kaki sangat penting untuk menyerap pengaruh suci Dewi Bumi Tim Penulis Bintang Indonesia, 2009.
2.4.2 Perkembangan Pijat Refleksi
Pada tahun 1800-an, para peneliti medis telah mempelajari konsep refleks dan memastikan refleks sebagai “respons tidak sadar terhadap rangsangan”.
Mereka mulai meneliti lebih dalam mengenai berbagai konsep refleks beserta pengaruhnya untuk kesehatan. Itu sebabnya pada saat itu, kompres, plaster, dan
penempelan ramuan pada area yang sakit, cukup berkembang. Misalnya, kompres pada permukaan dada banyak digunakan untuk menyembuhkan sakit yang
berhubungan dengan paru-paru, seperti batuk. Saat itu dunia medis mempercayai bahwa suatu tindakan yang dilakkan pada suatu bagian tubuh dapat mnyebabnkan
reaksi dibagian tubuh lainnya Wahyuni Shanti, 2014. Sementara itu, konsep pijat refleksi sebagian dari terapi medis mulai
berkembang kembali di abad ke-19, tepatnya setelah para ilmuan barat melakukan riset tentang sistem saraf. Salah satu hasil riset tersebut menyebutkan bahwa
gerakan refleks dapat mempengaruhi keehatan dan kebugaran seseorang. Sistem saraf mampu mendeteksi dan menafsirkan informasi dari dunia luar dan
menyiapkan respons tubuh untuk menanggapi informasi tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar praktik pijat refleks saat ini.
Pada tahun 1990-an, Ivan Pavlov, salah seorang ilmuan peraih hadiah Nobel, mengemukakan hipotesis bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh respons
terhadap rangsangan luar. Konsep ini dikenal dengan nama “terapi reflekx”.
Temuannya ini menggiring para dokter melakukan penelitian lebih lanjut sehingga muncul teori bahwa suatu organ mengalami gangguan karena menerima
Universitas Sumatera Utara
intruksi keliru dari otak. Menurat teori ini, dengan menggunakan intruksi yang “keliru” itu, maka teknik pijat refleksi dapat mendesak tubuhuntuk kembali sehat
Wahyuni Shanti, 2014. Pijat refleksi semakin berkembang dengan ditemukannya teori-teori oleh
para dokter dan peneliti. Mereka diantaranya: 1.
William Fitzgerald Dia menyebutkan bahwa penerapan pijatan pada jari tanga atau jari kaki
yang mewakili satu dari sepuluh zona dapat mengurangi rasa sakit di bagian tubuh yang berkaitan. Dr. Fitzgerald menamakannya sebagai terapi
zona. Teori ini digunakan oleh banyak dokter untuk mengobati penyakit dan menjadikannya anestesi dalam pembedahan ringan.
2. Dr. Joseph Riley
Dia merupakan asisten Dr. Fitzgerald dan menggunakan prinsip-prinsip dasar terapi zona pada area kaki. Dia menambahakan tiga garis melintang
dan detail-detail sehingga membentuk peta ditelapak kaki dan tangan. Peta tersebut menunjukkan titik-titik pijat yang berhubungan dengan berbagai
bagian tubuh. 3.
Eunice Ingham Dia adalah seorang fisioterapis sekaligus penulis buku Stories the Feet can
Tell Kisah-Kisah yang Dapat Diceritakan Kaki. Dalam bukunya, dia menguraikan berbagai respons refleks saat dilakukan pemijatan pada area
kaki. Oleh karenya, dia diangap sebagai pengembang dan penerus ide terapi zona dan pijat refleksi. Dia juga yang mengenal pijat refleksi kepada
ribuan orang di Amerika, Kanada, dan Eropa.
Universitas Sumatera Utara
4. Doren Bayley Inggris, Hanne Marquarett Jerman, dan Father Josef
Eugster Taiwan Mereka mengenalkan pijat refleksi pada dunia modern hingga kini.
2.4.3 Pengobatan Pijat Refleksi