Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Kartika Krisnawati Halawa : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Nias Tahun 2009 - 2011 Berdasarkan Data Tahun 2000 – 2006, 2008. USU Repository © 2009 log Y = log a + X log b maka nilai a dan b adalah : n X n b n Y a ∑ ∑ − = log log log ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = 2 2 log log log X X n Y X Y X n b

2.6 Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto PDRB pada dasarnya merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto NTB yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah atau region dalam hal ini kabupaten dihitung dan dimasukkan, tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi. Dengan kata lain, PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dapat dikatakan, PDRB menunjukkan gambaran production originated. Kartika Krisnawati Halawa : Peramalan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Di Kabupaten Nias Tahun 2009 - 2011 Berdasarkan Data Tahun 2000 – 2006, 2008. USU Repository © 2009 Dalam perhitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dikelompokkan menjadi Sembilan sektor ekonomi, sesuai dengan pembagian penghitungan Produk Domestik Bruto PDB di tingkat Nasional. Pembagian ini sesuai dengan System of National Account SNA. Hal ini juga memudahkan para analis untuk membandingkan PDRB antar daerah. Dengan demikian kegiatan ekonomi lapangan usaha dirinci menjadi : 1 Pertanian, 2 Pertambangan dan Penggalian, 3 Industri Pengolahan, 4 Listrik, Gas dan Air Minum, 5 Bangunan, 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel, 7 Pengangkutan dan Komunikasi, 8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, 9 Jasa-jasa. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.

2.7 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan