Pendahuluan Diagnosa Penyebab Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perdarahan Saluran Makanan Bagian Atas

2.1.1 Pendahuluan

Perdarahan saluran cerna bagian atas SCBA merupakan salah satu kegawat daruratan yang banyak ditemukan di rumah sakit seluruh dunia. Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan salah satu indikasi perawatan di rumah sakit dan banyak menimbulkan kematian bila tidak ditangani dengan baik. Karena itulah diperlukan penatalaksanaan yang baik dan sistematis agar perdarahan SCBA tersebut tidak menimbulkan komplikasi yang berat sampai kematian. Penatalaksanaan perdarahan SCBA ini sangat tergantung dari penyebab perdarahan dan fasilitas yang ada di rumah sakit. Penyebab perdarahan SCBA di Indonesia berbeda dengan penyebab di negara-negara barat. Di Indonesia penyebab perdarahan SCBA terbanyak adalah pecah varises esofagus, sedangkan di negara barat penyebab perdarahan SCBA terbanyak adalah tukak peptik. Penyebab perdarahan SCBA sebenarnya terbagi atas pecah varises esofagus dan non varises sepertai tukak peptik, gastritis erosif, tumor dan lain-lain. Kelainan SCBA non varises biasanya berhubungan dengan adanya infeksi Helicobacterpylori, obat anti inflamasi non steroid dan stres. Untuk pecah varises esofagus banyak modalitas pengobatan yang dapat dilakukan mulai dari konservatif obat vasopresin, somatosatin dan lain-lain, tindakan endoskopik skleroterapi, ligasi dan pembedahan, akan tetapi sampai sekarang yang lebih bermanfaat secara evidence base adalah tindakan endoskopik T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Penatalaksanaan perdarahan akibat tukak peptik masih memiliki rekurensi 15-20 dan mortalitas yang cukup tinggi. Selain tindakan endoskopi atau pembedahan sangat diperlukan obat-obatan antara lain penghambat sekresi asam lambung seperti proton pump inhibitorPPI dan sitoprotektor seperti sukralfate, tephrenone rebamipide dan lain-lain.

2.1.2 Diagnosa Penyebab

Diagnosa penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas di lakukan dengan melakukan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisis yang baik dan teliti serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan esofagogastro-uoenoskopi. Anamnesis dilakukan bila hemodinamik pasien telah stabil dan memungkinkan, sehingga tidak mengganggu pengobatan emergensi yang harus dilakukan. Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan yaitu pemeriksaan darah rutin berupa hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, pemeriksaan hemostasis lengkap untuk mengetahui adanya kelainan hemostasis, pemeriksaan fungsi hati untuk menunjang adanya sirosis hati, pemeriksaan fungsi ginjal untuk menyingkirkan adanya penyakit gagal ginjal kronis, pemeriksaan adanya infeksi Helicobacter pylori dan lain-lain. Untuk memonitor perdarahan dapat dilakukan pemeriksaan hemoglobin, hematokrit trombosit secara berkala tiap 6 jam dan memasang selang nasogastrik dengan pembilasan tiap 6 jam. Dengan pemasangan selang nasogastrik kita juga dapat memastikan bahwa darah memang berasal dari saluran cerna bagian atas, walaupun tidak adanya darah melalui bilasan lambung belum menyingkirkan T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 kalau sumber perdarahan dari saluran cerna bagian atas. Pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi merupakan pemeriksaan penunjang yang paling penting karena dapat memastikan diagnosis pecahnya varises esofagus atau penyebab perdarahan lainnya dari esofagus, lambung dan duodenum. Penyebab perdarahan dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab, sehingga dengan diketahui pasti penyebabnya maka penatalaksanaan dapat lebih optimal. Untuk rumah sakit-rumah sakit di daerah yang belum memiliki fasilitas endoskopi saluran cerna dapat memakai modalitas lain yaitu roentgen oesofagus- lambung-duodenum OMD walaupun tidak begitu sensitif.

2.1.3 Penatalaksanaan khusus