2.2 Konsep Perilaku Kesehatan
2.2.1 Perilaku Kesehatan
Menurat Notoatmodjo 2005, respon seseorang terhadap rangsangan atau objek-objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit adalah merupakan suatu perilaku kesehatan healthy behavior. Ringkasnya perilaku kesehatan itu adalah semua aktivitas seseorang
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik yang dapat diamati observable maupun yang tidak dapat diamati unobservable.
Pemeliharaan kesehatan ini meliputi pencegahan dan perlindungan diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari
penyembuhan apabila sakit. Dengan demikian, perilaku kesehatan bisa dibagi dua, yaitu
a. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, sering disebut dengan
perilaku sehat healthy behavior yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab masalah kesehatan
perilaku preventif, dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan perilaku promotif.
b. Perilaku orang yang sakit atau terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan health seeking behavior.
Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang untuk memperoleh penyembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang
dideritanya. Pelayanan kesehatan yang dicari adalah fasilitas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
modern rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya maupun tradisional dukun, tradisional, sinshe, paranormal Notoatmodjo, 2005.
2.2.2 Proses Pengobatan
Menurat Young dalam Notoadmodjo S 2005, menyatakan bahwa ada tiga pertanyaan pokok yang biasanya dipakai dalam pengambilan keputusan,
yaitu: a.
Alternatif apa yang dilihat anggota masyarakat agar mampu menyelesaikan masalahnya. Alternatif yang dimaksud disini adalah
pengobatan sendiri, pengobatan tradisional, paramedik, dokter dan rumah sakit.
b. Kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari berbagai alternatif
yang ada. Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan adalah keparahan
sakit, pengetahuan
tentang pengalaman
sakit dan
pengobatannya, keyakinan efektifitas pengobatan dan obat, serta biaya dengan jarak yang terjangkau.
c. Bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih alternatif
tersebut. Proses pengambilan keputusan ini dimulai dengan penerimaan informasi, memperoses berbagai informasi dengan kemungkinan
dampaknya, lalu mengambil keputusan. Menurat Notoatmodjo 2007, respons seseorang apabila sakit adalah
sebagai berikut: 1.
Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa no action. Dengan alasan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau
kerja meraka sehari-hari. b.
Bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa
kesehatan belum merupakan perioritas di dalam hidup dan kehidupannya.
c. Fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petuganya
tidak simpatik, judes dan tidak ramah. d.
Takut dokter, takut disuntik jarum dan karena biaya mahal. 2.
Tindakan mengobati sendiri self treatment, dengan alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena
orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan
sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan.
3. Memberikan pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional
traditional remedy, seperti dukun. 4.
Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat chemist shop dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.
5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh
pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan
oleh dokter praktek private medicine.
Universitas Sumatera Utara
Suchman menjelaskan 5 macam reaksi dalam proses pencarian pengobatan, yaitu:
1. Shopping,yaitu proses mencari alternatif sumber pengobatan guna
menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan yang sesuai dengan harapan si sakit.
2. Fragmentation, yaitu proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan
oleh lokasi yang sama. Misalnya: berobat ke dokter, sekaligus ke sinshe dan dukun.
3. Procastination, yaitu proses penundaan pencarian pengobatan meskipun
gejala penyakitnya sudah dirasakan. 4.
Self medication, yaitu pengobatan sendiri yang menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang dinilainya tepat baginya.
5. Discontinuty, yaitu penghentian proses pengobatan.
Zola menjelaskan ada 5 hal penting yang berhubungan dengan keputusan pasien di dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu:
1. Krisis interpersonal yang mengakibatkan timbulnya gejala sakit seorang
individu. 2.
Intervensi aktivitas sosial seseorang oleh gejala-gejala penyakit. 3.
Sanksi terhadap pekerjaan seseorang individu. 4.
Ancaman terhadap pekerjaan seorang individu. 5.
Perbandingan gejala sakit yang dirasakan dengan gejala sakit yang telah dialami seorang individu atau yang dialami oleh orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Proses Perubahan Perilaku