hotel boutique tentang ukuran kamar yang sangat luas , banyak hotel boutique telah membuat karakteristik sendiri untuk setiap ruangnya. Berbagai pandangan mengenai hotel boutique yaitu :

• Menurut Bhuvan G M , hotel boutique adalah hotel yang memiliki 150 – 200 kamar , yang istimewa dan didekorasi menarik.

• Hotel boutique adalah hotel yang tidak melayani lebih dari 150 kamar dan dibentuk dengan menggunakan cara masa kini , dimana setiap area di hotel ini memiliki bentuk yang unik.

• Kata kunci dari hotel boutique adalah kecil ( small ) dan disenangi ( fashionable ). Kecil bukan ukurannya , tetapi jumlah kamarnya yang sedikit tetapi unik ( istimewa ) dan nyaman ( luxury ).

Para tamu yang masuk ke hotel boutique akan disambut dengan sapaan atas nama mereka , jika sudah tinggal sebelumnya di sana , bahkan akan menanyakan kabar pasangannya dan anak – anaknya. Hotel boutique selalu berusaha untuk menyenangkan dan memberi kejutan terhadap tamunya selama tinggal di sana. Pelanggan hotel boutique adalah pengunjung yang menikmati keunikan penginapannya. Pengunjung hotel boutique bersedia membayar lebih untuk mendapatkan yang lebih lagi dan tertarik atas pelayanan yang ramah. Hotel boutique menarik bagi para wisatawan maupun para pebisnis yang menginap dan para pelanggan ini biasanya betah dengan penginapannya , sehingga mencatat angka rata – rata yang tinggi pada kunjungan berulang oleh orang yang sama.

Menurut Lucienne Anhar , hotel boutique dapat dibagi dua yaitu : • Hotel boutique di tengah kota


(27)

Hotel ini terletak di daerah yang menjadi tujuan wisatawan. Lokasi sangat mempengaruhi keberhasilan hotel ini , karena lingkungan sekitarnya harus dapat mendukung keberadaan hotel ini. Kawasan kota yang dipilih adalah kawasan yang unik ( memiliki ciri – ciri khusus ). Hotel boutique di tengah kota lebih modernisme , dan intrepetasi abad 21 – pada saat yang sesuai dengan komponen sejarah dan seni bergaya modis. Teknologi cukup mempengaruhi faktor – faktor tersebut , baik teknologi yang meningkatkan ambisi dan emosional tamu seperti cahaya , DVD Player , ruang televisi layar datar , telepon wireless , komputer dengan akses internet, dan lain – lain yang membuat tamu – tamunya nyaman. Hiburan di hotel ini merupakan dinamika penting dalam menciptakan suasana santai , ramai , dan berpikiran trendi. Dekorasi interior yang spektakuler juga menjadi keunikan hotel boutique.

• Hotel boutique resort

Hotel boutique resort tujuannya lebih bersifat eksotik , kecil dan pribadi. Hotel boutique ini memberikan kesempatan bagi tamu – tamu mereka untuk menjelajahi perasaan lokal tanpa melupakan kemewahan. Kriteria lokasi hotel ini adalah tersembunyi , jauh di sudut – sudut pulau atau gunung. Lokasi penting untuk hotel ini , karena setiap ruang harus mempunyai view yang bagus. Keberhasilan hotel ini adalah perpaduan antara arsitektur tradisional dengan modernisme dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan dan kemewahan tanpa menghilangkan kepribadian komunitas setempat.

Prinsip hotel boutique antara lain :

• Penggunaan elemen – elemen perancangan yang tidak biasanya seperti garis , warna ,bentuk , tekstur , pola , ruang dan cahaya

• Arsitektur yang unik

• Hotel yang kecil dengan yang memiliki style dan ciri khas tersendiri • Di lengkapi dengan fasilitas berteknologi tinggi

• Fokus terhadap style yang eksotis , keramahan / keakraban dan mendapat pelayanan yang memuaskan.

Hal umum yang biasa ditemui pada hotel boutique yang paling sukses adalah penataan lingkungan hotel yang unik yang ditekankan pada desain arsitektur dan interior.


(28)

Sering juga hotel boutique memanfaatkan struktur yang belum pernah digunakan sebelumnya untuk sebuah hotel dan diwujudkan pada keunikan strukturnya.

Hotel boutique berpeluang untuk mencapai harga sedemikian tinggi dikarenakan beberapa faktor. Salah satunyadalam hal menargetkan pasar pada pengunjung yang bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih baik dan berkeinginan untuk mencoba hotel – hotel yang menawarkan kesan yang berbeda. Dengan biaya yang tinggi , pengunjung biasanya mengharapkan pelayanan yang lebih baik lagi.

II.2.7.1. Kriteria fasilitas hotel bintang 5

Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:

 Umum

• Lokasi mudah dicapai, dalam arti akses ke lokasi tersebut mudah • Bebas polusi

• Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby • Bangunan terawat rapi dan bersih

• Sirkulasi di dalam bangunan mudah a) Bedroom

• Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m2/ kamar • Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/ kamar • Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai

• Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar b) Dining room

Mempunyai minimum 3 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).

c) Bar

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

d) Ruang fungsional

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

e) Lobby


(29)

f) Drug store

Minimum seperti pada hotel berbintang 4

g) Sarana rekreasi dan olah raga

Seperti pada hotel berbintang 4 ditambah dengan area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children playground).

h) Utilitas penunjang

Minimum seperti hotel bintang 4 dengan tambahan: • Transportasi vertikal mekanis.

• Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari. • Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.

• Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall. i) Business center

Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.

j) Restoran

Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:

Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis atau internasional.

Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate.

• Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.

Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu.

Take out service dan out side catering: untuk lebih meningkatkan pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan penyelenggaraan perjamuan di luar


(30)

hotel seperti misalnya untuk perjamuan instansi-instansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan instansi-instansi swasta. Di samping itu, toko makanan berupa kue yang dijual oleh pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kue-kue dan ice cream untuk keperluan umum.

II.2.8. Klasifikasi Resort

Jenis – jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata antara lain :

1. Resort Gabungan ( Integrated Resort )

Resort gabungan berorientasi khusus pada keistimewaan alam seperti pantai , laut , lereng ski , pemandangan gunung , atau keistimewaan lain seperti sejarah , lapangan golf , dan fasilitas olahraga lainnya , termasuk di dalamnya perkampungan pedesaan untuk berlibur

Resort gabungan dapat memiliki variasi menurut ukuran dari satu hotel dengan hotel lainnya , menurut keseluruhan jumlah kamar , menurut fasilitas pelayanan seperti olahraga , rekreasi , atau konferensi. Beberapa resort gabungan juga dibedakan menurut tingkat pelayanan akomodasi , misalnya tipe hotel dan cottage dengan pelayanan pribadi , apartemen , town house dan villa. Contoh resort di kepulauan Hawai.

2. Resort Perkotaan ( Town Resort )

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas pada komunitas perkotaan , tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktivitas resort yang memiliki akomodasi seperti hotel dan pelayanan wisata. Contoh resort di kota – kota Eropa , Amerika Utara , pantai australia , dan Jepang.

3. Resort Retreat ( Retreat Resort )

Skala resort retreat lebih kecil , kira – kira 20 – 25 kamar , tetapi direncanakan dengan analisa dan kelayakan yang hati – hati. Karena karakter khusus resort ini yang akses pencapaiannya terbatas , melayani tamu yang menginginkan ketenangan , lingkungan yang menyendiri , tetapi diikuti oleh aktivitas rekreasi , seperti berburu , menyelam , memancing. Contoh resort – resort di karibia dan pulau – pulau Pasifik.


(31)

Beberapa resort yang termasuk dalam jenis resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan atraksi wisata :

1. The Beach , Golf and Tennis Resort

Resort di sepanjang pantai yang selain menyediakan unit hunian yang baik , juga menyediakan fasilitas tenis dan golf serta variasi fasilitas olahraga dan kebugaran ( fitness ) yang diharmonisasikan dengan suasana pantai atau pegunungan.

2. The Vacation Village ( Dusun Wisata )

Bentuk bangunan dusun wisata meniru bentuk bangunan setempat yang disesuaikan dengan kebutuhan dan merupakan sebuah kompleks bangunan besar dan modern yang meniru konsep dusun.

3. The Health Spa Resort

Resort yang menawarkan fasilitas tambahan berupa perawatan dan penyembuhan penyakit tertentu dengan air mineral.

4. The Marina Hotel

Biasa disebut juga Floating Hotel , yakni bentuk penginapan yang terdapat di tepi sungai atau laut yang membutuhkan akses pencapaian yang mandiri dan memiliki jumlah tamu tertentu selama perjalanan.

II.2.9. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5

Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :

1. Lokasi dan Lingkungan

• Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata.

• Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat.

2. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan. 3. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.

4. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi


(32)

• Tersedianya area permainan anak. • Tersedianya Diskotik atau Night Club.

• Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

• Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.

• Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard, jogging.

5. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

• Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi hotel.

• Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam : - Ruang Lobby

- Restoran - Kamar Tidur - Function Room

6. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite (sekarang ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar).

• Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam. • Luas Minimal :

- Kamar Standar = 26 m2 - Kamar Suite = 52 m2

• Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m • Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)

• Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock. • Untuk Hotel Pantai :

- Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu. - Lantai tidak licin, kualitas tinggi. • Untuk Hotel Gunung :


(33)

- Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar 80 %.

• Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

• Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi • Interior kamar mencerminkan suasana khusus.

• Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air. • Tersedia instalasi air panas dan air dingin

• Perlengkapan Kamar Tidur :

- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2 (dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :

 Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m  Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m • Perlengkapan Kamar Mandi :

- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun - Wastafel

- dan lain-lain

7. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah satunya Coffee Shop.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.

• Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2, 60 m). 8. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.

• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.

• Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.

• Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri dari atas :

- Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin. - Mesin pencuci gelas.

- Saluran pembuangan air.

9. Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara tertentu (ruang serba guna).


(34)

11.Hotel harus menyediakan Lounge.

12.Hotel menyediakan telepon umum di lobby. 13.Hotel menyediakan toilet umum di lobby.

• Toilet Pria :

- Urinoir 4 (empat) buah - WC 2 (dua) buah - Wastafel

• Toilet Wanita : - WC 3 (tiga) buah - Wastafel

- Ruang Rias dengan kaca rias

14.Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda.

15.Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik.

16.Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas restoran. • Ruang dapur terdiri dari :

- Ruang Persiapan - Ruang Pengolahan

- Ruang Penyimpanan Bahan Makanan - Ruang administrasi (Chef)

- Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan - Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur • Lantai dapur tidak licin.

• Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit. • Penerangan dapur minimal 200 lux.

17.Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office) dan Kantor Pengelola Hotel

18.Tersedianya area Tata Graha.

• Ruang Seragam (Uniform Room)

• Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak. • Ruang Jahit Menjahit


(35)

- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40 kamar

• Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2 19.Tersedianya area dan ruang Operator

• Tersedianya Gudang yang terdiri dari : - Gudang bahan makanan dan minuman - Gudang peralatan dan perlengkapan - Gudang untuk engineering

- Gudang Botol Kosong - Gudang barang-barang bekas

• Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk.. • Ruang Karyawan

- Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita. - Ruang Makan Karyawan.

- Dapur Karyawan.

- Ruang Ibadah Karyawan.

II.3. Lokasi Proyek

II.3.1 Penetapan Lokasi Proyek

Dalam pemilihan lokasi ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yang sangat untuk diperhatikan yaitu :

• Lokasi merupakan kawasan pengembangan wisata yang memiliki potensial alam yang baik untuk dikembangnkan.

• Mengikuti rencana pemerintah kota, dalam hal ini sesuai dengan arah pengembangan fisik dan zona peruntukan wilayah.

II.3.2 Tinjauan Terhadap Struktur Tata Ruang Wilayah

Sebagai sebuah sarana yang dibangun di wilayah pengembangan kawasan wisata ada baiknya proses perancangannya perlu diperhatikan sehingga tidak mengganggu tata guna lahan yang telah direncanakan untuk sebuah wilayah daerah objek wisata. Sebagai sebuah sarana pariwisata, maka hotel tersebut harus direncanakan yang secara tata guna lahan memang peruntukan bagi pengembangan kawasan wisata.


(36)

II.3.3 Pencapaian

Pencapaian mernuju lokasi malalui jalan lintas Medan-Sibolga. Sasaran pengguna adalah para pengunjung wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang melakukan perjalanan baik itu wisata ataupun bisnis ke Sumatera khususnya Tarutung.

Jarak antara pusat pemerintahan wilyah kecamatan Sipoholon ( Kota Sipoholon) dengan Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara ( Tarutung) sekitar 6 Km.

II.3.4 Potensi Kawasan

Daerah Tapanuli yang secara umum berada di sepanjang hamparan Danau Toba adalah suatu tempat yang eksotis dan sangat memikat untuk dijadikan sebagai salah satu pilihan daerah pelancongan atau daerah wisata.

Pada periode tahun 80-an sampai pertengahan tahun 90-an, daerah ini sempat menjadi daerah pilihan wisata yang favorit khususnya wisata Danau Toba yang sagat terkenal saat itu. Pada masa ini, sangat dirasakan betapa pengaruhnya sangat besar terhadap perekonomian penduduk sekitar daerah wisata khususnya daerah Parapat dan Samosir. Setelah pertengahan tahun 90-an hingga saat ini daerah ini semakin terlupakan untuk menjadi daerah wisata pilihan.

Tapanuli merupakan daerah yang memiliki cirri-ciri yang khas dimana daerah ini merupakan daerah yang secara umum berada di sepanjang Bukit Barisan yang menjadi cirri khas sepanjang Panatai Barat Pulau Sumatera. Hal ini tentu saja mempengaruhi relief permukaan tanah yang berbukit-bukit dan tentunya sangat berpengaruh terhadap demografi penduduk, yang sangat berpengaruh terhadap unsur budaya dan adat istiadat penduduk, baik itu dalam hal bercocok tanam, beternak, berkebun dan kebiasaan lainnya yang melekat kepada masyarakat. Dimana jenis tanaman yang biasa tumbuh di sana adalah jenis tanaman yang khas perbukitan.

Ciri khas dari daerah ini tentunya adalah adanya hamparan danau yang mrupakan danau terbesar di Indonesia, yakni Danau Toba. Ada beberapa catatan sejarah yang mendasari terbentuknya danau ini baik itu fiksi yang tercipta dalam ceritera penduduk sekitar Danau Toba maupun kejadian alam yang membentuk Danau tersebut yakni kejadian vulkanis yang


(37)

luar biasa yang terjadi ribuan tahun silam, yang menurut catatan penelitian meyebabkan jaman es karena hamper seluruh atmosfir bumi tertutup oleh debu yang dimuntahkan dari perut bumi oleh kejadian vulkamis tersebut.Cirri khas lainnya adalah pulau yang tercipta persis di tengah-tengah danau tersebut, yakni pulau Samosir yang sangat eksotis dengan hamparan budaya yang layak untuk dinikmati dan ditelusuri.

Perkembangan kekristenan di daerah ini juga turut mempengaruhi pola pikir dan demografi penduduk yang mendiami daerah ini. Sejarah mencatat terjadinya perubahan yang sangat fundamental pada masyarakat setempat dengan diterimanya ajaran agama Kristen dibandingkan sebelum masuknya ajaran kekristenan di daerah tersebut, dimana sebelum masuknya ajaran kekristenan banyak hal-hal dan kejadian kemanusiaan yang luar biasa terjadi misalnya pembunuhan sesama manusia adalah hal yang wajar, perang antar daerah atau antar kumpulan dan kebiasaan-kebiasaan adat istiadat setempat yang memuja dewa-dewa dan roh-roh gaib. Dengan masuknya ajaran kekristenan tersebut, perlahan-lahan ajaran setempat mulai ditinggalkan dan memasuki era baru dengan tata krama yang lebh manusiawi dan lebih beradab.

II.3.5 Keberadaann Air Panas di Tapanuli Utara II.3.6 Status Kepemilikan

Pemilik dari proyek ini adalah swasta/ investor yang menanamkan modalnya dengan bantuan dana kerja sama dari pemerintah. Dimana untuk status kepemilikannya diatur oleh pemerintah.

II.4. Deskripsi Umum Proyek

Berada pada kelurahan Situmeang Habinsaran terletak pada dataran tinggi, berada pada jalan Lintas Negara yang merupakan wajah kota Kecamatan Sipoholon dan merupakan pintu gerbang Kabupaten Tapanuli Utara.

• Jarak tempuh Kelurahan Situmeang Habinsaran : - Dari ibukota Provinsi = 278 KM

- Dari ibukota Kabupaten = 6 KM. • Batas wilayah desa :


(38)

- Sebelah Utara : Desa Sipahutar - Sebelah Selatan : Desa Hutauruk. - Sebelah Timur : Desa Hutauruk

- Sebelah Barat : Desa Situmeang Habinsaran • Ketinggian

Ketinggian keseluruhan Situmeang Habinsaran antara 950-1100 m diatas permukaan laut. • Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk : 88.93 jiwa Lokasi berada di Sumatera utara,

tepatnya di Kabupaten TAPUT, Kota Tarutung

II.5. Tijauan Umum

II.5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara 2009

Dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang serta untuk mewujudkan visi dan misi pengembangan wilayah Kabupaten Tapanuli Utara di masa depan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah membuat Rencana Tata Ruang Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2001 – 2011 yang ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tapanuli Utara Nomor 21 Tahun 2001.

Secara umum Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tapanuli Utara (2001 – 2011) terdiri atas Kawasan Lindung, Kawasan Budidaya dan Kawasan Prioritas.

Kawasan Lindung

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup, yang terdiri dari :

- Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, yaitu berupa kawasan hutan lindung yang terdapat di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara.

- Kawasan perlindungan setempat, berupa sempadan sungai di sepanjang aliran sungai, kawasan sekitar danau/waduk yang terdapat di 13 kecamatan.

- Kawasan suaka alam dan cagar budaya


(39)

Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari:

1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas

Terdapat di Kecamatan Parmonangan, Adiankoting, Pangaribuan, Garoga dan Sipahutar.

2. Kawasan Pertanian termasuk:

Kawasan Tanaman Pangan lahan basah dan lahan kering yang terdapat di seluruh kecamatan.

Kawasan Tanaman Tahunan yang terdapat di seluruh kecamatan namun potensi terbesar terdapat di Kecamatan Garoga, Pangaribuan dan Parlilitan.

Kawasan Peternakan pengembangannya terdapat di Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Siborongborong, Parmonangan, Sipahutar dan Pangaribuan.

Kawasan Perikanan, berupa tambak, kolam, perairan darat dan danau dengan wilayah pengembangan direncanakan di Kecamatan Muara dan Pahae Jae.

3. Kawasan Pertambangan

Khususnya bahan tambang galian golongan C terdapat di Kecamatan Tarutung, Pahae Julu, Pahae Jae, Parmonangan, Pangaribuan, Sipahutar dan Siborongborong.

4. Kawasan Pariwisata

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pariwisata Sumatera Utara bahwa Tapanuli Utara merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) Utama Nasional. Salah satu pengembangan pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara adalah “Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan Muara”. Selain itu juga akan diteruskan/dikembangkan beberapa objek wisata alam, budaya dan agama yang terdapat di Kecamatan Muara, Adiankoting, Sipoholon dan Tarutung.

5. Kawasan Perindustrian

Kawasan Industri Kecil, dikembangkan di semua kecamatan yang memiliki potensi industri kecil dan kerajinan.


(40)

6. Kawasan Permukiman

Terdiri dari permukiman perkotaan dan perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan utama direncanakan pada Ibukota Kecamatan Tarutung, Siborongborong, Pahae Jae dan Muara.

7. Arahan Pengembangan Sarana/ Prasarana

Pengembangan prasarana irigasi dilaksanakan di seluruh kecamatan yang memiliki lahan potensi sawah.

Pengembangan prasarana kelistrikan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas terpasang.

Pengembangan telekomunikasi

Pengembangan Kawasan Transportasi.

Kawasan Prioritas 1. Kawasan Pesisir Danau Toba

Kawasan Muara dengan pusat kegiatan kota Muara dengan potensi sektor pertanian dan pariwisata

2. Kawasan Siborongborong

Mencakup Kecamatan Siborongborong dengan potensi sektor pertanian, perkebunan dan perindustrian terutama pengembangan potensi agroindustri dan kerajinan tangan.

3. Kawasan Tarutung – Sipoholon

Mencakup Kecamatan Tarutung dan Sipoholon dengan pusat kegiatan adalah kota Tarutung dengan potensi sektor pertanian, perindustrian, pemerintahan dan kepariwisataan.

4. Kawasan Sipahutar – Pangaribuan

Sepanjang ibukota Kecamatan Pangaribuan – ibukota Kecamatan Sipahutar – ibukota Kecamatan Garoga dengan potensi sektor pertanian dan industri pengolahan.

5. Kawasan Pahae

Meliputi Kecamatan Pahae Julu dan Pahae Jae dengan potensi sektor pertanian dan pertambangan/energi panas bumi untuk dikembangkan.


(41)

II.5.2 Gambaran Umum dari Kecamatan Sipoholon II.5.2.1 Orientasi dan Batasan Administrasi

Kecamatan Sipoholon terletak di bagian utara Kabupaten Tapanuli Utara, dari aspek astronomis kecamatan ini terletak antara 20 000 – 20 090 LU dan 980 460 – 980 580 BT, serta berada pada ketinggian 300-1500 m di atas permukaan laut. Secara geografis kecamatan ini berbatsan :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Siborong-borong dan Pagaran • Sebelah selatan dengan Kecamatan Adiankoting

• Sebelah Barat dengan Kecamatan Parmonangan • Sebelah Timur dengan Kecamatan Tarutung

ORIENTASI KOTA SIPOHOLON

NO ORIENTASI

TERHADAP

JARAK TEMPUH (KM)

JARAK TEMPUH (JAM)

1. Tarutung 6 0,25

2. Dolok Sanggul 45 1,00

3. Siborong-borong 18 0,50

Table II.1 Sumber : Orientasi

Lapangan

Kecamatan Sipoholonmerupakan salah satu dari Kabupaten Tapanuli Utara dengan luas daerah 189,20 KM2.secara administrasif Kecamatan Sipoholon terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan. Desa Lobusingkam memiliki luas terbesar dengan 38,31 KM2 atau 20,25 % dari luas kecamatan dan Desa Sipahutar memilki luas terkecil, dengan luas 3,19 Km2 atau 1,69 % dari luas kecamatan Sipoholon.

Table II.2 Sumber : luas wilayah kecamatan menurut desa /kelurahan tahun 2008

Desa /kelurahan Luas (km2) Rasio Terhadap total luas

kecamatan (%)


(42)

Rura Julu Dolok 11,89 6,28

Simanungkalit 13,35 7,06

Hutauruk 6,92 3,66

Situmeang Habinsaran 1749 9,24

Situmeang Hasundutan 1841 9,73

Lobu Singkam 36,77 19,43

Pagar Batu 17,49 9,24

Sipahutar 3,19 1,69

Hutaraja 3,57 1,89

Tapian Nauli 5,19 2,74

Hutaraja Hasundutan 18,42 9,74

Hutaraja Simanungkalit 3,53 1,87

Hutauruk Hasundutan 6,88 33,64

Jumlah 189,20 100

Table II.2 Sumber : Kantor Camat Sipoholon

II.5.2.2 Orientasi dan Batasan Administrasi Topografi

Topografi suatu wilayah akan berpengaruh terhadap pola penggunaan lahan, dimana topografi / kemiringan lereng merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi terjadinya kerusakan sumber daya alam seperti terjadinya erosi, tanah terkikis, tanah longsor, terganggunya tata air, banjir dan lain sebagainya.

Secara umum Wilayah Kecamatan Sipoholon terletak pada ketinggian 800 -1500m dpl. Bentuk Topografi wilayah kecamatan Sipoholon pada umumnya daerah datar, bergelombang dan berbukit, dimana wilayah berbukit terdapat pada bagian selatan kecamatan. Wilayah Kecamatan Sipoholon senderung meninggi kearah selatan.

Jenis Tanah

Jenis tanah berdasarkan satuan lahan di Kecamatan Sipoholon dapat dibedakan menjadi 3 jenis kelompok yaitu jenis tanah podsolik coklat kelabu, Litosol Regosol, Alluvial, danPodolik Regosol


(43)

Iklim

Kecamatan Sipoholon termasuk wilayah iklim tropis dengan temperatur udara maksimum sebesar 270 C dan minimum 190 C. kelembapan udara rata-rata sebesar 89,90 %. Besarnya curah hujan yaitu 1.316 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan sekitar 109,67 mm per bulan. Intensitas hujan yang terjadi di kecamatan ini termasuk klasifikasi sedang. Musim penghujan terjadi antara bulan Oktober sampai bulan Febuari. Kondisi dan arah angin sangat tergantung pada pegunungan dimana pada malam hari angin berhembus kea rah selatan dan pada siang hari angin berhembus kearah utara.

Hidrologi

Kecamatan Sipoholon dilalui oleh sungai kecil yang membelah kota Sipoholon, yaitu sungai Sigeaon (Aek Sigeaon). Keberadaan sungai ini dapat dimanfaatkan sebagai penampungan drainase utama

Kondisi dan mutu air tanah pada wilayah perencanaan kurang baik.pada saat ini penduduk kota menggunakan air PDAM untuk keperluan air minum dan untuk keperluan rumah tangga. Secara umum kedalaman air tanah pada kecamatan Sipoholon tergolong normal yaiu kurang lebih kurang 8 meter, dan kondisi air terlihat jernih.

II.5.2.3 Kependudukan

Aspek kependudukan yang akan diuraikan berikut ini mencakup jumlah dan kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, serta mata pencaharian penduduk Kecamatan Sipoholon.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah pendudk kecamatan Sipoholon pada tahun 2008 adalah 20.879 jiwa. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dalam suatu wilayah tersebut. Secara umum angka kepadatan penduduk akan menunjukkan pola penyebaran penduduk, sedangkan untuk lingkup kawasan, kepadatan masing-masing desa akan menunjukkan pola penyebaran penduduk di dalam kawasan tersebut


(44)

Desa /kelurahan Luas (KM2) Jumlah

pendudukakhir tahun

Kepadatan penduduk (Jiwa/km2)

Rura Julu Toruan 26,10 134 5,17

Rura Julu Dolok 11,89 107 9,08

Simanungkalit 13,35 2.152 161.87

Hutauruk 6,92 2.750 399,13

Situmeang Habinsaran 1749 2.583 148,26

Situmeang Hasundutan 1841 1.285 70,12

Lobu Singkam 36,77 2.278 62,22

Pagar Batu 17,49 3.025 173,64

Sipahutar 3,19 996 313,48

Hutaraja 3,57 1133 318,49

Tapian Nauli 5,19 692 133,91

Hutaraja Hasundutan 18,42 1.129 61,56

Hutaraja Simanungkalit 3,53 945 137,79

Hutauruk Hasundutan 6,88 1.584 450,42

Jumlah 189,20 20.793

Tabel II.3 Sumber BPS Kabupaten Tapanuli Utara

Mata Pencaharian Penduduk

Sebagian besar penduduk pada kecamatan Sipoholon ini memiliki mata pencaharian pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang dinilai cukup menonjol adalah sub sektor pertanian tanaman pangan. Selain mengolah persawahan juga memiliki usaha perikanan. Sedangkan usaha peternakan hanya sebagai pekerjaan sampingan yang kurang memilki fungsi ekonomis.

II.5.2.3 Fasilitas Pelayanan

Sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Sipoholon memilki sarana pelayanan yang sukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek di bawah ini Transportasi /Perhubungan


(45)

Jaringan transportasi ini memegang peranan penting dalam melakukan kegiatan penduduk, baik kegiatan di kawasan perencanaan maupun yang berhubungan dengan derah-daerah lain diluar kawasan perencanaan.

Kondisi jaringan transportasi darat pada kecamatan Sipoholon umumnya sudah mempunyai jalan untuk menghubungkan dan melayani desa-desa di kecamatan Sipoholon namum belum keseluruhan desa dapat dilalui dengan kendaraan roda 4(empat).

Fasilitas Pendidikan

Kondisi fasilitas pendidikan yang berada di kecamatan Sipoholon mencakup pendidikan Sekolah Dasar Umum (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU),Jumlah masing- masing fasilitas pendidikan untuk setiap tingkat prndidikan SD 29 unit, SLTP 5 unit, dan SMU/SMK 3 unit.

Fasilitas Kesehatan

Fsilitas kesehatan di kecamatan Sipoholon meliputi PUSKESMAS I unit, PUSKESMAS pembantu 5 unit, dan POSYANDU 39 unit.

II.6. Tijauan Khusus

Kasus proyek yang akan direncanakan merupakan sebuah resort pemandian air panas, yang mana resort ini natinya dapat menjadi fasilitas pendukung berupa fasilitas penginapan, fasilitas olahraga, rekreasi pemandian air panas dan sarana akomodasi yang dapat menampung kegiatan yang akan direncanakan tampa merusak atau merubah potensi alam yang sudah ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran ini. Rencana pengembangan kawasan pengembangan air panas ini telah ada di dalam kebijakan pembangunan RUTRK IKK Kecamatan Sipoholon sejak tahun 2003 untuk dijadikan sebagai kawasan Wisata di Kecamatan Sipoholon ini.

• Fungsi bangunan : Resort Pemandian Air Panas di Sipoholon • Status Proyek : Fiktif


(46)

Gambar II.1 lokasi proyek

Lokasi yang direncanakan berada pada kecamatan Sipoholon di kelurahan Situmeang Habinsaran. 6 Km dari pusat kota Tarutung dengan waktu tempuh ¼ jam.

Alasan pemilihan lokasi :

• Lokasinya yang terletak dekat dengan jalan lintas Medan-Sibolga

• Meinngkatnya arus dan volume wisata baik domestic mauoun manca negarake daerah Tapanuli Utara khususnya Salib Kasih Tarutung.

• Merupakan kawasan Sumber mata air panas terbesaryang ada di Kabupaten Tapanuli Utara


(47)

• Possisinya ayng strategis pada gerbang Kecamatan Sipoholon..

Gambar II.2 lokasi proyek

Jalan Sisingamangaraja yang tepat melintasi daerah wisata

Sungai Sigeaon

Jalan negara

Jalan negara pegunungan


(48)

Gambar II.3 existing lokasi proyek Sumber : Dokumentasi pribad Dengan batas site :


(49)

Gambar II.4

• Selatan : Pemukiman penduduk

Gambar II.5

• Timur: Jlan Sisingamangaraja, pemukiman penduduk.

Gambar II.6


(50)

Gambar II.6

Topografi tapak : Berkontur dengan kemiringan 0-2 %, 8-15 %,15-30 %

Potensi tapak :Mata air panas, Pemandangan alam, iklim yang sejuk, dan Belerang Gambar II.7

Gambar II.8

Gambar II.9

Gambar II.10


(51)

Gambar II.13 Gambar II.14

Gambar II.15 Gambar II.16

Gambar II.18 Gambar II.17


(52)

Pada lokasi air panas terdapat 9 mat air panas yang cukup besar dan beberapa titik lokasi air panas yang kecil yang tersebar di lokasi site, dengan adanya 9 mata air panas utama ini akan memberikan potensi dalam perancangan. Selain itu pada site juga terhampar batuan-batuan putih hasil endapan dari aliran air pnas

Luas tapak :  3 ha Laus Kawasan air panas :  9 ha

II.7 Studi Kelayakan Proyek

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya dan sejarah yang dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata. Potensi wisata didaerah ini terdiri dari: wisata alam atau rekreasi sebanyak 25 buah, wisata sejarah atau budaya sebanyak 21 buah, wisata rohani atau agama sebanyak 8 buah dan hutan atau kebun sebanyak 5 buah. Obyek wisata yang berpotensi dikiembangkan adalah obyek wisata alam atau rekreasi panorama Danau toba seluas 6,60 ha yang berpeluang cukup besar menjadi daerah tujuan wisata di Indonesia, khususnya di Propinsi Sumatera Utara, diantaranya adalah yang terdapat disekitar danau toba yaitu Panorama indah Hutaginjang, pantai Muara dan Pulau Sibandang terletak sekitar 38km dari kota Tarutung atau 11km dari Bandara Silangit kearah kecamatan Muara.

Selain obyek wisata diatas terdapat juga obyek wisata rekreasi yang telah dikembangkan yaitu obyek wisata air panas yang ada didaerah Hutabarat, Sipoholon, Sait Nihuta, Ugan. Juga ada pemndian air soda yang sangat terkenal karena pemandian seperti ini hanya ada 2 didunia yaitu di Venezuela dan di Tarutung Tapanuli Utara. Selain itu Kabupaten Tapanuli Utara juga memiliki obyek wisata agama yaitu Salib Kasih Siatas Barita dan Monumen Sejarah misionaris Kristen yang dibanggakan dan terkenal, makam misionaris Munson dan Lyman di Lobupining Kecamatan Adian Koting, gereja dame dan kantor pusat HKBP Pearajadan makam Pendeta Johanes Siregar dikecamatan Muara. Untuk mendukung


(53)

kepariwisataan di Kabupaten Tapanuli Utara, maka dukungan dunia usaha akomodasi termasuk hotel sangat menentukan. Pada tahun 2004 tercatat 16 hotel/losmen di kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah kamar sebanyak 254 kamar.

Melongok Sektor Parawisata daerah Kabupaten Tapanuli Utara menjanjikan banyak pilihan untuk aksi wisata bagi masyarakat dan juga bagi pengunjung dari dalam kota maupun dari luar daerah bahkan internasional. Sebab di Daerah tapanuli utara ini banyak memiliki objek wisata seperti pemandian Air soda di Parbubu, air Panas Belerang di Sipoholon,

Wisata salib kasih di siatas barita Monumen Musson dan limman di Kecamatan Adian koting,Wisata Olah Raga Pacuan Kuda,di siborong Borong,Arena Motor Cross di Siborong Borong dan si arang arang Siatas barita,di dukung dengan objek wisata terbang laying (Gantole) Pantai wisata Muara Kabupaten Tapanuli Utara.Bukan hanya soal objek wisata, akan tetapi alam yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Utara sangat indah dan sejuk sehingga dapat memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi para pendatang atau pengunjung,disisi lain kabupaten tapanuli utara memiliki udara yang dingin, sejuk dan hamparan sawah yang terbentang di Rura (lembah) Silindung yang di belah dengan aliran Aek (Sungai) Sigeaon sebagai cirri khas kabupaten ini.

Kurang dikenalnya tempat pemandian air soda ini boleh jadi disebabkan beberapa faktor. Kalau tempat pemandian air panas belerang di Sipaholon lebih terkenal disebabkan promosinya lebih gencar. Ditambah lagi lokasinya berada di jalur Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Balige - Tarutung sehingga setiap orang yang melintasi ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara akan

Melihat potensi yang ada bukan tidak mungkin tempat pemandian air soda di Parbubu Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara menjadi objek wisata yang mampu mendatangkan turis mancanegara.Sektor pariwisata menjadi salah satu fokus pemerintah Sekarang ini untuk mencapai targetkan pertumbuhan wisata meningkat.

Optimisme daerah akan peningkatan angka kunjungan wisatawan ke daerah ini tak lepas dari hadirnya sejumlah lokasi wisata lama yang direnopasi dan diprediksi bisa menarik minat turis datang. Selain itu, sejumlah program bakal digulirkan untuk menarik arus pelancong berkunjung ke Daerah Tapanuli utara.


(54)

Jumlah Wisatawan Asing dan Domestik yang datang ke Tapanuli Utara (tahun 2002-2006)

Tahun Wisatawan Asing

Wisatawan Indonesia

Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. 2002 450 53.241 53.691

2. 2003 198 59.270 59.468

3. 2004 220 60.055 60.275

4. 2005 537 64.125 64.662

5. 2006 545 66.450 66.995

Tabel II.4 Sumber BPS Taput

Dari data di atas, pengunjung wisata mengalami peningkatan sebanyak 20 %, sehingga dapat dirincikan :

1. Proyeksi jumlah pengunjung sampai tahun 2014 perbulannya 29.135 org, per minggunya yaitu : 4165 org.

2. Proyeksi jumlah pengunjung per harinya 595 org

3. Perkiraan jumlah pengunjung yang menginap sebesar 30% yaitu :

=30% x 4165 =1250/ minggu

=30% x 179=179 /hari

Dengan perincian menginap di Resor ini adalah :

a. Tipe a (standart/1-2 org)

= 25 % x179 =45 org 45/2=23/1 org 23 unit

b. Tipe b (deluxe /1-2 org)

= 35 % x179 =63 org 63/3=21/1 org 21 unit


(55)

= 40 % x179 =72 org 45/4=15/1 org 15 unit

Jadi jumlah seluruh unit kamar yang akan dibangun sekitar 59 unit, dan unutk mengatasi lonjakan permintaan kamar pada saat peak maka diasumsikan permintaan kamar mencapai 30%. Maka total kamar yang disediakan adalah sebanyak 59 + (30 % x 59) = 76,7 = 78 kamar

II.8 Tinjauan Fungsi II.8.1 Tinjauan Fungsi

Pelaku kegiatan yang terlihat dalam fsilitas Hotel Resor ini antara lain :

1.Pengunjung

• Wisatawan Domestik • Wisatawan Asing 2.Pengelola

• General Manager • Karyawa hotel • Karyawan teknisi

Karakter kegiatan fasilitas hotel resort dibagi menjadi :

3. Menginap

Merupakan salah satu kegiatan wisatawan/pengunjung yang datang kekawasan objek wisata yang menyediakan tempat penginapan bagi mereka untuk bermalam ditempat tersebut, dengan tujuan agar dapat menikmati fasilitas lain yang disediakan disamping adanya kegiatan wisata atau rekreasi ditempt objek wisata tersebut.

Kelompok kegiatan fasilitas Hotel Resort dibagi menjadi :

No. Kelompok Kegiatan Urain Kegiatan

1 Utama -kegiatan menginap

-Kegiatan Wisata


(56)

-pergudangan

-pemeliharaan dan investasi -bilas dan berganti pakaian

3 Pelayanan - Mengabsensi kedatangan/kepulangan pengelola -menerima kedatangan pengunjung

-Pertolongan pertama pada kecelakaan

4 Pengelolaan -kegiatan administrtif -kegiatan pengawasan -kegiatan operasional -kegiatan keamanan

5 teknikal -kegiiatan pengawasan

-kegiatan pemeliharaan

-kegiatan perawatan da kebersihan -kegiatan plumbing dan sanitasi

6 Kelompok kegiatan

berdsarkan kegiatan

-kegiatan diruangan terbuka (outdoor) -kegiatan (indoor)

Tabel II.5. kelompok kegiatan pemakai hotel

4. Wisata

Segala sesuatu yang dilakukan dengan senang dan gembira dan dilakukan pada waktu pengunjung kawasan wisata datang kelokasi kawasan wisata. Umumnya kegiatan olahraga seperti renang, hiking, akan dilakukan pengunjungpada saat datang kekawasan wisata yang menyediakan fasilitas- fasilitas seperti yang diatas.

II.8.2 Deskripsi Perilaku

Perilaku dari pengguna fasilitas resor ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel II.6 Deskripsi Perilaku

NO Pengguna Alur kegiatan

1 Pengunjung

Menginap

Mendaftar

Menunggu

Melihat Istirihat

Pulang wisata


(57)

II.8.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu:

a. Private area: Daerah untuk kegiatan pribadi pengunjung/kamar tidur 2 Karyawan

4 Teknisi

Datang Penerima Loker/Ganti Loker/Gant

Pulang Penerima

kerja istirahat

3 Penelola

Datang Penerima Kantor Pulang

Istirahat Penerima

Datang Penerima Loker/Ganti Loker/Ganti

Penerima Pulang


(1)

6.3 Suasana Eksterior

Gambar 6. 3.2 Suasana Bangunan Pemandian Gambar 6. 3.1 Suasana Hotel


(2)

Gambar 6. 3.3 Suasana Suite Room


(3)

6.4 Gambar Poster


(4)

(5)

(6)

Daftar Pustaka

Chiara De-Joseph, Koppelman E-Lee. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta : Erlangga Ching D.K Francis. Building Construction Illustrated, John Willey & Son, INC

Frick Heinz. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Kanisius : Yogyakarta

James C- Catanese, Anthony J. 1995. Pengantar Arsitektur. Jakarta :Erlangga Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

Kurniasih Sri, Prinsip Hotel Resort. Jakarta Utara

http ://pusatbahasa.diknas.go.id

Marliana Endi, Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Jakarta : Andi

Neufret, Ernst .1990. Data Arsitek Jilid I. Terjemahan oleh Sjamsu Amril. Jakarta. Erlangga 2009 ( BPS) Sumatra Utara dalam Angka

2009 ( BPS) Tapanuli Utara dalam Angka