55
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah returnon asset, tangibility, corporate tax, non-debt tax shield dan inflation rate memiliki pengaruh terhadap
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada Bab IV, kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on asset, Tangibility, Corporate tax, Non-debt tax shield dan inflation rate berpengaruh
secara signifikan terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan hasil perhitungan nilai F sebesar
6,943 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. 2.
Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on asset berpengaruh negatif terhadap struktur modal, Tangibility berpengaruh positif
terhadap struktur modal dan Non-debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan Corporate tax dan Inflation rate tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian-penelitian selanjutnya. Kelemahan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
56 1.
Penelitian ini hanya menggunakan manufaktur sebagai sampel, sehingga perlu kehati-hatian dalam menggeneralisir hasil penelitian. Penelitian selanjutnya
disarankan untuk melakukan penelitian diluar perusahaan manufaktur atau melakukan perbandingan antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur.
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya mencakup 3 tahun yaitu tahun
2012 sampai dengan tahun 2014.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang peneliti sampaikan bagi pihak peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menambah variabel profitability
dan growth opportunity yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah tahun pengamatan
lagi, sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan manajemen.
3. Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan nilai R Square sebesar
0,244. Hal tersebut berarti 24,4 struktur modal dipengaruhi oleh return on asset, tangibility, corporate tax, non-debt tax shield dan inflation rate, sisanya
75,6 dijelaskan oleh faktor diluar model penelitian ini. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model regresi masih perlu diperbaiki sehingga penelitian
selanjutnya disarankan melakukan penambahan beberapa variabel independen lainnya yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal, seperti ukuran
perusahaan, collateral, kebijakan dividen, dan ownership perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Modal
Struktur modal merupakan kombinasi penggunaan hutang dan ekuitas yang direpresentasikan dalam neraca keuangan perusahaan.Myers 2001
mendefinisikan struktur modal sebagai suatu studi yang menjelaskan kombinasi dari sekuritas serta sumber pendanaan lain yang digunakan perusahaan untuk
membiayai investasi. Pembahasan struktur modal berkaitan dengan penentuan bauran pembelanjaaan
jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran
dari segenap pos yang dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan, sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka
panjang perusahaan.Struktur modal merupakan keputusan keuangan yang kompleks. Untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan kekayaan pemilik,
manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, hasilpengembalian dan nilai.
Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Tujuan pokok manajemen perusahaan struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau
kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan. Dalam rangka untuk mencapai tujuan
Universitas Sumatera Utara
12 manajemen struktur modal tersebut mekanisme yang dapat dilakukan adalah
dengan menciptakan bauran pembelanjaan sedemikian rupa sehingga dapat meminimumkan biaya modaldan memaksimumkan nilai perusahaan. Adapun
bauran pembelanjaan yang ideal dan selalu diupayakan untuk dicapai disebut struktur modal optimal.
Menurut Andriyanti 2007, struktur modal merupakan kombinasi atau bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan.
Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan antara seluruh hutang baik jangka pendek maupun
jangka panjang dengan modal sendiri. Dalam penelitian ini, “Struktur modal diukur dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan total aset”.
Warsono,2003 : 239.
2.1.1 Komponen Struktur Modal
Struktur modal perusahaan terdiri atas tiga komponen, yaitu : 1. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang yang masa jatuh tempo pelunasannya lebih dari 1 tahun. Hutang jangka panjang terdiri dari:
a Hutang hipotek Hutang hipotek adalah bentuk hutang jangka panjang dengan jaminan asset tidak
bergerak tanah, bangunankecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu, supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya,
Universitas Sumatera Utara
13 barang tersebut dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan
untuk menutup tagihannya. b Obligasi
Menurut Rambe dan Nurzaimah 2009:97 obligasi merupakan “kewajiban jangka panjang yang mempunyai berbagai ketentuan atau pembatasan untuk melindungi
pembeli pinjaman ketentuan dan persyaratan lain antara peminjam dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam kontrak obligasi atau perjanjian hutang”.
c Bentuk hutang jangka panjang lainnya, seperti pinjaman jangka panjang dari bank.
2. Saham preferen Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan
kombinasi antara modal sendiri saham biasa dengan hutang jangka panjang obligasi.
3. Ekuitas saham biasa Ekuitas saham biasa terdiri dari dua, yaitu: saham biasa dan laba ditahan. Saham
biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh para investor yang pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan
perusahaan. Bagi pemegang saham biasa, dengan membeli saham tersebut berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang
ditanamkannya. Sedangkan laba ditahan adalah akumulasi laba rugi perusahaan yang tidak dibagi kepada pemegang saham atau laba yang diinvestasikan kembali.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2 Return on Asset