Perdarahan pervaginam merupakan gejala penting pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan biasanya sedikit, namun dapat terjadi terus menerus sehingga
sebagian besar ibu penderita KET mengalami Anemia. Dari 63 orang ibu penderita KET terdapat 57 orang ibu yang anemia 90,5.
Dari 57 orang ibu penderita KET yang anemia terdapat 25 orang yang mengalami anemia berat dengan sensitivitas 43,9. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
penderita KET yang datang ke Rumah Sakit dalam keadaan Anemia dan yang Anemia sebagian besar adalah anemia berat. Hal ini kemungkinan terlamabatnya ibu penderita
KET terdeteksi untuk dirujuk ke Rumah Sakit. Anemia berat yang dialami ibu penderita KET disebabkan oleh perdarahan vaginal yang telah lama dialami oleh ibu penderita
KET. Hal ini sejalan dengan penelitian Zuliani 2001 di RSU Dr.Pirngadi Medan yang
menemukan bahwa proporsi ibu penderita KET terbanyak adalah yang mengalami anemia menjelang terminasi kehamilan yaitu sebesar 78,7.
15
6.2.4. Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Tindakan Medis
Seluruh ibu penderita Kehamilan Ektopik Terganggu mendapat tindakan laparatomi + Salpingektomi. Hal ini disebabkan kondisi kehamilan ibu yang di bawa ke
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dalam keadaan ruptur, sehingga tindakan laparatomi harus segera dilakukan untuk menghentikan perdarahan dan
Salpingektomi untuk mengangkat janin yang telah abortus. 50
Rospida Bangun : Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Ket Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008, 2009
USU Repository © 2008
6.2.5. Rata-Rata Lama Rawatan Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan ibu penderita KET adalah 6,76 hari, standar deviasi 2,557 dan koefisien variasi sebesar 37,83, artinya
lama rawatan ibu penderita KET bervariasi dimana lama rawatan minimum adalah 3 hari dan lama rawatan maksimum adalah 14 hari.
Pada umumnya tindakan medis yang dilakukan kepada ibu penderita KET adalah tindakan operasi, oleh karena itu ibu diwajibkan untuk tetap beristirahat di Rumah Sakit
sampai luka operasinya mengering. Hal ini sesuai dengan penelitian Marpaung 2007 di RS St.Elisabeth Medan yang
menemukan bahwa rata-rata lama rawatan ibu penderita KET adalah 6,63 hari.
18
6.2.6. Distribusi Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Asal Rujukan
Gambar 6.9. Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Asal Rujukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2003-2008
39,7 7,9
4,8
47,6
Dokter umum Datang sendiri
Dokter spesialis Bidan
51
Rospida Bangun : Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Ket Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008, 2009
USU Repository © 2008
Dari gambar 6.10 diatas dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET yang terbanyak adalah yang datang karena rujukan dari dokter umum yaitu sebesar 47,6 dan
yang paling sedikit adalah rujukan dari bidan sebesar 4,8. Nyeri perut merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik tergaggu,
sedangkan hanya sedikit ibu penderita KET yang mengalami keluhan amenorea, sehingga sebagian besar ibu penderita KET tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil. Hal ini
memungkinkan ibu penderita berobat ke dokter umum.
12
RSUP H.Adam Malik Medan merupakan salah satu Rumah Sakit Rujukan sehingga hal mempengaruhi banyaknya ibu penderita KET yang datang berobat ke RSUP
H.Adam Malik Medan yang berasal dari rujukan Puskesmas.
6.2.7. Distribusi Proporsi Ibu Penderita kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Gambar 6.11. Diagram Pie Proporsi Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008
3,2
88,9 7,9
Pulang Sembuhpulang berobat jalan PBJ Pulang atas permintaan sendiri PAPS
Meninggal
Rospida Bangun : Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Ket Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008, 2009
USU Repository © 2008
Dari gambar 6.11 dapat dilihat bahwa proporsi ibu penderita KET terbanyak adalah yang pulang sembuhpulang berobat jalan yaitu sebesar 88,9 dan yang terkecil
adalah yang meninggal sebesar 3,2. Banyaknya proporsi ibu penderita KET yang pulang sembuhpulang berobat jalan
adalah menunjukkan adanya keterpaduan tindakan yang tepat dan sistematik dalam menghadapi penderita dengan kehamilan ektopik yang terganggu. Tindakan tersebut
meliputi tindakan mengatasi kegawatan dengan memberikan transfusi darah sebagai tindakan untuk mengatasi anemia, tindakan operasi untuk menghilangkan sumber
perdarahan dan tindakan yang mempercepat penyembuhan luka operasi dengan memberikan suntikan antibiotik, anti anemia atau suplementasi vitaminmineral untuk
mempercepat penyembuhan luka operasi dan pemulihan kesehatan.
6
Case Fatality Rate Ibu Penderita KET 3,2, dengan karakteristik berasal dari luar kota Aceh, Siogung-Ogung. Hal ini memungkinkan terlambatnya kedatangan ibu
penderita berobat ke Rumah Sakit. Kadar Hb ibu saat masuk ke Rumah Sakit anemia 2,7 dan 5,6g. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ibu penderita KET saat dibawa ke
RSUP H.Adam Malik Medan dalam keadaan anemia berat sehingga sulit untuk tertolong. Penelitian Marpaung 2007 di RS St.Elisabeth Medan Menemukan bahwa
proporsi terbanyak ibu penderita KET adalah yang pulang sembuhberobat jalan yaitu sebesar 94,2.
18
Rospida Bangun : Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Ket Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008, 2009
USU Repository © 2008
6.3.Analisa Statistik 6.3.2. Rata-Rata Lama Rawatan Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Gambar 6.13. Diagram Bar Rata-Rata Lama Rawatan Ibu Penderita Kehamilan
Ektopik Terganggu Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008
Dari gambar 6.13 diatas dapat dilihat bahwa ibu penderita KET yang pulang sembuhpulang berobat jalan mempunyai rata-rata lama rawatan 6,86 hari , yang pulang
atas permintaan sendiri mempunyai rata-rata lama rawatan 7,20 hari dan yang meninggal mempunyai rata-rata lama rawatan 3 hari.
Berdasarkan hasil uji statistik Anova diperoleh p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama rawatan antara ibu penderita KET yang pulang
sembuhpulang berobat jalan dengan ibu penderita KET yang pulang atas permintaan sendiri maupun dengan yang meninggal.
la m
a r
a w
a ta
n h
a ri
7,2 6,86
3 1
2 3
4 5
6 7
8
Pulang atas permintaan sendiri
Pulang sembuhpulang berobat jalan
Meninggal
Keadaan Sewaktu Pulang
54
Rospida Bangun : Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Ket Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2003-2008, 2009
USU Repository © 2008
6.3.3. Rata-Rata Lama Rawatan Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu Berdasarkan Usia Kehamilan