Analisis GC-MS Produk Bahan Bakar Cair

41 Limbah PE menghasilkan bahan bakar cair dengan viskositas kinematis 1,739 cSt dan 1,838 cSt, semenatara limbah HDPE menghasilkan bahan bakar cair dengan viskositas kinematis 2,319 cSt. Mishra et al [18] melakukan catalytic cracking terhadap limbah polipropilena dengan menggunakan katalis Ni pada suhu 550 °C, viskositas kinematis bahan bakar cair yang diperoleh adalah sebesar 2,149 cSt. Hasil ini masih dikategorikan dibawah standar viskositas kinematis yang ditetapkan. Pencampuran bahan bakar hasil pirolisis plastik dengan bahan bakar diesel minyak bumi dapat memberikan kualitas bahan bakar yang lebih baik [4] dengan rentang komposisi WPO Waste Plastic Oil 20 – 30 vv. Hasil pencampuran bahan bakar cair yang dihasilkan pada penelitian ini dengan bahan bakar diesel pada komposisi 20 menghasilkan viskositas kinematis sebesar 3,652 cSt yang telah memenuhi standar bahan bakar diesel.

4.3.3 Analisis GC-MS Produk Bahan Bakar Cair

Bahan bakar cair yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan GC-MS untuk mengetahui komponen senyawa yang terkandung pada bahan bakar cair yang dihasilkan. Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 menunjukkan kromatogram hasil GC-MS produk bahan bakar cair yang dihasilkan dari proses dengan menggunakan katalis silika gel dan tanpa menggunakan katalis. Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 menunjukkan pembacaan kromatogram komponen senyawa pada produk bahan bakar cair yang ditentukan dengan analisis GC-MS. Proses pirolisis pada polipropilena berlangsung dengan terjadinya pemutusan ikatan kimia pada polimer menjadi monomer, pemanasan pada suhu tinggi membuat rantai C terputus dari atom C yang lain. Dari Tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa terjadinya pemutusan rantai polimer pada suhu pirolisis 300 °C dengan perbandingan bahan baku dan katalis 10 : 3 menghasilkan fraksi C 8 sampai C 20 sedangkan pada Tabel 4.4 menunjukkan suhu pirolisis 350 °C tanpa katalis menghasilkan fraksi C 9 sampai C 66 . Hasil analisis menunjukkan bahwa fraksi C 8 sampai C 21 lebih besar dihasilkan dari pirolisis dengan katalis pada suhu 300 ºC daripada pirolisis tanpa katalis di suhu pirolisis 350 °C disebabkan karena pada suhu pirolisis 300 ºC menggunakan katalis dimana katalis membantu memecah ikatan rantai polimer. Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.4 Kromatogram Hasil Analisis GC-MS pada Sampel Bahan Bakar Cair T = 300 °C, Perbandingan Bahan Baku : Katalis 10 : 3 Tabel 4.3 Komponen Senyawa yang Terkandung pada Produk Bahan Bakar Cair T = 300 °C Perbandingan PP : Katalis = 10 : 3 Nomor Puncak Retention Time Menit Komponen Penyusun Komposisi bb 1 5,724 4,4,5-Trimethyl-2-Hexene C 9 H 18 7,57 2 6,005 1-Heptene-5-Methyl C 8 H 16 25,51 3 23,642 3-Tetradecene C 14 H 28 11,50 4 23,842 3-Tetradecene C 14 H 28 8,49 5 31,082 2-Octene-2,3,7-Trimethyl C 11 H 22 6,88 6 31,947 Tridekanol C 13 H 28 O 15,78 7 32,190 Tridekanol C 13 H 28 O 7,17 8 32,443 3,7,11,15-Tetramethylhexadecanol C 20 H 42 O 17,10 Total 100 Universitas Sumatera Utara 43 Gambar 4.5 Kromatogram Hasil Analisis GC-MS pada Sampel Bahan Bakar Cair T = 350 °C Tanpa Katalis Tabel 4.4 Komponen Senyawa yang Terkandung pada Produk Bahan Bakar Cair T = 350 °C, Tanpa Katalis Nomor Puncak Retention Time Menit Komponen Penyusun Komposisi bb 1 5,210 2,4-dimethylheptane C 9 H 20 1,82 2 5,726 2-hexane-4,4,5-trimethyl C 9 H 18 3,22 3 6,019 1-Heptene-5-Methyl C 8 H 16 8,94 4 8,540 3-octene-2,2-dimethyl C 10 H 20 1,90 5 15,280 benzene-1,2,4-trimethyl C 9 H 12 3,36 6 22,545 1-undecene-4-methyl C 12 H 24 1,80 7 22,821 dodecene-4-cyclehexyl C 18 H 36 2,27 8 23,635 3-Tetradecene C 14 H 28 4,23 9 23,831 3-Tetradecene C 14 H 28 2,55 10 25,771 1-Tridekanol C 13 H 28 O 1,88 11 26,702 4,8-dimethylnona-1,7-diene C 11 H 20 2,29 12 31,063 2-Octene-2,3,7-Trimethyl C 11 H 22 2,21 13 31,299 1-methyl-3-propylcyclooctane C 12 H 24 1,95 14 31,782 3,7,11,15-Tetramethylhexadecanol C 20 H 42 O 2,48 15 31,940 Tridekanol C 13 H 28 O 6,31 Universitas Sumatera Utara 44 Tabel 4.4 Komponen Senyawa yang Terkandung Pada Produk Bahan Bakar Cair T = 350 °C, Tanpa Katalis Lanjutan Nomor Puncak Retention Time menit Komponen Penyusun Komposisi bb 16 32,174 Tridekanol C 13 H 28 O 3,05 17 32,432 Tridekanol C 13 H 28 O 5,69 18 33,224 Tridekanol C 13 H 28 O 2,25 19 33,977 2-propen-1-one-1-cyclohexyl-2- methyl C 10 H 16 O 2,58 20 37,866 3,7,11,15-Tetramethylhexadecanol C 20 H 42 O 3,89 21 38,541 3,7,11,15-Tetramethylhexadecanol C 20 H 42 O 2,30 22 39,638 10-dodecon-1-ol-7,11-dimethyl C 14 H 28 O 2,93 23 42,945 1-hentetracontanol C 41 H 84 O 3,54 24 43,574 1-hentetracontanol C 41 H 84 O 2,58 25 43,882 1-doctriacontanol C 32 H 66 O 2,65 26 44,551 10-dodecon-1-ol-7,11-dimethyl C 14 H 28 O 2,52 27 46,843 hexacontan C 66 H 122 1,92 28 47,476 cyclohexane-1,2,3,4,5,6-hexaethyl C 18 H 36 2,54 29 47,706 cyclohexane-1,2,3,4,5,6-hexaethyl C 18 H 36 2,37 30 48,323 cyclohexane-3,5-tetraisopropyl C 18 H 36 2,28 31 48,950 cyclohexane-3,5-tetraisopropyl C 18 H 36 2,38 32 51,577 1-hentetracontanol C 41 H 84 O 1,78 33 51,762 cyclohexane-1,2,3,4,5,6-hexaethyl C 18 H 36 1,69 34 52,349 cyclohexane-3,5-tetraisopropyl C 18 H 36 1,91 35 52,941 cyclohexane-3,5-tetraisopropyl C 18 H 36 1,94 Total 100 Chika et al [37] melakukan cracking terhadap limbah plastik dan menggolongkan hasil bahan bakar cair dengan senyawa C 5 – C 15 sebagai rentang senyawa bahan bakar fuel range dan senyawa yang lebih panjang dari C 16 sebagai senyawa bermolekul tinggi high molecular. Perbandingan distribusi atom C pada bahan bakar cair yang dihasilkan dari pirolisis menggunakan katalis dan tanpa katalis dapat dilihat pada Gambar 4.6. Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 4.6 Pengaruh Penggunaan Katalis terhadap Distribusi Fraksi Bahan Bakar Fuel Range : C 5 – C 15 ; High Molecular Weight : C 16 Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa penggunaan katalis dapat menurunkan produksi fraksi bermolekul tinggi daripada proses tanpa penggunaan katalis. Hal ini dikarenakan keasaman yang tinggi pada permukaan katalis dapat mendegradasi atau memecah rantai rantai panjang bermolekul tinggi menjadi lebih rendah [37, 40]. Komponen hidrokarbon yang terkandung pada bahan bakar cair akan mempengaruhi beberapa parameter kualitas bahan bakar cair seperti cetane number, titik tuang, titik embun, yang akan mempengaruhi performa mesin [51]. Bahan bakar cair yang memiliki fraksi yang tinggi mengindikasikan kualitas yang rendah [4], sebaliknya apabila komponen senyawa yang dikandung mendekati rentang senyawa bahan bakar fuel range mempunyai kualitas yang lebih baik.

4.3.4 Analisis FTIR Produk Bahan Bakar Cair