PEMBAHASAN Awalludin, S.Farm. 073202166

BAB IV PEMBAHASAN

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah Medan yang telah swadana, dimana BPK RSU Dr. Pirngadi memiliki wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung demi perkembangan rumah sakit. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan termasuk Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan dan sejak diubah statusnya menjadi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan pimpinannya adalah Kepala Badan Pelayanan Kesehatan yang dalam melaksanakan tugasnya tidak lagi dibantu oleh Wakil Direktur melainkan oleh 5 Kepala Bidang dan 1 orang Sekretaris. Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan memiliki 4 Sub Instalasi yaitu: Perbekalan, Distribusi, Administrasi dan Farmasi Klinis. Setiap Sub Instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lainnya. Pada dasarnya setiap Sub Instalasi telah berusaha untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya dalam memberikan pelayanan kepada pasien. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan telah memiliki Formularium Rumah Sakit FRS yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit ini disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi PFT dibawah Komite Medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional SMF dan Apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit ini disusun dan direvisi pada jangka waktu 3 tahun dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang kedokteran dan farmasi. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 48 Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap. Sistem pelayanan farmasi seperti ini dikenal dengan sistem satu pintu. Pada kenyataannya di BPK RSU Dr. Pirngadi Medan belum sepenuhnya melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya apotek Kimia Farma di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Mulai tanggal 1 Mei 2004, Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan mengadakan pelayanan farmasi Askes rawat inap. Pelayanan pasien Askes rawat inap berada dibawah Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Mulai Januari 2005. selain itu juga melayani pasien Jamkesmas rawat inap. Pelayanan rawat inap untuk peserta Askes dan pasien Jamkesmas menggunakan sistem pelayanan ODDD One Day Dose Dispensing. Pada pasien umum rawat inap, sistem pelayanan ODDD belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan pasien harus setiap hari membayar karena belum adanya penagihan secara sentral. Pembagian Pelayanan Askes BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dibagi atas beberapa depo untuk mengefisiensikan pelayanan melalui pendekatan pelayanan kepada pasien. Depo Farmasi lantai 3, 5 dan 7 melayani resep Askes dan Jamkesmas rawat inap. Pada pelayanan resep Askes ada kalanya dokter menuliskan resep diluar DPHO dan Jamkesmas ada kalanya dokter menuliskan resep di luar Formularium obat Jamkesmas. Bila hal ini tak terhindarkan maka pasien Askes Jamkesmas harus membayar harga obat tersebut setelah pasien diinformasikan bahwa obat T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 yang diresepkan diluar DPHO atau Formularium obat Jamkesmas. Untuk pasien Jamkesmas yang mendapat obat-obat yang digunakan secara khusus dokter harus membuat protokol terapinya, misalnya albumin, derivat-derivat statin, obat epileptik. Farmasi Klinis di BPK RSU Dr. Pirngadi Medan telah dilaksanakan adalah pemberian informasi obat, pemantauan penggunaan obat, dan efektivitas biaya. Pengelolaan administrasi di Istalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan telah dilaksanakan dengan baik sebagai pengelola pembukuan dan pelaksana fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check pada setiap sub Instalasi Farmasi. Dari neraca RugiLaba yang dibuat setiap tahun dapat dilakukan evaluasi untuk mengetahui Instalasi Farmasi mengalami RugiLaba. Jika dari neraca RugiLaba tersebut diketahui Instalasi Farmasi telah mendapat keuntungan maka sistem operasional yang dijalankan dalam periode ini dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka dilakukan evaluasi pada bagian mana yang mengalami kerugian dan dilakukan pembenahan di bagian tersebut. Sejas tahun 2005 CSSD telah terpisah dari Instalasi Farmasi menjadi Instalasi CSSD. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan yang disetujui oleh Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit . T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN