Struktur Organisasi Pasien Umum Pasien AskesJamkesmas

BAB III TINJAUAN KHUSUS BADAN PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI MEDAN 3.1. Sarana dan Prasarana Fisik Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 dan mulai beroperasi pada tahun 1930 dan sejak tanggal 27 Desember 2001 dikelola oleh Pemerintah Kota Medan dengan status Rumah Sakit Swadana dan IFRS Swakelola sejak Juli 2002 dengan nama Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit kelas B Pendidikan yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan terletak di Jl. Prof. H. M. Yamin, kelurahan Perintis Kemerdekaan kecamatan Medan Timur. Kepegawaian BPK RSU Dr. Pirngadi Medan meliputi tenaga medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga non medis dan tenaga umum.

3.2. Struktur Organisasi

Badan Pelayanan Kesehatan BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Ka. BPK yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 orang sekretaris dan 5 orang Kepala Bidang Kabid yaitu: 1. Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medik 2. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 18 3. Kepala Bidang Keperawatan 4. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian 5. Kepala Bidang Pemeliharaan Selain itu ada juga Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Staf Medik Fungsional dan Instalasi yang bertanggung jawab kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertugas mengatur dan menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit.

3.3. Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan

Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala BPK RSU Dr. Pirngadi Medan.

3.3.1. Sub Instalasi Perbekalan

Sub Instalasi Perbekalan Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang apoteker dan bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan rumah sakit. Sub Instalasi Perbekalan dibagi 2 bagian, yaitu : a. Unit Perencanaan dan Pengadaan Unit Perencanaan dan Pengadaan mempunyai tugas yaitu: • Merencanakan seluruh kebutuhan rumah sakit akan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang didasarkan atas data pemakaian periode yang lalu, sisa stok, siklus penyakit dan kemudian ditambahkan sebesar 10. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 • Memesan dan menyediakan permintaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit. Unit perencanaan dan pengadaan melakukan pemesanan kebutuhan bahan- bahan obat dan alat kesehatan untuk stok selama 1 bulan berdasarkan permintan dari gudang, kecuali ada permintaan khusus yang mendesak. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai. Proses pengadaan kebutuhan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut: • Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Formulir Daftar Permintaan dan Pengeluaran farmasi. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang dan daftar permohonan pembelian dari gudang maka gudang membuat Permohonan Pembelian Barang dan menyerahkannya pada unit pengadaan. • Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesananorder pembelian kepada PBF setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala BPK Rumah Sakit. Untuk obat Askes, surat pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui oleh Kepala BPK Rumah Sakit dan PT. Askes. Pemesanan obat- obat Askes sesuai dengan yang ada di DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan kepada PBF yang telah ditentukan. • Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti codein, pethidin dan psikotropika seperti diazepam, luminal dilakukan oleh unit pengadaan menggunakan form N-9 kepada PT. Kimia Farma. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 • Barang pesanan kemudian diantar oleh PBF ke gudang dengan membawa faktur pembelian. Oleh petugas unit gudang barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan, meliputi : jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, dan kondisi barang. Barang yang diterima dibukukan pada Buku Barang Masuk dan Kartu Stok, kemudian ditantatangani oleh unit gudang dan kepala instalasi farmasi. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan faktur maka barang akan dikembalikan. • Dua sampai tiga hari kemudian PBF mengantar kwitansi, unit pengadaan membuat pembukuan barang masuk yang telah diparaf oleh kepala instalasi farmasi dan unit pengadaan. b. Unit Gudang Unit gudang bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi, yang dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu: 1. Gudang obat-obatan Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi misalnya sediaan parenteral, sediaan oral, sediaan topikal dan lain-lain. Gudang obat-obatan terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat swakelola. Penyusunan obat-obatan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan diurutkan berdasarkan abjad. 2. Gudang alat kesehatan habis pakai. Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi dan alat-alat kesehatan habis pakai seperti plester, kapas, infuse set, dan lain- lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, H 2 O 2 , juga disimpan di gudang alat kesehatan habis pakai. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Pihak gudang mencatat dan meminta perbekalan farmasi yang persediaannya hampir habis ke pengadaan setiap 1 bulan sekali yang ditulis dalam lembar Permohonan Pembelian Barang Medis Formulir P.1 rangkap dua. Akan tetapi pada keadaan tertentu, permintaan perbekalan Farmasi ke pengadaan dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam satu bulan. Setelah Permohonan Pembelian Barang Medis dikirim ke pengadaan, maka pengadaan membuat order pembelian. PBF mengantar barang yang diorder disertai faktur rangkap 7, yang ditujukan untuk: - Satu lembar untuk gudang - Satu lembar untuk pengadaan, faktur untuk pengadaan harus mendapat stempel dari gudang. - Lima lembar untuk pembayaran. Oleh petugas gudang, barang diperiksa kesesuaiannya dengan faktur dan surat pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang masuk disertai potongan harganya, kemudian dicatat di kartu gudang. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam Buku Besar Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub Instalasi Distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus di gudang alat T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 kesehatan. Obat-obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang.

3.3.2. Sub Instalasi Distribusi

Sub Instalasi Distribusi di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang apoteker. Distribusi obat dan alat kesehatan perbekalan farmasi merupakan fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resepkartu obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dilakukan berdasarkan resep perorangan Individual Prescription. Untuk pasien rawat inap ASKES, Jamkesmas, korban bencana alam dilakukan berdasarkan One Day Dose Dispensing ODDD. Namun untuk memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan malam hari emergency dilakukan sistem floor stock. One Day Dose Dispensing ODDD merupakan sistem distribusi sesuai dengan jumlah yang ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan apoteker dalam memonitor penyampaian seluruh perbekalan farmasi kepada pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat tercapai. Secara umum sistem pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi pada sub instalasi distribusi adalah sebagai berikut: • Sub Instalasi Distribusi meminta perbekalan farmasi ke gudang berdasarkan besarnya kebutuhan rumah sakit dan keadaan stok barang setiap minggu melalui formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 • Sub instalasi distribusi menerima barang dari gudang dan menyalurkannya ke ruang rawat, ruang bedah, ruang rawat intensif, poliklinik, pasien dan pasien ambulatori Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi, kartu obat, resep. Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari sub instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan pihak sub instalasi administrasi setiap bulan. Pelaksanaan pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan melalui : a. Pelayanan farmasi pasien ASKES, Jamkesmas rawat inap dan rawat jalan b. Pelayanan farmasi pasien umum rawat inap dan rawat jalan c. Apotek satelit Instalasi Gawat Darurat IGD d. Apotek Satelit Central Operation Theatre COT e. Distribusi ruang perawatanpoliklinik

3.3.2.1. Pelayanan Farmasi Rawat Jalan

Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum, pasien ASKES, Jamkesmas. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, mata, gigi, neurology, obgyn, dan lain-lain. Prosedur pelayanan farmasi rawat jalan: 1. Pasien memberi resep kepada asisten apoteker. 2. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju maka obat segera disiapkan. 3. Obat diserahkan beserta kuitansi rangkap dua dimana lembar asli diberikan pada pasien dan lembar copy sebagai pertinggal di apotek. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 4. Resep asli dan kuitansi disimpan pihak apotek untuk diserahkan ke bagian administrasi agar diperiksa kembali dan diarsipkan. Nomor resep sesuai dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan diambil oleh juru pungut keesokan harinya.

3.3.2.2. Pelayanan Farmasi Rawat Inap

Pelayanan farmasi rawat inap melayani pendistribusian obat untuk pasien ASKES, Jamkesmas, dan pasien demam berdarah dan umum. a. Pasien Umum • Perawatkeluarga pasien membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap • Obat yang terdapat di kartu obat disalin kembali pada blanko copy resep. Obat tersebut diberi harga, diinformasikan harganya kepada pasien, disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas lalu diserahkan ke bagian kasir agar dibuat kuitansi rangkap dua. • Obat diserahkan kepada perawatkeluarga pasien atau obat yang dipesan diantar ke ruangan beserta kuitansi asli dan dilakukan penagihan biaya obat langsung kepada pasien atau keluarga pasien Sedangkan lembar copy kuitansi beserta copy resep sebagai pertinggal di apotek. Kartu obat diserahkan kepada perawat kembali dan setelah pasien pulang disimpan ke bagian administrasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Jika pasien belum memiliki dana yang cukup, maka biaya obat atau resep dimasukkan ke opname brief dilanjutkan pe pihak Rumah Sakit agar ditagih sewaktu pasien keluar dari Rumah Sakit. Dan juru pungut Farmasi akan mengklaim biaya tersebut ke pihak Rumah Sakit. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 b. Pasien demam berdarah Perawat datang membawa map pasien yang berisi kartu obat dan status pasien yang telah disetujui oleh Bidang Pelayanan Medis. Berkas tersebut dibawa perawat ke Tim Legalisasi resep. Resep dicek kerasionalannya dengan merujuk pada status pasien dan kartu obat. • Setelah resep diperiksa dan disetujui oleh Tim legalisasi, perawat membawa kembali resep tersebut ke petugas untuk distempel nama apoteker Tim legalisasi. • Perawat membawa kartu obat ke pelayanan farmasi rawat inap. • Karena kartu obat diserahkan kepada perawat, maka nama obat disalin kembali pada blanko copy resep, disiapkan obatnya, distempel, diberi etiket, dikemas, dibuat kuitansi dan diserahkan kepada perawat. Untuk pasien tersebut dilayani perbekalan farmasinya seperti pasien umum tetapi tidak dipungut bayaran dari pasien. Pengklaiman dilakukan pada bagian keuangan BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inap dicatat ke Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Karena kartu obat pasien dikembalikan ke ruangan maka ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di sub instalasi distribusi untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotika. Dimana pada Formulir Pemakaian Golongan Obat Narkotika tertera nama pasien, alamat pasien, nomor rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotika yang digunakan. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008

3.3.2.3. Pelayanan Farmasi Rawat Inap AskesJamkesmas

Yang menjadi peserta Askes yaitu semua PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istri dan 2 orang anak. Untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun, kecuali masih kuliah bisa sampai umur 25 tahun dengan adanya surat keterangan masih aktif kuliah sedangkan yang menjadi peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang ada dalam satu kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Pelayanan obat untuk pasien Askes rawat inap di Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dimulai sejak 1 Mei 2004. Pelayanan Askes rawat inap melayani pasien disemua unit pelayanan dan ruang rawat. Khusus untuk paien Jamkesmas hanya ruang rawat kelas 3. Pelayanan obat yang diberikan kepada pasien Askes sesuai dengan yang tercantum dalam DPHO Daftar Plafon Harga Obat dan pasien Jamkesmas berdasarkan formularium yang telah ditetapkan. Pelayanan obat AskesJamkesmas rawat inap menggunakan sistem ODDD One Day Dose Dispensing, obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan pelayanan ke pasien diberikan untuk pemakaian setiap hari. Untuk obat injeksi, resep ditulis dan diberikan ke pasien per hari. Untuk resep alat kesehatan ditulis terpisah dari resep obat dan resep alat kesehatan langsung dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim Legalisasi terlebih dahulu. Setiap obat yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir Catatan Pemberian Obat CPO. Resep untuk hari Minggu disiapkan sekaligus pada hari Sabtu. Sistem floor stock diberlakukan untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya pada waktu sore dan malam hari. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melayani resep Askes: 1. Kertas resep rangkap tiga. 2. Periksa status pasien. 3. Dalam satu lembar resep maksimum tiga obat. 4. Ditandatangani oleh dokter dan kepala ruangan di sebelah kanan. 5. Ditandatangani oleh Tim legalisasi resep Askes. 6. Ada jaminan rawatan. 7. Bila anak sudah berumur 21-25 tahun harus ada surat keterangan masih aktif kuliah. 8. Obat yang diresepkan sesuai dengan DPHO. 9. Jumlah obat yang diberikan maksimum 3 hari. 10. Obat-obat yang memerlukan protokol terapi yaitu obat-obat yang pemakaiannya secara khusus misalnya : albumin maka protokol terapinya harus dicantumkan. 11. Pasien yang baru masuk pada sore dan malam hari dilayani di pelayanan farmasi IGD dengan menggunakan resep dan kartu obat hanya untuk satu kali pemakaian, kemudian pada hari kerja berikutnya dibuat CPO Catatan Pemberian Obat dan obat diambil ke pelayanan farmasi Askes rawat inap. Untuk obat yang perlu protokol terapi dan atau obat-obat lain yang resepnya belum memenuhi syarat di atas tetap dapat dilayani, namun perawat pasien tersebut perlu membuat surat pernyataan pada formulir yang sudah disediakan. Alur pelayanan resep Askes untuk pasien rawat inap di Instalasi Farmasi dapat dilihat pada bagan berikut: T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 dibawa oleh perawat ke Petugas Pelayanan Farmasi Askes Rawat Inap Resep, kartu obat, protokol terapi jika perlu Resep Obat Resep Alat Kesehatan habis pakai diambil oleh perawat Gambar 1. Jalur pelayanan resep Askes untuk pasien rawat inap di Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan diantar ke Tim Legalisasi Resep dicek kerasionalannya dan distempel dicek kerasionalannya Pasien Resep yang telah disetujui dibawa oleh perawat ke Pelayanan Farmasi Askes Rawat Inap dicatat no resep dan ruangan pasien dicatat di CPO resep dikerjakan dan diberi etiket Obat diterima perawat diantar oleh petugas Pasien diberi nomor resep dikerjakan diberi nomor diterima perawat T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Pengklaiman diajukan ke PT. Askes untuk pasien Askes pegawai negeri dan ke Rumah Sakit untuk pasien Jamkesmas pada akhir bulan berdasarkan jumlah pemakaian obat per pasien yang dapat dilihat pada CPO dengan melampirkan: • Resep pasien, protokol terapi, hasil lab jika perlu. • Catatan Pemberian Obat CPO pasien • Surat jaminan perawatan pasien

3.3.2.4. Pelayanan Farmasi di Instalasi Gawat Darurat IGD

Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi IGD buka 24 jam, dilayani oleh petugas yang dibagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam hari serta dilakukan serah terima barang dan uang setiap pergantian shift. Pengadaan barang dari unit gudang dengan membawa Formulir B2 Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi IGD : 1. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD, yaitu pasien umum, pasien Askes, pasien Jamkesmas, dan pasien demam berdarah. Prosedur pelayanan farmasi di IGD:

a. Pasien Umum

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat. • Perawat IGD membawa kartu tersebut ke pelayanan farmasi IGD. • Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menagih pembayarannya kepada keluarga pasien. T. Awalludin : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi RumahSakit Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009 USU Repository © 2008 Pembayaran langsung di apotek IGD, dibuat kuitansi, kuitansi asli diberikan kepada pasien dan satu rangkap lagi sebagai pertinggal di apotek. • Jika keluarga pasien tidak membawa uang, total biaya pemakaian perbekalan farmasi dicatat pada Opname Brief OB dan Nomor OB dicatat oleh petugas farmasi. Kalau pasien mau pulang, pembayaran perbekalan farmasi tersebut dipungut di ruangan.

b. Pasien AskesJamkesmas

• Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep sementara. • Untuk pasien Askes obat disesuaikan dengan DPHO, dan untuk pasien Jamkesmas disesuaikan dengan Formularium obat Jamkesmas • Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut. • Setelah pasien diberi perbekalan farmasi tersebut, dokter menulisnya di blanko resep Askes rangkap tiga dan ditandatangani oleh dokter, kepala ruangan dan oleh Tim legalisasi. Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu membawa kartu Askes.

c. Pasien demam berdarah