Karakteristik Informan 1. Umur PEMBAHASAN

masyarakat.Walaupun banyak masyarakat disekitarnya yang belum percaya dengan teknik pengobatan yang dilakukan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, pengobatan tetap saja banyak di kunjungi oleh masyarakat kota sehingga dapat mempengaruhi masyarakat disekitarnya yang akan datang untuk melakukan pengobatan pada pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf ketika tidak dapat disembuhkan secara medis. Selain itu dalam teknik pengobatan yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan memijat bagian tubuh yang sakit.

5.1 Karakteristik Informan 1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian umur informan antara 14 – 62 tahun, dimana ditemukan semua golongan umur tersebut memilih menggunakan pengobatan alternatif yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan. Dalam hal ini mereka menggunakan pengobatan alternatif pijar refleksi urat saraf sebagai pelayanan kesehatan. Penelitian ini menunjukkan semua umur merata dalam menggunakan pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. Masyarakat yang memanfaatkan pengobatan alternatif adalah sebagian besar pada kelompok usia tua, karena pengobatan tersebut biasanya diperoleh dengan cara turun temurun atau berdasarkan pengalaman. Namun tidak tertutup kemungkinan pada kelompok umur muda pun banyak memanfaatkan pengobatan alternatif tergantung kepercayaan terhadap pengobatan alternatif Irwansyah, 2004.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, dari 6 orang informan, 4 orang informan berjenis kelamin perempuan dan 2 orang berjenis kelamin laki-laki. Laki-laki dan Universitas Sumatera Utara perempuan menerjemehkan tentang pengobatan alternatif sebagai pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dirasakan mereka memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda. Namun, dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak yang menggunakan pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan sosok perempuan yang cenderung lebih banyak dirumah dan tidak melakukan aktifitas dan memiliki peranan besar dalam mengurus pekerjaan rumah. Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Foster dan Aderson dalam Irwansyah 2004 bahwa peran pria memiliki kecendrungan lebih besar memanfaatkan pengobatan alternatif atau tradisional dibandingkan perempuan. Mungkin ini disebabkan karena fungsi dan peran mereka yang berbeda dalam keluarga pada umumnya.

3. Pendidikan

Pendidikan informan bervariasi, mulai dari tamatan SD sampai dengan SMP, yang tamat SD ada 3 orang informan dan tamat SMP ada 3 orang informan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa informan yang berpendidikan rendah dan menengah pun memilih pengobatan alternatif dalam mengatasi masalah kesehatannya. Dalam penelitian ini pengobatan alternatif yang digunakan adalah pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. Menurat Agoes A dan T. Jacob dalam Sukamto 2008 suatu fakta menunjukkan bahwa dimanapun atau di Negara manapun yang bertaraf pendidikan tinggi ataupun rendah, termasuk indonesia, pelayanan kesehatan biasanya diberikan untuk dua jenis yaitu pengobatan modern dan tradisional. Walupun pengobatan modern telah membuktikan dirinya sebagai pengobatan Universitas Sumatera Utara yang berhasil, namun masih banyak pula orang sakit yang mencari alternatif dengan mendatangi pengobatan tradisional. Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Soekidjo 1997 dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengenalan atau pemahaman terhadap kesehatan modern juga semakin meningkat sehingga pemanfaatan ramuan obat tradisional hanya sebagai cadangan atau bila diperlukan mendadak dimana pendidikan mempunyai peranna penting dalam mengadopsi pengetahuan secara baik. Pengetahuan dan pekerjaan seseorang akan mempengaruhi tingkat analisis dan pemaham seseorang terhadap inovasi yang baru sehingga kemampuan sintesis perilaku maupun aplikasinya akan lebih baik dan sesuai dengan harapan.

4. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian, dari 6 orang ninforman, 4 orang informan adalah ibu rumah tangga, 1 orang informan berprofesi sebagai wiraswasta, 1 orang informan belum bekerja. Dari hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa apapun profesinya minat mereka tinggi untuk melakukan pengobatan alternatif dalam hal ini adalah melakukan pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf. Hal ini didukung dengan penelitian Irwansyah 2004, pengobatan tradisional dan alternatif mudah didapat dan tidak jauh dari tempat tinggal, tempat bekerja dan tidak dipungkiri bahwa walau apapun profesinya mereka tetap memilih pengobatan tradisional karena sudah tradisi yang sifatnya turun temurun.

5. Penghasilan

Berdasarkan hasil penelitian, dari 6 orang informan, 1 orang informan belum berpenghasilan karena masih bersekolah, 4 orang informan tidak berpenghasilan karena hanya sebagai ibu rumah tangga dan 1 orang informan Universitas Sumatera Utara berpenghasilan tinggi. Menurat Noto Siswoyo dan Mulyono dalam Irwansyah 2004 pemanfaatan pengobatan tradisional dan alternatif adalah sangat baik dan merupakan salah satu sosial budaya dan dapat digolongkan sebagai teknologi tepat guna karena bahan-bahan yang digunakan terdapat disekitar masyarakat sehingga mudah didapat, murah dan mudah menggunakannya tanpa memerlukan peralatan yang mahal. Namun, dari penelitian yang dilakukan, besar atau tidaknya penghasilan tidak mempengaruhi informan dalam menggunakan pengobatan alternatif yang dalam hal ini menggunakan pengobatan alternatif pijat refleksi urat saraf.

5.2 Persepsi Informan