Hasil Analisis Data Pengaruh Return on Asset, Tangibility, Corporate Tax, Non-Debt Tax Shield dan Inflation Rate Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik perhitungan statistik persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.Prosedur pengujian dimulai dengan memasukkan variable-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat 31 perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Laporan keuangan yang diamati adalah laporan keuangan selama periode 2012-2014.

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Informasi tentang statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance ROA 93 87.95 -22.23 65.72 11.0613 13.32413 177.532 TANGIBILITY 93 78.34 .06 78.40 29.5210 14.66005 214.917 TAX 93 38.16 -15.40 22.77 3.3817 4.62517 21.392 DEBTTAX 93 49.95 -1.73 48.21 14.4647 12.26561 150.445 INFLASI 93 2.69

4.28 6.97

5.8900 1.16666 1.361 STRUKUR 93 100.57 13.06 113.63 42.5663 20.12547 405.035 Valid N listwise 93 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS Berdasarkan Tabel 4.1, variabel Return on assetmemiliki nilai rata-rata mean sebesar 11.06dengan nilai minimum -22.23dan nilai maksimum 65.72. Variabel Tangibility memiliki nilai rata-rata mean sebesar 29.52 dengan nilai minimum 0.06 dan nilai maksimum 78.40. Variabel Corporate Tax memiliki nilai rata-ratamean sebesar 3.38 dengan nilai minimum -15.40 dan nilai maksimum 22.77. Variabel Non-Debt Tax Sistem Pengendalian Internal memiliki nilai rata-rata mean sebesar 14.46 dengan nilai minimum -1.73 dan nilai maksimum 48.21. Variabel Inflation Rate memiliki nilai rata-ratamean sebesar 5.89 dengan nilai minimum 4.28 dan nilai maksimum 6.97. Dapat disimpulkan bahwasampel yang digunakan sudah layak untuk menunjukkan fenomena yang diteliti dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 43

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dilakukan pengujian terlebih dahulu terhadap data yang digunakan untuk mengetahui apakah data memenuhi asumsi klasik. Asumsi yang harus dipenuhi agar estimasi tidak bisa meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

4.2.2.1. Pengujian Normalitas Data

Hasil dari uji normalitas data adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 93 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 16.81629239 Most Extreme Differences Absolute .133 Positive .133 Negative -.060 Kolmogorov-Smirnov Z 1.283 Asymp. Sig. 2-tailed .074 Sumber:Hasil pengolahan SPSS, 2016 Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari kelima variabel mempunyai nilai Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 0,074. Dengan nilai yang lebih besar dari tingkat alpha, maka H o diterima dan uji asumsi klasik lainnya dapat dilanjutkan. Universitas Sumatera Utara 44 Untuk lebih jelas, gambar grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah didistribusi disajikan sebagai berikut : Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Gambar 4.1 Grafik Histogram Pada gambar grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dengan ditandai nilai koefisien VIF pada semua variabel independen sebesar 10 lebih kecil dari 10. Hasil dari uji multikolinieritas adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 12.772 11.548 1.106 .272 ROA -.665 .221 -.440 -3.004 .003 .374 2.676 TANGIBILITY .433 .127 .315 3.399 .001 .933 1.072 TAX 1.309 .640 .301 2.046 .044 .371 2.695 DEBTTAX -.591 .191 -.360 -3.099 .003 .594 1.685 INFLASI 4.838 1.980 .280 2.444 .017 .609 1.641 Sumber:Hasil pengolahan SPSS, 2016 Berdasarkan hasil analisis menggunakan Variance Inflation Factor VIF pada tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai koefisien VIF untuk semua variabel independen adalah 10. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel independen atau tidak terjadi multikoliearitas.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas yaitu : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 46 b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Dari gambar grafik scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t-1.Autokorelasi muncul karena Universitas Sumatera Utara 47 observasi yang beruntun sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini, autokorelasi diuji dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Adapun kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu : a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil dari uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .534 a .285 .244 17.49727 2.343 a. Predictors: Constant, INFLASI, DEBTTAX, TANGIBILITY, TAX, ROA b. Dependent Variable: STRUKUR Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson adalah 2.343 lebih besar dari pada Durbin Waston tabel sebesar 0,244. Angka tersebut lebih besar dari +2. Dengan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 48

4.2.3 Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 19, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.5 Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 35.475 10.910 3.252 .002 ROA -.643 .225 -.426 -2.861 .005 TANGIBILITY .437 .129 .318 3.389 .001 TAX 1.121 .644 .258 1.741 .085 DEBTTAX -.423 .156 -.249 -2.712 .008 INFLASI 1.005 1.565 .058 .642 .523 a. Dependent Variable: STRUKUR Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: � = 35.475 − 0.643� 1 + 0.437 � 2 + 1.121 � 3 − 0.423� 4 + 1.005 � 5 a. Konstanta a =35.475menunjukkan harga kosntan, dimana jika nilai variabel independen = 0, maka variabel penyusunan laporan keuangan Y = 35.475. b. Koefisien X 1 b 1 = -0.643, menunjukkan bahwa variabel Return on assetX 1 berpengaruh negatif terhadap struktur modal Y. Artinya jika Return on asset ditingkatkan maka akan menurunkanstruktur modal sebesar 0.643. c. Koefisien X 2 b 2 = 0,437, menunjukkan bahwa variabel Tangibility X 2 berpengaruh positif terhadap kualitas struktur modal Y. Artinya jika Universitas Sumatera Utara 49 variabel Tangibility ditingkatkan maka akan meningkatkan struktur modal sebesar 0,437. d. Koefisien X 3 b 3 = 1,121, menunjukkan bahwa variabel corporate tax X 3 berpengaruh positif terhadap struktur modal Y. Artinya jika variabel corporate tax ditingkatkan maka akan meningkatkan kualitas struktur modal sebesar 0,161. e. Koefisien X 4 b 4 = -0,423, menunjukkan bahwa variabel Non-deb tax shield X 4 berpengaruh negatif terhadap struktur modal Y. Artinya jika variabel Non-deb tax shieldditingkatkan maka akan menurunkanstruktur modal sebesar -0,423. f. Koefisien X 5 b 5 = 1,005, menunjukkan bahwa variabel inflation rate X 5 berpengaruh positif terhadap struktur modal Y. Artinya jika variabel inflation rateditingkatkan maka akan meningkatkan struktur modal sebesar - 0,423.

4.2.4 Uji Simultan F- test

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hasil dari uji F adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Uji Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 10627.736 5 2125.547 6.943 .000 a Residual 26635.450 87 306.155 Total 37263.186 92 Universitas Sumatera Utara 50 a. Predictors: Constant, INFLASI, DEBTTAX, TANGIBILITY, TAX, ROA b. Dependent Variable: STRUKUR Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Berdasarkan hasil uji F di atas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 6,943 dengan tingkat signifikansi 0,00. Tingkat kesalahan yang diajukan adalah 0,05. Artinya nilai signifikan F 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu Return on asset X 1 , Tangibility X 2 , Corporate tax X 3 , Non- debt tax shield X 4 dan Inflation rate X 5 berpengaruh secara simultan terhadap Struktur modal Y.

4.2.5 Uji Parsial t- test

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Tingkat pengujian yang digunakan α adalah 0,05. Penerimaan atau penolakan hipotesis dalam suatu penelitian dapatdilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi t statistik 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikansi t statistik 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 4.7 Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 35.475 10.910 3.252 .002 ROA -.643 .225 -.426 -2.861 .005 TANGIBILITY .437 .129 .318 3.389 .001 TAX 1.121 .644 .258 1.741 .085 DEBTTAX -.423 .156 -.249 -2.712 .008 INFLASI 1.005 1.565 .058 .642 .523 a. Dependent Variable: STRUKUR Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2016 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil analisis uji regresi menyatakan bahwa Return on Asset berpengaruh negative terhadap struktur modal, Tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal dan Non-Debt Tax Shield berpengaruh negative terhadap struktur modal. Sedangkan Corporate Tax dan Inflation Rate tidak berpengaruh terhadap struktur modal.Pengaruh positif dapat dilihat dari koefisien beta unstandardized coefficient variabel yang bernilai positif, sementara untuk melihat signifikansi dapat dilihat dengan membandingkan nilai signifikansi dengan 0.05, apabila nilai signifikansi 0.05 maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan pada variabel dependen. Tingkat signifikansi untuk Return on asset sebesar 0.005 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai negatif yaitu -0.643. Hasil ini menunjukkan bahwa Return on assetberpengaruh negatif terhadap struktur modal. Universitas Sumatera Utara 52 Tingkat signifikansi untuk Tangibility sebesar 0.001 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai positif yaitu 0.437. Hasil ini menunjukkan bahwa Tangibilityberpengaruh positif terhadap struktur modal. Tingkat signifikansi untuk Corporate tax sebesar 0.085 lebih besar dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai positif yaitu 1.121.Hasil ini menunjukkan bahwa Corporate tax tidak berpengaruhterhadap struktur modal. Tingkat signifikansi untuk Non-debt tax shield sebesar 0.008 lebih kecil dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai negatif yaitu - 0.423.Hasil ini menunjukkan bahwa Non-debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Tingkat signifikansi untuk Inflation rate sebesar 0.523 lebih besar dari 0.05. Dan nilai koefisien beta unstandardized coefficient bernilai positif yaitu 1.005.Hasil ini menunjukkan bahwa Inflation rate tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

4.3 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Tangibility, Ukuran Perusahaan, Risiko, Nondebt Tax Shield, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 55 136

Pengaruh Beban Pajak dan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

28 125 71

PENGARUH PROFITABILITY, TANGIBILITY, GROWTH OPPORTUNITY, CORPORATE TAX, NON DEBT TAX SHIELD, DAN INFLATION RATE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

3 24 75

Pengaruh Profitability, Tangibility, Non Debt Tax Shield, Dan Corporate Tax Terhadap Struktur Modal Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

3 15 104

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

0 2 19

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non-Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

4 11 17

Pengaruh Current Tax dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.

2 5 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 22

PENGARUH PROFITABILITAS, NON-DEBT TAX SHIELD DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

0 0 6

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, VARIABILITAS PENDAPATAN, CORPORATE TAX RATE, DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015

1 4 13