Kerangka Konseptual Latar Belakang

24 Independen : Growth of Asset, Profitability, Institutional Ownership Buseness Risk dan Corporate Tax. institutional ownership berpengaruh negatif signifikan. Variabel business risk dan corporate tax rate berpengaruh positif dan tidak signifikan. Pada domestic corporation variabel independen growth of asset dan corporate tax rate berpengaruh positif signifikan dan variabel profitability ROA berpengaruh negatif signifikan. Sedangkan, variabel institutional ownership terbukti berpengaruh negatif tidak signifikansi dan variabel business risk berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal. 5 Maslikha 2014 Variabel Dependen: Struktur modal Independen : Profitabilitas, tangibility, pertumbuhan perusahaan. Profitabilitas berpengaruh negatif dan tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. 6 Prasetiyo 2015 Variabel Dependen : struktur modal Independen : ROA, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan,ukuran perusahaan dan dividen payout ratio. Variabel bebas Return on Assets, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Dividend Payout Ratio secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Return on assets dan ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan berhubungan positif terhadap Struktur Modal. variabel struktur aktiva, Pertumbuhan Perusahaan dan dividend payout ratio berpengaruh signifikan berhubungan negatif terhadap struktur modal. 7 Fezananda 2015 Variabel Dependen: Struktur modal Independen : size, tangibility, profitability, liquidity, growth, non-debt tax shield, age, dan investment. variabel profitabilitas, likuiditas, dan growth pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. size ukuran perusahaan, tangibilitas, non debt tax shield dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal Sumber : Berbagai jurnal

2.8 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara 25 Dalam melihat hubungan antara berbagai variabel, kerangka konseptual akan membantu menggambarkan hubungan yang dimiliki dari variabel yang ingin diketahui. Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Mengacu kepada dasar dan landasan teori, serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan Return On Asset X 1 Tanggibility X 2 Corporate Tax X 3 Non-Debt Tax Shield X 4 Inflation Rate X 5 Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Y H 1 H 2 H 3 H 4 H 5 H 6 Universitas Sumatera Utara 26 teoritis dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Return on asset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H2 : Tangibility berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Corporate tax berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H4 : Non-debt tax shield berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H5 : Inflation rate berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H6 : Return on asset, tangibility, corporate tax, non-debt tax shiled dan inflation rate berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan di Indonesia pada era globalisasi semakin memiliki persaingan bisnis yang sangat tajam. Perusahaan-perusahaan ini bersaing menjadi perusahaan yang maju dan unggul dengan berbagai kelebihan kelebihan yang harus dimilikinya. Terdorong kondisi persaingan yang semakin tajam juga tuntutan kesinambungan aktivitas usaha untuk mencapai keuntungan yang di harapkan, perusahaaan- perusahaan berskala besar ataupun kecil kembali menaruh perhatian pada masalah pendanaanya. Pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain ada tiga hal yang perlu dipikirkan, yaitu besarnya dana yang akan dibutuhkan, dan dimana dana tersebut nantinya akan dapat diperoleh serta berapa lama dana tersebut akan digunakan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional dibiayai dengan sumber dana jangka pendek. Sumber dana ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari–hari, misalnya: biaya bahan baku, biaya produksi, membayar biaya administrasi dan lain-lain. Dana yang akan dikeluarkan ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek kurang dari satu tahun melalui hasil penjualan. Sementara itu kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital dibiayai dengan sumber dana jangka panjang seperti penerbitan saham, obligasi, dan laba ditahan. Dana itu digunakan Universitas Sumatera Utara 2 untuk membelanjai investasi perusahaan dan hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu relatif lama lebih dari satu tahun. Salah satu fungsi penting dalam perusahaan adalah manajemen keuangan. Manajemen keuangan merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan manajemen sumber daya yang tepat serta memperhatikan norma-norma pendanaan dan teknik-teknik pembelanjaan yang baik, disamping masalah-masalah lainnya yang juga harus diperhatikan, seperti masalah produksi dan pemasaran. Struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang dan ekuitas saham preferen dan saham biasa yang ditetapkan perusahaan. Mardiyanto, 2009 Teori struktur modal dalam manajemen keuangan diantaranya terdiri dari Static trade off STO yang dikemukakan oleh Miller 1977 dan Pecking Order Theory POT yang pertama kali dikemukakan oleh Myers 1984. Pendanaan dengan dasar Static Trade Off dibentuk dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan pajak atas penggunaan hutang terhadap kos kebangkrutan Mayangsari, 2001:26. Static Trade Off juga memprediksi suatu hubungan variabilitas pendapatan dan penggunaan hutang. Dalam Static trade off struktur modal akan optimal apabila ada keseimbangan antara manfaat dan biayanya. berdasarkan pada teori ini perusahaan berupaya mempertahankan struktur modal yang ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Sedangkan pendanaan berdasar Pecking Order Theory mendasarkan bahwa perusahaan lebih Universitas Sumatera Utara 3 cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal daripada eksternal Mayangsari, 2001:26. Penentuan struktur modal perusahaan dengan Pecking Order Theory didasarkan pada keputusan pendanaan secara hierarki dari pendanaan yang bersumber pada laba, hutang, sampai pada saham Christianti, 2006. Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Perusahaan berupaya memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang dari pada modal sendiri karena pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru Saidi, 2004. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut. Keseimbangan finansial perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan-gangguan finansial, yang ini disebabkan adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang dibutuhkan Riyanto, 2001. Perusahaan dalam menggunakan modalnya menggunakan dua metode. Metode pertama adalah pemenuhan kebutuhan akan modal dengan menggunakan modal dari sumber eksternal disebut metode pembelanjaan dengan hutang. Metode yang Universitas Sumatera Utara 4 kedua adalah pemenuhan dari internal perusahaan disebut metode pembelanjaan modal sendiri. Keputusan pendanaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Analisis terhadap struktur modal pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan hutang terhadap harga saham perusahaan, karena perusahaan akan memutuskan apakah perusahaan perlu memasukkan komponen hutang dalam struktur modal atau tidak. Namun secara kenyataan lebih banyak pengusaha sukses atau perusahaan besar di dunia ini yang menggunakan hutang sebagai cara yang efektif untuk dapat mengembangkan usaha secara cepat. Sebenarnya yang paling ideal adalah mengunakan hutang dalam batas tertentu di mana diperkirakan dalam berbagai situasi dan kondisi, baik dalam kondisi ekonomi sulit maupun menguntungkan, perusahaan tetap dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Semakin besar hutang akan menyebabkan semakin besar resiko yang harus dihadapi perusahaan, antara lain kesulitan keuangan, kegagalan membayar bunga dan pokok pinjaman sampai kebangkrutan. Namun, dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan suatu struktur modal yang terbaik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang tepat. Lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan” Hartono, 2003. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya research gapdari variabel independen yang mempengaruhi struktur modal manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun variabel independen tersebut Universitas Sumatera Utara 5 adalahreturn on asset, tangibility, corporate tax, non-debt tax shield, dan inflation rate. Pada variabel pertama yaitu investasi padareturn on asset, bukti empiris Prasetiyo 2015 menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal pada perusahaan kelompok LQ 45 yang terdaftar di BEI. Sedangkan Dwiyati 2009 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal periode 2011 sampai 2013. Dengan adanya research gap dari penelitian Prasetiyo 2015 dan Dwiyati 2009, maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruhreturn on asset terhadap struktur modal manufaktur. Variabel independen kedua adalahtangibility, Dalam penelitian Maslikha 2014, menunjukkan bahwatangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan Purmalasari 2010 menunjukkan bahwa tangibility tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Dengan adanya research gap dari penelitian Maslikha 2014 dan Purmalasari 2014, maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruhTangibility terhadap struktur modal manufaktur. Variabel independen ketiga adalahcorporate tax. Oleh Perwitasari 2011, yang menemukan bahwa corporate tax mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti semakin besar bunga yang harus dibayar, semakin besar pula penghematan pajak dan untuk perusahaan yang presentase hutangnya relatif kecil, pengaruh pajak juga relatif kecil atau bahkan tidak ada. Sedangkan bukti empiris menurut Bonifasius 2009 corporate taxberpengaruh positif terhadap struktur modal. Dengan adanya research gap dari Universitas Sumatera Utara 6 penelitian Perwitasari 2011 dan Bonifasiusi 2009, maka perlu melanjutkan penelitian kembali yaitu pengaruhcorporate tax terhadap struktur modal manufaktur. Variabel independen keempat adalah non-debt tax shield, Dengan depresiasi yang tinggi berarti dapat dikatakan bahwa perusahaan mempunyai investasi dalam bentuk aktiva tetap yang tinggi. Semakin meningkatnya depresiasi maka berarti bertambah juga jumlah aktiva tetap yang diinvestasikan disuatu perusahaan dan akan berakibat terhadap besarnya jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, sehingga akan menurunkan leverage. Dalam penelitian Bonifasius 2009, non- debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan bukti empiris Fezananda 2015, tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 sampai 2012. Dengan adanya research gap dari para peneliti tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruhnon-debt tax shield terhadap strktur modal manufaktur. Variabel independen kelima adalahinflationrate. tingkat bunga yang tinggi akan meningkatkan biaya modal cost of capital yang disebabkan karena penggunaan hutang. Oleh karena itu apabila tingkat inflasi tinggi maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan modal sendiri dibanding hutang Bonifasius 2009, menyatakan bahwa terjadinya inflasi akan berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan bukti empiris Fezananda 2015, inflation rate tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 sampai 2012. Dengan adanya research Universitas Sumatera Utara 7 gap dari para peneliti tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruhinflation rate terhadap struktur modal manufaktur. Research gap yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini telah dirangkum dalam tabel berikut ini: Tabel 1.1 Research Gap Penelitian Sebelumnya Variabel Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti Sebelumnya Struktur Modal Return on Asset Berpengaruh positif signifikan Prasetiyo 2015 Berpengaruh negatif signifikan Dwiyati 2009 Tangibility Berpengaruh positif Maslikha 2014 Tidak berpengaruh Purmalasari 2010 Variabel Dependen Variabel Independen Pengaruh Peneliti Sebelumnya Corporate tax Berpengaruh Positif Bonifasius 2009 Berpengaruh positif dan Tidak signifikan Perwitasari 2011 Non-debt Tax Shiled Berpengaruh Negatif Bonifasius 2009 Tidak berpengaruh Signifikan Fezananda 2015 Inflation rate Tidak berpengaruh Signifikan Fezananda 2015 Berpengaruh Negatif Bonifasius 2009 Sumber: Berbagai Jurnal Adanya inkonsistensi hasil penelitian-penelitian terdahulu membuat peneliti tertarik untuk meneliti variabel-variabel diatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai 2014. Alasan pemilihan adalah sebagian besar perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia bergerak dalam sektor manufaktur, sehingga sampelnya dimungkinkan akan lebih banyak dan hasilnya akan dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara 8 Indonesia. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang membeli bahan baku, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai, dan menjual kepada konsumen yang membutuhkannya. Produk perusahaan manufaktur digunakan oleh konsumen setiap hari, dan tetap dibeli dan diminati oleh konsumen dalam kondisi apapun. Jadi, bisa dikatakan bahwa produk tersebut sangat dibutuhkan oleh konsumen. Contohnya adalah makanan, minuman dan obat-obatan yang setiap harinya pasti dibutuhkan konsumen sesuai kebutuhan. Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sahamnya paling tahan terhadap kondisi ekonomi baik krisis maupun tidak. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh return on asset, tangibility, corporate tax, non-debt tax shield, dan inflation rate Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 sampai 2014” .

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Tangibility, Ukuran Perusahaan, Risiko, Nondebt Tax Shield, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 55 136

Pengaruh Beban Pajak dan Non Debt Tax Shield Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

28 125 71

PENGARUH PROFITABILITY, TANGIBILITY, GROWTH OPPORTUNITY, CORPORATE TAX, NON DEBT TAX SHIELD, DAN INFLATION RATE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

3 24 75

Pengaruh Profitability, Tangibility, Non Debt Tax Shield, Dan Corporate Tax Terhadap Struktur Modal Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015

3 15 104

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

0 2 19

Pengaruh Debt Tax Shield dan Non-Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal.

4 11 17

Pengaruh Current Tax dan Non Debt Tax Shield terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012.

2 5 22

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN NON-DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 22

PENGARUH PROFITABILITAS, NON-DEBT TAX SHIELD DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

0 0 6

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, VARIABILITAS PENDAPATAN, CORPORATE TAX RATE, DAN NON DEBT TAX SHIELD TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015

1 4 13